DISUSUN OLEH :
MIRI YATI RUMAIN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
i
ii
1
A. LATAR BELAKANG..........................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................
C. TUJUAN PENULISAN.......................................................
BAB II PEMBAHSAN.......................................................................
A. KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA.............................................
B. APA KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA...............................
C. APA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA.....................................
D. ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA, SOSIOLOGI SASTRA
DAN ANTROPOLOGI SASTRA..........................................
1
1
2
3
3
14
20
25
A. KESIMPULAN..................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra
juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode
yang absah dan ilmiah, walau tidak selalu sama dengan metode ilmuilmu alam. Bedanya hanya saja ilmu-ilmu alam berbeda dengan tujuan
ilmu-ilmu
budaya.
Ilmu-ilmu
alam
mempelajari
fakta-fakta
yang
sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh,
maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokohtokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam
karya sastra.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
C. TUJUAN PENULISAN
1.
2.
3.
4.
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Antropologi Sastra ?
BAB II
STKIP-ITA WOTU NUSA
PEMBAHASAN
A. KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa.
Sedangkan sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis-menulis.
Maka jika diartikan secara keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu
yang mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaannya. Menurut Wellek dan
Austin
(1989:90),
kemungkinan
Istilah
pengertian.
psikologi
Yang
sastra
pertama
mempunyai
adalah
studi
empat
psikologi
pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi
proses kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang
diterapkan pada karya sastra. Dan yang keempat mempelajari dampak
sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Pendapat Wellek dan Austin
tersebut memberikan pemahaman akan begitu luasnya cakupan ilmu
psikologi sastra. Psikologi sastra tidak hanya berperan dalam satu unsur
saja yang membangun sebuah karya sastra. Mereka juga menyebutkan,
Dalam sebuah karya sastra yang berhasil, psikologi sudah menyatu
menjadi
karya
seni,
oleh
karena
itu,
tugas
peneliti
adalah
Psikologi
Sastra,
secara
tidak
langsung
kita
telah
dengan
berhubungan
pengarang.
dengan
inspirasi,
Sedangkan
ilham,
studi
dan
yang
kedua
kekuatan-kekuatan
khusus
dalam
penelitian
psikologi
sastra
(Endraswara,
sastra
yang
mempergunakan
pendekatan
psikologis.
sebelum
memutuskan
untuk
bertindak
atas
atau
proses
menunda
kepuasan
ego
pada
akhirnya
akan
Superego
bertindak
untuk
menyempurnakan
dan
mungkin
timbul
antara
ego,
id
dan
superego.
Freud
yang
sangat
luas
tergantung
bagaimana
cara
pada
karya
sastra.
Teori
Freud
dimanfaatkan
untuk
Untuk
menginteprestasikan
karya
sastra
sebagai
bukti
dapat
menjelaskan
merevisi
dan
proses
menulis
kreatif.
kembali
Misalnya,
karyanya.
kebiasaan
Yang
lebih
oleh
Freud
sendiri.
Karya-karya
Sigmund
Freud
yang
yang
bermain,
dan
menciptakan
dunia
imajiner
yang
Leonardo
da
Vinci),
terbit
pada
1910.
Di
sini
Freud
menganalisis kepribadian Leonardo da Vinci dari biografi dan karyakarya seninya, termasuk menguraikan rahasia senyuman Monna Lisa.
Dalam buku ini pula Freud memerkenalkan sebuah konsep penting
yang berpengaruh dalam teori kebudayaan, yaitu konsep sublimasi.
5. Das Unheimliche (Keanehan yang Mencemaskan), terbit tahun 1919.
Di sini Freud mengangkat sebuah efek atau kesan yang kerap
STKIP-ITA WOTU NUSA
perasaan
yang
mencemaskan
itu
muncul,
anehnya
novel.
Ketika
seorang
pengarang
menciptakan
tokoh,
ia
Misalnya,
menyebutkan
sebagian
sebagai
ganti
4. Figurasi
Figurasi adalah transformasi pikiran ke dalam gambar. Misalnya
ketika di waktu sadar kita menginginkan suatu benda, gambaran benda
itu akan muncul dalam mimpi.
Analogi figurasi dalam seni paling jelas tampak dalam seni lukis
atau seni rupa yang lain. Tetapi dalam sastra pun banyak terkandung
unsur figurasi.
Proses Kreatif Sastra
Psikoanalisis menyimpulkan proses kreatif (proses terciptanya)
karya sastra ke dalam dua cara.
1. Sublimasi
Konsep sublimasi terkait
dengan
konsep
ketidaksadaran.
yang
berlaku
dalam
masyarakat,
dan
karenanya
inilah
yang
menjadi
akar
dari
psikoanalisisnya
adalah
asosiasi
bebas
(free
association).
Itulah
di
antaranya
konsep-konsep
psikoanalisis
yang
dapat
dalam
karya
sastra
antropologi
sastra
adalah
usaha
untuk
mencoba
mengandung
aspek
tertentu
yaitu
hubungan
ciri-ciri
aspek-aspek
kearifan
lokal
dengan
fungsi
dan
subkategorinya,
seperti;
trah,
klen
dan
kasta.
Bentuk
sastra
memiliki
tugas
yang
sangat
penting
untuk
eksplisit
mengemukakan
muatan-muatan
yang
akan
ditampilkan, ciri-ciri antropologi yang terkandung di dalamnya. Sematamata kemampuan penelitilah yang dapat menunjukkan suatu karya
sastra sebagai mengandungbdan dengan demikian didominasi oleh
aspek
tertentu;
tema,
pesan
atau
pandangan
dunia
menurut
pemahaman lain.
Sebagai sebuah pendekatan, maka yang dinilai adalah unsurunsur itu juga bagaimana pengarang menceritakan, menarasikan,
sehingga kerinduan terhadap kebudayaan maupun adat-adat tertentu
dapat terwujud dengan baik. Oleh karena itu, ada pendapat bahwa
dalam beberapa hal analisis memiliki persamaan dengan karya sastra,
seperti kualitas kreatifitas, rekonstruksi imajinatif, alur penalaran, dan
dengan
sendirinya
kecenderungan
penggunaan
terhadap
bahasa.
beberapa
ciri
Analisis
selanjutnya,
antropologi
dengan
2)
mengantisipasi
dan
mewadahi
kecenderungan-
dengan
keberadaan
bangsa
Indonesia,
di
dalamnya
5)
mengantisipasi
kecenderungan
kontemporer
yaitu
Ananta
Toer,
tokoh-tokoh
seperti
Bima
dan
Arjuna,
dengan
sengaja
menampilkan
modernisasi
dan
pada
dalam
sastra,
karya
tidak
sastra
dilukiskan
masalah-masalah
secara
peralatan
kronologis,
kehidupan
melainkan
struktur
menunjukkan
dengan
jelas
penggunaan
perkembangan
melahirkan
pegawai
teknologi
negeri,
dan
terjadi
lahirnya
jual
beli
industri.
Birokrasi
intelektualitas
dan
kemampuan pikiran.
Dalam Layar Terkembang, Tokoh Ratna berhenti sebagai pegawai
negeri memilih menjadi seorang petani, tokoh Tamin
dalam Pulang
berbagai
bentuk
berjualan
di
pinggir
jalan.
Warung
yang
pencaharian
tertentu
dapat
juga
menunjukkan
orang
Bali
yang
kebiasaan
mayoritas
dari
masyarakat
beragama
tertentu,
Hindu
yang
keyakinan.
dibandingkan
dengan
kepercayaan,
pada
Pengertian
agama.
umumnya
religi
Religi
berlaku
dianggap
meliputi
dalam
lebih
seluruh
luas
sistem
kelompok-kelompok
Indonesia,
Rampan
(1976)
dalam
novel
Upacara
berjudul
keberadaan
Ateis
Tuhan.
menunjukkan
yang
Dalam
kepercayaan
mengangkat
Lontara
masyarakat
dan
Rindu
mempertanyakan
karya
Sidenreng
Mappangewa
Rappang
yaitu
mengungkapkan
problema
kehidupan.
Karya
sastra
pengarang
dipengaruhi
oleh
status
kelasnya, ideologi
dan
jenis
pembaca
yang
dituju.
Kesemuanya
itu
aspek
yang
membangun
keutuhan
sebuah
cerita
adalah
sastra.
Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya sastra
ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang merupakan a salient
being, makhluk yang mengalami sensasi-sensasi dalam kehidupan
empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra juga dibentuk oleh
masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai dalam
masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa sastra
memiliki
keterkaitan
timbal-balik
dalam
derajat
tertentu
dengan
sastra
dengan
kenyataan
masyarakat
dalam
berbagai
dimensinya.
Sosiologi sastra berkembang dengan pesat sejak penelitianpenelitian
dengan
memanfaatkan
teori
strukturalisme
dianggap
3.
4.
masalah-masalah kemasyarakatan.
Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat-istiadat, dan
tradisi yang lain, dalam karya sastra terkandung estetika, etik,
bahkan logika. Masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap
karya
sastra
dalah
hakikat
Fungsi sastra dalam hal ini adalah nilai seni dengan masyarakat,
apakah
di
antara
unsur
tersebut
ada
keterkaitan
atau
saling
berpengaruh.
Sosiologi sebagai Pendekatan Sastra
Pendekatan sosiologi sastra yang paling banyak dilakukan saat ini
menaruh perhatian yang besar terhadap aspek dokumenter sastra dan
landasannya
adalah
gagasan
bahwa
sastra
merupakan
cermin
pendekatan
ekstrinsik
biasanya
politik.
Dapat
dipahami
bahwa
bilamana
seseorang
ingin
sebuah
karya
sastra
dari
aspek
kemasyarakatan
intrinsiknya,
dikaitkan
permasalahan
dengan
kerinduan
ke
masa
lampau
termasuk
sebagai
memiliki
ciri-ciri
antropologi sastra.
Sebagai interdisiplin, dalam rangka menopang eksistensi karya
sastra, psikologi sastra, sosiologi sastra dan antropologi sastra dianggap
telah mewakili keseluruhan aspek ekstrinsiknya. Seperti di atas,
psikologi sastra menganalisisnya dari segi kejiwaan, sosiologi sastra
menganalisis dari segi masyarakatnya, sedangkan antropologi sastra
dari segi kebudayaan. Perbedaaan dilakukan semata-mata sebagai
salah satu cara untuk menentukan bahwa suatu objek didominasi oleh
salah satu ciri sehingga pantas dianalisis dari pendekatan tersebut.
Psiokologi sastra, misalnya, baik dilakukan pada karya yang banyak
mengandung konflik batin. Sosiologi sastra terhadap karya sastra yang
banyak bercerita mengenai berbagai peristiwa dalam masyarakat.
Sedangkan antropologi sastra pada karya yang mengandung tema,
pesan,
pandangan
dunia,
dan
nilai-nilai
kehidupan
manusia,
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Adapun kesimpulan
yang
dapat
kami
ambil
berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan
dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.
Anwar
Sahril.
2013.
Analisis
Antropologi
Sastra,
(Online),
2014.
Kajian
Antropologi
Sastra,
(Online),
PSIKOLOGI.htm
Blog Archive FREUD, Id-Ego-Superego.htm
Pendekatan-Dalam-Penelitian-Sastra.htm
penerapan-teori-psikoanalisis-dalam.html
Hardjana, Andre.1981. Kritik Sastra Sebuah Pengantar.Jakarta :
Gramedia
Endraswara
Suwardi.2008.Metode
Penelitian
Psikologi