Anda di halaman 1dari 7

Volume 6, Nomor 2, Oktober 2018

ISSN: 2338-039007 pp. 62-68

Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.


Berdsley

I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy


Wayandhamma11@gmail.com

.
Abstract
The model song is a song that is used as a medium in achieving theme based learning. The problem in the process of creating
songs is the difference in students' musical abilities between the background of music education and students in the PG-PAUD
Study Program. This study aims to describe the optimization of the learning process of song copyright for early childhood
learning. This study uses a qualitative approach. The subjects in this study were level II students in class A, B, C, and D,
totaling 59 students. This research was conducted in the even semester of the 2015/2016 academic year, with data collection
techniques in the form of interviews, observation, and documentation studies. The results of the study concluded that the way
to optimize the creation of "Model Song" for early childhood is through making a synopsis, implementing collaborative
discussion methods, appreciation, and documenting songs in the form of CDs and books. With the right method in optimizing
the learning process, it can improve the quality of songs created by students.

Keywords: Optimization, Model Song, Early Childhood.

Abstrak
Setiap karya musik yang dinyanyikan, biasanya memiliki sebuah lirik yang ikut andil di dalamnya. Kebanyakan,
penciptaan sebuah lirik terinspirasi dari sebuah puisi. Banyak sekali jenis-jenis puisi di dunia, salah satunya adalah
puisi Sestina. Penelitian ini berjudul “Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C. Berdsley”. puisi Sestina
adalah salah satu puisi kuno yang tidak memiliki unsur rima tetapi memiliki algoritma repetisi yang disebut
circular of sestina. Dalam sebuah karya seni, selalu memiliki suatu estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan
meninjau lebih dalam tentang estetika, penelitian ini berfokus pada estetika yang dikemukakan oleh Monroe C.
Berdsley. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis karya sastra sestina dalam sudut pandang teori
estetika dari Monroe C. Berdsley. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sebuah pendekatan yang menjurus pada
studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang ketiga unsur Intensity, Complexity, dan
Unity yang terdapat dalam suatu karya sastra Sestina dengan menggunakan contoh karya puisi Sestina yang
diciptakan oleh Elizabeth Bishop..

Kata kunci: Sestina, Estetika, Musik

Pengantar pendengar terhasut olehnya. Ekspresi-


Pada industri musik saat ini, “Lagu” ekspresi yang tertuang di dalamnya, juga
merupakan salah satu karya seni paling memiliki kekuatan tersendiri yang bahkan
populer yang dapat diterima oleh bisa menyatukan atau memisahkan suatu
masyarakat. Cerminan emosi atau isu yang masyarakat dunia.
ada di sekitar masyarakat dapat Lagu adalah karya musik yang biasanya
tergambarkan dengan jelas dalam setiap dimainkan oleh suara manusia dengan
potongan lagu. Senang, sedih, cinta, melodi dan pola repetisi yang beragam.
persahabatan, agama bahkan politik adalah Dalam pengertian yang luas, lagu juga bisa
contoh topik yang dapat diangkat oleh merujuk pada suatu karya musik yang hanya
sebuah lagu hingga membuat para dimainkan oleh instrumen musik saja atau
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 5, No. 1, April 2017 [ 63

biasa disebut “instrumental music”. Lagu dimengerti oleh para pendengar. Dimensi
dapat dinyanyikan dengan cara solo, duet, lirik menjadi hal yang sangat krusial dalam
trio, vocal group bahkan kelompok besar sebuah lagu. Bukan rahasia umum lagi, jika
(choir). Sebagai suatu bentuk karya seni, lagu lirik sangat mempengaruhi makna / arti
juga dapat dibawakan dengan sangat suatu lagu.
fleksibel : pertama, dapat dibawakan dengan Lirik berakar dari sebuah puisi maupun
iringan instrumen musik; kedua, dapat prosa yang ditulis oleh seorang songwriter.
dibawakan tanpa iringan instrumen musik Mayoritas dalam pembuatan sebuah lagu,
(acapella). selalu mengambil struktur puisi yang
Dilihat dari sudut pandang penyajiannya, memiliki rima seperti abab, aabb, abba,
lagu yang diperuntukkan untuk solo singer aabbcc, dan sebagainya. Terdapat banyak
atau duet bisa diiringi oleh background sekali jenis puisi yang tersebar penjuru bumi
singer / backing vocal yang memainkan nada ini. Macam-macam puisi lokal seperti
unison ataupun harmoni dari main vocal gurindam, syair, karmina, balada, pantun,
nya. Vocal group juga memiliki pembagian dsb memiliki ciri berima. Begitu juga dengan
sebagai main vocal dan backing vocal yang jenis puisi yang terdapat di mancanegara
diidentikan dengan suara satu, dua, tiga dan seperti elegy, haiku, ballad, epic, sonnet,
seterusnya. Bahkan untuk choir juga bisa villanelle, limerick, dan seterusnya juga
diberikan pembagian backing vocal, hanya memiliki ciri berima. Namun dari semua
saja berbeda dari vocal group yang berfokus puisi berima yang telah disebutkan diatas,
pada suara satu, dua, dst, tetapi lebih kepada terdapat salah satu puisi yang tidak memiliki
pembagian range suara sopran, alto, tenor rima yaitu Sestina.
dan bass. Pada abad ke-12 di Perancis, Sestina adalah
Disaat suatu kelompok atau seorang salah satu karya seni sastra yang muncul.
individu menampilkan suatu Lagu, maka hal Sebuah puisi yang selalu dikaitkan oleh
tersebut biasanya tidak akan mungkin seorang troubadour bernama Arnaut Daniel.
terlepas dari skena genre. Terdapat banyak Secara etimologi, troubadour berasal dari
sekali genre yang ada di dunia. dari ujung ke bahasa perancis yang artinya “penyair” atau
ujung, dari Amerika hingga Australia. bisa dikaitkan dengan komposer puisi
Kelima benua yang diketahui oleh ataupun penyanyi. Pada zaman pertengahan
masyarakat luas telah memberikan tinggi di Eropa, Sestina termasuk karya
kontribusi yang sangat banyak terhadap sastra yang lumayan digemari oleh para
perkembangan genre-genre musik. Musik troubadour dan juga dijadikan suatu lirik
klasik, jazz, reggae, dangdut, ska, rock, dalam sebuah lagu. Ketertarikan masyarakat
country, polka, hip-hop, EDM, religious, pada jenis puisi Sestina ini adalah tidak
sacred, traditional, dll, merupakan suatu berima atau bisa dikatakan memiliki sebuah
hasil karya musik yang telah memiliki ciri algoritma yang diterapkan pada suatu
khas tersendiri. repetisi.
Jika ditelisik lebih dalam, “lagu” merupakan Ciri puisi Sestina ialah memiliki 6 stanza
gabungan antara lirik dan melodi yang yang pada setiap stanza-nya berisi 6 baris
disatukan dalam suatu kesatuan. Melodi kalimat. Pada akhir stanza, terdapat sebuah
yang menghiasi lirik adalah suatu nada-nada stanza tambahan yang terdiri dari 3 baris
yang dapat memikat para pendengar. Melodi kalimat yang juga dapat disebut tercet. Daya
juga dapat membuat ciri khas dari sebuah tarik Sestina ini terletak pada kenyataan
lagu. Sedangkan lirik adalah sebuah sastra bahwa kata-kata kunci dan frasa tertentu
yang dipaparkan oleh lagu agar dapat diulang dalam setiap bait, yang membantu
64 ] I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy: Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.

membangun gambaran ganda. Bentuk menikmatinya. Setiap karya seni


sestina membutuhkan ketaatan pada memang selalu memiliki keindahan /
aturannya yang ketat. Meskipun ini adalah estetika yang objektif maupun subjektif.
bentuk bait yang kompleks, ia mencapai efek Seni dan keindahan selalu saling
luar biasa karena pengulangan kata-kata
berdampingan. Secara etimologi
yang rumit, yang disebut “pengulangan
“keindahan” berasal dari bahasa bahasa
leksikal.” Oleh karena itu, tidak bergantung
pada pengukur atau rima saja. Terlepas dari
Inggris “beautiful”. Terdapat pula
menarik perhatian pada strukturnya, beberapa pengertian keindahan antara
pengulangan leksikal ini menciptakan irama lain, dalam arti luas; dalam arti estetis
dalam puisi, membawa harmoni di antara murni; dan dalam arti terbatas.
berbagai bait, meningkatkan materi, Pengertian keindahan yang seluas-
membuat gagasan itu tetap hidup di benak luasnya meliputi keindahan seni;
pembaca, dan melibatkannya. Oleh karena keindahan alam; keindahan moral; dan
itu, fungsi dasar sestina adalah untuk keindahan intelektual. Sedangkan
memfokuskan ide. keindahan dalam arti estetika murni,
Aksentuasinya adalah pada perubahan
menyangkut pengalaman estetis dari
posisi kata-kata akhir, sehingga membentuk
seseorang dalam hubungannya dengan
suatu pola tertentu. Dalam puisi Sestina,
teknik yang dibakukan ini disebut “Circular
segala sesuatu yang diserapnya. Begitu
of Sestina”. Teknik ini adalah sebuah repetisi pula dengan keindahan dalam arti
yang terstruktur. Repetisi yang hanya terbatas yang hanya menyangkut benda-
diberikan pada akhir kata pada setiap benda yang diterima dengan
kalimat dalam setiap stanza. penglihatan, yaitu berupa keindahan dari
Tabel 1. bentuk dan warna secara kasat mata.
Menurut para ahli, teori estetika
memiliki banyak arti. Immanuel Kant,
Leo Tolstoy, Aristoteles, Sulzer,
Winchelma, Humo, Shaftesbury,
Hemsterhuis, Santo, Agustinus, hingga
Thomas Aquinas memiliki persepsi
Tabel di atas adalah gambaran tentang estetika yang sangatlah beragam.
algoritma yang disuguhkan oleh jenis Namun terdapat salah satu teori estetika
puisi sestina. Kata akhir pada setiap yang sering dijadikan tolak ukur suatu
kalimat akan diulang kembali pada karya seni di Indoneisa. Teori estetika
kalimat di stanza berikutnya tetapi tersebut berasal dari seorang Filsuf seni
dengan posisi kalimat yang berbeda. Amerika “Monroe Curtis Beardsley”, dia
Seperti contoh, kata akhir pada kalimat lahir dan tumbuh besar di Brifgeport,
pertama pada stanza pertama, akan Connecticut dan belajar di Akedemi Yale
diulang di stanza kedua pada kalimat (B.A. 1936, Ph.D. 1939). Karyanya dalam
kedua. Algoritma inilah yang membuat estetika yang terbaik dikenal untuk lebih
puisi sestina memiliki nilai keindahan mendukung atas teori instrumentalis seni
tersendiri. dan konsep pengalaman estetis.
Keindahan yang dipaparkan Monroe menjelaskan bahwa
dapat bergantung pada siapa yang terdapat tiga ciri yang menjadi sifat-sifat
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 5, No. 1, April 2017 [ 65

keindahan dari benda-benda estetis pada mengharuskan dilakukannya studi


umumnya. Ketiga ciri itu antara lain, pustaka, apalagi pada penelitian yang
unity, complexity dan intensity. Unity bersifat kualitatif, maka penggunaan
(kesatuan) berarti bahwa benda estetis ini literature cukup dominan.
tersusun secara baik atau sempurna Untuk menganalisis data, teknik
dalam hal bentuk. Complexity yang digunakan dapat diperoleh
(kerumitan), benda estetis atau karya seni berdasarkan kemungkinan adanya
yang bersangkutan tidak sederhana penarikan kesimpulan dan pengambilan
sekali, melainkan kaya akan isi maupun tindakan yang bersifat naratif yaitu
unsur-unsur yang saling berlawanan dengan menarik kesimpulan/verifikasi
atau mengandung perbedaan-perbedaan dengan melakukan pengorganisasian
halus. Intensity (kesungguhan), benda untuk membentuk mana data yang
estetis yang baik harus mempunyai suatu relevan dengan tujuan penulisan dan
kualitas tertentu yang menonjol dan mana yang tidak.
bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak Pembahasan
menjadi soal kualitas apa yang Isi yang terdapat pada puisi Sestina,
dikandungnya (misalnya suasana suram selalu bisa memberikan hal yang estetik.
atau gembira, sifat lembut atau kasar), Seperti yang dikatakan oleh Margaret Spanos
asalkan merupakan sesuatu yang intensif bahwa kumpulan tingkat intensitas dan
resolusi yang sesuai diciptakan dari sebuah
atau sungguh-sungguh.
bentuk struktural, termasuk: intensitas
Maka dari itu, penelitian ini lebih
struktural, semantik, dan estetika. Dia juga
berfokus pada teori estetika yang percaya bahwa ketegangan estetika, yang
dipaparkan oleh Monroe C. Berdsley. dihasilkan dari "konsepsi kelengkapan dan
Dengan menggunakan teori estetika ini, kesempurnaan matematisnya", yang
peneliti dapat mengupas estetika dalam bertentangan dengan "pengalaman
bentuk karya sastra Sestina secara kompleksitas labirinnya" dapat diselesaikan
umum. dengan memahami "keselarasan
keseluruhan".
Metode Penelitian Bentuk sestina membutuhkan
Penelitian ini bersifat deskriptif kepatuhan pada perintahnya yang
sewenang-wenang dan ketat. Meskipun ini
dengan Studi kepustakaan. Studi
adalah bentuk bait yang kompleks, ia
kepustakaan adalah suatu studi yang
mencapai efek luar biasa karena
memperoleh atau mengumpulkan data pengulangan kata-kata yang rumit, yang
dari berbagai sumber yang telah ada disebut “pengulangan leksikal.” Oleh karena
(peneliti sebagai tenaga kedua). Data itu, tidak bergantung pada pengukur atau
dapat diperoleh dari berbagai sumber rima saja. Terlepas dari menarik perhatian
seperti Metode library research pada strukturnya, pengulangan leksikal ini
(penelitian kepustakaan), penelitian menciptakan irama dalam puisi, membawa
terapan ini tidak dilepaskan dari teori- harmoni di antara berbagai bait,
teori terutama pada landasan berfikir meningkatkan materi, membuat gagasan itu
(kerangka teori). Untuk keperluan ini, tetap hidup di benak pembaca, dan
melibatkannya. Oleh karena itu, fungsi dasar
diperlukan berbagai literatur yang
sestina adalah untuk memfokuskan ide.
66 ] I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy: Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.

Daya tarik puisi ini terletak pada perubahan halus dalam bentuk dan meter
kenyataan bahwa kata-kata kunci dan frasa menggabungkan secara dinamis dengan
tertentu diulang dalam setiap bait, yang sintaks dan makna.
membantu membangun gambaran ganda. Sestina
Pilihan penyair dari sestina memungkinkan September rain falls on the house.
efek kaskade ini berlangsung secara logis dan In the failing light, the old grandmother
berurutan. Penekanannya adalah pada sits in the kitchen with the child
perubahan posisi kata-kata akhir, sama beside the Little Marvel Stove,
seperti orang-orang yang berbeda dalam reading the jokes from the almanac,
suatu tarian, pola berulang dari sifat yang laughing and talking to hide her tears.
telah ditentukan sebelumnya.
Stephanie Burt mencatat bahwa, She thinks that her equinoctial tears
"Sestina telah melayani, secara historis, and the rain that beats on the roof of the
sebagai keluhan", tuntutannya yang keras house
bertindak sebagai "tanda-tanda kekurangan were both foretold by the almanac,
atau paksaan". Struktur dapat meningkatkan but only known to a grandmother.
subjek yang ia pesan; mengacu pada The iron kettle sings on the stove.
Elizabeth Bishop, A Miracle for Breakfast, She cuts some bread and says to the
David Caplan menunjukkan bahwa bentuk child,
"tuntutan yang sewenang-wenang
menggemakan subjeknya". Namun It's time for tea now; but the child
demikian, struktur formulir telah dikritik; is watching the teakettle's small hard
Paul Fussell menganggap sestina sebagai tears
"ekspresi struktural yang meragukan" ketika dance like mad on the hot black stove,
disusun dalam bahasa Inggris dan, terlepas the way the rain must dance on the
dari bagaimana sestina itu digunakan dalam house.
bahasa Inggris dan, terlepas dari bagaimana Tidying up, the old grandmother
sestina itu digunakan, "tampaknya menjadi hangs up the clever almanac
[suatu bentuk] yang memberi lebih banyak
kesenangan struktural kepada sang penemu on its string. Birdlike, the almanac
daripada kepada pembaca." hovers half open above the child,
Seperti karya yang dipublikasikan hovers above the old grandmother
oleh Elizabeth Bishop Pada tahun 1965 yang and her teacup full of dark brown tears.
berjudul “Sestina”. Puisi ini merefleksikan She shivers and says she thinks the
peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi house
dalam kehidupannya. Ayahnya yang feels chilly, and puts more wood in the
meninggal ketika dia masih berusia di bawah stove.
2 tahun dan ibunya yang tidak pernah pulih
dari gangguan saraf. Saat ia berusia 16 It was to be, says the Marvel Stove.
tahun, ia terpaksa tinggal dengan kerabat I know what I know, says the almanac.
yang lebih tua. Beberapa tema yang akan With crayons the child draws a rigid
dibahas antara lain, hubungan keluarga, house
keluarga disfungsional, pelarian dr and a winding pathway. Then the child
kenyataan, terapi seni, dan subjek tabu. Sifat puts in a man with buttons like tears
siklis sestina memungkinkan urutan and shows it proudly to the
berulang untuk mendapatkan kekuatan dan grandmother.
minat. Setiap bait adalah variasi pada tema -
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 5, No. 1, April 2017 [ 67

But secretly, while the grandmother dari stanza sebelumnya. Hal ini juga
busies herself about the stove, memberikan suatu unsur kompleksitas pada
the little moons fall down like tears puisi jenis ini, karena membuat penulis harus
from between the pages of the almanac memikirkan ulang kata dan kalimat yang
into the flower bed the child berbeda untuk mengisi kekosongan dalam
has carefully placed in the front of the setiap makna untuk menimbulkan pusaran
house. keidealan.
Selanjutnya adalah suatu kata yang
Time to plant tears, says the almanac. menunjukkan kesatuan. Kesatuan yang
The grandmother sings to the marvelous dijelaskan oleh teori estetika Monroe adalah
stove Unity. Di dalam sestina, poin unity terdapat
and the child draws another inscrutable dalam kaitan antar kalimat yang satu dengan
house. kalimat yang selanjutnya begitu pula dengan
Kata complexity yang terdapat dalam kaitan antar masing-masing stanza. Hal ini
teori estetika Monroe menjelaskan bahwa membuat, suatu pemandangan yang
kerumitan adalah salah satu poin penting. membuat keunikan dari karya seni ini. Selain
Pertama, hal itu dapat terlihat jelas pada itu, kesatuan yang tercipta pada karya
penyusunan sistem algoritma yang sestina ini juga tersurat di keanekaragaman
disuguhkan oleh salah satu contoh sestina pengambilan kata pada setiap kalimatnya.
karya Elizabeth Bishop ini. Pengacakan kata Intensity adalah suatu kesungguhan
akhir pada setiap kalimat memberikan kesan atau suatu penekanan yang menjadi poin
rumit dan sulit dimengerti bagi orang awam ketiga dalam teori estetika dari Monroe C.
yang pertama kali melihatnya tetapi juga Berdsley. Suatu intensitas yang terkandung
memberikan kesan menakjubkan karena di dalam karya sestina dapat dilihat pada
dapat membuat kalimat yang berbeda dan repetisi kata pada setiap akhir kalimat. Enam
saling berkaitan pada setiap alinea dengan kata pokok yang dijadikan poin, adalah
kata akhir yang sama. Terdapat enam kata suatu intensitas yang berkelanjutan. Di setiap
pada setiap akhir kalimat yang menjadi poin stanza memberikan tekanan yang pada akhir
penting dalam bermulanya algoritma kalimat bahwa telah terjadi repetisi yang
Sestina. House, grandmother, child, stove, terpola. Algoritma yang terdapat pada
almanac dan tears adalah kata-kata yang sestina membuat hal tersebut menjadi hal
tersusun vertikal pada stanza pertama, yang mungkin. Pengulangan leksikal yang
kemudian terjadi perubahan susunan pada terus menerus diterapkan pada setiap stanza
stanza kedua menjadi : tears, house, almanac, menyebabkan suatu penekanan terhadap ke
grandmother, stove dan child. Kata house enam kata penting tersebut.
pada stanza pertama yang berada pada akhir
kalimat pertama, berganti posisi pada akhir Penutup
kalimat kedua pada stanza kedua. Begitupun Suatu karya musik atau lagu biasanya
dengan lima kata yang lain. Mereka memiliki lirik yang kuat untuk memberikan
menggunakan teknik yang sama untuk pengaruh terhadap audiens. Fungsi lirik
berpindah pada stanza berikutnya. Dalam menjadi hal yang sangat penting untuk
jenis karya puisi ini, hanya enam kata yang berkembangnya karya seni tersebut. lirik
telah dipilih menjadi poin penting dalam yang biasanya diambil dari suatu puisi-puisi
pembuatan suatu karya sestina. Kedua, juga memiliki tingkat emosional yang
dalam sebuah karya sestina, setiap stanza memadai. Salah satunya adalah Sestina,
tidak boleh memiliki kalimat yang serupa suatu karya puisi yang dapat juga dijadikan
68 ] I Wayan M. Dhamma Narayanasandhy: Sestina dalam sudut pandang Estetika Monroe C.

sebuah lirik lagu. Sestina adalah karya puisi handle/1/3426325/Burt_Sestina.pdf?


yang lahir pada abad 12 di perancis dan sequence=2
termasuk salah satu karya puisi yang tidak Caplan, David (2006). Questions of
berima. possibility: contemporary poetry
Dalam penelitian ini, telah dapat and poetic form. Oxford University
disimpulkan setiap karya seni memiliki nilai Press, US.
keindahan yang menarik tergantung dilihat Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Dasar
dari sudut pandang tertentu. Pengkajian Ilmu Estetika Jilid I : Estetika
sestina dalam sudut pandang teori estetika Instrumental. Denpasar : Sekolah
Monroe C. Berdsley telah menghasilkan tiga Tinggi Seni Indonesia.
poin penting. Unity, complexity, dan . 1992. Pengantar Dasar Ilmu
intensity adalah poin penting dalam teori Estetika Jilid II : Falsafah Keindahan
estetika yang dikemukakan oleh Monroe C. dan Kesenian. Denpasar : Sekolah
Berdsley. Ketiga aspek itu, saling berkaitan Tinggi Seni Indonesia.
satu sama lain untuk membentuk suatu nilai Fussell, Paul (1979). Poetic Meter and Poetic
keindahan pada karya seni. Form. McGraw-Hill Higher
Pada sestina, complexity terdapat Education, US.
pada pembuatan sistem algoritmanya. Gie, The Liang. 1996. Filsafat Keindahan.
Sistem algoritma tersebut juga dikenal Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu
sebagai circular of sestina. Intensity dalam Berguna (PUBIB)
karya ini merujuk kepada pengulangan kata Goody, Jack (1987). The Interface Between
atau repetisi yang digunakan pada keenam the Written and the Oral. Cambridge
kata penting untuk dijadikan dasar University Press, UK.
pembuatan sestina. kata-kata tersebut adalah Kartika, Dharsono Sony. 2007. Estetika.
kata akhir pada setiap kalimat yang Bandung: Rekayasa Sains
dilakukan pengulangan pada setiap Mundy, John Hine (1973). Europe in the high
stanzanya. Dan yang terakhir, unity pada Middle Ages, 1150-1309. Basic
karya ini dapat dilihat pada kaitan antar Books, New York.
kalimat dari kalimat satu dengan kalimat Preminger, Alex, T.V.F. Brogan, Frank J.
lainnya serta stanza satu dengan stanza Warnke, O.B. Hardison, Jr., & Earl
lainnya. Selain itu, kesatuan atau unity yang Miner (1993). The New Princeton
tercipta pada karya sestina ini juga tersurat di Encyclopedia of Poetry and Poetics.
keanekaragaman pengambilan kata pada Princeton University Press, US.
setiap kalimatnya Spanos, Margaret (1978). "The Sestina: An
Exploration of the Dynamics of
Referensi Poetic Structure". Medieval
Academy of America. 53 (3): 545–
Antine, Sarah & Terry Hauptman (2011). 557.
Poetry: Music, Patience and Form. https://www.journals.uchicago.edu/
Bridges, Vol. 16, No. 1 (Spring), pp. doi/10.2307/2855144
77-85, Strachan, John R & Richard Terry (2000).
http://www.jstor.org/stable/10.2979/ Poetry: an introduction. Edinburgh
bridges.16.1.77 University Press, UK.
Burt, Stephen (2007). Sestina! or, The Fate of
the Idea of Form. Modern Philology.
105 (1): 218–241.
https://dash.harvard.edu/bitstream/

Anda mungkin juga menyukai