Dalam konteksnya, sastra dan psikologi merupakan studi yang tidak dapat dipisahkan
karena keduanya membahas terkait kejiwaan seorang manusia, maka para ahli mencoba untuk
memberikan korelasi terkait kajian psikologi dalam sastra. Menurut Wallek & Warren (2014)
ada beberapa batasan dalam studi tersebut, yaitu studi terkait proses kreatif pengarang, studi
pengarang, studi tentang hukum psikologi dalam karya sastra, dan studi tentang pembaca sastra.
Pandangan tersebut telah banyak digunakan oleh para peneliti psikologi karena dianggap
menjadi representatif dalam kajian psikologi sastra.
3). The Relationship between Psychology and Literature – Dastmard F, Razmjoo T, Saleh V.
(Not Good)
4). Literature and Psychology in the Context of the Interaction of Social Science – Badegul Can
Emir
Sastra dan Psikologi merupakan dua bidang keilmuan yang sama-sama mempelajari
kejiwaan manusia. Psikologi pada dasarnya mempelajari karakter manusia dan segala sesuatu
yang mempengaruhinya sedangkan sastra bekerja sebagai penggambaran dari kehidupan
manusia melalui imajinasi. Kedua bidang tersebut sama-sama bermanfaat karena mempelajari
tingkah laku manusia dan dijembatani oleh sebuah karya sastra. Dalam bidang psikologi, untuk
menganalisis mental kehiduapan manusia, dibutuhkan manusia yang memiliki kondisi khusus
untuk dipelajari. Hal ini menjadi kendala karena untuk menemukan manusia dengna kriteria
tersebut sangat sulit, olehnya para psikologis kebanyakan mempelajari karakter manusia melalui
sebuah karya sastra. Sastra juga demikian, untuk membuat sebuah karya yang bagus, maka
dibutuhkan analisis pskologi untuk menggambarkan sebuah karakter menjadi lebih nyata. Karya
sastra menjadi studi dalam bidang psikologi karena memberikan aspek psikologi untuk
dianalisis, sebaliknya karya sastra membutuhkan studi psikologi untuk betul-betul membuat
sebuah karakter atau tokoh yang menarik dalam sebuah karya. Hal ini disebabkan karena
psikologi dan sastra menemukan titik korelasinya pada imajinasi, perasaan, dan jiwa manusia.