Anda di halaman 1dari 35

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN

Sartika, S.SiT.,M.Kes
Pertumbuhan
 Adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi)
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
seluruhnya karena adanya multiplikasi
(bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
disebabkan oleh bertambah besarnya sel. Hal
tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi
hingga dewasa
Perkembangan
• Perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang dipengaruhinya sehingga perkembangan
ini berperan penting dalam kehidupan
manusia.
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh
Soetjiningsih, terdapat 4 aspek perkembangan anak
balita yaitu :

• Kepribadian/tingkah laku sosial (personal social) yaitu aspek


yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
• Motorik halus (fine motor adaptive) yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi
yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Misalnya
memasukkan manik ke botol, menempel, menggunting.
Lanjutan
• Motorik kasar (gross motor) yaitu aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian
sebagian besar bagian tubuh karena dilakukan dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga.
Misalnya berjalan, berlari.
• Bahasa (language) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan bicara spontan.
• Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif sehingga
bila menyatakan perasaan. Keinginannya melalui tangisan dan
gerakan. Semakin bertambah usia, anak akan menggunakan
bahasa aktif yaitu dengan bicara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan &
Perkembangan Anak
Motivasi belajar anak
• Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan
memberikan lingkungan yang
• kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang
tidak terlalu jauh, buku-buku
• suasana yang tenang serta sarana lainnya.
Gizi anak
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada
makanan atau nutrisi, yaitu:
Karbohidrat Merupakan sumber energi yang tersedia
dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus
tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan
sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat
menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan
menurun.
Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel, selain itu
tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan.
Lemak
 Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin
A,D,E,K yang larut dalam lemak, komponen lemak terdiri dari lemak
alamiah sekitar 98% diantaranya trigliserida, dan gliserol sedangkan
2% nya adalah asam lemak bebas diantaranya monogliserida,
digliserida, kolesterol dan fosfo lipid termasuk lesitin, sefalin,
serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi,
sebagai pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah saraf, organ
dan lain-lain terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang
(penundaan waktu pengosongan lambung).
Vitamin
• Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme.
Mineral
• Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium,
kobalt, tembaga, jodium, besi, magnesium, mangan, kalium,
natrium, sulfur dan seng.
Air
• Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,
mengingat kebutuhan air pada balita relatif tinggi yaitu 75-80%
dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang
hanya 55-60%. Air bagi tubuh berfungsi sebagai pelarut,
sebagai medium ion, transport nurien, dan produk buangan
dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh
dari air dan semua makanan.
Lingkungan Pengasuhan
• Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu dan anak sangat
mempengaruhi perkembangan anak.
• Lingkungan atau orang tua mempunyai pengaruh lebih besar
dalam kecerdasan motorik kasar anak.
• Lingkungan dapat meningkatkan atau menurunkan saraf
kecerdasan anak terutama pada masa-masa pertama
kehidupannya.
• Dalam mengasuh anak orang tua cenderung menggunakan
pola asuh tertentu.
Menurut Gerungan (2002) terdapat 3 macam pola asuh
orang tua yaitu :
1. Demokratis
2. Otoriter
3. Permisif.
• Pola Asuh Demokratis (otoritatif)
• Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang
memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan
mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan sensor batasan dan
pengawasan yang baik dari orang tua.
• Pola asuh ini cocok dan baik diterapkan pada orang tua kepada
anak-anaknya. Orang tua bersikap rasional, selalu mendasari
tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua
tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak
berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.
Suasana pola asuh demokratik yaitu
• Pengasuh peka terhadap isyarat-isyarat bayi, tidak memaksakan
kehendak
• Pengasuh, penuh kasih sayang dan kegembiraan, menciptakan
rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa,
mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan
penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang
baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila
anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan
kesalahan.
Pola Asuh Otoriter
• Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat
pemaksaan, keras dan kaku di mana orang tua akan membuat
berbagai aturan yang harus di patuhi oleh anak-anaknya tanpa
mau tahu perasaan anak.
• Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang
tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
• Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak
dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta
menghormati orang tua yang telah membesarkannya.
Misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak
bicara.
Pola Asuh Permisif
• Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek
terhadap anak.
• Seperti tidak sekolah, nakal, melakukan banyak kegiatan maksiat,
pergaulan bebas negatif, dan sebagainya. Biasanya pola pengasuh
anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan oleh orang tua yang
terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang
akhirnya lupa mendidik dan mengasuh anak dengan baik.
• Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan
terserah anak itu mau berkembang seperti apa. Pola asuh ini
memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu
tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak
menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam
bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka,
sehingga sering kali disukai oleh anak
Stimulasi
• Stimulasiadalah perangsangan yang
datang dari lingkungan luar anak, yang
merupakan bagian dari kebutuhan anak
yaitu asah atau kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang
optimal.
Bentuk dari stimulasi yaitu
Bermain
• Anak bebas mengepresikan perasaan takut, cemas, gembira
atau perasaan lainnya, sehingga dengan memberikan
kebebasan bermain, orang tua mengetahui suasana hati anak.
• Diharapkan bahwa dengan bermain, anak akan mendapatkan
stimulus yang mencukupi agar dapat berkembang secara
optimal (Soetjiningsih, 2013). 13
Permainan berdasarkan isinya, bermain dapat
dibedakan menjadi 3 :
1. Permainan yang berhubungan dengan orang lain
(social effective play).
2. Permainan yang berhubungan dengan kesenangan
(sense pleasure play).
3. Permainan yang hanya memperhatikan saja
(unocucied behavior).
4. Permainan keterampilan (skill play).
Alat Permainan Edukatif
• Alat permainan edukatif yang merupakan alat
permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak sesuai usia dan tingkat
perkembangannya dan yang berguna untuk
mengembangkan aspek fisik, bahasa, kognitif, dan
social anak (Soetjiningsih, 2013).
Teman Bermain
• Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak membantu anak menghadapi
perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama orang
tua maka hubungan orang tua dan anak menjadi
akrab.
• Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi
anak, sehingga perkembangan intelektualnya optimal.
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan
otot-otot tubuh, diperlukan stimulasi yang terarah
dengan bermain, latihan-latihan, atau olahraga yang
teratur.
4 Macam – macam stimulasi:
1. Stimulasi visual
• Stimulasi visual (yang dapat dilihat dengan mata, seperti gambar, buku
dan sebagainya). Untuk meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya.
2. Stimulasi verbal
• Untuk perkembangan bahasa anak, karena kualitas dan kuantitas
vokalisasi anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan
mengembangkan inisiatif atau idenya melalui pertanyaan-pertanyaan.
3. Stimulasi auditif (pendengaran)
• Kuantitas dan kualitas suara yang didengar oleh
anak mempengaruhi perkembangannya misalnya
pada lingkungan yang ribut dengan suara yang
simpang siur maka anak tidak dapat membedakan
stimulasi auditif yang diperlukan, sehingga anak
mengalami kesukaran dalam membedakan
berbagai macam suara dan kelak akan berdampak
pula pelajaran membaca.
4. Stimulasi taktil (sentuhan)
• Pemberian sentuhan pada anak dengan
tujuan agar tidak menimbulkan
penyimpangan perilaku social, emosional,
dan motorik.
Cara melakukan stimulasi dini:
Stimulasi sebaiknnya dilakukan setiap kali ada
kesempatan berinteraksi dengan balita.
• Misalnya ketika memandikan, mengganti
popok, menyusui, menyuapi makanan,
menggendong, mengajak jalan-jalan bermain,
menonton tv, menjelang tidur.
8 Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam stimulasi
dini, yaitu:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak.
6. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada
di sekitar kita.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya (Depkes RI, 2005).
Macam-macam reflek :
Tahap Gerak Refleks Telapak Tangan
(palmar grasp reflex)/Reflek grasp .
Gerak refleks ini merupakan respons
yang ditampilkan terhadap rangsangan
yang halus pada telapak tangannya.
Apabila telapak tangan dirangsang
dengan apa saja, maka keempat jari
tangan secara spontan akan menutup,
meskipun ibu jari tidak memberikan
respons terhadap rangsangan ini.
Tahap Gerak Refleks Menghisap (sucking reflex)
Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir yang
mendapat rangsangan, misalnya sentuhan susu ibu.
Swallowing Reflex
adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan
ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada
secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
Menimbulkan refleks dengan cara beri bayi minum, menelan
biasanya menyertai mengisap dan mendapat cairan. Menelan
biasanya diatur oleh mengisap dan biasanya terjadi tanpa
tersedak, batuk, atau muntah.Jika lemah atau tidak ada,
menunjukkan prematuritas atau defek neorologis.Menghisap
dan menelan sering tidak terkoordinasi pada bayi prematur.
Tahap Gerak Refleks Pencarian (rooting reflex)
Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu
bayi mendapatkan sumber makanan dan kemudian
refleks menghisap membuat bayi dapat mencerna
makanan.
Refleks leher (tonic neck reflex)
Disebut juga posisi mengadah, muncul pada usia satu bulan
dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi
digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus
dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang
pergerakan akan sangat halus atau lemah ). 
Refleks moro (moro reflex)
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi
yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan
yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru
lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan
kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan dan
kakinya. 
Babinski Reflex .
Refleks ditimbulkan pada telapak kaki, dimulai pada tumit,
gores sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan
jari sepanjang telapak kaki. Semua jari kai hiperekstensi
dengan ibu jari dorsifleksi dicatat sebagai tanda positif. Refleks
primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan
normal. Hilang di usia 4 bulan.
Refleks berjalan dan melangkah (stepping)
Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi
berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu/orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan
kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya
menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan
melangkah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai