“Psikologi Pengarang”
(Dosen Pengampu: Suarni Syam Saguni, S.S., M.Hum.)
Kelompok 4
A. Latar Belakang
Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi
dan peranan studi psikologis. Artinya, psikologi turut berperan penting dalam
penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya
sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan
dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik
batin yang terkandung dalam karya sastra. Jadi, Secara umum dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan
melahirkan ilmu baru yang disebut dengan “Psikologi Sastra”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pengarang?
2. Apa itu Psikobudaya Pengarang ?
3. Apa itu Kepribadian Pengarang ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian psikologi pengarang.
2. Untuk mendeskripiskan pengertian tentang psikobudaya pengarang
3. Untuk mendeskripsikan pengertian kepribadian pengarang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pengarang
Psikologi pengarang merupakan salah satu wilayah psikologi kesenian yang
membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun sebagai
seorang pribadi. Dalam kajian ini yang menjadi fokus kajian adalah aspek
kejiwaan pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya
sastra.
B. Psikobudaya Pengarang
Psikobudaya adalah kondisi pengarang yang tidak lepas dari aspek budaya.
Kejiwaan pengarang dituntun oleh kondisi budayanya. Pengarang yang bebas
sama sekali dari faktor budaya, hampir tidak ada. Faktor budaya akan menyublim
secara halus dalam jiwa pengarang. Dalam artikel tulisannya, Munandar
(1993:19-26) banyak menyoroti masalah psikologi kreativitas pengarang yang
terikat dengan budaya. Meskipun tulisan tersebut belum didukung oleh penelitian
mendalam di lapangan, namun tetap dapat dijadikan pijakan pemikiran. Paling
tidak, penelitian psikologis akan memahami betapa penting faktor internal dan
eksternal dalam psikologis pengarang. Pengarang tidak bisa lepas dari budaya,
pribadi, dan moral yang mengitari jiwanya. Oleh sebab itu, kreativitas pengarang
sebenarnya merupakan “cetak ulang” dari jiwanya. Menurut dia, kebanyakan
pengarang dalam menggambarkan proses kreatif pada dirinya dalam kesibukan
mengarang (dalam buku Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya
Mengarang II), mengakui bahwa menulis dan mengarang membutuhkan iklim
tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh Sitor Situmorong (Eneste,1984:3)
bahwa “Sejak lahir atau tumbuh dari iklim tertentu, situasi dan kondisi budaya. ...
Penciptaan sebuah sajak, dilakukan oleh seseorang dalam iklim budaya, iklim
sastra.” Bahkan, dikatakan “Faktor Budaya dan kesempatan sosial ikut
menentukan karier seseorang”. Pernyataan ini memang belum secara langsung
terikat dengan iklim psikologis. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa
budaya pengarang akan membentuk kejiwaannya.
C. Kepribadian Pengarang
Ditinjau dari segi pendorong atau dorongan, kreativitas dalam sastra, maka
ialah jika ingin menumbuhkan kreativitas dalam sastra, maka kita perlu
menghargai keunikan pribadi seseorang. Menurut pramoednya anata toer
(eneste, 1984:69), pengalaman berkreasi adalah sangat pribadi, sangat subjektif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi pengarang merupakan salah satu wilayah psikologi kesenian yang
membahas aspek kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun sebagai
seorang pribadi. Dalam kajian ini yang menjadi fokus kajian adalah aspek
kejiwaan pengarang yang memiliki hubungan dengan proses lahirnya karya
sastra.
Psikobudaya adalah kondisi pengarang yang tidak lepas dari aspek budaya.
Kejiwaan pengarang dituntun oleh kondisi budayanya. Pengarang yang bebas
sama sekali dari faktor budaya, hampir tidak ada. Faktor budaya akan
menyublim secara halus dalam jiwa pengarang.
Iqrima, Laitul. 2017. Penerapan Teori Sigmund Freud Pada Novel Di Balik Pesona Surga.
Pasuruan: STKIP PGRI Pasuruan.