Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5 SOAL PSIKOLOGI SASTRA DAN 5 SOAL SOSIOLOGI SASTRA

NAMA: SURYA ABDI PRAHMANA


KELAS: PBSI 2021 C
NIM: 2105111668

5 SOAL PSIKOLOGI SASTRA


1. Jelaskan yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan psikologi sastra
menurut Wellek dan Warren!
Yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan psikologi sastra menurut
Wellek dan Warren adalah bahwa seandainya pun seorang pengarang berhasil
membuat tokoh-tokohnya berlaku sesuai dengan “kebenaran psikologis” perlu
dipertanyakan apakah kebenaran semacam itu bernilai artistik. Sebab banyak karya
besar yang menyimpang dari standar psikologi sezaman atau sesudahnya. Karya
sastra kadang menyajikan situasi-situasi yang terkadang tidak masuk akal dan motif-
motif yang fantastis, dan bahkan upaya mendramatisasi cukup dominan kehadirannya.
Pada kasus-kasus tertentu memang pemikiran psikologi menambah keartistikan
karena menunjang koherensi dan kompleksitas karya, tetapi pemikiran psikologi
dalam karya sastra tidak hanya dicapai melalui pengetahuan psikologi saja.
Kebenaran psikologi yang terdapat dalam karya sastra baru mempunyai nilai artistik
jika menambah koherensi dan kompleksitas karya. Dalam arti merupakan bagian
integral dari karya sastra itu sendiri.

2. Latar Belakang Muncul dan Berkembangnya Psikologi Sastra!

Latar belakang munculnya pendekatan psikologi sastra disebabkan oleh meluasnya


perkenalan sarjana-sarjana sastra dengan ajaran-ajaran Freud yang mulai diterbitkan
dalam bahasa Inggris, terutama The Inter- pretation of Dreaming (Penafsiran Mimpi)
dan Three Contributions to a Theory of Sex (Tiga Karangan tentang Teori
Seksualitas) dalam dekade menjelang perang dunia (Hardjana, 1984:59).
Pendekatan psikologi sastra antara lain dirintis oleh I.A. Richards, melalui bukunya
yang berjudul Principles of Literary Criticism (1924). Dalam buku tersebut Richards
mencoba menghubungkan kritik sastra dengan uraian psikologi sistematik. Dijelaskan
olehnya pengertian hakikat pengalaman sastra yang terpadu, sebagaimana diajar- kan
oleh psikologi Gestaltt dan pembaharuan bahasa kiritik sastra. Menurutnya, bahasa
kritik sastra mendukung pandangan bahwa karya sastra sebagai suatu objek estetik
tidak mempunyai pengaruh, sebab karya sastra tidak lain adalah sebuah pengalaman
pribadi pembacanya (Hardjana, 1984:60).
Richards menentang idialisme estetik atau pendirian “seni untuk seni” dengan
mementingkan daya komunikasi karya seni. Menurutnya, seni yang berarti hanyalah
seni yang mampu berkomunikasi. Dalam hal ini nilai karya seni terletak pada
kemampuannya menjalin sikap-sikap yang saling bertentangan secara efisien. Oleh
pandangannya tersebut, Richards disebut sebagai bapak poetika ketegangan oleh
Wimsatt dan Brooks. Dalam hal ini karya seni (termasuk sastra) haruslah
mendamaikan pertentangan atau nilai-nilai yang saling berlawanan, seperti baik ><
buruk, jahat >< berbudi, dan sebagainya. Perdamaian nilai-nilai yang saling
berlawanan itu jelas dalam ironi yang merupakan dasar utama bagi nilai
poetik yang kemudian populer di kalangan kritikus sastra psikologi (Hardjana,
1984:60).

3. Wellek dan Warren (1990) mengemukakan bahwa psikokogi sastra mempunyai empat
kemungkinan pengertian jelaskan!
Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi.
Yang kedua studi proses kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum- hukum psikologi
yang diterapkan pada karya sastra. Dan yang keempat mempelajari dampak sastra
pada pembaca
Menurut Wellek dan Warren (1990) pengertian pertama dan kedua merupakan bagian
dari psikologi seni, dengan fokus pada pengarang dan proses kreatifnya. Pengertian
ketiga terfokus pada karya sastra yang dikaji dengan hukum-hukum psikologi.
Pengertian keempat terfokus pada pembaca yang ketika membaca dan
menginterpretasikan karya sastra mengalami berbagai situasi kejiawaan.

4. Mengapa Psikologi sastra merupakan salah satu kajian sastra yang bersifat
interdisipliner?
karena memahami dan mengkaji sastra dengan menggunakan berbagai konsep dan
kerangka teori yanga ada dalam psikologi. Psikokogi sastra mempunyai empat
kemungkinan pengertian, yaitu studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi, proses kreatif, studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada
karya sastra, dan mempelajari dampak sastra pada pembaca.

5. Jelaskan mengenai Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pengarang!


Psikologi pengarang merupakan salah satu wilayah psikologi kesenian yang
membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun sebagai seorang
pribadi (Wellek & Warren, 1990:90). Dalam kajian ini yang menjadi fokus adalah
aspek kejiwaan pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya
sastra.
Seperti dikemukakan oleh Hardjana (1984:62) kajian yang berhubungan dengan
“keadaan jiwa” sebagai sumber pen- ciptaan puisi yang baik telah dikemukakan oleh
Wordsworth, seorang penyair romantik Inggris pada awal abad sembilan belas.
Wordsworth mengatakan sebagai berikut.

Penyair adalah manusia yang bicara pada manusia lain. Manusia yang benar-benar
memiliki rasa tanggap yang lebih peka, kegairahan dan kelembutan jiwa yang lebih
besar. Manusia yang memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang kodrat
manusia dan memiliki jiwa yang lebih tajam dari pada manusia-manusia lainnya.
Wordsworth menjelaskan bahwa “keadaan jiwa” dengan psikologi khususnya, akan
melahirkan pengungkapan

bahasa puisi yang khusus pula. Pendirian Wordsworth mengenai proses penciptaan
puisi yang dikatakannya sebagai pengungkapan alamiah dari perasaan-perasaan yang
meluap- luap, dari getaran hati yang berkembang dalam kesyahduan, juga
menunjukkan adanya hubungan antara aspek psikologi dalam proses penciptaan puisi
(Hardjana, 1984:62).
Pengakuan penyair Subagio Sastrowardoyo mengenai proses kreatifnya, yang semula
disampaikan kepada H.B. Jassin berikut ini, juga mendukung adanya hubungan yang
tak terpisahkan antara psikologi dengan penciptaan karya sastra.
5 SOAL SOSIOLOGI SASTRA

1. Jelaskan mengenai sisiologi sastra!


Sosiologi sastra adalah salah satu pendekatan dalam kajian sastra yang memahami dan
menilai karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi sosial atau kemasyarakatan
(Damono dalam Wiyatmi, 2013, hlm. 5). Seperti namanya, sosiologi sastra adalah upaya
untuk memahami karya sastra melalui perpaduan ilmu sastra dengan ilmu sosiologi. Dalam
wacana ini, sastra berdiri sebagai fenomena masyarakat yang ditelaah dalam kacamata ilmu
sastra dalam hubungannya dengan ilmu sosiologi.

Sosiologi sastra, yang memahami fenomena sastra dalam hubungannya dengan aspek sosial,
merupakan pendekatan atau cara membaca dan memahami sastra yang bersifat interdisipliner
yang melibatkan sosiologi. Oleh karena itu, sebelum menjelaskan hakikat sosiologi sastra
menurut Swingewood (dalam Wiyatmi, 2013, hlm.6) kita harus terlebih dulu mampu
mengetahui batasan sosiologi sebagai sebuah ilmu dan menguraikan perbedaan dan
persamaan antara sosiologi dengan sastra.

Swingewood (dalam Wiyatmi, 2013, hlm. 6) mengungkapkan bahwa sosiologi adalah studi
yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat serta studi mengenai lembaga-
lembaga dan proses sosialnya. Sosiologi berusaha menjawab pertanyaan mengenai
bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa masyarakat itu
bertahan hidup.

Baik sosiologi maupun sastra memiliki objek kajian yang sama, yaitu manusia dalam
masyarakat. Keduanya berusaha memahami hubungan-hubungan antarmanusia dan proses
yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut di dalam masyarakat.

2. Jelaskan Pendekatan Sosiologi Sastra!


Santosa dan Wahyuningtyas (2011, hlm. 24) menyatakan, karya sastra itu unik karena
merupakan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan sosial yang kompleks.
Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa karya sastra dapat dianggap sebagai cermin
kehidupan sosial masyarakatnya karena masalah yang dilukiskan dalam karya sastra
merupakan masalah-masalah yang ada di lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai
anggota masyarakat. Di sinilah keduanya bertemu kembali dan menyiratkan bahwa harus
terjadi interaksi interdisiplin dalam mengkaji suatu karya sastra.
3. Jelaskan mengenai sosiologi pengarang!
Sosiologi pengarang berhubungan dengan profesi pengarang dan institusi sastra. Masalah
yang dikaji antara lain dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang,
dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra.
Dapat dikatakan bahwa sosiologi pengarang adalah kajian sosiologi sastra yang
memfokuskan perhatian pada pengarang sebagai pencipta karya sastra (Wiyatmi, 2013, hlm.
29).

Dalam sosiologi pengarang, pengarang sebagai pencipta karya sastra dianggap merupakan
makhluk sosial yang keberadaannya terikat oleh status sosialnya dalam masyarakat, ideologi
yang dianutnya, posisinya dalam masyarakat, juga hubungannya dengan pembaca. Dalam
penciptaan karya sastra, campur tangan penulis sangat menentukan, karena realitas yang
digambarkan dalam karya sastra ditentukan oleh pikiran penulisnya (Caute dalam Junus,
1986, hlm. 8).

4. Sebutkan ruang lingkup atau yang menjadi kajian sosiologi sastra!

1. status sosial pengarang,


2. ideologi sosial pengarang,
3. latar belakang sosial budaya pengarang,
4. posisi sosial pengarang dalam masyarakat,
5. masyarakat pembaca yang dituju,
6. mata pencaharian sastrawan (dasar ekonomi produksi sastra),
7. profesionalisme dalam kepengarangan.

5. Jelaskan yang dimaksud sosiologi pembaca!

Sosiologi pembaca merupakan salah satu model kajian sosiologi sastra yang
memfokuskan perhatian kepada hubungan antara karya sastra dengan pembaca
(Wiyatmi, 2013, hlm. 60). Hal-hal yang menjadi wilayah kajian sosiologi
pembaca antara lain adalah:

permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra,


sejauh mana karya sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial,
perubahan dan perkembangan sosial (Wellek dan Warren, 1994 dalam Wiyatmi,
2013, hlm. 60).
Sosiologi pembaca juga mengkaji fungsi sosial sastra, mengkaji sampai berapa
jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial.

Anda mungkin juga menyukai