Anda di halaman 1dari 13

1.

Tidak mampu menjalin interaksi social seperti kontak mata sangat


kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak gerik yang kurang
tertuju
1. Tidak dapat bermain dengan teman sebaya
1. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
1. Kurangnya hubungan social
1. Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang
1. Jika bias bicara bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi
1. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
1. Mempertahankan satu permintaan atau lebih dengan cara yang
khas dan berlebihan
1. Terpaku pada satu kegiatan rutin yang tidak ada gunanya
1. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang bias
meniru
1. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang

C. Penatalaksanaan Autis
B. Mengenali tanda-tanda
Autis pada anak
A. Autis merupakan gangguan perkembangan
dengan tiga ciri utama yaitu gangguan dalam
interaksi sosial, gangguan dalam komunikasi, dan
gangguan perilaku.

1. Gangguan komunikasi yang ditemui, yaitu anak


mengalami hambatan untuk mengekspresikan diri,
sulit bertanya dan menjawab sesuai dengan
pertanyaan, menirukan ucapan orang lain, dan
bahkan mengalami hambatan bicara secara total.
1. Gangguan Interaksi yang dialami, yaitu anak
mengalami hambatan berinteraksi secara aktif
dengan orang lain, sering terganggu dengan
keberadaan orang disekitarnya, tidak dapat bermain
bersama anak lainnya dan lebih senang menyendiri
1. Gangguan perilaku yang muncul seperti anak
sering melakukan gerakan-gerakan khas
(perilaku stereotype) seperti mengepakkan
tangan, melompat-lompat, berjalan jinjit,
memutarkan benda, mengetuk-ketukkan benda
ke benda lain dan obsesi pada bagian benda atau
benda yang tidak wajar.
1.

1. Terapi ABA
Suatu metode yang memandang tingkah laku sebagai
seuatu yang dipelajari dan berdasarkan pada rangkaian A-
B-C yaitu Antecendent-Behavior-Consequence. Terapis
bertugas memberikan antecendent yang tepat (stimulus
untuk mendorong anak bertingkah laku tertentu,
instruksi) dan consequence (konsekuensi sesuai tingkah
laku anak, yaitu berupa reinforcement/penguatan atau
punishment/hukuman). Pemberian hadiah akan
meningkatkan frekuensi munculnya perilaku yang
diinginkan, sedangkan hukuman akan menurunkan
frekuensi munculnya perlaku yang tidak diinginkan.

2. Terapi BIT
Terapi BIT terdiri dari 3 unusur utama, yakni Restrictive
Diet, Medikamentosa (obat-obatan) dan Suplemen. Diet
dilakukan terhadap berbagai bahan makanan apapun yang
diketahui memiliki efek tidak baik pada anak. Utamanya
dilakukan diet terhadap susu, terigu, dan gula yang
disebut CFGFSF (Casein-Free, Glueten Free, Sugar-Free)
diet.
3. Terapi Wicara
Terapi wicara bagi anak autis merupakan pilihan utama
karena semua penyandang autis mengalami
keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa. Kadang-
kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka
tidak mampu untuk memakai kemampuan bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Sehingga terapi wicara pada anak autis merupakan suatu
keharusan, tetapi pelaksanaannya harus sesuai dengan
metode ABA
4. Terapi Floor time
Terapi ini dilakukan dengan cara mengembangkan
hubungan yang menyenangkan antara anak dan orang tua
melalui aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan
fungsi-fungsi motorik, kognisi, dan perhatian anak.
Prinsip utamanya adalah memanfaatkan setiap
kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara
yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosi
anak.
5. Terapi Okupasi
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis yang
mempunyai perkembangan motorik kurang baik yang
dilakukan melalui gerakan-gerakan. Terapi okupasi ini
dapat membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi
dan ketrampilan ototnya. Otot jari tangan misalnya
dikuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulis dan
melakukan semua hal yang membutuhkan ketrampilan
otot jari tangannya seperti menunjuk, bersalaman, main
piano, dan sebagainya.

C. Peran Orang Tua bagi anak


autis
1. Memastikan diagnosis dan mengetahui ada tidaknya
gangguan lain pada anak untuk ikut di obati

1. Membina komunikasi dengan dokter yang


menangani anak autis

1. Memperkaya pengetahuan tentang autis, terutama


mengenai terapi yang tepat dan sesuai untuk anak.
Orang tua hendaknya juga menguasai terapi, karena
orang tua selalu bersama dengan anak sedangkan
terapis atau pengajar hanya sesaat atau bergantian

1. Orang tua harus bertindak sebagai manager saat


terapi dilakukan, misalnya mempersiapkan kamar
khusus, mencari dan mewawancarai terapis, mengatur
jadwal, melakukan evaluasi bersama tim terapis, juga
memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pendidikan, terapi, dan pengobatan anakl.

1.

D. Tanggung Jawab Orang Tua


dengan ANak Autis
1. Sebagai pengambil keputusan
Tidak ada terapi yang dilakukan untuk anak autis tanpa
persetujuan orang tua selain itu pendidikan anak autis,
orang tua juga yang berhak dan bertanggung jawab
mengambil keputusan.
2. Sebagai orang tua
1) Dapat menyesuaikan diri sebagai orang tua dari anak
autis, sehingga dapat memahami bagaimana seharusnya
bersikap dan berperilaku terhadap anak dengan autis
1) Bersikap terbuka dengan kondisi anak pada
lingkungannya, agar lingkungan dapat memperoleh
pemahaman yang benar mengenai kondisi anak, dan
tidak memperlakukan anak dengan autis secara
negatif
1) Memberikan pemahaman kepada saudara anak
dengan autis mengenai kondisi saudaranya yang
autis.Diharapkan saudara-saudaranya memiliki kesan
positif dan bersikap optimis terhadap saudaranya
maupun diri sendiri
1) Merencanakan masa depan anak
2. Sebagai guru
1) Orang tua mempunyai pengaruh kuat terhadap anak-
anaknya

1) Orang tua memiliki pengetahuan yang lebih baik dan


banyak mengenai anaknya sendiri dibanding orang lain

1) Orang tua memiliki lebih banyak waktu bersama


anaknya dibanding pihak lain

1) Efektifitas intervensi pendidikan akan lebih


meningkat apabila orang tua rela membantu melanjutkan
latihan keterampilan yang telah dilakukan di sekolah.

1) Orang tua akan menemukan kebahagiaan tersendiri


apabila mereka dapat turun langsung membantu
kemajuan perkembangan anaknya

4. Sebagai advocate
Orang tua bertanggung jawab sebagai pendukung dan
pembela kepentingan anaknya yang autis. Keterbatasan
yang ada pada anak dengan autis membuat mereka
seringkali berada dalam posisi yang kepentingannya
dirugikan.
E. Merawat Anak Autis
Tujuan perawatan pada anak autis adalah meminimalkan
perilaku yang berhubungan dengan kekurangan anak,
memaksimalkan fungsi kemandirian dan kualitas hidup
anak.
Dalam merawat anak autis, beberapa hal yang dapat
dilakukan orang tua adalah
1. Menangani tingkah laku bermasalah
Sebagian anak autis amat aktif dan seakan tidak pernah
kehabisan tenaga untuk bergerak. Dari mulai berlarian
keliling rumah dan sekolah, membongkar isi laci dan
lemari, dan lainnya. Biasanya mereka sangat mudah
marah dan frustasi. Bertolak belakang dengan kelompok
hipoaktif sangat pasif, sering melamun dengan
pandangan menerawang, dan sulit menfokuskan diripada
tugas. Tubuh mereka tampak lunglai seperti tidak
bertenaga.
Cara menanganinya adalah
1) kenali karakteristik anak
1) Kenali penyebab tingkah laku anak
1) Menghilangkan tingkah laku tertentu dengan
memperkenalkan tingkah laku pengganti
1) Fokus pada hal-hal yang positif
1) Ciptakan struktur atau rutinitas
2. Pemenuhan Nutrisi Anak

3. Memberikan suatu permainan pada anak

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah

1) mengajak anak bermain trampolin (dapat

membantu memperbaiki masalah keseimbangan

sistem motorik anak auutis)

1) puzzle (dapat membantu anak berpikir kreatif

sekaligus melatih konsentrasi, kesabaran, dan

membiasakan anak menyelesaikan masalah hingga

selesai sehingga membantu perkembangan otaknya)

1) balok mainan (melatih kemampuan dan kreatifitas

anak) ,dll
4. Mengenalkan anak pada dunia luar

Mulai kenalkan anak untuk bersosialisasi sejak dini.


Ajak anak untuk pergi bermain ke taman bermain, berikan
semangat untuk pergi ke sekolah dan ke tempat terapi.
Cara meningkatkan keterampilan sosial pada anak :
1) Jalin kerja sama yang baik antara orang tua, terapis,
guru, dan masyarakat
1) Secara bertahap ajari anak berinteraksi dengan benar
mulai dengan kegiatan sederhana seperti baris-
berbaris, mengantri, bermain bergantian,dll
1) Metode social story bias diterapkan dengan
menggunakan gambar dan foto yang menunjukkan
urutan kejadian atau aturan yang harus ditaati pada
situasi social tertentu.
1) Jelaskan pada anak berulang kali hingga anak benar-
benar paham
5. Mengajarkan kemampuan merawat diri pada anak
Kemampuan merawat diri adalah kecakapan atau
keterampilan untuk mengurus atau menolong diri sendiri
dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak bergantung
pada orang lain. Orang tua melatih anak dalam
pemenuhan merawat dirinya seperti makan, minum, tidur,
buang air dan sebagainya.
Contoh beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua
untuk mengatasi masalah tidur pada anak autis adalah
1) membuat anak autis lelah dengan mengajaknya
bermain olah fisik selama 90 menit atau dua jam sebelum
waktu tidur.
1) Bermain dengan penuh semangat selama 30 menit.
Melakukan aktivitas seperti melompat atau berlari jika
memungkinkan. \
1) Pendinginan selama 30 menit, misalnya membiarkan
anak untuk bermain sendiri atau memangkunya di
kursi goyang sembari membaca atau mendengarkan
musik.
1) Ciptakan rutinitas yang selalu bisa orang tua
terapkan ketika hendak tidur dengan media foto atau
simbol tertentu tentang rutinitas membantu otak untuk
melatih dirinya sendiri sebagai persiapan untuk menjalani
aktivitas harian
Diet CFGFSF (Casein
Free, Gluten Free, Sugar
Free)
Makanan yang Makanan yang dihindari
dianjurkan
Makan bersumber Makanan yang mengandung gluten
karbohidrat, misal : beras (protein dalam tepung)
merah, beras putih, beras Semua makanan yang terbuat dari
coklat, beras hitam, garut, terigu, misalnya; roti, mie, kue, biscuit,
tepung beras kue kering, pizza, macaroni, spageti,
tepung bumbu,dll
Makanan sumber protein : Makanan sumber kasein (protein dalam
daging sapi, daging kambing, susu),misal : mentega, yogurt, es krim,
ikan air tawar, unggas, telur, serta makanan yang menggunakan
kacang kapri, kacang tolo campuran susu sapi.

Sayuran segar rendah phenol Makanan yang diawetkan


seperti: labu siam, labu
kuning, kangkung,
timun.Buah-buahan rendah
phenol, misal: anggur hijau,
jambu, dll.
Diet anti yeast/ ragi/
jamur
mengandung gula dan yeast,
misal: roti, biskuit
hasil olahan, misal: sosis,
kornet, saus, kecap, acar,
makanan yang mengandung
cuka, mayonnaise, semua
jenis jamur, buah yang
dikeringkan, sari buah yang
diawetkan, dll
Diet untuk alergi dan
intoleransi makanan
Cari sumber penyebab
alergi
Pilih makanan yang baik
untuk anak.
Untuk membantu anak
lebih toleran pada
makanan maka sebelum
makan kenalkan terlebih
dahulu anak pada
makanan baru dengan
menjalani prosedur
penenangan terlebih
dahulu

Anda mungkin juga menyukai