SOSIOLOGI SASTRA
Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan judul : Analisis Puisi Terbuka
Bunga Karya Asrul Sani dan Puisi Satu Renungan di Masjid Karya Motinggo
Boesje Dengan Pendekatan Sosiologi Sastra
Dosen Pengampu : Dr. Dafirah, M.Hum
Oleh:
RAPLI PASHA (F021211013)
KELAS 5A
PRODI SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
PENDAHULUAN
Latar belakang
Karya sastra sebagai salah satu cerminan di dalam suatu masyarakat tertentu.
Untuk melihat bagaimana karakteristik seseorang atau kelompok perseorangan salah
satunya dengan membaca karya sastra yang diciptakannya. Sastra sebagai salah salah
satu cabang ilmu bahasa dengan penggunaan bahasa dengan diselingi imajinasi
seseorang serta mengaitkannya dengan kehidupannya. Namun sebelum itu, tentunya
kita harus tahu mengenai karya sastra.
Karya sastra merupakan seperangkat yang lahir dari pikiran dan imajinasi
pengarang dituangkan dalam gambaran ide yang tercipta. Sebuah karya sastra lahir dari
ide, pikiran dan olah rasa pengarang yang kemudian dituangkan ke dalam karya sastra
dan bermamfaat untuk khalayak banyak. Seperti pendapat (Wellek dan Warren, 1990:
20) mengenai hakekat seni, mengatakan bahwa karya sastra itu indah dan berguna.
Dalam melakukan penelitian karya sastra, pastinya tidak lepas dari pendekatan.
Pendekatan dimaksudkan untuk memudahkan para peneliti dalam melakukan
pekerjaannya terhadap objek yang akan diamati seperti sebuah karya sastra.
Pendekatan dapat dikatakan sebagai jalan atau pengampiran. Sama halnya dalam karya
sastra, untuk melakukan penelitian, tentunya membutuhkan yang namanya pendekatan
untuk memungkinkan dalam menjalankan sejumlah teori maupun metode, sebab
dasarnya pendekatan mendahului teori dan metode. Karena pendekatan merupakan
langkah pertama dalam tercapainya tujuan penelitian. Oleh karena itu penentuan
pendekatan terlebih dahulu lalu kemudian merambat ke teori, metode dan langkah-
langkahnya. Namun sebelum itu, terlebih dahulu merujuk pada konsep sebagai wilayah
pemikiran yang digunakan dalam melihat sastra yang telah bosan terhadap pengkajian
terhadap struktur bahasa itu sendiri.
Menurut dari konsep tersebut, menandakan bahwa sosiologi sastra melihat karya
sastra sebagai (1) ungkapan historis , eksperi terhadap waktu, sebagai cerminan, (2)
ungkapan ekspresi sosial dan budaya yang memuat fungsi sosial yang berharga.
Sehingga baik itu memuat fungsi sosial maupun personal alan selalu ada di dalam suatu
karya sastra yang tidak akan lepas dari tafsiran budaya yang selalu ada di dalam
kehidupan manusia. Sehingga dengan sastra sebagai pengungkapan curhatan rasa,
pikiran, dalam sastra tergantung bagaimana manusia itu mampu mengekspresikannya.
Sejalan yang dikatakan oleh Watt (dalam Damono, 1978: 3) mengatakan bahwa
setidaknya sosiologi sastra memuat mengenai konteks sosial pengarang dan sastra
sebagai cerminan masyarakat. konteks sosial pengarang merujuk pada bagaimana
pengarang mendapatkan pekerjaan, profesionalitas pengarang, serta masyarakat apa
yang dituju. Adapun mengenai sastra sebagai cerminan dengan melihat pada
bagaimana sastra mencerminkan masyarakat, serta menampilkan fakta-fakta sosial.
Seperti halnya dalam puisi yang memuat berbagai fakta-fakta sosial dan konteks
sosial penngarang sendiri. Puisi sebagai sebuah rangkuman dari bentuk karya sastra
sebagai pengungkapan pikiran dan perasaan seseorang penyair yang disusun dengan
menggunakan konsentrasi struktur dan batinnya (Herman J. Waluyo, 1992). Yang ada
di dalam sebuah puisi ialah cerminan perasaan , pengetahuan, serta pengalaman dari
penyair yang membentuk sebuah dunia yang dinamakan puisi. Sejalan yang dikatakan
oleh Dresden (dalam Sayuti, 1998) banhwa puisi merupakan dunia yang dikemas
dalam bentuk kata. Dengan kata lain dari perbagai pendapat, puisi merupakan seni
menciptakan bahasa yang diluapkan secara spontan dalam pikiran, perasaan,
pengalaman, serta pengetahuan sang penyair yang dibunkus dalam bentuk imajinatif
dan memuat sifat musikal emosional. Sehingga tujuan dalam penulisan dengan
mengungkapkan fakta-fakta sosial yang terkandung di dalam sebuah puisi khususnya
untuk tahun 1945-an dengan tahun 1990-an berdasarkan pendekatan sosiologi sastra.
PEMBAHASAN
Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra merupakan cabang ilmu yang melihat hubungan antara sosiologi
dan sastra dengan melihat suatu karya sastra lahir karena campur tangan di dalam suatu
masyarakat. secara sederhana sosiologi sastra dapat dikatakan sebagai penelitian sastra
yang dilihat dari sisi ilmu sosial dan humaniora. Seperti halnya dengan namanya,
pendekatan terhadap sosiologi sastra lebih merujuk dan menaruh perhatian terhadap
aspek dokumenter sastra. Pandangan ini mengatakan bahwa cerminan langsung dari
berbagai sturktur sosial, hubungan dalam keluarga, pertentangan, dan masih banyak
lagi. Sehingga tugas dari ilmu ini ialah menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh
khayalan dengan situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang nampak
mengenai asal-usulnya.
Dalam larik pertama “terbuka bunga dalam hatiku” jika dimaknai berarti cinta
yang tumbuh di dalam hati dari tingah laku seseorang, yang diperjelas lagi dalam larik
kedua “Kembang rindang disentuh bibir kesturimu”.
Dalam larik “bungan sunting hatiku, dalam masa mengembara” dimaknai cinta
yang telah tertanam di dalam hati meskipun masih dalam proses mencari jati diri. Akan
tetapi tetapi akan tetap ada di dalam hati seseorang yang dicintai, yang ditandai dengan
larik ketujuh “menanda dikau”.
Serta dalam larik “kekasihku! Inikah bunga sejati yang tiadakan layu? Jika
dimaknai berarti pertanyaan mengenai dari cinta yang telah ada, apakah akan tetap
abadi di dalam hati.
Dalam puisi di atas merupakan hasil dari perasaan langsung penyair mengenai
pengalamannya yang sedang jatub cinta, serta adanya pencarian cinta sejati yang dapat
diidentifikasi pada larik terakhir. Sehingga dalam puisi ini, bagaimana sesorang
penyair atau sastrawan dalam mengekspresikan terhadap perasaannya yang sedang
jatuh cinta lewat puisi di atas.
Dalam puisi ini menceritakan mengenai pengalaman pribadi sang penyair yang
telah melaksanakan sholat sunnah di masjid. Lebih dalam lagi dalam puisi ini
menceritakan mengenai perenungannya serta akan kehadiran-Nya terhadap tuhan di
berbagai tempat. Dalam puisi ini, penyair juga menempatkan diri yang sedang
melaksanakan sholat di dalam masjid dengan lantai pualam. Ini menambah kesan
mewah dan meganya suasana di dalam masjid tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai cabang ilmu yang melihat hubungan antara sosiologi dan sastra dengan
melihat suatu karya sastra lahir karena campur tangan di dalam suatu masyarakat,
sosiologi sastra bertugas menghubungkan pengalaman tokoh-tokoh khayalan dengan
situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sejarah yang nampak mengenai asal-
usulnya yang dikemas dalam bentuk fiksi dan imajinatif. Salah satunya mengenai puisi.
Dalam puisi Terbuka Bunga karya Asrul Sani merupakan hasil dari perasaan
langsung penyair mengenai pengalamannya yang sedang jatub cinta, serta adanya
pencarian cinta sejati yang dapat diidentifikasi pada larik terakhir. Sehingga dalam
puisi ini, bagaimana sesorang penyair atau sastrawan dalam mengekspresikan terhadap
perasaannya yang sedang jatuh cinta lewat puisi di atas. Sedangkan puisi Satu
Renungan Di Masjid karya Motinggo Boesje menceritakan mengenai pengalaman
pribadi sang penyair yang telah melaksanakan sholat sunnah di masjid. Lebih dalam
lagi dalam puisi ini menceritakan mengenai perenungannya serta akan kehadiran-Nya
terhadap tuhan di berbagai tempat. Dalam puisi ini, penyair juga menempatkan diri
yang sedang melaksanakan sholat di dalam masjid dengan lantai pualam. Ini
menambah kesan mewah dan meganya suasana di dalam masjid tersebut.
Referensi
Oleh:
RAPLI PASHA (F021211013)
KELAS 5A
PRODI SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
PENDAHULUAN
Latar belakang
Untuk dapat membandingkan novel dengan novel yang lainnya dengan berbagai
latar belakang pengarangnya, salah satunya dengan melihat pada unsur dari dalam
pembentuk dalam karya sastra itu sendiri, misalnya dengan melihat pada tema, alur,
setting, gaya bahasa, sudut pandang, serta amanat. Maupun dalam dilihat dengan dari
unsur luar pembangun karya sastra seperti nilai-nilai, latar belakang pengarang,
keyakinan, dan lainnya. Sehingga tujuan dalam penulisan, ingin membandingkan
mengenai apa-apa saja di dalam novel tahun 1990-an dengan novel tahun 2020-an.
PEMBAHASAN
Novel merupakan cerita prosa yang fiktif yang panjang, yang melukiskan tokoh-
tokoh yang terlibat di dalam cerita, disertai dengan gerak dan adegan nyata yang
refresentatif dengan alur atau keadaan di dalamnya. Biasanya novel mempunyai ciri-
ciri terhgantung dari tokoh, penyajian ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan
penyajian lebih dari emosi.
Latar belakang pengarang dalam penciptaan novel balada si roy karya Heri
Hendrayana
Masalah yang diidentifikasi dalam novel balada si roy karya Heri Hendrayana
Dalam novel balada si roy diidentifikasi faktor yang menjadi faktor terjadinya
masalah yang ditemukan dalam novel yaitu faktor ekonomi, faktor psikologi, dan
faktor kebudayaan. Dalam novel balada si roy karya Heri Hendrayana diidentifikasi
mengenai masalah yang sering ditemukan dan dilanggal ialah masalah terhadap norma-
norma pelanggaran terhadap masyarakat.
Alur : alur yang digunakan dalam novel orangorang biasa karya Andrea
Hinata ialah alur maju. Menggunakan alur maju sebagaimana mengenai
permasalahan yang di hadapi dalam tokohtokoh yang terlibat,
kemunculan konflik, peningkatan konflik, klimaks, hingga penyelesaian
permasalahan sejalan dengan menggunakan alur maju yang selalu
berlanjut ke masa yang akan datang.
Latar : Menggunakan tiga latar, yaitu latar tempat, waktu ,dan suasana.
Keseluruhan latar dalam novel ini berada di kota Belantik, kabupaten
Belitong dengan setting seperti sekolah, kantor polisi, pasar, pelabuhan,
bank, warung kopi. Latar waktu terjadi di era sekarang (modern).
Tokoh : Tokoh utama dalam novel ini ialah Handai, Tohirin, Honorun, Rusip,
Salud, Nihe, Dinah dan Junilah. Tokoh tambahan seperti inspektur
polisi, dua buron, guru Akhirudin, ibu Atikah, dan lainnya.
a. Masalah kemiskinan
Masalah kemiskinan yang dihadapi dalam novel ketika para pedagang
kecil yang setiap hari selalu menghadapi berbagai kemiskinan dari ekonomi
keluarga sendiri, sehingga harus melanggar aturan yang ada demi keluarga.
b. Masalah kejahatan
Dalam novel tersebut masalah kejahatan kerap terjadi di dalam cerita
dimana baik pejabat, pengusaha, dan pegawai negeri dengan melakukan
kejahatan yaitu pencurian uang, walaupun tidak bisa dibayangkan akan terjadi
di kota kecil.
c. Masalah keluarga
Dalam novel orang-orang biasa ini juga diidentifikasi mengenai masalah
keluarga yang dihadapi ketika orang-orang dengan ekonomi yang rendah
dihadapkan pada masalah keluarga yang ada karena pengaruh ekonomi yang
ada serta kesulitan mencari pekerjaan. Sedangkan orang-orang dengan ekonomi
yang mapan dihadapkan pada permasalahan seperti perselingkuhan.
d. Pelanggaran terhadap norma masyarakat
Dalam novel diidentifikasi mengenai pelanggaran terhadap norma
masyarakat yaitu ada pembulian yang dilakukan oleh sekelompok geng yang
menimpah tokoh Salud. Sehingga aksi pembulian yang dilakukan oleh
sekelompok geng ini, berakibat fatal secara fisik dan mental yang dialami tokoh
Salud.
e. Masalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidup juga diidentifikasi dalam novel orang-orang
biasa dimana sebagian anak-anak sudah melakukan diskriminasi yang kurang
menghargai sesamanya.
f. Masalah pendidikan
Masalah pendidikan yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel ialah
banyak orang miskin yang kesusahan untuk mendapatkan akses pendidikan
dimana dengan biaya pendidikan yang mahal. Sedangkan orang yang mapan
banyak melakukan kecurangan dengan mengandalkan jabatan atau status untuk
meraih jalan pintas yang diinginkannya.
PENUTUP
Kesimpulan
Novel merupakan cerita prosa yang fiktif yang panjang, yang melukiskan tokoh-
tokoh yang terlibat di dalam cerita, disertai dengan gerak dan adegan nyata yang
refresentatif dengan alur atau keadaan di dalamnya. Biasanya novel mempunyai ciri-
ciri terhgantung dari tokoh, penyajian ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan
penyajian lebih dari emosi. Keberadaan suatu novel tidak lepas dari hubungan
pengarang, masyarakat, serta pembaca. Dengan pendekatan sosiologi sastra, karya
sastra dipandang tidak lagi otonom (tidak melihat strukturalnya), tetapi untuk
memahami aspek sosial dalam karya sastra khususnya novel perlunya terlebih dahulu
memahami srtuktur yang membangun novel tersebut.
Dalam novel balada si roy karya Heri Hendrayana diidentifikasi mengenai unsur
instrinsik yang sempat disinggung dalam penulisan seperti tema, latar, tokoh, dan alur.
Sedangkan dalam novel orang-orang biasa karya Andrea Hinata seperti tokoh, latar
atau setting, dan alur. Dalam kedua novel tersebut, masing-masing ditemukan
mengenai masalah yang ikut menyertai di dalam cerita novel tersebut. Pada novel
balada si roy karya Heri Hendrayana diidentifikasi masalah sosial seperti; kejahatan,
disorganisasi keluarga, masalah generasi muda, pelanggaran terhadap norma-norma
masyarakat, dan masalah kependudukan. Seperti halnya dalam novel orang-orang
biasa karya Andrea Hinata yang diidentifikasi mengenai masalah-masalah yang
dihadapi para tokoh-tokoh yang ada di dalam novel orang-orang biasa ini ialah;
masalah kemiskinan, kejahatan, masalah keluarga, pelanggaran terhadap norma-norma
masyarakat, lingkungan hidup, dan masalah pendidikan.
Referensi
Mumtaz, Nida Aulia. 2022. “Masalah Sosial dalam Novel Balada Si Roy: Joe Karya
Gol A Gong”. Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal
Soedirman.