Anda di halaman 1dari 22

A.

Pengertian Fobia Fobia berasal dari istilah Yunani phobos yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman hippocrates. Berikut ini beberapa pengertian dari fobia: Menurut Jaspers (1923), fobia adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat diatasi terhadap suatu keadaan dan tugas yang biasa. Kemudian Ross (1937) menyebutkan bahwa fobia adalah rasa takut yang khas yang disadari oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, tetapi tidak dapat mengatasinya. Sementara Errera (1962) mengungkapkan bahwa fobia adalah rasa takut yang selalu ada terhadap suatu benda atau pendapat yang dalam keadaan biasa tidak menimbulkan rasa takut. Dalam Wikipedia disebutkan, fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Oleh psikopatolog, fobia didefinisikan sebagai penolakan yang mengganggu atau kecemasan yang luar biasa yang diperantarai oleh rasa takut secara terus menerus dan irasional, terhadap bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar (yang bagi orang lain dipandang tidak berbahaya). Fobia dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses). Ketakutan itu menimbulkan sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan dalam lubuk jiwa kita. Dengan kata lain fobia itu punya fungsi tertentu, yakni menyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda yaitu rasa takut yang pernah atau mungkin sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi fobia merupakan suatu pelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari dalam diri kita. Sebagian besar penderita fobia menyembunyikan ketakutannya, atau tidak berterus terang kepada orang lain soal rasa takutnya yang tak wajar karena takut dianggap gila atau sakit jiwa oleh orang lain. Sebenarnya fobia bukanlah gangguan mental yang serius, orang yang menderita fobia tetap bisa beraktivitas normal dengan cara menghindari sumber rasa takutnya.

B. Penyebab Munculnya Fobia Fobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya fobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya fobia. Fobia dapat ditimbulkan akibat pengalaman menakutkan yang secara psikologis tidak dapat terselesaikan dengan baik. Misalnya fobia pada ruangan tertutup terjadi ketika pada usia 35 tahun anak mendapat hukuman dari orang tuanya secara berlebihan (misalnya dimasukan ke ruangan yang terkunci, sempit, gelap serta sering ditakut-takuti), sehingga menyebabkan ketakutan yang tidak tertanggulangi. Rasa takut yang tidak tertanggulangi ini kemudian masuk ke alam bawah sadar anak, dan muncul kembali dalam bentuk fobia ketika anak berusia dewasa. Fobia juga diperoleh setelah individu mengalami kejadian yang tidak menyenangkan (menyebabkan rasa sakit dan penderitaan) yang sangat membekas dalam ingatan. Kecelakaan tragis dapat menyebabkan individu trauma dan pada akhirnya mengalami fobia terhadap kendaraan atau lalu lintas. Namun ada juga fobia yang terjadi bukan karena trauma salah satunya, menurut Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness, mengatakan bahwa ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita. Selain itu fobia juga dapat disebabkan oleh budaya. Contohnya: pada jenis fobia spesifik yang dapat dipengaruhi oleh budaya seperti pa-leng (ketakutan terhadap dingin dan kehilangan panas tubuh) di Cina dan taijin kyoshu-fo (ketakutan akan mempermalukan seseorang) di Jepang. Fobia juga dapat terjadi karena faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Dapat juga karena ada sesuatu yang tidak normal di struktur otak. Tetapi kebanyakan psikolog setuju, bahwa fobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
2

Namun sesungguhnya sulit dimengerti bagaimana penyebab munculnya fobia atau rasa takut pada suatu hal. Semua ini memang tergantung pada sudut pandang. Sudut pandang subjek penderita fobia dan sudut pandang orang lain yang tidak menderita fobia. Orang yang mengalami fobia akan melihatnya berdasarkan apa yang ia rasakan, sementara kita yang tidak mengalami fobia akan melihatnya berdasarkan nalar dan logika.

C. Symptom Fobia Symptom yang muncul pada penderita fobia secara umum hampir sama dengan gejala kecemasan/ketakutan, akan tetapi symptom-symptom yang ada terarah pada situasi dan kondisi tertentu saja (tidak menyeluruh). Beberapa gejala yang muncul apabila seseorang memiliki fobia yaitu: 1. Rasa pusing. 2. Merasa tidak berada di alam kenyataan. 3. Takut akan objek tertentu. Rasa takut yang dialami oleh penderita fobia akan hilang secara otomatis dengan cara menghindari objek yang ditakutinya. 4. Jantung berdebar kencang. 5. Kesulitan mengatur napas. 6. Dada terasa sakit. 7. Wajah memerah dan berkeringat secara berlebihan. 8. Gemetar. 9. Mulut terasa kering. 10. Otot menegang. 11. Rasa ingin muntah. 12. Peningkatan rasa cemas. 13. Berpikir secara tidak realistis, takut dan membayangkan sesuatu bakal terjadi. Sedangkan berdasarkan DSM-IV-TR gejala dari fobia adalah 1) Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi: 2) Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens; 3) Orang tersebut menyadari ketakutannya tidak realistis; 4) Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens.
3

Pada pengamat fobia menggunakan bahasa logika dimana ia akan melakukan/melihat sesuatu dengan logikanya. Sedangkan pada penderita fobia menggunakan bahasa rasa. Sebagai contoh seseorang yang berbadan besar yang memiliki fobia kucing akan lari melihat kucing melintas di depannya. Hal tersebut terjadi karena ia merasa bahwa semua kucing adalah hewan yang sangat menakutkan yang dapat melukainya. Itulah bedanya fobia dengan rasa takut biasa, yaitu sesuatu yang ditakuti oleh penderita fobia biasanya bukanlah obyek yang menakutkan bagi sebagian besar orang normal.

D. Karakteristik Penderita Fobia Menurut DSM IV TR, seseorang dikatakan mengalami fobia apabila memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Mengalami ketakutan yang luar biasa, tidak masuk akal, dan persisten terhadap kehadiran suatu objek atau situasi. 2. Individu menyadari bahwa perasaan takut tersebut berlebihan dan tidak masuk akal. 3. Individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan fobia, atau bila tidak dapat dihindari, individu akan merasakan stres dan kecemasan yang hebat. 4. Perasaan takut yang intens tersebut secara signifikan mempengaruhi dan menganggu kehidupan sehari-hari individu, baik di dalam pekerjaan/sekolah ataupun fungsi sosial. 5. Untuk individu dibawah usia 18 tahun, keadaan tersebut sudah berlangsung minimal selama 6 bulan.

E. Pengelompokan Jenis Fobia Ada ratusan macam fobia tetapi pada dasarnya fobia-fobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis fobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis fobia itu adalah : 1. Fobia sederhana atau spesifik Fobia spesifik adalah ketakutan yang beralasan yang disebabkan oleh kehadiran atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik. Lebih ringkasnya fobia ini disebabkan oleh obyek atau situasi spesifik. DSM-IV-TR membagi fobia berdasarkan sumber
4

ketakutannya: darah, cedera, dan penyuntikan, situasi (seperti pesawat terbang, lift, ruang tertutup), binatang (seperti ailurophobia: takut kucing, arachnophobia: takut laba-laba, cynophobia: takut anjing), dan lingkungan alami (seperti takut ketinggian) Contoh: takut pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain. 2. Fobia sosial Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya berkaitan dengan keberadaan orang lain. Individu yang mengalami fobia sosial biasanya menghindari situasi yang membuat dia merasa dievaluasi (ketakutan terhadap penilaianorang lain), mengalami kecemasan, atau melakukan perilaku yang tidak seharusnya. Contoh: takut jadi pusat perhatian. Orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai. 3. Fobia kompleks (Agoraphobia) Fobia kompleks adalah ketakutan terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall). Orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

F. Dampak Fobia Dalam beberapa kasus, fobia sangat berpengaruh pada kegiatan seseorang atau bahkan orang-orang di sekelilingnya. Berikut beberapa dampak fobia yang dirasakan oleh penderita fobia: 1. Kewaspadaan secara berlebihan (overt alertness). Seseorang yang memiliki fobia mulai menjauhkan diri dari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan sehingga orang tersebut sering mendapatkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penderita fobia biasanya menjadi tidak produktif. Mereka biasanya tidak dapat beraktivitas secara normal karena faktor yang ditakuti tersebut. Mereka akan menjauhi faktor yang membuatnya takut yang mungkin berpengaruh pada motivasi untuk melakukan sesuatu. 3. Penderita fobia akan mudah merasa lelah dan tegang. Ketakutan yang muncul akan mengakibatkan penderita berkeringat, jantung berdetak tidak beraturan yang dapat berpengaruh pada pola pernafasannya serta otot yang menengang. 4. Merasa lemas dan akhirnya pingsan.
5

5. Sulit berkonsentrasi. Hal ini terjadi karena perasaan was-was penderita fobia terhadap faktor yang ditakuti. 6. Hubungan sosial dapat terganggu. Terkadang ada beberapa orang pengamat fobia yang merasa terganggu karena penderita fobia.

G. Teknik Penanganan Anehnya meski fobia dirasakan tidak nyaman namun banyak juga yang tidak mau menghilangkan gangguan tersebut, padahal apabila diperhatikan fobia dapat menyebabkan kerugian seperti: Energi mental naik menjadi terkuras karena habis digunakan untuk merespon sumber ketakutan. Berisiko menghambat karir, hal itu jika fobia berhubungan dengan produktifitas atau pekerjaan. Mengganggu kehidupan sosial ataupun keluarga. Bila sudah sangat parah dan menganggu, fobia memang sebaiknya harus segera diatasi dengan pemberian treatmen tertentu. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia yang ada. Segala tindakan tersebut intinya dilakukan untuk menghilangkan ketakutan, antara lain : 1. Hypnotheraphy: Penderita fobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan fobia. 2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita fobia yang takut kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi. 3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita fobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak. 4. Abreaksi: Si penderita fobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Namun untuk penderita traumatis memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh dari fobianya.

5. Reframing: Penderita fobia diminta membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami fobia, di tempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada fobia-nya.

Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa fobia dapat di atasi dengan cara: a. Terapi berbicara. Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah: 1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan penderita fobia, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya. 2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. 3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia. b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation). Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku. c. Menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan. Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu: Antidepresan, Obat penenang, atau Betablocker.

Namun, sesungguhnya tidak ada obat yang paling ampuh untuk mengatasi fobia selain keyakinan penderita bahwa ia dapat mengatasinya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari hal itu.

F. Fobia yang Banyak Ditakuti Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh manusia di bumi ini, antara lain : 1. Takut ular Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarang. 2. Takut laba-laba Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki. Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba-laba dan ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua labalaba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar. 3. Takut ruangan tertutup Dikenal juga dengan nama agoraphobia, ketakutan ini diderita oleh 1,8 juta orang Amerika berusia dewasa, demikian menurut laporan National Institute of Mental Health pada tahun 2008. Tempat tertutup yang dianggap sulit untuk mereka melarikan diri atau keluar merupakan obyek yang paling ditakuti. Biasanya mereka takut pada elevator/lift, ruang olah raga tertutup, jembatan, kendaraan transportasi umum, mobil, mall, bahkan juga pesawat. Penderita biasanya malas bepergian atau berada di dalam mobil terlalu lama.

4. Takut pada orang lain Wajah memerah saat bicara di depan orang banyak, Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut. Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang lain atau sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Parahnya, kadang terjadi bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber. 5. Takut ketinggian Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 35% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, yaitu takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter. 6. Takut kegelapan Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hantu, penculik, atau perampok, jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia. 7. Takut kilat dan halilintar Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa. Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.
9

8. Takut terbang Faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang sangat takut naik pesawat. Dapat terjadi sejak lahir, atau ada yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang. 9. Takut Anjing Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University. 10. Takut Dokter Gigi Bukan cuma anak kecil yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan yang memang tidak semua orang bisa menahannya.

10

DAFTAR PUSTAKA

http://rimuu.wordpress.com/2010/04/26/fobia/ diakses tanggal 20 maret 2010 pukul 17.46 http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/12/22/phobia-adalah-simbol-dari%E2%80%98sesuatu%E2%80%99/ diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 20.27 http://www.kita-ada.com/index.php/serba-serbi/96-macam-macam-phobia-dan-teknikpenyembuhannya.html diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 20.36 http://bchymera.blogspot.com/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 20.58 http://thefubbys.wordpress.com/2010/06/04/gejala-%E2%80%93-gejala-phobia/ diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 21.11 http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/06/tips-menyembuhkan-phobia.html diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 21.23 http://mypotik.blogspot.com/2011/03/fobia-gangguan-kecemasan-pada-manusia.html diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 21.33 http://www.kita-ada.com/index.php/serba-serbi/96-macam-macam-phobia-dan-teknikpenyembuhannya.html diakses tanggal 17 maret 2010 pukul 19.55

11

Cara Mengatasi Phobia Dan Macam-Macam Phobia


Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan.Istilah phobia berasal dari kata phobi yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang.Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan sangat tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu. Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah : 1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain. 2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai. 3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah. A. Penyebab Phobia Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia. Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita. Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll. Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara

12

lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas. Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga. Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting. B. Teknik Penyembuhan Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb: 1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia. 2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi. 3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak. 4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan. 5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

13

C. Macam-macam Phobia : 1. Acerbophobia: Ketakutan pada asam. 2. Acousticophobia: Ketakutan pada suara. 3. Acrophobia / Hypsophobia: Ketakutan pada tempat yang tinggi. 4. Aerophobia / Anemophobia: Ketakutan serta panik apabila kulit mereka terkena aliran udara. 5. Agoraphobia / Kenophobia: Ketakutan pada ruang yang kosong atau terbuka. 6. Agyophobia: Ketakutan akan jalan yang ramai dan cenderung takut untuk menyeberang. 7. Allodoxaphobia: Takut pada pendapat. 8. Amatophobia: Ketakutan pada debu. 9. Amaxophobia: Ketakutan berkendaraan. 10. Amychophobia: Ketakutan apabila dirinya disiksa atau mengalami luka / kecelakaan. 11. Androphobia: Androphobia dijumpai pada wanita, yaitu ketakutan pada laki-laki. 12. Anemophobia: Takut pada pergerakan udara atau angin. 13. Anthophobia: Ketakutan terhadap bunga. 14. Anthrophobia / Sociophobia: Ketakutan pada masyarakat atau orang secara umum. 15. Antlophobia: Ketakutan pada sungai, banjir atau air yang mengalir. 16. Apeirophobia: Ketakutan pada hal-hal yang tak terbatas, misalnya: sumur, langit, laut, dll. 17. Apiphobia / Melissophobia: Ketakutan pada binatang yang menyengat. 18. Arachnephobia: Ketakutan pada laba-laba. 19. Asthenophobia: Ketakutan menjadi lemah. 20. Astrophobia: Ketakutan pada langit dan angkasa. 21. Ataxophobia: Takut pada kekacauan atau ketidakrapian. 22. Atephobia: Takut tinggal di pegunungan atau dirumah bertingkat karena dibayangi oleh ketakutan akan reruntuhan. 23. Auroraphobia: Ketakutan pada aurora atau cahaya utara, yaitu suatu fenomena alam yang hanya tampak di daerah belahan utara bumi. 24. Automanophobia: Takut pada suara perut, makhluk animasi, patung lilin, segala sesuatu yang secara salah merepresentasikan makhluk yang memiliki persepsi. 25. Autophobia: Ketakutan pada diri sendiri. 26. Bacilliophobia / Microphobia: Ketakutan akan baksil atau kuman. 27. Ballistophobia: Ketakutan terhadap proyektil, misalnya peluru kendali, roket, mortir atau meriam. 28. Basophobia / Stasiphobia: Ketakutan untuk berdiri tegak atau ketakutan untuk berjalan. 29. Bathophobia: Ketakutan akan kedalaman atau obyek yang lebih tinggi, misalnya gedung pencakar langit atau tebing yang curam. 30. Belonephobia / Aichmophobia: Ketakutan pada benda-benda yang tajam. 31. Bibliophobia: Ketakutan bila melihat buku. 32. Botophobia: Ketakutan pada ruang atau kamar dibawah tanah. 33. Bromhidrophobia: Ketakutan bila dirinya mengeluarkan bau badan atau takut kepada bau badan

14

orang lain. 34. Brontophobia: Ketakutan akan suara halilintar. 35. Bufonophobia: Takut pada katak. 36. Cancerphobia: Ketakutan akan akan penyakit kanker. 37. Cheimaphobia / Psycrophobia: Ketakutan bila kedinginan. 38. Chermatophobia: Ketakutan terhadap uang. 39. Chromatophobia: Ketakutan akan warna-warna tertentu, misalnya ketakutan akan warna merah (erythrophobia). Phobia terhadap warna hitam lebih sering dihubungkan dengan phobia terhadap kegelapan (noctiphobia). 40. Chronophobia: Ketakutan pada suara jam berdentang. 41. Cibophobia: Takut makan karena takut menjadi sakit akibat kuman yang ada dalam makanan. 42. Claustrophobia: Ketakutan berada dalam ruangan sempit. 43. Cleithrophobia: Ketakutan apabila terkunci didalam suatu ruangan. 44. Clinicophobia: Ketakutan untuk ke dokter atau berobat. 45. Cremnophobia: Ketakutan berada di tebing yang curam. 46. Coitophobia: Ketakutan untuk melakukan persetubuhan dengan lawan jenis. 47. Coprophobia / Mysophobia / Tocophobia: Takut terhadap kotoran. 48. Crystallophobia / Hyalophobia: Ketakutan terhadap benda-benda yang terbuat dari gelas. 49. Cynophobia: Ketakutan terhadap anjing. 50. Demonophobia / Ghostphobia: Ketakutan akan setan-setan. 51. Diabetophobia: Takut terhadap penyakit diabetes / kencing manis. 52. Domatophobia / Oikophobia: Ketakutan yang terjadi bila berada didalam rumah. 53. Doraphobia: Ketakutan yang terjadi bila menjamah bulu binatang. 54. Dromophobia: Ketakutan untuk mengembara. 55. Dysmorphophobia / Teratophobia: Takut pada orang cacat. 56. Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik. 57. Electrophobia: Ketakutan terhadap listrik. 58. Entomophobia / Melissophobia: Ketakutan pada serangga. 59. Ereutophobia: Ketakutan akan rasa malu. 60. Ergophobia: Takut bekerja. 61. Erotophobia: Takut akan cinta sexuil. 62. Eurotophobia: Takut pada alat kelamin wanita. 63. Galeophobia / Ailurophobia / Gatophobia: Takut akan kucing. 64. Gamaphobia: Takut akan perkawinan. 65. Genophobia: Takut sakit demam panas. 66. Gephyrophobia / Gephydrophobia / Gephysrophobia: Takut menyeberang jembatan. 67. Gerontophobia: Ketakutan terhadap usia tua. 68. Graphophobia: Ketakutan bila melihat tulisan.

15

69. Gynaephobia: Perasaan takut kepada wanita. 70. Hadephobia: Takut akan neraka. 71. Hamartophobia: Takut akan dosa dan kesalahan. 72. Hapephobia: Ketakutan terhadap sentuhan fisik. 73. Hellenologophobia: Takut pada istilah atau terminologi ilmiah rumit dari bahasa Yunani. 74. Hierophobia: Ketakutan akan barang-barang suci. 75. Hematophobia: Ketakutan melihat darah. 76. Heliophobia: Ketakutan bila melihat atau terkena sinar matahari. 77. Hodophobia: Takut bepergian. 78. Homichlophobia: Ketakutan pada kabut. 79. Homophobia: Ketakutan pada orang-orang homo seks. 80. Hormephobia: Takut pada suatu kejutan. 81. Hydrophobia / Iyssophobia: Takut pada air. 82. Hygrophobia: Ketakutan pada tempat yang lembab. 83. Hylophobia: Ketakutan terhadap hutan. 84. Hypengyophobia: Ketakutan terhadap tanggung jawab. 85. Hypnophobia: Ketakutan untuk tidur. 86. Ichtyophobia: Ketakutan terhadap ikan. 87. Ideophobia: Ketakutan akan ide-ide. 88. Iophobia: Ketakutan bila melihat racun. 89. Kakorhaphiophobia: Takut akan kegagalan. 90. Kathisophobia: Takut duduk. 91. Kinesophobia: Takut melihat gerakan-gerakan. 92. Kleptophobia / Harpaxophobia: Takut pada pencuri atau perampok. 93. Linonophobia: Takut akan benang, tali atau senar. 94. Lygophobia: Takut berada di tempat gelap. 95. Lyssophobia: Takut bila menjadi gila. 96. Mastigophobia: Takut pada hukuman. 97. Merinthophobia: Ketakutan bila diikat. 98. Metallophobia: Ketakutan terhadap benda-benda logam. 99. Misophobia: Takut terkena kotoran atau kuman. 100. Monophobia: Takut bila ditinggal seorang diri. 101. Myctophobia: Takut akan apa-apa yang gelap. 102. Mythophobia: Takut untuk tertipu. 103. Necrophobia: Takut terhadap orang mati atau mayat. 104. Neophobia / Kainophobia: Takut pada segala sesuatu yang baru. 105. Nyctophobia: Takut gelap atau malam. 106. Obesitophobia: Ketakutan untuk menjadi gemuk.

16

107. Octophobia: Takut pada angka 8. 108. Odontophobia: Takut pada gigi binatang. 109. Ombrophobia: Takut pada hujan. 110. Onemophobia / Phronemophobia: Takut untuk berpikir. 111. Onomatophobia: Takut mendengar suatu nama tertentu. 112. Ophidiophobia: Takut akan ular atau binatang melata. 113. Ophthalmophobia / Scopophobia: Takut dilihat oleh orang lain. 114. Oneirophobia: Takut pada mimpi. 115. Ornithophobia: Takut pada burung. 116. Papyrophobia: Takut pada kertas. 117. Paraphobia: Takut pada penyimpangan seksual. 118. Pathophobia / Nosophobia: Takut akan penyakit. 119. Peccatiphobia: Takut berbuat dosa. 120. Pedagogiephobia: Takut pada suatu pendidikan. 121. Pediculophobia: Takut pada binatang kutu. 122. Pedophobia: Takut berjumpa dengan anak-anak. 123. Pengophobia: Takut pada siang hari. 124. Pharmacophobia / Hydrargyrophobia: Takut terhadap berbagai macam obat-obatan. 125. Photophobia: Takut akan sinar atau cahaya. 126. Phobophobia: Takut pada phobia. 127. Phonophobia: Takut pada bunyi atau suara (termasuk suaranya sendiri). 128. Pnygophobia: Ketakutan akan bayangan kematian tidak dapat bernapas atau tercekik. 129. Pyrexeophobia / Febriphobia: Takut pada panas. 130. Pyrophobia: Takut terhadap api. 131. Rhabdophobia: Takut dipukul. 132. Rodentiophobia: Takut terhadap tikus. 133. Scatophobia: Takut pada kotoran atau tinja. 134. Scelerophobia: Takut pada orang-orang jahat / perampok. 135. Selaphobia: Takut pada kilat. 136. Siderodromophobia: Takut pada kereta api, rel atau perjalanan dengan menggunakan kereta api. 137. Social Phobia: Takut dinilai secara negatif dalam situasi-situasi sosial. 138. Sociophobia / Ochlophobia / Polyphobia: Ketakutan akan sekumpulan orang. 139. Surgerophobia: Ketakutan untuk menjalani suatu operasi. 140. Taphephobia: Ketakutan apabila dikubur hidup-hidup. 141. Telephonophobia: Takut pada telepon. 142. Teratophobia: Ketakutan akan melahirkan anak cacat atau anak yang menyerupai monster. 143. Thalassophobia: Ketakutan terhadap lautan.

17

144. Thanatophobia / Thantophobia: Takut pada kematian. 145. Theophobia: Ketakutan terhadap Tuhan. 146. Tocophobia / Maieusiophobia: Takut bila melihat kelahiran bayi. 147. Toxicophobia: Takut akan diracun. 148. Trichophobia: Ketakutan pada rambut atau bulu. 149. Triskaidekaphobia: Ketakutan pada bilangan 13. 150. Ufophobia: Ketakutan akan munculnya makhluk angkasa luar. 151. Vaccinophobia: Takut di suntik. 152. Verminophobia: Takut pada kuman. 153. Vermiphobia / Helminthophobia: Takut pada cacing. 154. Xenophobia: Ketakutan pada orang asing atau orang dari negara asing. 155. Zoophobia: Takut pada binatang. dan masih banyak lagi yang lainnya

http://javafardyanz.blogspot.com/2011/12/cara-mengatasi-phobia-dan-macam-macam.html 30 jan 2012 19.36

18

Fobia Aneh Chrometophobia, Takut Terhadap Uang


Rasa takut terhadap uang mungkin akan sulit dipahami oleh banyak orang, ketakutan ini tidak terjadi secara teratur. Ketika uang adalah sumber dari kecemasan dan ketakutan terus-menerus, mungkin orang ini telah menderita Chrometophobia. Dalam perekonomian yang sulit seperti ini, mungkin banyak yang menanggap phobia ini sangat menggelikan. Namun, rasa takut terhadap uang lebih rumit dari yang kelihatan. Hal ini dapat dihubungkan dengan tekanan mengelola uang, yang lebih sulit dari sebelumnya.Orang yang punya uang sedikit juga mungkin rentan terhadap Chrometophobia. Mereka akan merasa cemas ketika mereka berpikir tentang sedikitnya uang yang mereka miliki. Uang akan menjadi fokus yang tidak diinginkan dalam hidup mereka, dan ketegangan yang mereka rasakan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

sumber: http://aksesdunia.com/tag/jenis-fobia/#ixzz1kwd1epeF aksesdunia.com Terkadang, memiliki uang membawa tekanan baru Sementara kebanyakan akan senang memiliki banyak uang, beberapa orang yang memiliki uang yang banyak akan mengelola uangnya dengan baik.Disaat seseorang memiliki uang yang banyak, orang harus mempertimbangkan investasi, pajak, dan segala sesuatu yang sejalan dengan manajemen uang. Orang dengan Chrometophobia mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup terampil untuk mengelola uang mereka, dan takut kehilangan uang karena investasi yang buruk.

Penyebab Chrometophobia
Kecemasan dan terlalu banyak Memikirkan Tentang Uang

Orang yang tidak punya uang, dan tidak menemukan cara untuk memperbaiki kehidupan mereka jelas akan sangat tahu tinggal berapa uang yang mereka miliki dan akan selalu diselubungi rasa takut. Berpikir terus-menerus tentang uang dan bagaimana hal itu mempengaruhi hidup Anda akan menjadi penyebab awal terkena fobia ini. Terlalu banyak berpikir tentang satu hal dapat menjadi tanda bahwa itu adalah fobia potensial.

Cara Mengatasi Chrometophobia


Memahami mengapa Anda takut uang. Langkah pertama dalam mengatasi ketakutan Anda adalah mengakui rasa takut Anda dan
memahami mengapa Anda takut. Bisa jadi rasa takut karena kekurangan uang, beban utang, atau alasan lain. Pikirkan tentang mengapa uang menyebabkan Anda takut atau stres. Pelajari lebih lanjut tentang uang.Kita takut hal yang tidak kita mengerti. Pelajari tentang uang dengan berbicara tentang hal ini dengan pasangan Anda atau teman, membaca buku, majalah, mencari di web, atau menonton acara di TV mengenai keuangan. Semakin banyak Anda tahu tentang uang, semakin kecil rasa takut anda. Kenali Ketakutan Anda.Sama seperti laba-laba, Anda harus menghormati uang, tapi tidak takut. Jika gaji anda yang tidak cukup yang menyebabkan kecemasan Anda, cobalah menabung. Jika Anda merasa hancur oleh utang, buatlah rencana agar masalah hutang anda dapat segere terselesaikan. Semakin cepat Anda mengatasi ketakutan Anda terhadap uang, semakin cepat Anda dapat mengatasi phobia anda. Kontrol uang, jangan biarkan uang mengendalikan Anda.Menyiapkan anggaran adalah cara yang baik untuk mendapatkan mengendalikan keuangan. Mulailah dengan pelacakan pendapatan dan pengeluaran Anda selama sebulan, kemudian mencoba untuk mulai membuat rencana. Anda dapat menggunakan spreadsheet sederhana atau program anggaran untuk membuat pekerjaan lebih mudah. Mencari bantuan profesional. Terkadang menyelesaikan masalah sendiri sangatlah sulit. Jika Anda telah mencoba beberapa perbaikan dan masih belum menemukan obat untuk menyembuhkan ketakutan Anda, maka Anda mungkin perlu mencari bantuan profesional.

sumber: http://aksesdunia.com/tag/jenis-fobia/#ixzz1kwd7IPVK aksesdunia.com

19

pengertian phobia dan cara mengatasi


Posted on January 22, 2012 by admin Pengertian

Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah phobia berasal dari kata phobi yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah: 1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain. 2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai. 3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah. Penyebab Phobia Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia. Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita. Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll. Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara

20

lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas. Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga. Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb: 1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia. 2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi. 3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak. 4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan. 5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya. Be Sociable, Share! http://www.omegleindonesia.com/curhat/?p=83

21

22

Anda mungkin juga menyukai