C. Penatalaksanaan Autis
B. Mengenali tanda-tanda
Autis pada anak
A. Autis merupakan gangguan perkembangan
dengan tiga ciri utama yaitu gangguan dalam
interaksi sosial, gangguan dalam komunikasi, dan
gangguan perilaku.
1. Terapi ABA
Suatu metode yang memandang tingkah laku sebagai
seuatu yang dipelajari dan berdasarkan pada rangkaian A-
B-C yaitu Antecendent-Behavior-Consequence. Terapis
bertugas memberikan antecendent yang tepat (stimulus
untuk mendorong anak bertingkah laku tertentu,
instruksi) dan consequence (konsekuensi sesuai tingkah
laku anak, yaitu berupa reinforcement/penguatan atau
punishment/hukuman). Pemberian hadiah akan
meningkatkan frekuensi munculnya perilaku yang
diinginkan, sedangkan hukuman akan menurunkan
frekuensi munculnya perlaku yang tidak diinginkan.
2. Terapi BIT
Terapi BIT terdiri dari 3 unusur utama, yakni Restrictive
Diet, Medikamentosa (obat-obatan) dan Suplemen. Diet
dilakukan terhadap berbagai bahan makanan apapun yang
diketahui memiliki efek tidak baik pada anak. Utamanya
dilakukan diet terhadap susu, terigu, dan gula yang
disebut CFGFSF (Casein-Free, Glueten Free, Sugar-Free)
diet.
3. Terapi Wicara
Terapi wicara bagi anak autis merupakan pilihan utama
karena semua penyandang autis mengalami
keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa. Kadang-
kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka
tidak mampu untuk memakai kemampuan bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Sehingga terapi wicara pada anak autis merupakan suatu
keharusan, tetapi pelaksanaannya harus sesuai dengan
metode ABA
4. Terapi Floor time
Terapi ini dilakukan dengan cara mengembangkan
hubungan yang menyenangkan antara anak dan orang tua
melalui aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan
fungsi-fungsi motorik, kognisi, dan perhatian anak.
Prinsip utamanya adalah memanfaatkan setiap
kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara
yang disesuaikan dengan tahap perkembangan emosi
anak.
5. Terapi Okupasi
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis yang
mempunyai perkembangan motorik kurang baik yang
dilakukan melalui gerakan-gerakan. Terapi okupasi ini
dapat membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi
dan ketrampilan ototnya. Otot jari tangan misalnya
dikuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulis dan
melakukan semua hal yang membutuhkan ketrampilan
otot jari tangannya seperti menunjuk, bersalaman, main
piano, dan sebagainya.
1.
4. Sebagai advocate
Orang tua bertanggung jawab sebagai pendukung dan
pembela kepentingan anaknya yang autis. Keterbatasan
yang ada pada anak dengan autis membuat mereka
seringkali berada dalam posisi yang kepentingannya
dirugikan.
E. Merawat Anak Autis
Tujuan perawatan pada anak autis adalah meminimalkan
perilaku yang berhubungan dengan kekurangan anak,
memaksimalkan fungsi kemandirian dan kualitas hidup
anak.
Dalam merawat anak autis, beberapa hal yang dapat
dilakukan orang tua adalah
1. Menangani tingkah laku bermasalah
Sebagian anak autis amat aktif dan seakan tidak pernah
kehabisan tenaga untuk bergerak. Dari mulai berlarian
keliling rumah dan sekolah, membongkar isi laci dan
lemari, dan lainnya. Biasanya mereka sangat mudah
marah dan frustasi. Bertolak belakang dengan kelompok
hipoaktif sangat pasif, sering melamun dengan
pandangan menerawang, dan sulit menfokuskan diripada
tugas. Tubuh mereka tampak lunglai seperti tidak
bertenaga.
Cara menanganinya adalah
1) kenali karakteristik anak
1) Kenali penyebab tingkah laku anak
1) Menghilangkan tingkah laku tertentu dengan
memperkenalkan tingkah laku pengganti
1) Fokus pada hal-hal yang positif
1) Ciptakan struktur atau rutinitas
2. Pemenuhan Nutrisi Anak
anak) ,dll
4. Mengenalkan anak pada dunia luar