Anda di halaman 1dari 21

PENGHAMBAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK

Nanda Syifa Nurazizah (NIM 1207619023)


Program Studi Pendidikan Tari, Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka Raya, RT. 11/RW. 14, Rawamangun, Kec. Pulo Gadung,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 13220
Email : nandasyifa19@gmail.com

Abstrak : Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan


dalam struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan. Artikel ini dibuat untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan
anak dan menjadi penghambat untuk pertumbuhan anak tersebut.

Kata kunci : Perkembangan, faktor penghambat, pertumbuhan.


PENDAHULUAN

Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu, setiap keluarga juga
mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal dalam hal sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial, dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa dan
bangsa. Sebagai aset bangsa, anak harus mendapat perhatian sejak mereka masih
di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensasi dari sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu/koheren. Progresif
mengandung arti bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang
terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya.
Penghambat adalah faktor yang mempengaruhi bertumbuhnya
perkembangan yang terjadi pada anak. Meskipun proses tumbuh kembang anak
berlangsung secara alamiah, proses tersebut sangat tergantung kepada orang
dewasa ataupun orangtuanya. Maka dari itu kita akan membahas beberapa faktor
penghambat yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN

Perkembangan seorang anak memang terjadi secara alamiah, artinya dapat


berkembang dengan sendirinya. Meskipun demikian banyak sekali faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak tersebut. Disini saya akan
membahas tentang faktor – faktor yang menjadi penghambat perkembangan anak.

A. Faktor yang menjadi penghambat perkembangan anak


1. Penyakit
Penyakit selama masa pertumbuhan dapat mencegah anak mencapai potensi
fisik seperti tinggi badan, berat badan, hingga kematangan seksual yang
normal. Pada beberapa kasus, pertumbuhan yang terlalu lambat atau terlalu
cepat mengindikasikan adanya masalah dengan kelenjar hormon, seperti
kelenjar pituitary yang menghasilkan hormon pertumbuhan tulang dan
jaringan.

2. Kurang gizi
Gizi yang buruk merupakan penyebab 1/3 kematian anak di seluruh dunia.
Anak yang kurang gizi memiliki daya tahan tubuh yang lemah terhadap infeksi
dan beresiko tinggi mengalami kematian akibat diare dan penyakit saluran
pernafasan. Infeksi lain yang berulang juga dapat menggangu status nutrisi
anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi lainnya, dapat memicu
malnutrisi dan pertumbuhan pendek. Pada 2010 – 2012, Organisasi Pangan dan
Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan sekitar 870 juta populasi dunia
menderita gizi buruk. Setengah dari 10,9 juta kematian anak di dunia
didominasi kasus gizi buruk.

3. Kebersihan yang buruk


Kebersihan diri sendiri maupun lingkungan di sekitar anak perlu diperhatikan.
Pastikan anak selalu membersihkan diri atau dimandikan secara teratur.
Kemudian jagalah kualita dan kebersihan makanan, minuman dan lingkungan
sekitarnya. Buanglah sampah pada tempatnya. Perhatikan pula lingkungan
bermain anak agar terhindar dari resiko menderita penyakit.

4. Perilaku orangtua
Selain dari segi kesehatan anak, perilaku anak juga memberikan gambaran
apakah ia bertumbuh kembang dengan optimal secara psikologis. Faktor utama
yang mempengaruhi perilaku anak adalah perilaku orangtua mereka. Beberapa
contoh perilaku yang dapat menghambat perkembangan anak antara lain :
 Bersikap terlalu protektif
Orangtua secara naluriah akan melindungi anaknya dari segala bahaya.
Namun terkadang orangtua menjadi terlalu takut mengenai hal – hal buruk
yang dapat terjadi pada anaknya. Tidak ada salahnya membiarkan anak
bermain di luar, berinteraksi dengan teman sebayanya, dan melakukan
kegiatan bersama – sama orang yang dikenal. Berikan keleluasaan pada
mereka agar ia belajar mandiri dan mengambil risiko, namun tetap lakukan
dalam pengawasan orangtua. Hal ini penting agar ia memiliki kematangan
emosional yang cukup dan rasa percaya diri.
 Terlalu cepat memberikan bantuan
Ketika anak menghadapi suatu masalah, biarkan ia mencoba mengatasinya
sendiri sebelum kita sebagai orangtua memberikan bantuan. Contoh kecil,
ketika anak sedang berlari lalu terjatuh, perhatikan mampukah ia untuk
bangun sendiri terlebih dahulu sebelum Anda membantu mengangkatnya.
Atau ketika ia memiliki masalah dengan teman di sekolah, anjurkan ia untuk
berusaha menyelesaikan dengan teman atau gurunya dahulu, sebelum Anda
turun tangan mengatasi masalahnya. Anak yang terbiasa terlalu cepat
dibantu oleh orangtuanya dapat menghadapi kesulitan hidup mandiri ketika
beranjak dewasa.

5. Sifat dasar genetik


Sifat genetik atau keturunan merupakan faktor internal yang merupakan
bawaan dari sifat genetik atau keturunannya. Hal ini merupakan faktor internal
yang merupakan bawaan dari sifat orangtua yang diturunkan kepada anak.
Misalnya fisik yang sama dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu faktor
genetik ini juga akan menurunkan banyak hal lainnya seperti faktor resiko sakit
yang dialami orangtua hingga sifat yang mungkin menurun pada anak.

6. Kondisi pra lahir


Kondisi saat masih di dalam kandungan nantinya juga akan menyebabkan dan
mempengaruhi anak saat sudah lahir. Misalnya dari segi fisik dimana anak
yang mengalami nutrisi yang cukup akan mempunyai ciri fisik yang berbeda
dengan kondisi anak dengan nutrisi yang kurang. Sehingga biasanya saat lahir
akan mengalami kesulitan bahkan kondisi fisik yang buruk yaitu cacat ataupun
kurang gizi. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut, ibu hamil
diharapkan untuk dapat memperhatikan kondisi kehamilannya dengan baik.

7. Hambatan interaksi sosial


Tipe anak yang pemalu dan menarik diri dari lingkungan sosial merupakan
salah satu hambatan perkembangan anak. Pada masa ini anak seharusnya
memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk ingin bermain dengan teman – teman
sebayanya dan juga tingkat kepekaan sosial yang tinggi. Hambatan interaksi
sosial juga bisa berasal dari orangtua. Apabila orangtua tidak pernah
memperlihatkan cara berinteraksi dengan orang lain kepada anak, maka anak
pun akan terhambat interaksi sosialnya. Berikanlah contoh bagaimana
berinteraksi terhadap respon sosial, berbicara, bermain dan aturan sosial
lainnya.

8. Kesulitan adaptasi dengan lingkungan


Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan merupakan hambatan perkembangan
anak dikarenakan kurangnya pengetahuan untuk interaksi dengan orang
sekitarnya. Hal ini biasa terjadi ketika anak mulai memasuki sekolah dengan
lingkungan baru atau teman – teman baru. Dalam mengatasi hal ini dibutuhkan
bantuan orangtua atau guru untuk memulai pengenalan atau adaptasi anak
dengan lingkungannya. Anak pada umumnya mampu beradaptasi dengan
cepat, sehingga dibutuhkan peranan yang mengawali hal tersebut.

9. Tingkat emosional anak


Tingkat emosional anak terbentuk dari orang – orang disekitarnya misalnya
lingkungan, orangtua, atau orang – orang terdekat lainnya. Anak juga
cenderung memiliki emosi yang tinggi apabila tumbuh dalam keluarga yang
penuh tekanan, sering mendengar nada – nada keras atau dibentak. Pada
lingkungan yang demikian, anak juga akan mengalami hambatan
perkembangan. Tingkat emosional anak menjadi tidak stabil dan sulit ditebak.
Pentingnya peranan orangtua dalam mengendalikan emosi di sekitar anak
sangat diperlukan.

10. Perkembangan fisik


Hambatan perkembangan salah satunya adalah adanya hambatan
pertumbuhan fisik. Gangguan atau kecacatan anggota tubuh mengurangi
kemampuan anak untuk bisa beraktivitas seperti anak normal lainnya. Hal ini
menyebabkan keterlambatan perkembangan anak dalam hal tertentu sesuai
dengan gangguan yang dimiliki. Misalnya anak yang terlahir cacat kaki, maka
anak akan kesulitan untuk aktivitas berjalan, berlari, bermain sepak bola, dan
aktivitas aktif lainnya yang seharusnya mereka alami.

11. Gangguan kepribadian


Hambatan perkembangan anak lainnya yaitu adanya gangguan kepribadian.
Hal ini bisa dikarenakan pengaruh tidak baik dari lingkungannya maupun dari
keluarganya. Anak akan tumbuh cenderung aneh dan dinilai berbeda dengan
temannya. Pembawaan diri yang berbeda ini membuat anak dijauhi oleh
teman disekitarnya.

12. Perilaku buruk


Hambatan perkembangan anak lainnya ditandai dengan perilaku anak yang
buruk. Perilaku yang dimaksud adalah seperti anak yang rewel, suka
merengek bahkan menangis keras tanpa bisa mengerti apa yang mereka
inginkan. Anak seperti ini bisa saja manja, meninginkan perhatian lebih, atau
tipe yang agresif dan banyak menuntut. Hal tersebut berasal dari pola didik
orangtua yang kurang baik. Perkembangan anak bisa terhambat akibat hal ini,
karena lingkungannya mungkin juga tidak menyukai hal tersebut.

13. Gangguan fungsi panca indera


Anak yang terlahir dengan gangguan panca indera bukan hal yang asing lagi.
Gangguan panca indera yang terjadi biasanya adalah gangguan pengelihatan
atau pendengaran. Kurangnya daya dengar anak menghambat anak untuk
menerima informasi berupa suara dan ketidakmampuan melihat menghambat
anak untuk menerima informasi dalam bentuk, warna, dan gambaran visual.
Hambatan ini akan mempengaruhi perkembangan anak.

B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dalam psikologi


Selain faktor penghambat perkembangan anak diatas, ada juga faktor yang
mempengaruhi perkembangan dalam psikologi. Pertumbuhan dan perkembangan
dalam psikologi tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani saja, tetapi
juga menyangkut masalah perilaku dan sebagainya. Faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap seseorang terdapat beberapa macam faktornya yaitu sebagai
berikut :
1. Faktor perkembangan internal
Yang dimaksud dengan faktor perkembangan internal adalah segala
sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang keberadaannya mempengaruhi
dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor perkembangan
internal tersebut adalah faktor perkembangan jasmaniah, faktor
perkembangan perkembangan psikologis, dan faktor perkembangan
kematangan fisik dan psikis.
2. Faktor perkembangan eksternal
Faktor perkembangan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
seseorang yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan.
Yang termasuk faktor perkembangan eksternal antara lain : faktor perkembangan
sosial, faktor perkembangan budaya, faktor perkembangan lingkungan fisik, dan
faktor perkembangan lingkungan non fisik.
3. Faktor perkembangan pembawaan
Pada waktu seseorang lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi
yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan kemungkinan potensi
yang ada pada seseorang yang baru lahir adalah :
 Kecerdasan
 Bakat-bakat khusus
 Jenis kelamin
 Jenis ras
 Sifat-sifat fisik
 Sifat-sifat kepribadian
 Dorongan-dorongan
4. Masa kandungan dan bayi
Pada waktu dilahirkan seseorang telah merupakan satu kesatuan psycho-
physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam
kandungan ibu. Selama perkembangannya seseorang-seseorang itu tidak
statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada
mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan
perkembangannya itu.
5. Pengalaman di masa kecil seseorang
Masa seseorang  dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketergantungan. Masa seseorang awal dimulai ketika seseorang berusia
antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa seseorang awal perkembangan fisik
seseorang akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
masa bayi. Pada seseorang usia ini faktor perkembangan pembawaan
seseorang akan mulai terlihat dan orang tua atau orang yang lebih tua
darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan
seseorang.
6. Lingkungan sekitar
Kehidupan manusia khususnya seseorang dibutuhkan banyak berinteraksi
dengan seseorang lainnya. Lingkungan fisik (phiysical envirenment)
banyak mempengaruhi perkembangan seseorang. Faktor perkembangan
lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor
perkembangan exogen. Pada seseorang usia ini seseorang seseorang sudah
siap memasuki dunianya yakni masuk dunia komunikasi. Kemampuan
berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya
mempercepat pertumbuhan intelektual seseorang. Pada masa seseorang
usia seperti ini telah mendapat besar perkembangan berbahasa mereka
sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan
berbahasa yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.
7. Orang tua, budaya dan agama
Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta
menanggapi kemauan seseorang. Melalui berbagai komunikasi serta
interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan
kepribadian seorang seseorang, selain itu ada pula faktor perkembangan
lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan
seseorang, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara
tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di
mana seseorang itu berada. Selain faktor perkembangan-faktor
perkembangan di atas, faktor perkembangan agama juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan seseorang.
Salah satunya adalah seseorang mulai tahu tentang kebersihan, yakni
dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang
tuanya.
8. Kecakapan, harga diri, persepsi dan keinginan
 Kecakapan dan keterampilan seseorang
Seseorang yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya:
seseorang yang pandai bergaul, akan lebih mudah dalam bersosialisasi
dengan lingkungannya.
 Harga diri
Seseorang yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.
 Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
Pandangan seseorang terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam
perkembangan kognitifnya. seseorang yang memandang dirinya buruk
akan lebih sulit dalam mengembangkan potensi dalam dirinya. Contoh:
seseorang yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan
kemampuannya.
 Keinginan
Seseorang yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang
tinggi untuk meraih keinginannya.
9. Orang terdekat, cara mendidik, pergaulan dan kelompok
 Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya
Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/ dekat dan
orang tersebut dapat memberikan kepercayaan sehingga melalui orang-
orang terdekatnya itu perkembangan konatif seseorang dapat meningkat
karena adanya dorongan dari orang-orang yang tersayang. Contohnya:
sahabat, orang tua, kakak, dan adik.
 Cara orang tua mendidik dan membina seseorang
Orang tua yang mendidik seseorang dengan cara bertahap dalam
menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik seseorang dengan penuh kasih
sayang, biasanya seseorang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan
mereka akan mudah dalam mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya. Contohnya: orang tua mengajarkan tentang kepercayaan diri
kepada seseorang disertai dengan memberikan dorongan
 Jenis dan sifat pergaulan
Pergaulan seseorang dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap
motivasi yang dimunculkan dalam dirinya.
 Kelompok bermain dimana seseorang bergabung
Kelompok bermain yang diikuti oleh seseorang berpengaruh dalam
pengembangan potensi seseorang.
10. Faktor perkembangan turunan (warisan)
 Bentuk tubuh dan warna kulit.
Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani dan tidak bisa di ubah
oleh teknologi secanggih apapun.
 Sifat – sifat
Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit
tidak dapat diubah. Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward
Sparanger adalah manusia ekonomi, teori, politik, sosial, seni dan agama.
 Inteligensi
Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah.
Tes Inteligensi yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes
Army Alpha dan Beta, tes Progressive Matrices
 Bakat
Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis
kemampuan yang dimiliki seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah
laku seseorang atau dengan tes bakat. Bila seorang seseorang tidak diberi
kesempatan untuk melatih bakatnya, maka bakatnya tersebut tidak akan
berkembang.
 Penyakit atau cacat tubuh
Orang yang sehat atau memiliki tubuh lengkap tidak kurang suatu apapun
dengan orang yang memiliki cacat tubuh atau sakit tentu memiliki rasa
yang berbeda dalam memandang diri sendiri, kehidupan, dan sekitarnya
sehingga secara langsung akan berpengaruh pada perkembangan
perkembangan psikologinya.

C. Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan


Selain mengetahui apa saja faktor – faktor yang menjadi penghambat
tumbuh kembang anak. Kita juga perlu mengetahui fase – fase perkembangan
dalam psikologi perkembangan. Manusia mengalami banyak perubahan dalam
perkembangan hidupnya. Perkembangan menggambarkan pertumbuhan manusia
pada rentang waktu kehidupannya, dari mulai berada di kandungan hingga
kematiannya. Para psikolog mencoba memahami dan menjelaskan bagaimana dan
mengapa orang mengalami perubahan dalam hidupnya. Sementara banyak dari
perubahan ini normal dan dapat diprediksi, mereka tetap dapat menghadapi
tantangan sehingga terkadang membutuhkan bantuan ekstra untuk mengatasinya.
Dengan memahami proses perkembangan normatif, para profesional dapat
menemukan masalah potensial dan melakukan intervensi sejak awal agar dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
Psikologi perkembangan bisa diterapkan pada orang – orang dalam semua usia
untuk mengatasi berbagai masalah dan dukungan pertumbuhan walaupun sebagian orang
memilih untuk mengkhususkan diri dalam bidang yang spesifik seperti masa kanak –
kanak, masa dewasa atau usia lanjut. Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi
yang berfokus kepada bagaimana orang bertumbuh dan berubah di sepanjang hidupnya.
Tidak hanya kepada perubahan fisik, tetapi juga terkait dengan sosial, emosional dan
perkembangan kognitif yang timbul di sepanjang kehidupan seseorang. Para ahli
membedakan proses perkembangan menurut beragam fase yang ada di kehidupan
seseorang. Setiap periode perkembangan ini mewakilkan waktu ketika ada tahap tertentu
yang dicapai. Pada saat itu sebagian orang mungkin akan mengalami tantangan dan para
ahli psikologi perkembangan dapat membantu dengan masalah yang dialami. Fase – fase
perkembangan dalam psikologi perkembangan berupa tahap perkembangan manusia
dalam ilmu psikologi antara lain :
1. Prenatal Stage
Dari awal sebagai struktur makhluk satu sel hingga kelahiran, perkembangan pra
natal Anda berlangsung dalam urutan tertentu di tahapan psikologi perkembangan.
Ada tiga tahap dari perkembangan pra natal, yaitu:
 Germinal Stage
Tahap ini berlangsung pada minggu pertama hingga kedua di dalam kandungan
yang dimulai ketika sperma bertemu dengan sel telur dan membentuk Zigot yaitu
struktur bersel satu hingga jenis kelamin dan susunan genetik janin ditentukan
pada saat ini. Selama minggu pertama di dalam kandungan, zigot akan membelah
dan memperbanyak diri menjadi dua, empat, delapan sel, dan seterusnya. Proses
pembelahan sel ini disebut Mitosis, sebuah proses yang rentan dan hanya sedikit
zigot yang berhasil bertahan di dua minggu pertama. Setelah lima hari mitosis
menghasilkan 100 sel dan setelah 9 bulan ada miliaran sel yang menjadi semakin
khusus membentuk organ dan bagian – bagian tubuh. Pada tahap germinal, massa
sel belum melekat pada lapisan rahim ibu. Ketika itu terjadi, maka sudah
waktunya untuk tahap berikutnya.
 Embryonic Stage
Berlangsung pada minggu ke 3 hingga minggu ke 8 dalam kehamilan. Setelah zigot
membelah selama 7-10 hari dan menghasilkan 150 sel, maka zigot akan turun melalui tuba
falopi dan menempel pada dinding rahim dan disebut embrio. Kemudian terjadi pertumbuhan
pembuluh darah, membentuk plasenta. Plasenta adalah struktur yang tersambung dengan
rahim yang menyediakan nutrisi dan oksigen dari ibu kepada embrio yang berkembang di
umbilical cord. Struktur dasar embrio mulai berkembang menjadi area – area yang akan
menjadi kepala, dada, dan perut. Selama tahapan ini jantung mulai berdetak dan terbentuk
organ tubuh yang juga mulai berfungsi. Saluran saraf membentuk di bagia belakang embrio,
berkembang menjadi otak dan tulang belakang.
 Fetal Stage
Tahap ini berlangsung selama 9-40 minggu yang dimulai pada minggu ke 9 ketika embrio
mulai disebut sebagai janin. Pada tahap ini, janin hanya berukuran kecil dan mulai
menyerupai manusia ketika bentuknya berubah. Sejak minggu ke 9 – 12, alat kelamin mulai
terbentuk dengan berbeda. Sekitar usia 16 minggu, janin telah memiliki jari tangan dan kaki,
juga mulai ada sidik jari. Ketika mencapai usia enam bulan atau 24 minggu, beratnya dapat
mencapai 1,4 pounds. Pendengaran juga sudah berkembang, begitu juga organ dalam
sehingga janin yang lahir prematur di usia ini memiliki kesempatan hidup diluar kandungan
ibunya.
2. Infancy Stage
Sejak kelahiran sampai tahun pertama seseorang, itu berarti ia berada pada fase
bayi. Sebagian besar dari bayi yang baru lahir menghabiskan waktunya dengan
tidur. Pada awalnya ia akan menghabiskan waktu siang dan malam untuk tidur,
tetapi setelah beberapa bulan bayi akan mulai terjaga pada siang hari. Periode ini
berada pada usia kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Banyak sekali kegiatan yang
terjadi sebagai awal seperti kemampuan berbahasa, berkembangnya pemikiran
simbolis, mulai koordinasi sensorimotor, dan juga belajar sosial yang akan
dialami. Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi pada bayi dan tahap
perkembangan kognitif anak.
3. Early Childhood
Periode dalam fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini
berlangsung dari bayi sampai usia lima atau enam tahun, juga dikenal sebagai
periode prasekolah. Masa – masa sejak bayi hingga anak usia dini adalah
waktunya pertumbuhan dan perubahan  yang luar biasa. Anak – anak kecil pada
masa ini akan belajar untuk mandiri dan menjaga dirinya semdiri, keterampilan
mengenai kesiapan untuk bersekolah, misalnya mengikuti perintah dan mengenali
huruf, juga bermain dengan teman sebayanya. Para psikolog perkembangan
biasanya mengamati hal – hal fisik, kognitif, dan pertumbuhan emosional yang
terjadi pada periode perkembangan ini. Orang tua dan ahli kesehatan seringkali
fokus untuk memastikan agar anak tumbuh dengan layak, menerima nutrisi yang
cukup dan mencapai tahapan yang sesuai usianya.
4. Middle and Late Childhood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berlangsung dari
usia enam hingga sebelas tahun atau sama dengan tahun yang dilalui anak di
sekolah dasar. Pada masa ini anak telah menguasai keterampilan dasar seperti
menulis dan berhitung, juga secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih
luas dan kebudayaan manusia. Pengendalian diri juga semakin berkembang.
Periode ini ditandai oleh kematangan fisik dan peningkatan pengaruh sosial ketika
anak bersekolah di tingkat dasar. Mereka mulai menjalin pertemanan,
mendapatkan kompetensi melalui pekerjaan sekolah dan terus mengembangkan
diri mereka sendiri yang unik. Ketahui juga mengenai perkembangan psikologi
pada masa pubertas, dan pendekatan dalam psikologi perkembangan peserta didik.
5. Adolescence
Ini adalah fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan yang
memasuki masa transisi dari masa awal anak – anak sampai awal dewasa, sekitar
usia 10 hingga 12 tahun sampai 18 atau 22 tahun. Pada tahap ini terjadi pubertas
yang ditandai dengan perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat, tinggi
badan, perubahan bentuk tubuh, juga mulai muncul karakteristik seksual seperti
pinggang membesar, tubuh kumis, buah dada, dan sebagainya. Secara intelektual,
pemikiran juga akan menjadi semakin logis, abstrak dan mulai idealis, juga
semakin banyak bergaul di luar keluarga. Adolescence adalah periode dimana
seseorang akan mulai mampu menarik kesimpulan berupa hipotesis atau proposal,
mengujinya dan membuat evaluasi yang rasional. Pemikiran formal dari remaja
dan dewasa cenderung deduktif, rasional dan sistematis. Pada usia ini, anak – anak
seringkali menguji batasan dan eksplorasi identitas baru ketika mereka mulai
mempertanyakan siapa dirinya dan mereka ingin menjadi siapa.
6. Early Adulthood
Fase – fase perkembangan dalam psikologi perkembangan ini berawal dari usia
sekitar 35 tahun sampai 45 tahun hingga ke usia 60 tahunan. Pada masa inilah
waktunya memperluas keterlibatan dalam kegiatan sosial dan memperluas
kegiatan pribadi. Membentuk ikatan, keintiman, pertemanan dekat, memulai
keluarga seringkali menjadi tahapan yang kritis selama masa ini. Mereka yang
dapat membangun dan mempertahankan hubungan cenderung mengalami
keterkaitan dan dukungan sosial sementara yang mengalami kesulitan dengan
beberapa hubungan mungkin bisa berakhir merasa terasing dan kesepian. Ketahui
juga mengenai peranan psikologi perkembangan dalam perubahan sikap dan
perilaku, perkembangan kognitif pada dewasa awal dan faktor hereditas dalam
psikologi perkembangan.
7. Middle Adulthood
Perkembangan kognitif pada dewasa akhir di fase ini cenderung berpusat pada
pengembangan tujuan dan kontribusi terhadap masyarakat. Menurut Erikson,
konflik ini berada pada stagnasi dan generativitas. Mereka yang dapat terhubung
dengan dunia akan memberikan kontribusi pada hal yang akan bertahan lebih
lama darinya dan meninggalkan tanda untuk generasi berikutnya dengan suatu
tujuan. Aktivitas seperti karir, keluarga, kelompok keanggotaan dan keterlibatan
komunitas adalah semua hal yang dapat berkontribusi pada perasaan generativitas
ini.
8. Late Adulthood
Ini adalah salah satu dari fase – fase perkembangan dalam psikologi
perkembangan yang berada pada masa dewasa akhir atau pada usia 60-70 tahun
hingga kematian. Disini waktunya penyesuaian diri ketika kekuatan dan kesehatan
berkurang, menata kehidupan, pensiun dan juga menyesuaikan diri dengan
peranan sosial baru yang mungkin saja dialami. Tahun – tahun senior ini
seringkali dianggap sebagai periode kesehatan yang menurun, tetapi masih banyak
orang usia lanjut mampu untuk tetap aktif dan sibuk di usia 80 tahun dan 90
tahun. Masalah kesehatan yang meningkat mulai menandai periode perkembangan
ini, dan beberapa orang mungkin akan mengalami penurunan mental seperti
demensia dan alzheimer.
Psikologi perkembangan adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
menjelaskan pertumbuhan, perubahan dan konsistensi melalui rentang waktu
kehidupan. Psikologi perkembangan mengamati bagaimana pola pikir seseorang,
perasaan, dan perilakunya dalam kehidupannya. Teori – teori dalam bidang ilmu
ini difokuskan pada perkembangan di masa kanak – kanak, karena ini adalah
periode dalam rentang kehidupan seseorang ketika perubahan paling banyak
terjadi. Para ahli mempelajari bidang yang luas mengenai biologis, sosial, emosi
dan proses kognitif dari berbagai fase – fase perkembangan dalam psikologi
perkembangan.

D. Urgensi perkembangan dalam kehidupan manusia


Psikologi perkembangan secara umum bisa diartikan sebagai hal yang di
dalamnya mempelajari dari ilmu kejiwaan seseorang, dimana di dalamnya
terdapat pola perubahan yang bisa terjadi. Mulai dari manusia masih kecil hingga
dewasa dan juga berkaitan dengan rentang proses perkembangan kehidupan yang
dimilikinya, dari pertumbuhan dan juga perkembangan yang terjadi sampai
mengalami penuaan.
Perkembangan menurut Santrock Hurlock juga dapat berarti rangakaian
dari perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari adanya proses
kematangan dari pengalaman belajar seseorang. Di dalam psikologi sendiri
terdapat urgensi atau tahapan penting yang berkaitan dengan perkembangan dalam
kehidupan.
Dalam hal ini juga berkaitan dengan teori perkembangan kognitif di dalam
psikologi. Sehingga dengan kata lain jika kita terapkan secara seksama bisa berati
pertumbuhan dan proses yang terjadi di dalam tubuh manusia. Maka dari itu kita
akan membahas 12 urgensi perkembangan dalam kehidupan.
1. Tahapan kepercayaan

Untuk tahapan ini kita lebih mengenalnya dengan tahapan ketika bayi baru
dilahirkan sampai dengan usia 12 bulan. Tahapan yang satu ini dimulai
ketika bayi mulai memberikan rasa kepercayaan pada lingkungannya.
Misalnya pada ibu, dimana dengan pendekatan fisik, bayi mulai bisa
percaya mengenai orang- orang yang bisa dia percaya. Karena hampir
keseluruhan waktunya melihat ibu nya disekitarnya, secara tidak langsung
bayi akan mempercayai ibunya terhadap segala aktifitasnya mulai dari
bangun tidur sampai tertidur kembali. Proses perkembangan pertama ini
lah yang akan menentukan rasa cemas, paranoid dan juga rasa diabaikan.

2. Tahapan kemandirian
Untuk tahapan yang berikutnya adalah kemandirian, dimana berlangsung
mulai dari 12 bulan sampai dengan 24 bulan usia bayi. Ketika rentang usia
tersebut bayi sudah mulai percaya dengan lingkungan serta orang- orang
yang ada di sekelilingnya. Sehingga secara perlahan dia akan mulai
mengembangkan rasa mandiri yang ada di dalam dirinya. Sampai mulailah
proses dimana bayi ingin merasa tahu dan memegang sendiri benda yang
ada di hadapannya. Dengan cara yang stau ini juga merupakan proses
pengenalan lingkungan dan perlu diberikan apresiasi yang baik dari
lingkungan, agar nantinya bayi bisa tumbuh tidak pemalu dan menjadi
anak yang ragu.

3. Tahapan inisiatif
Untuk tahap ini dimulai ketika anak usia 2 sampai dengan 5 tahun, dimana
pada usia tersebut rasa ingin tahu anak akan semakin besar dan mulai
merasa tertarik dengan sesuatu yang ada di depannya. Untuk itu kita
sebagai keluarga atau orang yang ada di lingkungannya perlu membantu
memberikan rasa aman dan juga apresiasi yang baik, serta menjawab
semua pertanyaan dan rasa ingin tahu anak. Karena pada fase tahapan ini
juga anak akan mulai kenal dengan nilai moral pada diri sendiri dan juga
orang lain.
4. Tahapan ketekunan
Pada tahapan ini biasanya berlangsung ketika usia 10 tahun, dimana ank
sudah mulai belajar melakukan interaksi di lingkungan sosialnya, ketika
usia ini juga memiliki keterampilan sosial yang baik dan juga lebih
spesifik, anak juga sudah mulai mengembangkan rasa kepercayaan diri
yang ada di dalam dirinya, misalnya dengan mengikuti berbagai aktivitas,
perlombaan dan bakat yang ada di dalam dirinya.

5. Tahapan pengenalan identitas

Pada tahapan pengenalan identitas ini, setiap individu mencoba untuk


mencari jati dirinya, dimana dia mampu mempertahankan ego dan juga
mencari sesuatu dari dalam dirinya. Pada tahapan yang satu ini mulai
masuk pada usia remaja, dimana masa pencarian jati diri dan juga masa
dalam pembuktian identitas. Bagi seorang remaja yang mampu melewati
tahapan yang satu ini dengan baik, berarti hal ini juga merupakan
keberhasilan dari pola didik orang tua. Untuk itu dalam proses tahapan
yang satu ini tentunya sangat dibutuhkan peran orang tua dan juga
lingkungan si anak tersebut tinggal.

6. Tahapan keintiman

Tahapan proses urgensi yang satu ini di mulai ketika individu berusia 20
sampai dengan usia 30 an. Pada usia ini setiap individu mencoba untuk
mencari sesuatu yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan menghabiskan
waktu untuk sesuatu yang sia- sia. Dimana pada masa ini pencarian karir
professional sudah mulai dibangun. Sehingga jika masuk ke dalam usia
yang stau ini manusia sudha mulai berfikir untuk pendamping dan juga
seseorang yang sedang didekatinya secara emosional. Dalam masa ini juga
manusia sudah mulai dapat membedakan hubungan antara keluarga dan
juga seseorang yang dicintainya.

7. Tahapan membangkitkan

Tahapan yang satu ini biasanya berlangsung pada usia 35 sampai dengan
50 tahun. Dimana ketika sudah memasuki usia yang satu ini manusia
sudah mulai mapan dan juga sudah mulai masuk pada orientasi psikologis
yang dicarinya. Mulai mencari kecocokan profesionalitas dan juga
psikologis yang hendak dicapainya. Namun meskipun mampu dalam sisi
materi ada juga yang masih belum bermanfaat untuk orang lain. Apabila
pada usia ini mengalami kegagalan, kebanyakan individu akan merasa
tidak berguna.

8. Tahapan integritas dan keputusasaan


Seseorang yang pada masa mudanya selalu hidupnya berbagi dengan
orang lain, dan melakukan evaluasi tentunya memiliki kehidupan yang
bahagia. Ketika masuk usia 60 tahun masa dimana sudah mulai menikmati
keberhasilan. Apabila mengalami kegagalan biasanya akan merasa putus
ada. Untuk itu persiapan yang matang memang harus dilakukan secara
sungguh- sungguh ketika masuk usia yang satu ini.
9. Perkembangan kognitif
Dalam tahapan yang satu ini terdapat adanya pola pikir yang bervariasi.
Dimana ketika memasuki tahapan yang satu ini masuk ke dalam proses
berfikir dan juga sebuah rentang perhatian kemampuan belajar dan juga
kreativitas. Sehingga tahap perkembangan manusia dalam ilmu psikologi
mulai mencapai akhir.
10. Tahapan perkembangan psikologi
Perubahan dan juga perkembangan yang terjadi berhubungan dengan cara
seseorang berkomunikasi secara emosional. Sehingga perkembangan
emosional dalam psikologi pendidikan sangat berperan penting dalam hal
ini. Dalam tahapan ini anda diminta untuk lebih paham terhadap diri
sendiri dan juga keterampilan dan mengenai hal berbau moral.
11. Tahapan perkembangan dewasa
Ketika masuk dalam tahapan yang satu ini setiap individu sudah mulai
menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan yang jauh lebih kreatif dan
juga memiliki makna tersendiri. Pada masa ini juga sudah mulai
mengembangkan dan meneruskan kebiasaan dalam hubungan budaya dan
juga keluarga.
12. Perkembangan dewasa akhir
Tahapan yang satu ini merupakan sebuah tahapan akhir, dimana masa-
masa sulit harus segera dilalui, ketika masuk tahapan ini manusia akan
merasa tercukupi mulai dari kehidupan jasmani dan juga kehidupan
rohaninya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai