Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu, setiap keluarga juga
mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal dalam hal sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial, dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan
bangsa. Sebagai aset bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih
di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensasi dari sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu/koheren. Progresif
mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang
terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya.
Penghambat adalah faktor yang mempengaruhi bertumbuhnya
perkembangan yang terjadi pada anak. Meskipun proses tumbuh kembang anak
berlangsung secara alamiah, proses tersebut sangat tergantung kepada orang
dewasa ataupun orangtuanya. Maka dari itu kita akan membahas beberapa faktor
penghambat yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN
2. Kurang gizi
Gizi yang buruk merupakan penyebab 1/3 kematian anak di seluruh dunia.
Anak yang kurang gizi memiliki daya tahan tubuh yang lemah terhadap infeksi
dan beresiko tinggi mengalami kematian akibat diare dan penyakit saluran
pernafasan. Infeksi lain yang berulang juga dapat menggangu status nutrisi
anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi lainnya, dapat memicu
malnutrisi dan pertumbuhan pendek. Pada 2010 – 2012, Organisasi Pangan dan
Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan sekitar 870 juta populasi dunia
menderita gizi buruk. Setengah dari 10,9 juta kematian anak di dunia
didominasi kasus gizi buruk.
4. Perilaku orangtua
Selain dari segi kesehatan anak, perilaku anak juga memberikan gambaran
apakah ia bertumbuh kembang dengan optimal secara psikologis. Faktor utama
yang mempengaruhi perilaku anak adalah perilaku orangtua mereka. Beberapa
contoh perilaku yang dapat menghambat perkembangan anak antara lain :
Bersikap terlalu protektif
Orangtua secara naluriah akan melindungi anaknya dari segala bahaya.
Namun terkadang orangtua menjadi terlalu takut mengenai hal – hal buruk
yang dapat terjadi pada anaknya. Tidak ada salahnya membiarkan anak
bermain di luar, berinteraksi dengan teman sebayanya, dan melakukan
kegiatan bersama – sama orang yang dikenal. Berikan keleluasaan pada
mereka agar ia belajar mandiri dan mengambil risiko, namun tetap lakukan
dalam pengawasan orangtua. Hal ini penting agar ia memiliki kematangan
emosional yang cukup dan rasa percaya diri.
Terlalu cepat memberikan bantuan
Ketika anak menghadapi suatu masalah, biarkan ia mencoba mengatasinya
sendiri sebelum kita sebagai orangtua memberikan bantuan. Contoh kecil,
ketika anak sedang berlari lalu terjatuh, perhatikan mampukah ia untuk
bangun sendiri terlebih dahulu sebelum Anda membantu mengangkatnya.
Atau ketika ia memiliki masalah dengan teman di sekolah, anjurkan ia untuk
berusaha menyelesaikan dengan teman atau gurunya dahulu, sebelum Anda
turun tangan mengatasi masalahnya. Anak yang terbiasa terlalu cepat
dibantu oleh orangtuanya dapat menghadapi kesulitan hidup mandiri ketika
beranjak dewasa.
Untuk tahapan ini kita lebih mengenalnya dengan tahapan ketika bayi baru
dilahirkan sampai dengan usia 12 bulan. Tahapan yang satu ini dimulai
ketika bayi mulai memberikan rasa kepercayaan pada lingkungannya.
Misalnya pada ibu, dimana dengan pendekatan fisik, bayi mulai bisa
percaya mengenai orang- orang yang bisa dia percaya. Karena hampir
keseluruhan waktunya melihat ibu nya disekitarnya, secara tidak langsung
bayi akan mempercayai ibunya terhadap segala aktifitasnya mulai dari
bangun tidur sampai tertidur kembali. Proses perkembangan pertama ini
lah yang akan menentukan rasa cemas, paranoid dan juga rasa diabaikan.
2. Tahapan kemandirian
Untuk tahapan yang berikutnya adalah kemandirian, dimana berlangsung
mulai dari 12 bulan sampai dengan 24 bulan usia bayi. Ketika rentang usia
tersebut bayi sudah mulai percaya dengan lingkungan serta orang- orang
yang ada di sekelilingnya. Sehingga secara perlahan dia akan mulai
mengembangkan rasa mandiri yang ada di dalam dirinya. Sampai mulailah
proses dimana bayi ingin merasa tahu dan memegang sendiri benda yang
ada di hadapannya. Dengan cara yang stau ini juga merupakan proses
pengenalan lingkungan dan perlu diberikan apresiasi yang baik dari
lingkungan, agar nantinya bayi bisa tumbuh tidak pemalu dan menjadi
anak yang ragu.
3. Tahapan inisiatif
Untuk tahap ini dimulai ketika anak usia 2 sampai dengan 5 tahun, dimana
pada usia tersebut rasa ingin tahu anak akan semakin besar dan mulai
merasa tertarik dengan sesuatu yang ada di depannya. Untuk itu kita
sebagai keluarga atau orang yang ada di lingkungannya perlu membantu
memberikan rasa aman dan juga apresiasi yang baik, serta menjawab
semua pertanyaan dan rasa ingin tahu anak. Karena pada fase tahapan ini
juga anak akan mulai kenal dengan nilai moral pada diri sendiri dan juga
orang lain.
4. Tahapan ketekunan
Pada tahapan ini biasanya berlangsung ketika usia 10 tahun, dimana ank
sudah mulai belajar melakukan interaksi di lingkungan sosialnya, ketika
usia ini juga memiliki keterampilan sosial yang baik dan juga lebih
spesifik, anak juga sudah mulai mengembangkan rasa kepercayaan diri
yang ada di dalam dirinya, misalnya dengan mengikuti berbagai aktivitas,
perlombaan dan bakat yang ada di dalam dirinya.
6. Tahapan keintiman
Tahapan proses urgensi yang satu ini di mulai ketika individu berusia 20
sampai dengan usia 30 an. Pada usia ini setiap individu mencoba untuk
mencari sesuatu yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan menghabiskan
waktu untuk sesuatu yang sia- sia. Dimana pada masa ini pencarian karir
professional sudah mulai dibangun. Sehingga jika masuk ke dalam usia
yang stau ini manusia sudha mulai berfikir untuk pendamping dan juga
seseorang yang sedang didekatinya secara emosional. Dalam masa ini juga
manusia sudah mulai dapat membedakan hubungan antara keluarga dan
juga seseorang yang dicintainya.
7. Tahapan membangkitkan
Tahapan yang satu ini biasanya berlangsung pada usia 35 sampai dengan
50 tahun. Dimana ketika sudah memasuki usia yang satu ini manusia
sudah mulai mapan dan juga sudah mulai masuk pada orientasi psikologis
yang dicarinya. Mulai mencari kecocokan profesionalitas dan juga
psikologis yang hendak dicapainya. Namun meskipun mampu dalam sisi
materi ada juga yang masih belum bermanfaat untuk orang lain. Apabila
pada usia ini mengalami kegagalan, kebanyakan individu akan merasa
tidak berguna.