Rencana Penelitian
A. Judul Penelitian
(terpisah)
B. Latar Belakang
Sastra merupakan bentuk kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap negara di
dunia. Dikatakan arif karena tercipta atas dasar pemikiran yang bijaksana dan
memiliki makna berdasarkan tujuan tertentu bergantung pada latar belakang dari
proses suatu karya sastra. Dikatakan lokal karena setiap negara menciptakan,
kesesuaian. Sastra sebagai kebudayaan dan termasuk ke dalam bidang seni, perlu
dalam bentuk novel maupun cerita-cerita pendek dan beberapa karya telah
ditranformasikan ke dalam bentuk film. Drama sebagai karya sastra juga telah
memiliki tempatnya, yaitu pentas teater yang telah merambah diberbagai wilayah
1
2
dengan puisi? Perlu adanya bentuk apresiasi karya sastra (prosa, drama, dan puisi)
Puisi adalah karya sastra yang indah. Namun puisi sebagai karya sastra
adalah dengan pembacaan puisi. Namun seharusnya tidak ada batasan dalam
upaya mengapresiasi puisi. Perlu ada cara yang baik dalam upaya peningkatan
menjadi bosan dan hampir pada tingkat kejemuan terhadap puisi Indonesia.
subjektivitas manusia yang lemah terhadap rasa pada makna suatu bahasa, tetapi
cara yang berbeda, hanya dibatasi oleh naskah pada suatu karya” (Sugihastuti,
2009:10). Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah apabila pernyataan-
yang objektif, artinya makna dalam suatu karya sastra bukanlah sekadar arena
bagi gagasan, khayalan, dan pilihan pribadi yang tonggaknya bukan hanya
pengetahuan, tetapi hal yang disebut dengan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi.
2
3
prinsip dan hanya satu interpretasi sebuah karya untuk dinilai betul, benar, dan
berkedudukan sebagai cara penyampai isi puisi. Akan menjadi masalah jika
penyampaian isi puisi dilakukan dengan sembarangan sehingga tidak tepat sasaran
menentukan bunyi, intonasi, penjedaan, dan ekspresi yang paling tepat. Namun
apabila penyampaian yang dilakukan kurang tepat atau bahkan tidak tepat, yang
interpretasi yang betul, baik, dan berilmu, serta memberikan kemudahan bagi
penikmat karya sastra karena sastra dan musik berada pada lingkup bidang yang
sama yang melandaskan estetika dan harmoni sebagai esensi karyanya yang
penghibur atau pengisi dalam upacara adat. Hal tersebut mengartikan bahwa sejak
dulu karya sastra telah didampingi oleh musik sebagai media penyalurnya.
3
4
menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik,
dasar adanya kemampuan logika, bahasa, musik, dan emosi pada manusia.
terhadap karya sastra terutama puisi. Perpaduan keindahan musik dengan syair
puisi dikelola dengan tepat dan disesuaikan dengan interpretasi yang tepat pula.
adalah kedua metode ini menggunakan cara penyampaian yang berbeda walaupun
dari melodi, irama, dan harmoni. Selain itu, metode ini juga menggunakan vokal
4
5
yang relevan dengan isi syair puisi. Penyanyi atau pembaca puisi juga memiliki
tugas yang besar dalam mempertepat makna isi puisi dengan menyampaikan
melodi (bunyi), ekspresi, dan gerak tubuh yang menggambarkan kondisi yang
ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Vokal atau pembaca puisi ini
yang terdapat pada puisi-puisi. Walaupun demikian, musik juga tidak bisa
konten-konten yang terdapat dalam musik, makna yang akan ditangkap oleh
penikmat puisi juga akan berbeda. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
musik, yaitu unsur pokok dan unsur ekspresi. Itulah sebabnya perlu ada
pencocokan untuk memperoleh hasil yang paling tepat dalam menyampaikan isi
puisi. Berbeda dengan pembacaan puisi, pembaca puisi hanya berpatok pada
berbagai intonasi yang tepat dan mimik yang tepat pula. Tidak dipermudah
dengan musik sebagai bagian yang mendahului suasana yang terdapat dalam puisi.
Pembacaan puisi terbatas oleh pembaca puisi itu sendiri. Pembacaan puisi
musik tersebut adalah puisi. Alasan peneliti memilih puisi sebagai objek
5
6
pembaca” yaitu bagian kosong yang diserahkan kepada pembaca untuk merenung.
Bagian inilah yang kemudian menjadi celah bagi setiap penikmat sastra
menggunakan nada minor dan mayor, tinggi dan rendah, tegas dan lembut
Puisi serenada dijadikan sebagai objek penelitian adalah karena puisi ini
dapat menjadi batu acuan dalam penerapan puisi lainnya untuk merangsang
memiliki syair yang indah dan lekat dengan tema cinta, peneliti berekspektasi
dengan pemilihan melodi (bunyi) dan aransemen musik oleh rekan peneliti
nantinya. Serenada dapat dikatakan pula sebagai puisi yang unik karena judul-
judul setiap puisi serenada hanya dibedakan oleh nama-nama warna dan warna
tersebut mewakili perasaan utama yang terkadung di dalam tiap-tiap puisi. Selain
itu, asalan peneliti memilih puisi-puisi serenda adalah karena pada buku “Empat
Kumpulan Sajak WS Rendra” terdapat tujuh puisi serenada yang dapat saling
optimal berdasarkan tujuh puisi tersebut. Puisi serenada dapat dikatakan puisi lirik
yang romantik, puisi-puisi tersebut cenderung sarat akan variasi bunyi dan setiap
6
7
Sebagai contoh:
Kupacu kudaku.
Kupacu kudaku menujumu.
Bila bulan
menegurkan salam
dan syahdu malam
bergantung di dahan-dahan.
Menyusuri kali kenangan
yang berkata tentang rindu
…
(Serenada Hijau, dalam
Empat Kumpulan Sajak, hlm
9)
…
Ketika hujan datang
malamnya sudah tua:
angin sangat garang
dinginnya tak terkira.
Aku bangkit dari tidurku
dan menatap langit kelabu.
Wahai, janganlah angin itu
menyingkap selimut kekasihku!
(Serenada Biru, dalam
Empat Kumpulan Sajak, hlm
10)
Aku akan masuk ke dalam hutan
Lari ke dalam hutan
Menangis ke dalam hutan.
Kerna mereka telah memisahkan kami:
aku dan panjiku:
…
(Serenada Hitam, dalam
Empat Kumpulan Sajak, hlm
15)
Dalam tiga penggalan puisi di atas, secara umum dapat dilihat bahwa terdapat
terdapat asonansi u dan a. Dari adanya asonansi tersebut, dapat diketahui bahwa
7
8
puisi ini sebaiknya dibaca secara bersemangat namun dengan syahdu dan penuh
moderato dan andante. Disamping itu, pada Serenada Biru juga ditemukan
asonansi a dan u. Namun yang menjadi perbedaan adalah suasana yang terkadung
di dalamnya. Pada puisi ini, tempo yang sebaiknya diterapkan adalah adante-
lento. Hal ini dikarenakan isi puisi ini menyampaikan kerinduan yang teramat
dalam yang penulis puisi rasakan ketika dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya
bisa menikmati rasa rindu tersebut kepada kekasihnya. Beda halnya dengan
Serenada Hitam, pada puisi ini terdapat banyak aliterasi m dan n bersuara berat.
Dari puisi ini, penyampaiannya harus dengan ekspresi kemarahan yang tinggi
karena terdapat banyak pengulangan bunyi yang bertujuan untuk menegaskan isi-
isi curahan hati penulis. Dalam penyampaian, akan lebih baik menggunakan
tanda yang terdapat di dalam puisi, yaitu diksi dan kata-kata konkret. Selain itu,
peneliti tidak hanya memahami puisi berdasarkan diksi dan kata-kata konkret,
8
9
melihat secara mendalam hal-hal yang terdapat di dalam puisi, terutama yang
berkenaan dengan bunyi serta kaitan bunyi-bunyi dalam syair puisi terhadap
makna puisi. Maka dari itu, peneliti memillih kedua pendekatan ini.
Hal lain yang juga menjadi alasan peneliti adalah karena puisi serenada
belum pernah diteliti sehingga masih perlu dianalisis dan tentu layak dijadikan
dirasakan oleh WS Rendra, dalam hal ini adalah percintaan orang dewasa. Oleh
sebab itu, peneliti memilih masyarakat usia dewasa sebagai rekan penelitian pada
puisi serenada. Rekan tersebut yaitu mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni (PBS) yang terdiri dari Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa
Inggris, Bahasa Mandarin, Seni Tari dan Musik pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
adalah karena mahasiswa telah berada pada jenjang umur dewasa dan memiliki
latar belakang pendidikan formal yang sama, yaitu pada bidang bahasa dan seni.
Dengan kesamaan tersebut, penelitian akan terfokus pada satu kategori sumber
data dan akan mendapatkan kesimpulan yang terfokus pula. Mahasiswa yang
dimaksud adalah mahasiswa yang memiliki minat dan kecintaan terhadap bidang
seni (sastra maupun nonsastra), seperti pembaca puisi, pencipta puisi, penyanyi,
9
10
puisi dan kemudian akan dianalisis kesesuaian bunyi terhadap makna puisi oleh
peneliti.
(Studi Ekisperimen pada Siswa Kelompok VII-D SMP Negeri 19 Bandung Tahun
Ajaran 2009/ 2010)”. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
kontrol dalam pembelajaran apresiasi puisi dengan teknik musikalisasi puisi dan
pembelajaran apresiasi puisi dengan teknik maupun model yang biasa dilakukan
dengan menggunakan uji-t SPSS 15.0 for Windows yaitu karena nilai signifikansi
0,000 < 0,05, meskipun nilai signifikansi kurang, namun terdapat perbedaan di
eksperimen dengan kelompok kontrol, hal ini dapat terlihat juga dari nilai rata-rata
postes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yaitu 66,77 rata-rata nilai
postes kelompok eksperimen dan 47,73 nilai rata-rata kelompok kontrol. Hal
“Musikalisasi Puisi: Studi atas Transformasi Sejumlah Puisi Menjadi Lirik Lagu”
(1997). Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat tranformasi suatu karya puisi
10
11
transformasi, yaitu (1) peralihan bentuk tulis menjadi bentuk lisan, (2)
penyesuaian puisi terhadap aransemen musik, dan (3) pemaknaan atas puisi
bersangkutan.
oleh Ronauli Gultom dengan judul “Analisis Struktural dan Semiotik terhadap
Kumpulan Puisi Renungan Kloset Karya Rieke Diah Pitaloka” (2009). Hasil
dan kata kiasan; (2) berdasarkan hasil semiotik, Pitaloka menggunakan tanda-
tanda di dalam puisinya yang dapat memberi makna lain seperti tanah dewata dan
bulan yang gelisah. Dari hasil analisis, kumpulan puisi Renungan Kloset banyak
Selain itu, penelitian lain yang telah dilakukan adalah oleh Gustaf Sitepu
Tori Heraty” (2006). Hasil dari penelitian tersebut, antara lain (1) secara analisis
strata norma, bunyi yang mendominasi adalah bunyi vokal (asonansi), yakni /a/,
/u/, dan konsonan (aliterasi) berat, yaitu /g/, /k/, /p/, /t/; (2) tema yang
manusia; (3) berdasarkan tema yang dimiliki, jelas penyair dipengaruhi oleh
dipahami; (5) bahasa kiasan tidak memasuki klise yang taat konvensi; (6) citraan
11
12
digunakan penyair hamper tiap puisinya; (7) puisi-puisi pada bagian Geram
tergolong seorang penyair wanita yang cukup produktif dalam menulis berbagai
terhadap trasformasi strata norma dan unsur semiotik yang terdapat pada hasil
musikalisasi puisi yang disesuaikan dengan strata norma dan unsur semiotik yang
puisi adalah puisi serenada yang merupakan puisi percintaan dan belum pernah
diteliti sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji sebuah apresiasi puisi
yang dikaitkan dengan musik sastra. Maka dengan itu, peneliti akan melakukan
pilihan).
ini dapat menjadi cara yang baik dan tepat dalam mengidentifikasi, meninjau, dan
berdasarkan pokok-pokok persoalan yang telah ditetapkan. Metode ini juga sangat
12
13
tepat sebagai bentuk penelitian sastra yang menggunakan bahasa sebagai media
utama.
puisi. Penelitian ini juga sekiranya dapat dijadikan tolok ukur pemanfaatan musik
sastra dalam upaya penyampaian makna karya sastra, dalam hal ini adalah puisi.
C. Rumusan Masalah
(terpisah)
D. Tujuan Penelitian
1. (menyesuaikan)
E. Manfaat Penelitian
tentang analisis transformasi strata norma dan unsur semiotik ke dalam tujuh puisi
berikut.
1. Manfaat Teoretis
13
14
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
penelitian ini.
kalangan masyarakat.
F. Ruang Lingkup
penelitian ini yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah sebagai
berikut.
14
15
2. Karya sastra yang digunakan adalah puisi modern. Puisi yang diciptakan
3. Puisi modern yang digunakan adalah puisi serenada pada empat kumpulan
Merah Padam.
terdiri dari pembaca puisi, pencipta puisi, penyanyi, pemusik, dan lain-
lain.
G. Penjelasan Istilah
pembaca agar tidak terjadi salah pengertian antara peneliti dan pembaca. Istilah
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
15
16
(Ari, 2008:9). Musikalisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tiga
musikalisasi campuran.
yang diterbitkan pada 1961, terdiri dari 89 judul puisi yang terbagi ke
dalam empat sub bab (Kakawin Kawin, Malam Stanza, Nyanyian dari
Serenada adalah jenis puisi lirik (Zaidan dkk, 2007:187). Puisi serenada
balada, satu di antara karyanya adalah Empat Kumpulan Sajak yang juga
16
17
H. Kajian Pustaka
1. Puisi
Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang dulunya terikat
dengan baris, bait, dan sajak. Pada zaman sekarang ini, puisi yang diciptakan
sudah dikategorikan sebagai puisi modern yang tidak terikat dengan baris,
bagian dari karya sastra merupakan hasil pencerminan atau mimesis dari
pengalaman manusia itu sendiri. Puisi lahir akibat adanya suatu pemikiran
lama yang dirangkum ke dalam masa pujangga baru bahwa “puisi juga tidak
luput dari upaya para penyair untuk membuat inovasi”. Damono ingin
mengungkapkan bahwa puisi juga tidak lain merupakan hasil rekayasa penyair
perbedaan baru.
17
18
dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan
irama, dan makna khusus”. Dengan kata lain dapat dipahami bahwa puisi
mempunyai bunyi, irama, dan makna khusus yang dirangkai dengan baik dan
ke dalam suatu irama dan bunyi khusus secara terbarukan yang dapat
tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi karena tema puisi bersifat
sebab itu, tema bersifat khusus, tetapi objektif, dan lugas. Pokok
2) Feeling (perasaan)
18
19
3) Tone (nada)
19
20
sarana yang disebut metode puisi. Metode puisi yang dimaksud adalah
1) Diction (diksi)
maksud puisinya.
20
21
intelektual/ pemikiran.
gambaran selingkungan.
gambaran kesedihan.
lain-lain;
21
22
manusia;
menjadi dua, metrum, yaitu irama yang tetap, menurut pola tertentu.
bayangan angan (imaji) yang jelas dan hidup. Irama diwujudkan dalam
22
23
2. Strata Norma
Bentuk analisis strata norma adalah pengkajian (dalam hal ini adalah
puisi) yang melihat peran norma-norma dalam membentuk suatu karya sastra.
sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah suatu perangkat yang
teratur dan saling mengikat sehingga membentuk suatu pokok pemikiran dan
norma. Tokoh ini adalah seorang filsuf Polandia yang mengategorikan sistem
norma ke dalam lima lapis norma. Lapis norma tersebut yaitu lapis suara, lapis
23
24
Dalam lapis pertama ini, ada beberapa bentuk bunyi yang tercakup.
yang dipilih. Berbagai unsur bunyi yang terdapat pada puisi dibentuk
menjadi pola bunyi yang bersifat istimewa dan khusus (Pradopo, 1990:
16). Puisi terbentuk oleh syair yang bersajak. Dalam sajak tersebut
terdapat berbagai suara suku kata, kata, dan kemudian terangkai menjadi
24
25
sastra karena menjadi bukti dari apa yang dimaksud pengarang. Karakter
bunyi dalam satu puisi bisa saja berubah pada bagian-bagian tertentu di
puisi bergerak secara bebas, namun akan membentuk pola bunyi yang
yang timbul akibat adanya bunyi, timbullah makna. Makna yang ingin
25
26
harmonis Keindahan
(Kamus Sastra). Sengau
2. Kombinasi bunyi Kemesraan m, n,
yang dianggap enak ny, ng
didengar (KBBI). Bersifat
sukacita Ringan
k, p, t, s
26
27
2. Perulangan bunyi
vokal dalam deretan
kata; purwakanti
(KBBI).
Simbol Onomatope 1. Majas yang Desir
menggunakan kata Desau
bunyi yang mirip dengan Desas-
bunyi atau suara yang desus
dihasilkan oleh Cemplu
barang, gerak, atau ng
orang (Kamus
Sastra).
2. Kata tiruan bunyi,
missal “kokok”
merupakan tiruan
bunyi ayam,l “cicit”
merupakan tiruan
bunyi tikus (KBBI).
Kiasan
suara
Lambang
rasa
Sajak *) Awal *)
1. Salah satu jenis puisi
Tengah yang kedudukannya
sejajar dengan pantun,
Akhir mantra, syair, sonata,
gurindam, dan
sebagainya; puisi
(Kamus Sastra).
2. Gubahan sastra yang
berbentuk puisi;
bentuk karya sastra
yang penyajiannya
dilakukan dalam
baris-baris yang
teratur dan terikat;
gubahan karya sastra
yang sangat
mementingkan
keselarasan bunyi
bahasa, baik
kesepadanan bunyi,
kekontrasan, maupaun
kesamaan (KBBI).
27
28
2
Irama Metrum 1. Tanda sukat; /2
3
hubungan ritmik yang /4
4
berlaku secara teratur /4
dalam jumlah yang
sama bagi seluruh
ruas birama pada
sebuah lagu,
dinyatakan dalam
bentuk pembilang dan
penyebut (Kamus
Musik).
2. Ukuran irama yang
ditentukan oleh
jumlah dan panjang
tekanan suku kata
dalam setiap baris
(KBBI).
Ritme 1. Irama; alunan bunyi
dalam pembacaan
puisi atau tembang
yang ditimbulkan oleh
peraturan rima dan
satuan sintaksis yang
dapat diwujudkan
dalam tekanan yang
mengeras lembut,
tempo yang
mencepat-melambat,
dan nada yang
meninggi-rendah di
antara batas-batas
yang diwujudkan
dalam jeda; ritme
(Kamus Sastra).
2. Ritmis; keadaan atau
sesuatu yang teratur
gerak atau langkahnya
(Kamus Musik).
3. Irama; alunan yang
tercipta oleh kalimat
yang berimbang,
selingan bangun
kalimat, dan panjang
pendek serta
kemerduan bunyi
(dalam prosa)
28
29
(KBBI).
3. Semiotik
a. Semiotik Peirce ??
1. Tanda
2. Objek
3. Interpretan
4. Puisi Serenada
jenis puisi lirik (selain Elegi, ode) ciri khas puisi ini yakni menonjolkan sisi
perasaan sang penyair, setiap larik dan baitnya seakan merefleksikan gemuruh
emosi dan isyarat-isyarat hati. Tidak sekadar kata-kata indah, serenada ditulis
29
30
nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan seterusnya. (puisi
dilampirkan).
5. Musik Sastra
a. Musik
2) Komposisi Musik
1) Musikalisasi Prosa
2) Musikalisasi Drama
3) Musikalisasi Puisi
musik berdasar pada sebuah puisi sehingga pesan yang ada di puisi
30
31
sebagai sebuah puisi komposisi musik. Hal yang sama juga terjadi
31
32
lagu.
Puisi
Pemaknaan (interpretasi)
Lagu hasil
musikalisasi
Komposisi Komposisi vocal
bermelodi tanpa
musik musik
tanpa puisi
32
33
kreatif yang berawal dari interpretasi atas suatu teks tertulis, maka
adalah transformasi dari suatu seni tertulis menjadi suatu seni lisan.
33
34
pada umumnya.
(Kpin, 2008:9)
berikut ini.
sastra.
34
35
35
36
yang sama.
Sihalatua dan Jane, Ully Sigar Rusady, serta Harry Rusli. Pada
36
37
Juli 1996).
memang sudah tidak asing bagi beberapa kalangan tapi yang perlu
akan digunakan dan jenis musikalisasi yang akan dipilih oleh para
37
38
sastra, dalam hal ini adalah karya sastra puisi. Hasil musikalisasi
38
39
I. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
39
40
2. Bentuk Penelitian
tersebut dan hasil telitian secara keseluruhan. Data tersebut berasal dari
berikut.
1. Latar alamiah.
Latar alamiah menghindari kenyataan-
kenyataan sebagai ketentuan yang tidak dapat
dipisahkan dari konteksnya.
2. Manusia sebagai instrumen.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri
sebagai alat pengumpul data.
3. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.
40
41
musik. Unsur pokok meliputi irama, harmoni, dan bentuk atau struktur
3. Pendekatan Penelitian
makna menyeluruh.
41
42
(lapis) norma, yaitu lapis bunyi, lapis makna, lapis objek, lapis dunia,
42
43
aspek suatu karya, yaitu makna unsut teks (semiotik), latar belakang
pemroduksi teks, lingkungan teks, kaitan dengan teks lain, dan dialog
dengan pembaca.
puisi serenada;
serenada;
43
44
unsur ekspresi.
a. Sumber Data
jumlah musik dan pemain musik tidak dibatasi. Artinya, penelitian ini
44
45
adalah (1) umur; (2) jenis kelamin; (3) suku; (4) tempat dan tanggal
(12) status sosial; (13) agama (Syam, 2010: 5). Sedangkan Hutomo
yaitu: (1) nama; (2) umur; (3) jenis kelamin; (4) pekerjaan; (5)
b. Data
45
46
kajian untuk sampai pada suatu kesimpulan yang objektif. Jadi, data
46
47
dan hasilnya lebih baik, lengkap, dan sistematis. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Menurut Syam (2010: 69)
1) Kamera
diperlukan.
47
48
2) MP3
3) Pedoman wawancara
4) Sibelius 6
musik.
b. Triangulasi
48
49
c. Ketekunan pengamatan
secara teliti dan rinci. Data yang ditampilkan peneliti berupa rekaman
atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan
49
50
seniman.
Dalam pengumpulan data peneliti harus mengerti apa arti dari hal-hal
50
51
a. pengumpulan data;
8. Prosedur Penelitian
2004:6). Agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar, dalam
Penelitian.
51
52
berdasarkan dua unsur musik, yaitu unsur pokok yang terdiri dari
irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu; dan unsur
ekspresi yang terdiri dari tempo, dinamik, dan warna nada. Kedua
kata-kata konkret, dan bunyi pada tujuh puisi serenada yang telah
52
53
53