.
Abstract
The model song is a song that is used as a medium in achieving theme based learning. The problem in the process of creating
songs is the difference in students' musical abilities between the background of music education and students in the PG-PAUD
Study Program. This study aims to describe the optimization of the learning process of song copyright for early childhood
learning. This study uses a qualitative approach. The subjects in this study were level II students in class A, B, C, and D,
totaling 59 students. This research was conducted in the even semester of the 2015/2016 academic year, with data collection
techniques in the form of interviews, observation, and documentation studies. The results of the study concluded that the way
to optimize the creation of "Model Song" for early childhood is through making a synopsis, implementing collaborative
discussion methods, appreciation, and documenting songs in the form of CDs and books. With the right method in optimizing
the learning process, it can improve the quality of songs created by students.
Abstrak
Setiap karya musik yang dinyanyikan, biasanya memiliki sebuah lirik yang ikut andil di dalamnya. Kebanyakan,
penciptaan sebuah lirik terinspirasi dari sebuah puisi. Banyak sekali jenis-jenis puisi di dunia, salah satunya adalah
puisi Sestina. Penelitian ini berjudul “Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C. Berdsley”. puisi Sestina
adalah salah satu puisi kuno yang tidak memiliki unsur rima tetapi memiliki algoritma repetisi yang disebut
circular of sestina. Dalam sebuah karya seni, selalu memiliki suatu estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan
meninjau lebih dalam tentang estetika, penelitian ini berfokus pada estetika yang dikemukakan oleh Monroe C.
Berdsley. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis karya sastra sestina dalam sudut pandang teori
estetika dari Monroe C. Berdsley. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sebuah pendekatan yang menjurus pada
studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang ketiga unsur Intensity, Complexity, dan
Unity yang terdapat dalam suatu karya sastra Sestina dengan menggunakan contoh karya puisi Sestina yang
diciptakan oleh Elizabeth Bishop..
biasa disebut “instrumental music”. Lagu dimengerti oleh para pendengar. Dimensi
dapat dinyanyikan dengan cara solo, duet, lirik menjadi hal yang sangat krusial dalam
trio, vocal group bahkan kelompok besar sebuah lagu. Bukan rahasia umum lagi, jika
(choir). Sebagai suatu bentuk karya seni, lagu lirik sangat mempengaruhi makna / arti
juga dapat dibawakan dengan sangat suatu lagu.
fleksibel : pertama, dapat dibawakan dengan Lirik berakar dari sebuah puisi maupun
iringan instrumen musik; kedua, dapat prosa yang ditulis oleh seorang songwriter.
dibawakan tanpa iringan instrumen musik Mayoritas dalam pembuatan sebuah lagu,
(acapella). selalu mengambil struktur puisi yang
Dilihat dari sudut pandang penyajiannya, memiliki rima seperti abab, aabb, abba,
lagu yang diperuntukkan untuk solo singer aabbcc, dan sebagainya. Terdapat banyak
atau duet bisa diiringi oleh background sekali jenis puisi yang tersebar penjuru bumi
singer / backing vocal yang memainkan nada ini. Macam-macam puisi lokal seperti
unison ataupun harmoni dari main vocal gurindam, syair, karmina, balada, pantun,
nya. Vocal group juga memiliki pembagian dsb memiliki ciri berima. Begitu juga dengan
sebagai main vocal dan backing vocal yang jenis puisi yang terdapat di mancanegara
diidentikan dengan suara satu, dua, tiga dan seperti elegy, haiku, ballad, epic, sonnet,
seterusnya. Bahkan untuk choir juga bisa villanelle, limerick, dan seterusnya juga
diberikan pembagian backing vocal, hanya memiliki ciri berima. Namun dari semua
saja berbeda dari vocal group yang berfokus puisi berima yang telah disebutkan diatas,
pada suara satu, dua, dst, tetapi lebih kepada terdapat salah satu puisi yang tidak memiliki
pembagian range suara sopran, alto, tenor rima yaitu Sestina.
dan bass. Pada abad ke-12 di Perancis, Sestina adalah
Disaat suatu kelompok atau seorang salah satu karya seni sastra yang muncul.
individu menampilkan suatu Lagu, maka hal Sebuah puisi yang selalu dikaitkan oleh
tersebut biasanya tidak akan mungkin seorang troubadour bernama Arnaut Daniel.
terlepas dari skena genre. Terdapat banyak Secara etimologi, troubadour berasal dari
sekali genre yang ada di dunia. dari ujung ke bahasa perancis yang artinya “penyair” atau
ujung, dari Amerika hingga Australia. bisa dikaitkan dengan komposer puisi
Kelima benua yang diketahui oleh ataupun penyanyi. Pada zaman pertengahan
masyarakat luas telah memberikan tinggi di Eropa, Sestina termasuk karya
kontribusi yang sangat banyak terhadap sastra yang lumayan digemari oleh para
perkembangan genre-genre musik. Musik troubadour dan juga dijadikan suatu lirik
klasik, jazz, reggae, dangdut, ska, rock, dalam sebuah lagu. Ketertarikan masyarakat
country, polka, hip-hop, EDM, religious, pada jenis puisi Sestina ini adalah tidak
sacred, traditional, dll, merupakan suatu berima atau bisa dikatakan memiliki sebuah
hasil karya musik yang telah memiliki ciri algoritma yang diterapkan pada suatu
khas tersendiri. repetisi.
Jika ditelisik lebih dalam, “lagu” merupakan Ciri puisi Sestina ialah memiliki 6 stanza
gabungan antara lirik dan melodi yang yang pada setiap stanza-nya berisi 6 baris
disatukan dalam suatu kesatuan. Melodi kalimat. Pada akhir stanza, terdapat sebuah
yang menghiasi lirik adalah suatu nada-nada stanza tambahan yang terdiri dari 3 baris
yang dapat memikat para pendengar. Melodi kalimat yang juga dapat disebut tercet. Daya
juga dapat membuat ciri khas dari sebuah tarik Sestina ini terletak pada kenyataan
lagu. Sedangkan lirik adalah sebuah sastra bahwa kata-kata kunci dan frasa tertentu
yang dipaparkan oleh lagu agar dapat diulang dalam setiap bait, yang membantu
64 ] I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy: Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.
Daya tarik puisi ini terletak pada perubahan halus dalam bentuk dan meter
kenyataan bahwa kata-kata kunci dan frasa menggabungkan secara dinamis dengan
tertentu diulang dalam setiap bait, yang sintaks dan makna.
membantu membangun gambaran ganda. Sestina
Pilihan penyair dari sestina memungkinkan September rain falls on the house.
efek kaskade ini berlangsung secara logis dan In the failing light, the old grandmother
berurutan. Penekanannya adalah pada sits in the kitchen with the child
perubahan posisi kata-kata akhir, sama beside the Little Marvel Stove,
seperti orang-orang yang berbeda dalam reading the jokes from the almanac,
suatu tarian, pola berulang dari sifat yang laughing and talking to hide her tears.
telah ditentukan sebelumnya.
Stephanie Burt mencatat bahwa, She thinks that her equinoctial tears
"Sestina telah melayani, secara historis, and the rain that beats on the roof of the
sebagai keluhan", tuntutannya yang keras house
bertindak sebagai "tanda-tanda kekurangan were both foretold by the almanac,
atau paksaan". Struktur dapat meningkatkan but only known to a grandmother.
subjek yang ia pesan; mengacu pada The iron kettle sings on the stove.
Elizabeth Bishop, A Miracle for Breakfast, She cuts some bread and says to the
David Caplan menunjukkan bahwa bentuk child,
"tuntutan yang sewenang-wenang
menggemakan subjeknya". Namun It's time for tea now; but the child
demikian, struktur formulir telah dikritik; is watching the teakettle's small hard
Paul Fussell menganggap sestina sebagai tears
"ekspresi struktural yang meragukan" ketika dance like mad on the hot black stove,
disusun dalam bahasa Inggris dan, terlepas the way the rain must dance on the
dari bagaimana sestina itu digunakan dalam house.
bahasa Inggris dan, terlepas dari bagaimana Tidying up, the old grandmother
sestina itu digunakan, "tampaknya menjadi hangs up the clever almanac
[suatu bentuk] yang memberi lebih banyak
kesenangan struktural kepada sang penemu on its string. Birdlike, the almanac
daripada kepada pembaca." hovers half open above the child,
Seperti karya yang dipublikasikan hovers above the old grandmother
oleh Elizabeth Bishop Pada tahun 1965 yang and her teacup full of dark brown tears.
berjudul “Sestina”. Puisi ini merefleksikan She shivers and says she thinks the
peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi house
dalam kehidupannya. Ayahnya yang feels chilly, and puts more wood in the
meninggal ketika dia masih berusia di bawah stove.
2 tahun dan ibunya yang tidak pernah pulih
dari gangguan saraf. Saat ia berusia 16 It was to be, says the Marvel Stove.
tahun, ia terpaksa tinggal dengan kerabat I know what I know, says the almanac.
yang lebih tua. Beberapa tema yang akan With crayons the child draws a rigid
dibahas antara lain, hubungan keluarga, house
keluarga disfungsional, pelarian dr and a winding pathway. Then the child
kenyataan, terapi seni, dan subjek tabu. Sifat puts in a man with buttons like tears
siklis sestina memungkinkan urutan and shows it proudly to the
berulang untuk mendapatkan kekuatan dan grandmother.
minat. Setiap bait adalah variasi pada tema -
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 5, No. 1, April 2017 [ 67
But secretly, while the grandmother dari stanza sebelumnya. Hal ini juga
busies herself about the stove, memberikan suatu unsur kompleksitas pada
the little moons fall down like tears puisi jenis ini, karena membuat penulis harus
from between the pages of the almanac memikirkan ulang kata dan kalimat yang
into the flower bed the child berbeda untuk mengisi kekosongan dalam
has carefully placed in the front of the setiap makna untuk menimbulkan pusaran
house. keidealan.
Selanjutnya adalah suatu kata yang
Time to plant tears, says the almanac. menunjukkan kesatuan. Kesatuan yang
The grandmother sings to the marvelous dijelaskan oleh teori estetika Monroe adalah
stove Unity. Di dalam sestina, poin unity terdapat
and the child draws another inscrutable dalam kaitan antar kalimat yang satu dengan
house. kalimat yang selanjutnya begitu pula dengan
Kata complexity yang terdapat dalam kaitan antar masing-masing stanza. Hal ini
teori estetika Monroe menjelaskan bahwa membuat, suatu pemandangan yang
kerumitan adalah salah satu poin penting. membuat keunikan dari karya seni ini. Selain
Pertama, hal itu dapat terlihat jelas pada itu, kesatuan yang tercipta pada karya
penyusunan sistem algoritma yang sestina ini juga tersurat di keanekaragaman
disuguhkan oleh salah satu contoh sestina pengambilan kata pada setiap kalimatnya.
karya Elizabeth Bishop ini. Pengacakan kata Intensity adalah suatu kesungguhan
akhir pada setiap kalimat memberikan kesan atau suatu penekanan yang menjadi poin
rumit dan sulit dimengerti bagi orang awam ketiga dalam teori estetika dari Monroe C.
yang pertama kali melihatnya tetapi juga Berdsley. Suatu intensitas yang terkandung
memberikan kesan menakjubkan karena di dalam karya sestina dapat dilihat pada
dapat membuat kalimat yang berbeda dan repetisi kata pada setiap akhir kalimat. Enam
saling berkaitan pada setiap alinea dengan kata pokok yang dijadikan poin, adalah
kata akhir yang sama. Terdapat enam kata suatu intensitas yang berkelanjutan. Di setiap
pada setiap akhir kalimat yang menjadi poin stanza memberikan tekanan yang pada akhir
penting dalam bermulanya algoritma kalimat bahwa telah terjadi repetisi yang
Sestina. House, grandmother, child, stove, terpola. Algoritma yang terdapat pada
almanac dan tears adalah kata-kata yang sestina membuat hal tersebut menjadi hal
tersusun vertikal pada stanza pertama, yang mungkin. Pengulangan leksikal yang
kemudian terjadi perubahan susunan pada terus menerus diterapkan pada setiap stanza
stanza kedua menjadi : tears, house, almanac, menyebabkan suatu penekanan terhadap ke
grandmother, stove dan child. Kata house enam kata penting tersebut.
pada stanza pertama yang berada pada akhir
kalimat pertama, berganti posisi pada akhir Penutup
kalimat kedua pada stanza kedua. Begitupun Suatu karya musik atau lagu biasanya
dengan lima kata yang lain. Mereka memiliki lirik yang kuat untuk memberikan
menggunakan teknik yang sama untuk pengaruh terhadap audiens. Fungsi lirik
berpindah pada stanza berikutnya. Dalam menjadi hal yang sangat penting untuk
jenis karya puisi ini, hanya enam kata yang berkembangnya karya seni tersebut. lirik
telah dipilih menjadi poin penting dalam yang biasanya diambil dari suatu puisi-puisi
pembuatan suatu karya sestina. Kedua, juga memiliki tingkat emosional yang
dalam sebuah karya sestina, setiap stanza memadai. Salah satunya adalah Sestina,
tidak boleh memiliki kalimat yang serupa suatu karya puisi yang dapat juga dijadikan
68 ] I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy: Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.