Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Istilah sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansakerta yang artinya teks
yang mengandung 'instruksi atau 'pedoman, dari kata dasar sas 'instruksi atau
ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini bisa digunakan untuk merujuk pada
'kesusastraan atau sebuah tulisan yang memiliki arti keindahan tertentu. Berdasarkan
istilah tersebut, maka pengertian sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk
gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
Karya sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang hidup dalam masyarakat
dengan segenap persoalan. Sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang
mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya,
tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatiI dan emosional. Sastra
dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu
tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu.
Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang melengkapi
kehidupan manusia. Permasalahan itu dapat berupa permasalahan yang terjadi dalam
dirinya sendiri. Oleh karena itu, karya sastra memiliki dunia sendiri yang merupakan
hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan itu sendiri baik

berupa novel, puisi maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan
dimanIaatkan oleh masyarakat. Sebagian ahli mengungkapkan bahwa setiap manusia
merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Menusia mempunyai
watak, temperamen, pengalaman, pandangan, dan perasaan sendiri yang berbeda
dengan lainnya
Berdasarkan deIinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan bentuk
ekspresi pikiran atau perasaan manusia yang sarat nilai-nilai pengalaman hidup yang
positiI melalui media bahasa yang indah dan serasi, baik secara lisan maupun tulisan
. Sehubungan dengan deIinisi tersebut, jelaslah bahwa membaca sastra memberikan
banyak pengalaman dan pengetahuan kepada pembacanya.
Karya sastra terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis sastra tesebut meliputi:
5ertama, novel, yaitu sebuah karya Iiksi prosa yang tertulis dan naratiI, biasanya dalam
bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kedua, cerpen yatiu sebuah situasi yang
digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada
tradisi penceritaan lisan. Ketiga, syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat
yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat
baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang
mengandung maksud). Keem5at, pantun, salah satu jenis puisi lama , lazimnya pantun
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-
b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Kelima, drama yaitu satu bentuk
karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Drama juga terkadang
dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Dari jenis-jenis sastra di atas, salah satu bentuk karya sastra yang akan dikaji oleh
penulis adalah genre satra bentuk novel. Novel merupakan bagian dari karya sastra
tulis atau genre prosa imajinatiI yang banyak dinikmati dan diminati oleh masyarakat.
Novel biasanya berorientasi pada masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Novel merupakan salah satu karya Iiksi yang memiliki arti cerita panjang untuk
mengungkapkan kehidupan manusia. Ciri khas dari karya novel yaitu adanya unsur-
unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri atas alur, latar, tokoh, sudut
pandang, gaya bahasa, dan tema. BiograIi pengarang, unsur psikologis merupakan
sebagian dari unsur ekstrinsik. Unsur -unsur tersebut akan terlihat jelas secara inIlisit
maupun secara eksplisit jika kita melakukan analisis terhadap karya tersebut secara
utuh. Salah satu unsur ekstrinsik yang terdapat pada novel Sybil yaitu berkenaan dengan
aspek psikologis.
Aspek psikologis di dalam suatu novel berIungsi sebagai penjelas terhadap pola
kepribadian hidup yang berlaku pada suatu masyarakat. Istilah psikologis berasal
Yunani, yaitu dari kata 5sychie yang berarti 'jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi,
secara harIiah, psikologis berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-
gejala kejiwaan.
Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan
mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku. Berdasarkan deIinisi tersebut
biasanya aspek psikologi ini dapat dilihat dari tingkah laku, sikap dan prasangka, emosi
yang secara keseluruhan termasuk dalam kepribadian. Psikologi berhubungan erat
dengan kepribadian yang dimiliki manusia.

Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-Iisik


dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagaimana pun psokilogi dapat memberikan
pengertian yang lebih baik mengenai sebab-sebab orang berpikir dan bertindak seperti
yang mereka lakukan, dan memberikan pandangan untuk menilai sikap dan reaksi yang
kita lakukan sendiri. Psikologi kepribadian dibutuhkan oleh mereka yang dalam
kehidupannya selalu berhubungan dan bersama orang lain.
Penelitian yang menggunakan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk
pemahaman atas penaIsiran karya sastra dari sisi lain . Orang dapat mengamati tingkah
laku tokoh-tokoh dalam sebuah roman atau drama dengan pertolongan psikologi. Andai
kata tingkah laku tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan apa yang diketahuinya tentang
jiwa manusia, ia telah berhasil menggunakan teori-teori psikologi moderen untuk
menjelaskan dan menaIsirkan karya sastra.
Salah satu aspek psikologis yang dianalisis terdapat dalam novel 'Sybil`, karya
Flora Retha Schreiber berupa 16 karakter atau kepribadian majemuk dalam satu diri
individu. Novel Sybil dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji.
Kelebihan novel ini terletak pada karakter tokoh sentral yang memiliki 16 kepribadian
majemuk gadis bernama Sybil sebagai tokoh utamanya. Semua pribadi tersebut sama
sekali tidak diketahui Sybil, seolah-olah merupakan orang lain yang memakai raga
Sybil dan mereka mengenal Sybil dengan baik. Personal-personal itu juga memiliki
usia yang berbeda-beda, hobi berbeda, bahkan tingkat keyakinan terhadap agama yang
berbeda.

Untuk memahami berbagai karakter serta prilaku manusia ini dalam novel
tersebut, maka pembelajaran dan pengajaran sastra khususnya novel dipandang perlu
untuk memberikan pengalaman hidup yang berarti bagi siswa. Melalui pembelajaran
novel ini diharapkan siswa dapat memahami pendalaman-pendalaman karakteristik
penokohan dari aspek psikologi khususnya tokoh 'Syibil.
Menyadari pentingnya pembelajaran sastra, jika dilihat dari peranannya dalam
mencapai berbagai aspek tujuan pengajaran, tidaklah mengherankan masalah kurang
keberhasilan pengajaran sastra di sekolah-sekolah itu mendapatkan tanggapan-
tanggapan , terutama dari berbagai pihak dan kalangan pendidik.
Membaca sebuah karya sastra menyenangkan, tetapi tidak mudah untuk
memahami makna yang terdapat pada karya tersebut. Oleh karena itu, setelah membaca
novel Sybil, dimana novel tersebut banyak membahas tentang masalah psikologi, yakni
adanya kepribadian ganda yang dimiliki tokoh Sybil, penulis tertarik untuk menguji
pengetahuan dan menambah pengetahuan dengan menganalisis aspek-aspek psikologi
yang terdapat dalam novel Sybil karya Flora Retha Schreiber, sehingga penulis dapat
lebih memahami dan menambah wawasan dalam bersastra.
Novel Sybil ini, selain menambah wawasan tentang aspek psikologi bagi penulis,
juga sangat penting bagi pembelajaran sastra di sekolah, khususnya di Sekolah
Menengah Atas, karena dengan mempelajari dan memahami aspek psikologi tersebut,
siswa bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari baik yang berbentuk kognitI, aIektiI maupun psikomotor. Dari
ilmu yang mereka peroleh bisa benar-benar menjadikan adanya perubahan tingkah laku
yang tentu saja sesuai dengan perilaku dan jati dirinya dan di terima oleh masyarakat.

Sebab bisa dikatakan juga anak-anak se- usia SMA atau remaja adalah merupakan
agennya perubahan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti sebagai orang yang memiliki kepedulian
terhadap karya sastra dan proses pembelajarannya di sekolah, berusaha untuk meninjau
dan menganalisis novel yang berjudul Syibil karya Flora Retha Schreiber dengan
harapan dapat menjadi salah satu reIerensi bahan pembelajaran di sekolah khusunya di
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas maupun bagi mahasiswa.

1.2 Fokus Permasalahan
Dalam suatu penelitian perlu adanya kejelasan atau Iokus per masalahan. Fokus
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah isi novel Syibil berdasarkan aspek psikologi?
2) Bagaimanakah implikasi novel Sybil terhadap pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di SMA?
Fokus permasalahan ini hanya dibatasi dari sisi psikologisnya saja, yaitu
dianalisis berdasarkan aspek psikologi. Novel ini mempunyai keunikan cerita, antara
lain bagaimana seorang Sybil memiliki kepribadian majemuk, yaitu memiliki 16
kepribadian dan dapat berganti-ganti peran.

1.3 Tujuan Penelitan
Berdasarkan Iokus permasalahan, maka dalam penelitian ini ditentukan tujuan
yang hendak dicapai yaitu:

1) Untuk mengetahui isi novel Sybil berdasarkan aspek psikologi.


2) Untuk mengetahui implikasi novel Sybil terhadap pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi kita semua.
Kegunaan dari penelitian tersebut adalah:

1) Bagi penulis
Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat
lebih memahami dan mengetahui kepribadian majemuk yang terdapat pada novel
Sybil dengan cara menganalisis aspek psikologi.

2) Bagi pembaca
Kegunaan penelitian bagi pembaca adalah untuk meningkatkan minat baca karya
sastra dan lebih memahami isi bacaan tersebut.






BAB II
KA1IAN TEORETIS

2.1 Pengertian Sastra
Sastra pada dasarnya adalah tulisan-tulisan untuk dinikmati. Sastra adalah untuk
didengarkan, dibaca, ditonton, diucapkan, dan diragakan, dengan maksud untuk
dihayati. Dari sastra diharapkan diperoleh kenikmatan (Rusyana, 1984: 312). Sementara
itu, sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari Iakta artistik dan imajinatiI
sebagai maniIestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai
medium dan punya eIek yang positiI terhadap kehidupan manusia (Esten, 1978:9).
Menurut Wellek dan Warren, sastra adalah suatu kegiatan kreatiI, sebuah karya
seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang
absah dan ilmiah, walau tidak selalu sama dengan metode ilmu-ilmu alam. Bedanya
hanya saja ilmu-ilmu alam berbeda dengan tujuan ilmu-ilmu budaya. Ilmu-ilmu alam
mempelajari Iakta-Iakta yang berulang, sedangkan sejarah mengkaji Iakta-Iakta yang
silih berganti Wellek dan Warren (1995:3). Sastra itu adalah sebuah rekaan, hasil cipta
seseorang sebagai ungkapan penghayatannya ke dalam wujud bahasa (Rusyana, 1982:
4).
Berdasarkan uraian di atas, memberikan gambaran bahwa sastra adalah kegiatan
manusia secara kreatiI dan merupakan ungkapan perasaan , pengalaman, pemikiran,
Iantasi dari suatu gambaran konkret dengan manggunakan bahasa indah dalam sebuah
karangan rekaan.


2.2 Ciri-ciri Sastra
Ada tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya-karya tulis lain yang
bukan sastra yaitu:
1) SiIat Khayali (1ictionality)
Karya sastra merupakan akibat dari keenyataan bahwa karya sastra dicipta
dengan daya khayali dan karya sastra membicarakan tentang masalah-masalah
kehidupan yang nyata. Karya sastra terlebih dahulu menciptakan dunia khayali
sebagai latar belakang tempat kenyataan dan masalah yang dapat direnungkan dan
dihayati oleh pembaca.
2) Nilai-nilai Seni (esthetic values), meliputi:
a. Keutuhan (unity)
Keutuhan adalah suatu karya sastra (puisi, novel, drama atau esei) harus
utuh, artinya, setiap bagian atau unsure yang ada pada karya sastra
menunjang usaha isi hatinya (sastrawan).
b. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik
dalam ukuran maupun bobotnya, harus sesuai atau seimbang dengan
Iungsinya.
c. Keselarasan (harmony)
Kseslarasan berkaitan dengan hubungan satu unsur atau bagian karya sastra
dengan unsur atau bagian lain. Artinya, unsur atau bagian itu harus

menunjang daya ungkap unsur atau bagian lain, dan bukan mengganggu
atau mengaburkannya.
d. Tekanan yang tepat (right em5hasis)
Tekanan yang tepat adalah unsur atau bagian yang penting harus mendapat
penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang kurang penting.
Unsur yang penting itu akan dimunculkan sastrawan dengan lebih seksama,
sedangkan yang kurang penting mungkin hanya berupa garis besar dan
bersiIat skematik saja.
3) Cara Penggunaan Bahasa yang Khas (s5ecial use o1 language)
Penggunaan bahasa secara khusus sangat jelas tampak pada karya-karya puisi.
Walaupun begitu, di dalam novel dan drama pun penggunan bahasa seperti itu
dilakukan para sastrawan dengan sadar dan seksama (Sumardjo dan Saini, 1986:13).

2.3 Novel
Berdasarkan jenis-jenis sstra, salah satu jenis sastra yang akan dikaji adalah novel.
Sebelum lebih luas lagi mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam novel, terlebih
dahulu dijelaskan pengertian novel.
2.3. 1 Pengertian Novel
Novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas dan kompleks dalam
suasana cerita yang beragam. Namun ukuran luas di sini juga tidak mutlak demikian
mungkin yang luas hanya salah satu unsur Iisiknya saja (Sumardjo dan Saini K.M,
1994:29). Novel merupakan suatu karya 1iksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita
yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan . Sebuah novel bisa saja

memuat tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa nyata, tetapi pemuatan tersebut biasanya


hanya beIungsi sebagai bumbu belaka dan mereka dimasukkan dalam rangkaian cerita
yang bersiIat rekaan atau dengan detail rekaan. Terdapat berbagai bentuk novel, salah
satunya novel berbentuk prosa. Novel berbentuk prosa tersebut merupakan bentuk
pengungkapan dengan cara langsung, tanpa meter atau rima dan tanpa rima yang teratur.
Novel tidak berbentuk begitu saja, dalam novel bisa dijumpai elemen-elemen puitis
ataupun mencantumkan puisi di dalamnya (Aziez, 2010:2).
Sebuah novel bercerita tentang seorang tokoh atau bercerita tentang banyak tokoh,
maka seorang tokoh dibedakan dari tokoh lainnya, sebuah novel mengandung sebuah
cerita yang bersambungan dan segala peristiwa dalam novel merupakan suatu kejadian.
Sementara itu menurut Jakob Sumardjo novel adalah bentuk sastra yang paling popular
di dunia.Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Junus,1983: 91).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel merupakan sebuah
genre sastra yang memiliki bentuk utama prosa, yang berukuran panjang, serta
memaparkan tokoh-tokoh dalam peristiwa yang dialaminya. Novel dibedakan dengan
puisi terutama dari bahasanya yang tidak berima, bermeter, dan tidak memiliki irama
yang teratur.

2.3.2 1enis-jenis Novel
Dalam karya sastra terdapat jenis-jenis novel, yaitu:
1) Novel Picaresque

Menurut akar katanya berasal dari kata 5icaro, yang dalam bahasa Spanyol
berarti 'bandit. Novel picaresque dibangun di atas tradisi cerita-cerita picaro
Spanyol abad keenam belas, yang secara tipikal melukiskan bagaimana seorang
picaro dengan segala kecerdikannya hidup dari satu perjalanan ke perjalanan
lainnya. Dengan demikian, dalam pengertian tertentu yang sempit sebenarnya
hanya sedikit saja karya-karya Spanyol abad keenam belas yang benar-benar
bisa disebut sebagai novel picaresque. Sementara, dalam pengertian yang umum
dapat dikatakan bahwa elemen-elemen picaresque dapat dijumpai di banyak
novel.
2) Novel Epistolari
Seperti yang diindikasikan oleh namanya, novel epistolari memanIaatkan surat
(e5istles) yang dikirim di antara para tokoh yang ada di dalamnya sebagai
media penyampaian cerita. Novel jenis ini terutama merebak pada abad
kedelapan belas. Walaupun novel epistolari ' murni sudah sangat jarang,
sesudah abad kedelapan belas, bentuk ini memberikan inspirasi kepada para
novelis bagaimana bermanIaatnya surat sebagai elemen dalam ragam narasi
suatu novel.
3) Novel Sejarah
Novel sejarah ini berbentuk petualangan, di mana latar belakang sejarah,
termasuk tokoh-tokoh sejarah dimasukkan dalam rangkaian cerita tokoh-tokoh
IiktiI. Dengan kata lain, ia merupakan novel yang memaparkan kejadian dan
tokohnya dalam konteks sejarah yang jelas, dan novel tersebut dapat pula
memasukkan tokoh-tokoh rekaan dan nyata dalam rangkaian ceritanya. Selain

itu, pada umunya novel sejarah berupaya menyampaikan kesan histois yang bisa
dipercaya, yang terkesan benar-benar terjadi.
4) Novel Regional
Novel regional adalah novel yang latarnya, atau 'warna daerahnya, memainkan
peranan yang sangat penting. Dalam pandangan tradsional, daerah yang
dimaksud adalah daerah terpencil atau daerah pegunungan, bukan daerah
perkotaan.
5) Novel Satir
Satir tidak harus berbentuk prosa dan bersiIat rekaan, sekalipun di dalamnya
dikandung makna 'melebih-lebihkan, yang melibatkan khayalan IiktiI dalam
tertentu. Satir berupaya menyerang sesuatu yang dituding sebagai kejahatan
atau kebodohan-baik bersiIat perorangan, kelompok, maupun anggota
masyarakat secara keseluruhan dan alatnya adalah lelucon, dan cemoohan.
6) Novel Bildungsroman
Novel yang mengonsentrasikan dirinya pada perkembangan diri sang tokoh,
dari masa muda atau kanak-kanak sampai masa dewasa. Jenis novel ini menarik
novelis yang berminat sekali dalam menggmbarkan hubungan yang dekat antara
pengaruh-pengaruh di awal hidup seseorang dengan perkembangan watak
berikutnya.
7) Novel Tesis
Secara eksplisit novel ini mengisyaratkan bahwa novel ini memiliki tesis atau
argumen tertentu yang mendasari ceritanya. Secara tipikal, merupakan novel
yang dengan suatu upaya untuk mendorong dilakukannya reIormasi social atau

koreksi atas perilaku-perilaku keliru tertentu. Inti dari pengertian di atas adalah
bahwa dalam novel jenis ini terdapat gagasan suatu tesis dominan yang biasanya
bersiIat sederhana dan tidak rumit.
8) Novel Gotik (Roman Noir)
Novel jenis ini berhubungan erat dengan tipe Iiksi. Novel gotik memunculkan
tokoh-tokoh, latar, dan situasi khas yang sampai sekarang masih muncul dalam
Iilm-Iilm horror modern.
9) Novel Roman- Fleuve
Novel ini merujuk pada jenis novel berantai yang bisa dibaca dan diapresiasi
satu-satu, tetapi berkenaan dengan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang
sama dan selalu muncul dari satu novel ke novel berikutnya. Novel-novel itu
bisa membentuk urutan (sequels) dan atau melengkapi satu sama lain. Roman
Ileuve berhubungan erat dengan apa yang disebut 'novel saga`, rangkaian novel
tentang satu keluarga besar yang masing-masing novel mengutamakan ceritanya
pada satu cabang keluarga tertentu.
10) Novel Roman Feuilleton
Novel yang diterbitkan secara 'mencicil dan tanpa mengalami pemotongan
dalam suatu surat kabar. Model penerbitan semacm ini sangat popular di abad
kesembilan belas.
11) Novel Fiksi Ilmiah
Fiksi ilmiah berkenaan dengan penggambaran ilmu pengetahuan modern,
terutama perjalanan antarplanet dan dunia luar angkasa. Ia merupakan genre
yang sedang merebak dan akan terus bekembang.

12) Novel MetaIiksi


Novel jenis ini merujuk pada sejenis novel atau cerpen yang secara sengaja
mengoyak ilusi IiktiI dan mengomentari secara langsung hakikat IiktiInya
sendiri atau proses penulisannya.
13) Novel Faksi
Novel ini digunakan untuk memunculkan kembali peristiwa-peristiwa sejarah
bagi pembacanya. Istilah ini dengan demikian bermakna suatu karya yang
keberadaannya ada diantara Iakta dan Iiksi, yang utamanya berurusan dengan
peristiwa atau tokoh nyata, tetapi dengan menggunakan rincian rekaan untuk
meningkatkan tingkat keterpercayaan dan keterbacaannya (Aziez, 2010: 22).

2.3.3 Unsur-unsur Novel
Dalam karya sastra (novel), unsur-unsur yang terdapat pada novel dibagi
menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
2.3.3.1 Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra dan
secara Iaktual akan djumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 1995:
23). Di bawah ini akan diuraikan unsur-unsur intrinsik satu per satu.
1.Tema
Dalam novel, tema merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam plot.
Hampir semua gagasan yang ada dalam hidup in bisa dijadikan tema, sekalipun
dalam praktiknya tema-tema yang sering diambil adalah beberapa aspek atau

karakter dalam kehidupan ini. Tema biasanya mempersoalkan kehidupan manusia


yang dipengaruhi oleh persoalan-persoalan dari suatu corak masyarakat tertentu
persoalan itu dapat berupa persoalan politik, sosial, kebudayaan, dan ekonomi
(Nurgiyantoro, 1995: 67).
Tema merupakan suatu gagasan atau ide sentral yang dapat terungkapkan ke
dalam karya sastra baik langsung maupun tidak langsung, baik tersurat mapun
tersirat, baik yang ada di dalam teks atau dalam konteksnya (Satoto, 1994: 31).
Sementara itu, pendapat lain menjelaskan, tema adalah gagasan dasar umum
yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai
struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-
perbedaan (Hartoko dan Rahmanto, 1986: 68).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah
gagasan utama atau gagasan sentral pada sebuah cerita atau karya sastra.

2.Alur
Alur atau plot bukan sekedar urutan cerita dari awal sampai akhir saja
melainkan lebih dari itu karena merupakan hubungan sebab akibat antara peristiwa
lainnya (Rusyana, 1984: 67). Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun
tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan terjadinya peristiwa yang lain (Stanton, 1965:14).
Pendapat lain menyatakan bahwa plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang
mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas (Forster, 1970: 93).

Berdasarkan kriteria urutan waktu, alur atau plot dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1) Plot lurus (plot maju atau plot progresiI)
Plot ini beirisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersiIat kronologis,
peristiwa pertama diikuti peristiwa selanjutnya atau ceritanya runtut dimulai
dari tahap awal sampai tahap akhir.
2) Plot sorot-balik (5lot 1lash back atau 5lot regresi1)
Plot ini berisi peristiwa-peristiwa yang dikisahkan tidak kronologis (tidak
runtut ceritanya).
3) Plot campuran
Plot ini berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari 5lot 5rogresi1 dan 5lot
regresi1 (Nurgiyantoro, 1995: 153).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur (plot)
adalah urutan peristiwa dalam suatu karya sastra yang menyebabkan terjadinya
peristiwa lain sehingga terbentuk sebuah cerita.
3. Latar
Pengertian latar (setting) dalam arti luas, meliputi:
1) Aspek ruang, yaitu tempat atau lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Lokasi
atau tempat ini bisa berada di dunia nyata atau di dunia angan-angan, atau
bahkan berada di antara kedua dunia (realita dan imajiner).
2) Aspek waktu, terdiri dari waktu cerita (1able-time) yaitu seluruh rentangan atau
jangkauan waktu yang digunakan dalam suatu cerita, dan Waktu penceritaan
(narrative time) yaitu lamanya waktu yang terdapat di dalam cerita, maka waktu

(narrative time) penceritaan adalah lamanya waktu yang digunakan untuk


menceritakan cerita atau membacanya (Satoto, 1994: 42).
Dengan memahami latar sebuah novel, akan memudahkan bagi pembaca
untuk mengembangkan imajinasi sehingga dapat lebih mudah memahami cerita
secara keseluruhan.
4. Tokoh dan Penokohan
Istilah 'tokoh menunjukkan pada orangnya, dalam hal ini berperan sebagai
pelaku cerita. Penggunaan istilah 'karakter sendiri dalam berbagai literatur bahasa
Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh
cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan
prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut (Staton, 1965: 17).
Tokoh dan penokohan dalam suatu cerita merupakan unsur yang penting
dalam karya sastra, terutama pada karya sastra naratiI. Dalam suatu cerita tokoh dan
penokohan tersebut merupakan orang yang melakoni seluruh cerita menjadi unsur
pokok dalam hidup tidaknya cerita tersebut. Seorang tokoh yang memilikin peranan
penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh utama atau tokoh inti. Sedangkan
tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya sebagai
pelengkap atau sebagai tokoh yang mendukung pelaku tokoh utama disebut tokoh
viguran (Aziez, 2010: 60).
Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah Iiksi dibedakan menjadi:
(1) Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam


prosa yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya
dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mensukung
tokoh utama.
(2) Tokoh Protagonis dan Antagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan pimpinan
dalam cerita. Tokoh ini ialah tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai
dengan pandangan kita, harapan-harapan kita. Adapun tokoh antagonis
adalah tokoh penentang dari tokoh protagonist sehingga menyebabkan
konIlik dan ketegangan (Wahyuningsih, 2011: 3).
Istilah penokohan adalah perihal proses menempatkan tokoh watak di dalam
cerita. Perihal penempatan tokoh watak dalam penokohan cerita Iiksi harus
Iungsional, logis, wajar dan dapat dipertanggungjawabkan (Satoto, 1994: 39).
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa tokoh dan penokohan adalah
pelaku cerita dalam suatu karya sastra. Dalam suatu cerita tokoh dan penokohan
tersebut merupakan orang yang melakoni seluruh cerita menjadi unsur pokok dalam
hidup tidaknya cerita tersebut.
.Sudut Pandang
Sudut pandang adalah hubungan yang terdapat antara pengarang dengan
pikiran atau perasaan pembaca (Tarigan, 1984: 140). Pendapat lain mengemukakan

bahwa sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita
atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya (Ratna, 2004: 318). Sudut
pandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu
(1) Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan
kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat
dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
(2) Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan
kata ganti orang ketiga seperti dia, atau nama orang yang dijadikan
sebagai titik berat cerita.
Dengan demikian sudut pandang adalah teknik dan penempatan diri
pengarang dan cara pandang pengarang melihat kejadian-kejadian dalam cerita.
. Gaya
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang, cara seorang pengarang
memilih tema, persoalan, dan menceritakan dalam sebuah cerpen atau novel (KeraI,
1981: 113). Dengan kata lain, gaya adalah pribadi pengarang itu sendiri. Sebagai
pribadi, ia tak bisa lain dari dirinya, setiap orang memiliki gaya sendiri baik
maupun jelek.
Dalam karya sastra istilah gaya mengandung pengertian cara seorang
pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang
indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat
menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 2009:72).
Gaya umumnya terdiri dari dua segi yaitu gaya penulisan dan gaya bahasa.
Gaya penulisan biasanya bersiIat individualistis, karena setiap individu atau orang

memiliki karakter yang berbeda-beda. Sedangkan pemakaian gaya bahasa dalam


bidang sastra merupakan suatu keharusan, karena karya sastra memiliki unsur
estetis yang dominan (Hadi, 1993: 34).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya adalah cara dan ciri khas
serta alat seorang pengarang untuk mewujudkan gagasannya dalam sebuah cerita.
. Amanat
Amanat adalah unsur yang terkandung dalam suatu cerita. Amanat sangat erat
hubungannya dengan tema. Baik amanat maupun tema dalam sebuah karya sastra
dapat dikemukakan secara langsung (eksplisit) maupun tidak langsung (implisit).
Pengungkapan amanat dalam sebuah cerita merupakan harapan pengarang agar
pembaca dapat mengambil manIaat yang terkandung dalam cerita itu serta dapat
menerapkan dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan deIinisi amanat di atas, jelaslah bahwa amanat adalah pesan
pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca secara eksplisit dan implisit.
2.3.3.2 Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yaitu unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita,
namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya atau cerita. Unsur ekstrinsik
meliputi agama, politik, sejarah, budaya, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih khusus
lagi ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita
sebuah karya sastra, tetapi tidak menjadi bagian di dalamnya. Walaupun demikian,

unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang


dihasilkannya (Nurgiyantoro. 1995: 23).
Unsur-unsur ekstrinsik ini antara lain meliputi keadaan subyektiIitas individu
pengarang seperti sikap, keyakinan, dan pandangan hidup. Keadaan subyektiIitas
tersebut akan mempengaruhi karya yang dihasilkan, atau dengan kata lain unsur
biograIi pengarang akan turut menentukan corak karya yang ditulisnya. Unsur yang
lain adalah psikologis, unsur masyarakat, serta unsur bahasa (Wellek dan Warren,
1995: 77).
1. Unsur Biografi
BiograIi adalah pengarang yang menulis riwayat hidup orang lain atau kisah
hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. BiograIi dapat ditulis dengan gaya
penulisan sastra, yang dipadukan dengan daya imajinasi dan kreativitas pengarang
(Hadi, 1993: 65).
BiograIi adalah genre yang sudah kuno. Pertama-pertama biograIi secara
kronologis maupun secara logis adalah bagian dari historiograIi. BiograIi hanya
bernilai sejauh memberi masukan tentang penciptaan karya sastra. Pendekatan
biograIis dapat memberikan proses pemahaman sastra karena tradisi sastra dipecah-
pecah menjadi sejumlah siklus hidup pengarang. Sebuah karya sastra lebih
merupakan perwujudan mimpi si pengarang dari kehidupannya. Karya sastra
mungkin juga merupakan gambaran hidup yang justru ingin dihindari pengarang
(Ratna, 2004: 56).
2. Unsur Psikologis

Istilah psikologis sastra mempunyai empat kemungkinan pengertia antara lain:


(1)Studi psikologis pengarang sebagai tipe atau pribadi artinya penyair adalah
pelamun yang diterima masyarakat. Penyair tak perlu merubah pengertiannya, ia
boleh meneruskan dan mempublikasikan lamunannya.
(2)Studi proses kreatiI meliputi seluruh tahapan, mulai dari dorongan bawah sadar
yang melahirkan karya sastra sampai pada perbaikan terakhir yang dilakukan
pengarang. Bagi sejumlah pengarang, bagian akhir ini merupakan tahapan yang
paling kreatiI.
(3)Studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra
merupakan suatu psikologi pada karya sastra itu sendiri bisa dipertanyakan,
apakah pengarang berhasil memasukkan psikologi ke dalam tokoh dan hubungan
antartokoh. Pertanyaan bahwa ia mengetahui teori psokologi tertentu tidak cukup
dan perlu dibuktian. Pengetahuan itu hanya berIungsi sebagai bahan, seperti
inIormasi lain yang sering kita dapatkan dalam karya sastra.
(4)Dampak sastra pada pembaca dapat dibagi dua, yaitu dampak bersiIat positiI dan
yang bersiIat negatiI. Dampak yang bersiIat positiI, si pembaca mampu
mengambil hikmah dari cerita tersebut atau si pembaca mampu meniru hal-hal
yang baik dalam cerita. Sedangkan dampak negatiInya, si pembaca meniru atau
mengambil hal-hal atau perilaku tokoh yang jelek dalam cerita tersebut (Wellek
dan Warren, 1995: 90).
3. Unsur Masyarakat
Unsur sastra berdasarkan pendekatan masyarakatnya, dapat dikaitkan dengan
situasi tertentu atau dengan sistem politik, ekonomi, dan sosial tertentu karena setiap

pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial.


Hubungan masyarakat dengan sastra dapat dilihat dengan beberapa keterkaitan.
Keterkaitan antara sastra, manusia, dan masyarakat sangat jelas, Keterkaitan
semuanya terdapat di dalam segala aspek, karena bagaimanapun juga sastra dan
kehidupan sama-sama membahas dan membicarakan tentang manusia dan
masyarakat. Bagi sastra, masyarakat merupakan Iaktor terpenting. Sementara itu
masyarakat merupakan objek vital bagi ilmu sosial. Semua hal itu saling
mempengaruhi sikap masing-masing. Ketikan sastra telah mengemukakan sesuatu
yang benar dalam rekaannya, sedikit banyak akan mempengaruhi sikap sosial dan
ketika sosialitas terus berkembang. Antara sastra dan Perubahan sosial masyarakat
tidak ada yang paling menonjol. Dua hal tersebut saling mendukung. Sastra bisa
timbul karena perubahan sosial masyarakat, bisa juga perubahan sosial yang ada
akibat dari penciptaan sebuah karya sastra.
Jadi, pendekatan masyarakat ini pengarang harus melibatkan sosial dan politik
masyarakat itu sendiri karena pengarang merupakan bagian dari masyarakat.

4. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dan paling banyak
dipakai. Pada umumnya banyak masyarakat beranggapan bahwa bahasa sastra
berbeda dengan bahasa nonsastra. Perbedaan itu sendiri tidaklah bersiIat mutlak,
bahkan sulit diidentiIikasi. Sebuah karya dibedakan menjadi sastra, Iiksi atau puisi,
dengan yang bukan sastra, tidak dicirikan okeh unsur kebahasaan, tetapi ditentukan
oleh konvensi (konvensi kesastraan), konteks, dan tujuan pembaca. Jadi, bahasa sastra

dan nonsasttra dapat dibedakan dari konvensi kesastraan, konteks, dan harapan
pembaca, bukan dari bahasanya (Martalogawa, 1994: 144).

2.4 Aspek Psikologi
Seperti yang telah dikemukakan dalam latar belakang dan Iokus permasalahan,
bahwa penelitian ini diarahkan terhadap kajian aspek psikologi. Psikologi adalah
suatu disiplin ilmu mengenai kejiwaan. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri
sendiri, tidak bergabung dengan ilmu-ilmu lain (Wahyuningtyas, 2011: 8). Walgito
menjelaskan bahwa psikologi merupakan salah satu macam ilmu dari berbagai
macam ilmu yang ada. Psikiologi sebagai ilmu merupakan ilmu yang relatiI masih
muda bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain (Walgito, 1978: 4).
Pendapat lain menyatakan, Istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata 5sychie yang berarti 'jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara
harIiah, psikologis berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-
gejala kejiwaan (Sobur, 2003: 32). Sementara itu menurut Robert S. Woodworth
dalam buku Psikologi Umum (2003:32) bahwa deIinisi psikologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan
dengan alam sekitarnya. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
perilaku dan proses mental merupakan ilmu atau disiplin yang akhir-akhir ini semakin
meluas cakupannya. Bidang-bidang perhatian kehidupan manusia semakin bertambah
dengan semakin kompleksnya kehidupan manusia itu.

2.4.1 Psikologi Kepribadian


2.4.1.1 Pengertian Kepribadian
Kepribadian merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan
pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli.
Objek kajian kepribadian adalah 'human behavior, perilaku manusia, yang
pembahasannya terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut
(YusuI, 2008:1).
Kepribadian selalu menjadi salah satu topik bahasan yang penting. Psikologi
lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang hanya dapat
dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian. Teori psikologi kepribadian
melahirkan konsep-konsep seperti dinamika pengaturan tingkah laku, pola tingkah
laku, model tingkah laku dan perkembangan repertior tingkah laku, dalam rangka
mengurai kompleksitas tingkah laku manusia.
Teori psikologi kepribadian bersiIat deskriptiI dalam wujud penggambaran
organisasi tingkah laku secara sistematis dan mudah diIahami. Tidak ada tingkah laku
yang terjadi begitu saja tanpa alasan, pasti ada Iaktor-Iaktor, sebab-musabab,
pendorong, motivator, sasaran-tujuan, dan atau latar belakangnya. Faktor-Iaktor itu
harus diletakkan dalam suatu kerangka saling hubungan yang bermakna. Teori tentu
bukan hanya mendeskripsikan kejadian masa lalu dan sekarang, tetapi juga mampu
meramalkan kejadian yang akan datang. Secara umum, Iungsi aplikasi dari ilmu
psikologi membutuhkan keterandalan dari prediksi-prediksi yang dilakukan oleh teori
psikologi kepribadian. Nilai prediksi itu dapat menjadi andal manakala terus menerus
dilakukan riset empirik dalam bidang ilmu kepribadian.

Alwisol (2009: 2) menjelaskan pengertian kepribadian ke dalam dua bagian:


(1) Kepribadian adalah ranah kajian psikologi, pemahaman tingkah laku,
Iikiran, perasaan, kegiatan manusia, memakai sistematik, metode, dan
rasional psikologik. Pemahaman dengan memakai sistematik, metoda dan
rasional disiplin ilmu yang lain, seperti ilmu ekonomi, biologi atau sejarah,
bukan teori psikologi kepribadian. Teori psikologi kepribadian itu
mempelajari individu secara spesiIik. Analisis terhadap selain individu
(misalnya kelompok, bangsa, binatang, atau mesin) berarti memandang
mereka sebagai individu, bukan sebaliknya.
(2) Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia
menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-belah dalam Iungsi-Iungsi.
Memahami kepribadian, berarti memahami aku, diri, atau memahami
manusia seutuhnya. Hal terpenting yang harus diketahui berkaitan dengan
pemahaman kepribadian adalah bahwa pemahaman itu sangat dipengaruhi
paradigma yang dipakai sebagai acuan untuk mengembangkan teori itu
sendiri.
Dalam kepribadian, terdapat beberapa Iaktor pembentuk kepribadian. Faktor-
Iaktor pembentuk kepribadian tersebut antara lain:
(1)Faktor Keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Beberapa Iaktor biologis yang penting seperti sistem
syaraI, watak, seksual, dan kelainan biologis, serta penyakit-penyakit
tertentu.

(2)Faktor Lingkungan Fisik (geograIis)


Meliputi iklim dan benruk muka bumi atau topograIi setempat, serta
sumber-sumber alam. Faktor lingkungan Iisik (geograIis) ini mempengaruhi
lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
(3)Faktor Lingkungan Sosial
1) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi itu berhubungan dengan dengan
orang tua dan saudaranya.
2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus
ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat
lainnya.
(4) Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai,
pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota
(http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1943467-Iaktor-Iaktor-
pembentuk-kepribadian/#ixzz1P9tNva9q).
2.4.1.2 Aspek-aspek Kepribadian
Suryabrata mengemukakan, bahwa ada tiga aspek kepribadian, yaitu:
(1)Materi Kepribadian
Merupakan salah satu aspek daripada kepribadian berisikan semua
kemampuan (daya) pembawaan beserta keistimewaan-keistimewaannya.
Materi ini merupakan modal pertama yang disediakan oleh kodrat untuk
dipergunakan dan diperkembangkan oleh manusia.

(2)Struktur Kepribadian
Istilah struktur adalah sebagai pelengkap daripada istilah materi. Bila
materi dipandang sebagai isi, bahan, maka struktur dipandang sebagai
siIat-siIat bentuknya atau siIat-siIat Iormalnya.
(3)Kualitas Kepribadian (Sistem Dorongan-dorongan)
Antara kemauan dan perasaan terjadilah perlawanan atau kebalikan yang
sedalam-dalamnya. Perlawanan (antagonism) inilah yang menjadi dasar
daripada sisitem dorongan-dorongan tersebut. Kemauan dapat mengikuti
atau melawan perasaan, tetapi tidak dapat memanggilnya atau
menimbulkannya. Perasaan baru dapat dibangkitkan biamana kemauan
dilumpuhkan atau ditundukkan. SiIat kemauan adalah aktivitas,
kebebasan, sedangkan siIat perasaan adalah bergantung, berhubungan
(Suryabrata, 2005:96).
2.4.1.3 Batasan Kepribadian
Kata 5ersonality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani-kuno
5roso5on atau 5ersona, yang artinya topeng` yang biasa dipakai artis dalam teater.
Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya,
seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi, konsep awal dari
pengertian 5ersonality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang
ditampakkan ke lingkungan sosial- kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat
ditangkap oleh lingkungan sosial.

Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai
sinonim kata 5ersonality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai dalam teori
psikologi kepribadian diberi makna yang berbeda-beda. Istilah yang berdekatan
maknanya itu antara lain menurut Purwanto :
(1) Kepribadian (5ersonality) adalah penggambaran tingkah laku secara
deskriptiI tanpa memberI nilai (devaluative).
(2) Karakter (character) adalah penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun
implisit.
(3) Watak (dis5osition) adalah karakter yang telah lama dimiliki dan sampai
sekarang belum berubah.
(4) Tempramen (temperament) adalah siIat-siIat jiwa yang sangat erat
hubungannya dengan konstitusi tubuh. Konstitusi tubuh ialah keadaan
jasmani seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas. Tempramen
lebih merupakan pembawaan dan sangat dipengaruhi atau tergantung
kepada konstitusi tubuh dan sukar diubah atau dididik, tidak dapat
dipengaruhi oleh kemauan atau kata hati orang yang bersangkutan.
(5)SiIat (traits) adalah cirri-ciri tingkah laku yang tetap (hamper tetap) pada
seseorang (Purwanto, 1984: 140-144).

2.4.2 Kepribadian Ganda
Dalam novel Sybil, dijelaskan masa kecil Sybil yang penuh dengan peristiwa
traumatik, yang membuat kepribadiannya terbelah, yang dimaksud dengan

kepribadian terbelah adalah kepribadian ganda. Kepribadian ganda adalah


pemecahan kepribadian atau biasa disebut dengan alter ego, merupakan suatu
keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang
lain, dan kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang
muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya.
Pada umumnya, kepribadian ganda terjadi karena disebabkan oleh beberapa
Iaktor penyebab. Salah satu penyebab tersebut disebabkan karena berasal dari
keluarga yang broken home, mendapat perlakuan kasar di masa kecil (pelecehan
seksual, kekerasan Iisik, dan lain-lain). Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat
dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau beberapa
pribadi sekaligus. Kadang penderita tidak menyadari bahwa dirinya berkepribadian
ganda, dua atau beberapa pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling
mengenal.
Kepribadian ganda dapat disebabkan oleh peristiwa traumatik yang dialami
oleh seseorang pada usia kanak-kanak, biasanya antara 4-6 tahun. Trauma itu bisa
disebabkan oleh kekerasan Iisik atau seksual yang parah (abuse). Kekerasan ini
menyebabkan terpisahnya dan terbentuknya alter sebagai pelarian dari trauma,
tetapi berhubung tidak semua orang yang mengalami kekerasan semasa kecil
menderita pribadi ganda, maka kemudian dikatakan bahwa mungkin ada hal lain
yang hadir di antara mereka yang menderita pribadi ganda, ada satu ide yang
mengatakan bahwa tingginya hypnotizability (mudahnya seseorang dihipnotis
berarti orang itu mempunyai tingkat sugesti yang tinggi) mempermudah

pembentukan alters melalui sel1-hy5nosis. Ide lain adalah orang yang menderita
pribadi ganda sangat mudah atau cenderung terlibat dalam Iantasi
(http://www.google.co.id/#hlid&sourcehp&qunsur
unsurkepribadianganda&pengertian).
2.4.3 Teori Kepribadian Psikoanalisis
Teori yang paling bisa menjelaskan tentang kepribadian ganda adalah teori
psikoanalaisis dari Freud. Struktur kepribadian seseorang dibagi menjadi tiga
komponen, yaitu id, ego, dan superego.
(1) Id (Das Es), Aspek Biologis Kepribadian
Merupakan komponen kepribadian yang primitiI, instinktiI (yang berusaha
untuk memenuhi kepuasan instink) dan tempat ego dan superego
berkembang. Id merupakan sumber energy psikis. Maksudnya, bahwa id itu
merupakan sumber energy dari instink kehidupan (eros) atau dorongan-
dorongan biologis(makan, minum, tidur, bersetubuh, dan sebagainya) dan
instink kematian atau instink agresiI yang menggerakkan tingkah laku. Id
bersiIat subjektiI.
(2)Ego (Das Ich), Aspek Psikologis Kepribadian
Ego merupakan eksekutiI atau manajer dari kepribadian yang membuat
keputusan tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan bagaimana
caranya atau sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan
berorientasi kepada prinsip realitas. Ego berkembang untuk memenuhi
kebutuhan id yang terkait dengan dunia nyata. Ego bersiIat subjektiI dan
objektiI.

(3)Super Ego (Das Uber Ich), Aspek Sosiologis Kepribadian


Merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau
norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Komponen
moral kepribadian, terdiri dari dua subsistem: kata hati (yang menghukum
tingkah laku yang salah) dan ego ideal, yakni yang mengajar tingkah laku
yang baik (YusuI, 2008:41).
Sementara itu, menurut Endaswara psikoanalisa adalah wilayah kajian
psikologi sastra. Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkap
psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliiputi tiga unsur kejiwaan, yaitu:
(1) Id, adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Id merupakan
aspek kepribadian yang 'gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi
insting dan naIsu-naIsu tak kenal nilai dan agaknya berupa 'energi buta.
(2) Ego, merupakan kepribadian implementatiI, yaitu berupa kontak dengan
dunia luar. dalam perkembangannya tumbuhlah ego yang perilakunya
didasarkan atas prinsip kenyataannya.
(3) Super ego, yaitu sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang
bersiIat evaluative (menyangkut baik buruk). Super ego berkembang
mengontrol dorongan-dorongan 'buta Id tersebut. Hal ini berate ego (das
ich) merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah
individu kepada dunia obyek dari kenyataan, dan menjalani Iungsinya
berdasarkan prinsip kenyataan (Endaswara, 2011: 101).

Berdasarkan penjelasan teori kepribadian dan kepribadian ganda di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah kajian psikologi yang
menjelaskan pemahaman tingkah laku, Iikiran, perasaan,serta kegiatan manusia.
Dari pemahaman kepribadian tersebut, maka salah satu aspek yang dikaji yaitu
tentang kepribadian ganda.
Kepribadian ganda terbentuk dari rasa traumatik masa kecil yang biasanya
terjadi antara umur 4-6 tahun. Penderita menghibur diri sendiri dari sesuatu yang
menyakiti dengan menciptakan kepribadian lain buat menampung semua
perasaannya. Dengan kata lain si anak berusaha melindungi dirinya dari hal yang
tidak menyenangkan yang pernah dialami.
Kepribadian ganda ini akan dijadikan penulis sebagai instrumen alat penelitian
(analisis data) karena kepribadian termasuk dalam aspek psikologi.

2. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam KTSP
2..1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2..1.1 Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan
KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) Sanjaya (2008: 130).
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih Iamiliar
dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung jawab

yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan


agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitiI (Mulyasa, 2008: 9).

2..1.2 Tujuan KTSP
Mulyasa (2008: 22) menjelaskan Secara umum, tujuan diterapkannya KTSP
adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatiI dalam
pengembangan kurikulum, sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP
adalah :
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatiI sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai

2..1.3 Karakteristik KTSP
Menurut Sanjaya (2008: 130), KTSP memiliki beberapa karakteristik, yakni:
1)Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin
ilmu. Hal ini dapat dilihat dari 5ertama, struktur program KTSP yang memuat
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Kedua,

criteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa


menguasai materi pelajaran.
2) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas
siswa untuk mencari dan menentukan sendiri materi pelajaran melalui
berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya
melalui CTL, inkuiri, pembelajaran portoIolio, dan sebagainya.
3) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah, yakni berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi, sosial, budaya
yang berbeda masing-masing daerahnya.
4) KTSP merupakan kurikulum teknologis. Adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar,
yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.
Berdasarkan karakteristik KTSP di atas, maka KTSP adalah kurikulum yang
memuat semua unsur desain kurikilum. Semua unsur desain mewarnai KTSP, akan
tetapi desain KTSP sebagai desain kurikulum Subjek Akademis tampak lebih
dominan.

2..2 Pengajaran novel dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA
2..2.1 Materi pelajaran Novel pada Kurikulum SMA/MA
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum SMA/MA 2006 atau
sering juga di sebut kurikulum KTSP pada substansinya pembelajaran yang

ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai
dengan Kelas XII, struktur kurikulumnya disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Kurikulum SMA/MA dimulai dari kelas X sampai dengan kelas XII, mata
pelajaran Bahasa Indonesia tetap harus di berikan pada para siswa yang jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikannya maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan, dan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45
menit. Terlebih pada kelas XI dan kelas XII program jurusan Bahasa, maksimum
lima jam pelajaran dalam satu minggunya. Hal ini bisa di pandang penyajian materi
pelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA cukup luas dan panjang
Mengenai meteri penyajian novel berdasarkan silabus dari kurikulum KTSP itu
dimuat dan harus di sajikan pada siswa kelas X ada pada Standar Kompetensi (SK)
no. 7 dan Kompetensi Dasarnya (KD) nya no. 7.2 sampai dengan XII. Seperti yang
tertera pada silabus materi pelajaran novel untuk jenjang SMA.
Dengan membaca karya sastra diharapkan para siswa memperoleh pengertian
yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenai nilai-nilai dan mendapatkan
ide-ide baru. Pemelajaran sastra yakni novel sebagai genre serta mempunyai Iungsi
yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap karya-karya yang dihasilkan
oleh para pengarang

Novel-novel ini jelas dapat membantu dan menunjang sebagai sarana


pendukung untuk memperkaya bacaan para siswa disamping novel-novel tertentu
yang dijadikan bahan pembelajaran oleh guru sastra. Adanya novel dalam KBK
membuka pencerahan baru agar siswa dapat lebih aktiI dan konstruktiI terhadap
gejala atau situasi yang terjadi saat ini.
2..2.2 Ruang Lingkup Pembelajaran Sastra
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA dan
MA terdiri atas dua aspek, yaitu aspek kemampuan berbahasa dan bersastra. Masing-
masing terdiri atas sub aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
1) Mendengarkan: Mendengarkan, memahami, dan mengapresiasikan ragam
karya sastra (puisi, prosa, drama) baik karya asli maupun saduran/terjemahan
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
2) Berbicara: Membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra di atas sesuai
dengan isi dan konteks lingkungan dan budaya.
3) Membaca: Membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra
serta mampu melakukan apresiasi secara tepat.
4) Menulis: Mengapresiasikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, drama)
dalam bentuk karya tulis yang kreatiI, serta dapat menulis kritik dan esai
sastra berdasarkan ragam sastra yang sudah dibaca.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatiI. Metode
penelitian kualitatiI adalah metode penelitian yang berlandaskan pada IilsaIat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen), peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara 5ur5osive dan snowball, teknik pengumpulan
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersiIat induktiI/kualitatiI, dan hasil
penelitian kualitatiI lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2010:
15).
Metode kualitatiI ini digunakan sebagai metode untuk memberikan perhatian
terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya (Ratna,
2008: 45). Dalam peneliatian ini data yang sudah terkumpul yaitu berupa kutipan dari
beberapa kalimat dalam satu paragraph bukan dalam bentuk angka. Penelitian kualitatiI
instrumennya adalah orang, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument,
maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih
jelas dan bermakna.

3.2 Data dan Sumber Data


1. Data
Berdasarkan metode penelitian, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
aspek psikologis yang terdapat dalam novel Sybil karya Flora Retha Schreiber.
2. Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu novel Sybil
karya Flora Retha Schreiber. Sumber data penelitian ini akan dijelaskan berdasarkan
identitas dari novel tersebut.
Identitas dari sumber data penelitian ini, sebagai berikut:
1) Judul : Syibil
2) Penulis : Flora Retha Scheriber
3) Penerbit : Pustaka Sinar Harapan
4) Tempat terbit : Jakarta
5) Tahun terbit : 2010
6) Tebal halaman : 494
7) Bahasa : - Bahasa asli : Inggris
- Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
3.3 Pengumpulan/Perekaman Data
Sebelum peneliti melakukan analisis, maka terlebih dahulu peneliti melakukan
beberapa langkah persiapan.
Langkah-langkah persiapan yang dilakukan peneliti, meliputi:

1) Membaca dan memahami novel


Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah membaca novel Syibil
karya Flora Retha Schreiber. Setiap cerita dalam suatu peristiwa yang
terdapat pada novel tersebut diceritakan secara jelas dan menyeluruh.
Selain membaca, peneliti juga harus memahami isi novel tersebut dengan
cara menyimpulkan pesan yang disampaikan oleh pengarang.
2) MengidentiIikasi kalimat yang terdapat dalam novel Sybil tersebut
berdasarkan aspek psikologis.
Peneliti mengidentiIikasi dan mencari setiap kalimat dalam cerita novel
Sybil berdasarkan jenis kepribadian dari tokoh novel tersebut, kemudian
kalimat-kalimat tersebut diklasiIikasikan ke dalam aspek psikologis, yakni
kepribadian ganda.
3) MengklasiIikasi hasil dari data.
MengklasiIikasikan kalimat-kalimat yang berdasarkan aspek psikologis ke
dalam jenis kepribadian dengan cara mencatat halamannya dan menandai
kalimat tersebut.
4) Memasukan hasil temuan data (identiIikasi) ke dalam tabel.
Setelah data tersebut diidentiIikasikan, kemudian hasil temuan data
dimasukan ke dalam tabel analisis berdasarkan aspek psikologi, yaitu
berdasarkan kepribadian ganda.


3.4 Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan Keabsahan Data dilakukan dengan Triangulasi, yaitu menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan. Triangulasi tersebut yaitu
dengan bertanya dan melakukan diskusi dengan sumber yang relevan, yang terdiri
dari 3 orang, yaitu:

Tabel 1
Triangulasi
No. Nama 1abatan Kode
1. Sri Rahayu, Dra. SR
2. Alex Iskandar AI
3. Toharuddin, Spd. Guru Bahasa Indonesia di
MA Al-Ahliyah
TH


3. Analisis Data
Analisis data berdasarkan pengumpulan/perekaman data tersebut akan
diklasiIikasikan ke dalam tabel:

Tabel 2
Tabel Analisis Data









3. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1) Tahap Awal (persiapan)
Tahap persiapan yang dilakukan peneliti, meliputi:
a. Menyusun proposal penelitian : menentukan judul penelitian yang akan
digunakan sebagai judul skripsi, terdiri dari:
1. Latar belakang penelitian
2. Fokus permasalahan
3. Tujuan penelitian
No. Kutipan Kalimat Hal Aspek psikologis
(Kepribadian Ganda)
1.
2.
3.

4. Kegunaan penelitian
5. Metodologi penelitian
Dalam skripsi ini, metode yang digunakan peneliti adalah metode
penelitian kualitatiI. Metode kualitatiI ini digunakan sebagai metode
untuk memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam
hubungannya dengan konteks keberadaannya. Dalam peneliatian ini
data yang sudah terkumpul yaitu berupa kutipan dari beberapa kalimat
dalam satu paragraph bukan dalam bentuk angka.
Metodologi penelitian kualitatiI tersebut terdiri dari: metode
penelitian, data dan sumber data, pengumpulan/perekaman data,
pengecekan keabsahan data, analisis data, dan tahap-tahap penelitian.
b. Mengikuti seminar proposal penelitian
Hasil dari penyusunan proposal penelitian tersebut kemudian di
seminarkan pada saat seminar proposal dihadapan dosen penguji dan
mahasiswa.
c. Menilai Usulan Penelitian
Setelah mengikuti seminar proposal, apabila dinyatakan lulus dan judul
dari penelitian tersebut bisa dijadikan untuk judul skripsi, maka peneliti
dapat melanjutkan. Kemudian peneliti mengisi Iormat usulan
pembimbing skripsi sebagai bahan diterbitkannya surat keputusan
pembimbing skripsi.
2) Tahap Pelaksanaan Penulisan atau Penelitian

Setelah dinyatakan lulus dalam seminar proposal, dan mengetahui


dosen yang akan menjadi pembimbing dalam membantu dan mengarahkan
skripsi, peneliti melaksanakan bimbingan skripsi dengan pembimbing
skripsi yang telah ditentukan. peneliti mulai menyusun penelitian.
Penyusunan penelitian tersebut mulai dari :
a. BAB I, yaitu pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, Iokus
permasalahan, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.
b. BAB II berisi tentang kajian teoretis.
c. BAB III metodologi penelitian
d. BAB IV, paparan data dan temuan penelitian, dan
e. BAB V berisi simpulan, implikasi, dan saran.
Bimbingan penelitian dilakukan dengan cara penilaian pembimbing
terhadap hasil mahasiswa melalui diskusi dari setiap pertemuan (bimbingan
skripsi).
3) Tahap Penyelesaian
Penelitian tersebut akan menghasilkan analasis data. Analisis data akan
menentukan hasil dari penelitian yang diharapkan. Setelah diamati
berdasarkan penilaian dari pembimbing, maka peneliti dapat mengajukan
ujian skripsi kepada Program Studi.


BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1Deskripsi Latar
Pada bab ini permasalahan yang akan dikaji penulis akan diuraikan berdasarkan
aspek psikologi , yaitu tentang kepribadian ganda yang terdapat pada novel Sybil.
Berdasarkan hasil di temukan dalam novel tersebut, yang antara lain.
4.1.1 Deskripsi Data
Langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu menguraikan hasil penelitian
dengan mendeskripsikan data. Pendeskripsian data ini bertujuan untuk memberikan data
objektiI mengenai penelitian agar peneliti dapat melakukan analisis dengan lebih terarah.
Dalam penelitian ini, pernyataan tentang unsur-unsur sikap, tabiat, perilaku yang
mengantarkan seseorang, sehingga dari jati dirinya bisa melahirkan kepribadian ganda
seperti yang di jumpai pada novel Sybil karya Flora Retha Schreiber, yang berisikan 494
halaman.
Dalam analisis aspek psikologi yang terdapat dalam novel Sybil karya Flora Retha
Shcreiber, penulis dapat mendeskripsikan unsure kepribadian ganda perilaku pada
perubahan sikap yang diperankan dari sosok kehidupan seseorang dalam menghadapi
perjuangan hidupnya yang tak pantang menyerah, serta tidak bergantung dalam satu
aspek kehidupan saja. Apapun yang di lakukannya, itu semua sudah menjadi resiko
dalam kehidupan.

4.1.2 Temuan Penelitian


Berdasarkan aspek psikologi yang dikaji berdasarkan jenis kepribadian ganda, yaitu
kepribadian yang dimiliki oleh gadis bernama Sybil, maka terdapat beberapa temuan
seperti dalam tabel berikut:
TABEL 3
REKAPITULASI PENGGOLONGAN ASPEK PSIKOLOGI
No Kutipan Hal Aspek Psikologi
(Kepribadian Ganda)
1. 'Mengapa penumpang-penumpang lain itu-tiga pria
dan seorang wanita memakai topi dari kulit beaver
ada di luar malam-malam begini? Tetapi apakah ini
malam? Sinar abu-abu yang membingungkan di
langit cakrawala menyebabkan orang tidak tahu
apakah sekarang ini malam atau pagi? Ia jua tidak
tahu tanggal.



19



2.








3.
'Ia pernah melukiskan patung perang itu. Ia harus
tetap memusatkan ingatannya kepada segalanya,
segala sesuatu, kecuali kehidupan saya-bukankah itu
kata-kata Hamlet? Bagi Syibil seolah-olah sukar
sekali mendaki tiga anak tangga menuju ke pintu
kaca yang berat dari Hotel Broadwood. Seakan ia
mendaki Gunung Everest. Pendakiannya menuju ke
dunia yang tidak dikenalnya.

'Apakah ia akan mendaItar? Ia ragu-ragu. Apakah ia
akan langsung menuju kamar 1113 dengan perkiraan
kamar itu kosong dan mempunyai sebuah kunci
Hotel Broadwood? Untuk beberapa menit, selama
Sybil memandangi langit-langit, ia merasa tenang
karena keindahan langit-langit bangunan bulat itu.
Tetapi perlahan-lahan perasaan ini perlahan-lahan
menghilang ketika ia melangkahkan bangunan bulat
menuju ruang utama.




20








21


















4. '7 Januari, ia telah meninggalkan laboratorium


kimia pada tanggal 2 Januari. Kehilangan lima hari.
Ketakutan karena ketidaktahuan sekarang diganti
dengan ketakutan yang lebih besar.

22





5. 'Sybil berusia 22 tahun. Dalam keadaan perasaan
terapung-apung, ia tinggal dengan kedua orang
tuanya dalam keadaan putus asa. Orang tuanya di
satu pihak terlalu melindunginya tetapi dilain pihak
sangat tidak simpatik, gejala-gejala penyakit Sybil
justru makin bertambah.




29




6. 'Selama musim panas yang terakhir dan awal
musim gugur, Sybil pergi ke Dokter tanpa kemudian
ingat apa yang telah terjadi. Ada waktu-waktu ia
ingat memasuki liIt, tetapi tidak ingat ia masuk ke
kantor dokter, di lain waktu ia ingat memasuki
ruangan dokter, tetapi tidak ingat waktu
meninggalkannya.




40




7. 'Sybil mendengar dirinya sendiri berkata: 'Itu tidak
seburuk biasanya. 'Bagaimana anda tahu? tanya
dokter. Mestinya saya berada di luar ruangan ini
atau di tempatr lain sekarang, 'jawab Sybil. 'Ya,
kata dokter. 'Anda baru saja mencoba me loncat
dari jendela. Anda meloncat dari kursi dan berlari
menuju jendela. Saya tidak dapat menahan anda?.




40




8. 'Ia pergi piknik dan mempunyai bperasaan yang
samar-samar bahwa ia telah pergi n asana
sebelumnya. Sepasang pakaian yang ia rasa tidak
pernah membelinya tahu-tahu tergantung di lemari
pakaiannya. Tidur merupakan siksaan. Ia tidak
pernah yakin tentang tidur.



50



9. 'Suara kucing itu seakan-akan menuduhnya,
tuduhan yang sama seperti yang dilontarkan oleh
piama di kamar Hotel Broadwood. Sybil telah
meninggalkan Capri tanpa air dan makanan.


51

10. 'Pukul 07.30 Sybil meninggalkan took Hartley dan
menunggu bus di Amsterdam Avenue. Ia menunggu
sebentar, tetapi kemudian ia memutuskan untuk
tidak naik bus saja. Bus selalu
membingungkankannya.


53



11. 'Sybil tampak tenang pagi itu dan berbicara tentang

surat Stan dengan kebiasaannya, bicara tanpa emosi.


Tetapi ketika membuka tas, tiba-tiba ia gugup, ia
hanya menemukan setengah dari surat itu, setengah
dengan tapi yang tergunting zigzag. Ia tidak
merobeknya. Siapa yang melakukannya?.


58


12. 'Sybil mulai tergagap.dan kegagapan itu cair
menjadi sesuatu yang lain. Guru sekolah yang sopan
dan lembut itu, wajahnya tertekuk karena takut dan
marah, meloncat dari kursinya dan bergerak sangat
cepat sekaligus merobek-robek surat yang ada di
pangkuannya dan melemparkan sisanya ke
keranjang sampah. Kemudian dengan mengepalkan
tangan, ia berdiri di tengah ruangan lalu berteriak,
'Semua laki-laki itu sama saja. Kamu tidak bisa
mempercayai mereka. Benar-benar tidak bisa.





59





13. 'Dengan cepat, dengan gerak bagaikan laba-laba
menerkam mangsanya, Sybil menyerbu kea rah dua
jendela putar. Sambil menyingkapkan tirai jendela
berwarna hijau, ia mengepalkan tinju lagi dan
memukulnya ke kaca jendela yang kecil. 'Biarkan
saya keluar. Ia berteriak. 'saya mau keluar!.




59




14. 'Matanya terbuka lebar pada waktu ia pertama kali
memandang Dr. Wilbur sejak ia meloncat dari kursi.
Dengan suara lugu kekanak-kanakan, suara yang
sangat berbeda dari suara yang telah mencaci-maki
laki-laki, pasien itu bertanya, 'Anda tidak marah
pada saya karena jendela itu?.



60





15. "Sybil selalu berusaha berdiri setinggi mungkin,
karena ia merasa dirinya pendek dan ia tidak ingin
tampak seperti itu. Tetap sekarang ia seakan-akan
mengerutkan diri ke dalam dirinya sendiri.



62



16. 'Suara itu juga sangat berbeda, kekanak-kanakan,
tidak seperti suara Sybil. Suara gadis kecil itu telah
mengucapkan kata-kata wanita dewasa yang
memaki laki-laki. 'Laki-laki semua sama saja. Tidak
ada yang bisa dipercayai ibiar hanya satu juga !.`



62



17 'Aku memakai Dorsett dan kadang-kadang Baldwin.
Aku sesungguhnya Peggy Baldwin.
Saya suka melukis hitam putih. Saya melukis
dengan pensil atau konte. Saya tidak memakai cat
minyak sesering atau sebaik Sybil. Dokter bertanya




63




siapakah Sybil? Dia adalah gadis yang lain? Saya


tinggal bersama Sybil, tetapi rumahku, seperti yang
telah kukatakan, ada di Willow Corners,jawab
Peggy. Nyonya Dorsett bukan Ibuku!.

18. 'Anda ingin tahu siapa yang benar-benar kesal?
Baiklah, aku kasih tahu. Sybil. Ia tidak bisa
membela dirinya sendiri. Sayalah yang membelanya.
Ia tidak bisa marah, karena ibunya melarang. Ia
hanya ketakutan sepanjang masa. Aku jadi bosan. Ia
menyerah tetapi aku tidak Tanya Peggy. Tany
dokter, 'Apakah kau dan Sybil mirip satu sama
lain? 'sama sekali tidak, ' jawab Peggy. 'Kami
berbeda sekali. Anda lihat bagaimana rambutku dan
raut wajahku.





67





19. 'Ibu Sybil tidak akan mengizinkan. 'Ia berbicara
seakan-akan inu Sybil masih hidup.


69


20. 'Sybil. Wanita berambut merah yang baik hati itu
tidak bisa membedakannya dari Sybil. Apakah ia
tidak melihat bahwa Peggy dan Sybil tidak sama?
Tiba-tiba Peggy tertawa keras.orang-orang
menengok kepadanya.


70


21. 'Laki-laki itu mengambil KTP berlapis plastik dari
tas dan mengembalikan tas itu. 'Sybil I. dorsett,
bacanya keras-keras itukah namanya?` 'Bukan kata
Peggy. Saya bukan Sybil Dorsett. Saya Peggy Lou
Baldwin.


73


22. 'Sybil adalah kenyataan dalam hidup Peggy, tetapi
kadang-kadang Sybil betul-betul menyusahkan.
Ketika Sybil menemukan gaun ini di lemari, ia
bertindak seakan-akan melihat hantu.



76



23. 'Tiba-tiba Peggy cepat-cepat menghindari kaca.
Bayangan bibirnya di cermin membuatnya menjauhi
kaca. Tebal dank eras. Macam bibir Nrgro. Ia takut
pada bibirnya sendiri. Ia mulai berpikir bahwa ia
Negro. Ia takut pada orang-orang Negro, takut pada
perlakuan orang-orang pada dirinya sendiri.



77




24. Gelas itu, kata Peggy. Aku melihat gelas itu. Aku
mau 5ecahkan gelas dan keluar. Aku mau pergi!
Aku tidak mau tinggaldi sini. Tidak mau! Tidak
mau!

80

25. 'Aku tidak bisa lewat. Suara itu suara anak-anak


yang meratap, sedih dan tersesat. 'Aku mesti keluar
dari sini.
'Orang-orang dan music. Music berbunyi terus dan
terus dan terus. Kau bisa lihat semua orang itu. Aku
tidak suka orang-orang itu, tempat-tempat itu,
segalanya. Aku mau keluar. Oh, biarkan aku keluar.
Tolonglah. Tolong!




81




26 'Pasien itu, sambil duduk dengan tenang, tenggelam
dalam bacaannya, majalah %he New Yorker. Ketika
ia melihat dokter, ia segera bangkit, tersenyum, dan
mendekati dan berkata dengan hangat, 'Selamat
pagi, Dr. Wilbur.
'Ini bukan Peggy, piker dokter.
'Apa kabar? tanya dokter. 'Baik,jawabnya. 'tetapi
Sybil kurang baik. Ia sedang sakit sehingga tidak
bisa datang. Jadi saya datang menggantikannya.





87





27. 'Ah, bodoh benar saya, ' Vicky menyesal. ' Saya
lupa bahwa Anda baru berjumpa dengan Peggy Lou
saja. Sesungguhnya ada dua peggy
'Dua Pegy? sekali lagi dokter kebingungan.


90


28. ' Apakah Nyonya Dorsett adalah ibu Peggy Lou?
Tanya dokter.Oh, saya tahu itu, jawab Vicky
dengan enteng. Kemudian dengan senyum
kemenangan Vicky menambahkan, 'Nyonya Dorsett
adalah ibu Peggy, tetapi Peggy sendiri tidak tahu.
'Bagaimana dengan Peggy Ann? Tanya dokter.
Nyonya Dorsett adalah ibu Peggy Ann, tetapi Peggy
Ann juga tidak tahu, jawab Vicky.




91




29. ' ini, ' kata Vicky berselang beberapa saat, 'ada dua
gambar kepala. Ini saya dengan rambut ikal yang
pirang. Saya ingin ada pensil crayon sehinga saya
dapat menggambarkan warna rambutynya. Ini peggy
Lou. Rambutnya hitam. Tidak ada pensil crayon
ternyata juga tidak apa-apa. Peggy Lou tidak suka
ini.




92




30. ' Saya punya jalur sendiri. Saya akan bosan kalau
saya mengikuti jalur mereka. Ia menatap dokter
dengan pandangan agak nakal, agak bertanya-tanya,
dan berkata, 'Dokter, Dybil ingin menjadi saya,
tetapi ia tidak tahu bagaimana caranya.









' Kalau begitu Sybil tahu tentang Anda? 'Tentu


saja tidak, ' jawab Vicky. 'Ia tidak tahu tentang
Peggy, dan ia tidak tahu tentang saya. Tetapi itu
tidak menutup kemungkinan baginya untuk
mempunyai citra tentang seseorang seperti saya-
suatu citra yang ingin dicapainya tetapi selalu
menjauhinya.

94
31. ' Saya mengerti, Vicky, tetapi tahukan Anda. Saya
pernah mau mengatakan tentang Peggy Lou waktu
saya mengira bahwa Sybil berkepribadian ganda?
Tetapi ia tidak memberikan kesempatan sama sekali,
Tanya dokter.



95



32. 'Dengan itu, Victoria Antoinette Scharleau, wanita
dengan gerak anggun, suara manis dan pilihan kata
yang tak ada celanya, pergi sebagaimana ia tadi
datang.



97



33. 'Demikianlah ia terbiasa dengan nama 'Sybil.
Tetapi ia merasa kurang enak. Bukan karena nama
'Sybil itu sendiri, melainkan karena Sybil yang lain
itulah yang telah melukis binatang-binatang buas
itu.



102



34. 'Sybil menyadari dirinya berada pada kenyataan.
Tetapi walaupun demikian ia menyadari bahwa
teka-teki tentang waktu, hal yang mengerikan itu,
telah terjadi lagi. Baginya sudah menjadi kenyataan
hidup untuk mengalami sesuatu yang tidak berasal
dan mengalami perasaan yang menyakitkan
tentangdi sinilah saya berada.





105





35. 'Ia tidak mempunyai gagasan sama sekali tentang
bilamanakah kepribadian Sybil untuk
pertamakalinya terpecah dan apakah semua pribadi
itu muncul bersama-sama, atau yang timbul lebih
dahulu dari yang lain.



108



36. 'Mengapa Sybil memiliki kepribadian majemuk?
Apakah ada pengaruh akibat dalam hal ini? Apakah
ada Iaktor keturunan?.

109


37. 'Peggy Lou takut pada musik dan mengapa musik
sangat mengganggunya. 'Musik menyakitkan,
jawab Vicky.`


110

38. 'Oh, lebih baik sayab tidak mengatakannya, jawab


Vicky dengan senyuman ragu-ragu. 'Saya kan
bukan anggota keluarganya. Saya hanya tinggal
bersama mereka.


111


39. 'Tergagap karena mendapatkan dirinya sedang
duduk di dipan berdekatan dengan dokter, Sybil
bergerak menjauh. 'Apa yang terjadi?tanyanya.
'Saya tidak ingat datang ke sini hari ii, uga lagi?.



112



40. 'Selalu menganggap diri sendiri tidak berharga
itulah sebabnya Anda memerlukan pribadi-pribadi
yang lain itu.
'Pribadi-pribadi? Sybil mengulangi dengan
ketakutan. 'Anda mengatakan pribadi-pribadi?
Jamak?



114



41. 'Ketika akhirnya Sybil mengaku kepada dokter
bahwa ia sering kehilangan waktu.


116


42. 'Sementara Sybil sendiri bangkit dan berbaring lagi
dan bangkit lagi dengan suasana hati berganti-ganti
terus. Pada suatu saat ia mengoceh seperti anak-anak
sambil memanjati perabot-perabot rumah tangga,
meninggalkan bekas-bekas jari tangan di langit-
langit. Pada saat lain ia menjadi wanita dewasa yang
penuh kepercayaan diri dan berpengetahuan luas,
yang bicara tentang dirinya sendiri sebagai orang
ketiga dan berkata, 'Saya gembira Sybil sudah
mengetahuinya. Yang lebih baik memang buat kita
semua dengan cara ini. Kemudian Sybil berubah
lagi jadi wanita yang menggigil.





117





43. (1)'Sybil ingin menghindari restoran.
Kenyataannya, rasa takut Sybil terhadap restoran
begitu besarnya, sehingga memasuki sebuah restoran
dapat menyebabkan ia terbawa kepada 'waktu yang
hilang.

(2) 'Sybil takut kalau ia berada di luar lebih dari
pukul 04.00, ia akan menunjukkan gangguan
emosional, jemu dan ketakutan yang memang sering
muncul pada senja hari. Ia takut dirinya akan
terpecah.

(3) 'Di mobil ada juga penumpang-penumpang lain








121








yang belum pernah dijumpai dokter maupun Sybil.


Marcia Lynn Dorsett yang kurang ajar, angkuh,
berwajah seperti perisai, bermata abu-abu dan
berambut coklat, mengamati langkah dalam
perjalanan itu.

44. 'Beberapa minggu setelah pemakaman? Mengurus
Ella? Apa yang sebenarnya dibicarakan? Sybil
merasa tidak pernah berbuat apa-apa untuk Ella, dan
ia tahu tentang minggu-minggu setelah pemakaman.
Ia jadi bingung. Kapan sebenarnya pemakaman itu?
Bukankah baru saja?



146



45. 'Marry Lucinda Saunders Dorsett muncul lagi
duduk di kelas enam. Ia muncul pertama kalinya
pada tahun pertama dari periode dua tahun yang
dikuasai Peggy Lou ketika Sybil berusia tiga tahun.



164



46. 'Terlepas dari sikap ayahnya yang menganggap
enteng dan optimis saja, Sybil sendiri merasa bahwa
ia sedang mengalami 'kesulitan kejiwaan.


168


47. 'Sejak saat itu Sybil takut pada pelajaran ilmu pasti
walaupun ilmu pasti tetap menarik perhatiannya, ia
mendapat kesulitan dalam mempelajari biologi di
sekolah lanjutan daan di akademi. Sejak saat itu ia
pun jadi takut pada ruangan yang tidak memakai
permadani.



169



48. 'Bagaimana huhungan Peggy Lou, Peggy ann,
Marry, Sybil dan pribadi-pribadi lainyya? Apakah
mereka bersaudara?


172


49. (1) 'Kemudian seakan-seakan ia benar-benar pergi
dari ruangan itu. Vicky menghilang. Sebuah suara
yang pasti bukan suara Vicky berkata sopan,
'Senang berjumpa dengan Anda, Dr. Wilbur.

(2) 'Anda Marry? Tanya dokter.
'Marry Lucinda Saeinders Dorsett, jawab suara itu.
Suara itu bukan sejenis suara dari alam lingkungan
Vicky, juga bukan suara kekanak-kanakan yang
pemarah dari Peggy Lou. Tidak salah lagi aksesnnya
dari daerah Barat-Tengah, lembut, rendah dan
suram.









174








50. 'Mereka bicara tentang suka takut mendekati orang,


takut terhadap music, terhadap tangan, terhadap
perangkap dan dengan tidak mengakui ibunya,
Vicky dan Peggy Lou menunjukkan bahwa mereka
takut padanya. Apakah anda takut padanya? 'saya
tidak pernah merasa ibu Sybil sebagai ibu saya.
Nada suara penuh rahasia.




175




51. 'Marry melihat dirinya sendiri sebagai seorang yang
gendut, keibuan bertipe nyonya tua kecil.


176



52. (1) 'Sybil tidak menangis atas kematian nenek.
Sybil pergi saja. Peggy Lou menangis diam-diam
kalau ia sedang sendirian. Kami semua kecuali
Vicky bersedih setelah nenek meninggal, saya
muncul untuk menangisinya.

(2) 'Saya tidak ada di sana. Waktu itu Sybil berumur
Sembilan tahun. Saya muncul waktu kami berumur
10 tahun dan Peggy Lou yang berkuasa atas segala
sesuatu.





177





53. 'Sambil memandangi wanita di sampingnya yang
sekaligus adalah Marcia Lynn dan Vanessa Gail
Dorsett, dokter yang tidak henti-hentinya kagum
pada keajaiban-keajaiban pribadi majemuk, lebih
heran lagi menghadapi kenyataan bahwa pada saat
ini tubuh yang satu itu digunakan bersama oleh dua
pribadi.



180



54. 'Vanessa bertubuh jangkung, berambut merah. Ia
pemain piano dan penuh oice de Jivre. Mereka
berdua mempunyai banyak persamaan selera dan
senang melakukan sesuatu bersama-sama. Vanessa
berbicara dengan cara berdendang, Marcia dengan
menggeram.


181


55. (1) 'Semua laki-laki, ' kata Hattie menasihati
putrinya, 'akan menyakitimu, mereka tak ada
artinya, tak berharga. Tetapi di lain kesempatan, ia
berkata juga, 'Ayahmu tidak seperti laki-laki lain.
Tetapi dengan perkataan itu ia mendorong Sybil,
yang sudah pernah melihat penis anak-anak kecil,
percaya bahwa ayahnya tidak mempunyai itu. Sybil
terguncang jiwanya dan kebingungan melihat dan
mendengar peristiwa yang terjadi pada malam hari.




189





(2) 'Sybil dipaksa menyaksikan sebuah drama yang
melambangkan kemunaIikan dan ia hanya dapat
menghindari dengan memejamkan mata dan
menutupi telinganya. Tiga atau empat malam dalam
seminggu, bertahun-tahun lamanya, sejak Sybil lahir
sampai ia berumur Sembilan tahun, orang tuanya
bersenggama tepat dihadapannya, bisa dilihatnya
dan bisa didengarnya.

56. 'Pameran seks oleh orang tua ini dilihat dan
didengar juga oleh pribadi lain yang dinamakan
Ruthie, yang muncul dalam analisis selama proses
pengungkapan adegan primer itu. Ia seorang bayi,
mungkin berumur tiga setengah tahun dan tidak
dapat menyatakan sejak kapan ia datang dalam
kehidupan Sybil. Tetapi di antara semua saksi bisu
yang menyaksikan persanggaman antara ayah-ibu,
Ruthielah yang paling berang. Dengan bekerja sama
dengan Sybil yang usianya kira-kira sebaya, Ruthie
membalas dendam kepada orang tuanya secara
terang-terangan.






191






57. 'Pada akhir 1956 dan awal 1957, waktu Dr. Wilbur
makin mendekati sumber trauma asal yang
membawa Sybil kepada kepribadian majemuk, ia
tidak meragukan lagi bahwa sumber trauma itu
berkisar di sekitar ibu.



205



58. 'Dr. Wilbur menjadi yakin bahwa akar penyebab
perpecahan kepribadian Sybil adalah tema drama itu
yang bersiIat penyiksaan-penawanan-pengontrolan-
pemenjaraan yang sangat rumit.


214


59. (1)'Upacara yang paling disukai adalah
membentangkan kaki-kaki Sybil dengan sebuah
sendok kayu yang panjang, mengikat sendok kayu
itu ke kaki-kaki Sybil dengan lap cuci piring dan
menggantungkannya ke kabel lampu yang menjulur
dari langit-langit.

(2) 'Anak itu dibiarkannya berayun-ayun di udara
sementara ibu pergi ke kran air dan menunggu
sampai air menjadi dingin. Ia akan mengisi sebuah
enema ( alat penyemprot pantat ) dengan ukuran
untuk orang dewasa. Alat itu diisi air dingin penuh







216







dan ia kembali ke putrinya. Sambil anak itu tetap


melayang di udara, ibu akan memasukkan ujung
enema itu ke dalam lubang kencing si anak dan
menuangkan air dingin itu ke dalam kandung
kencing putrinya. 'Saya berhasil, Hattie menjerit
penuh kepuasan.

60. (1) 'Hattie memaksa putrinya itu meminum segelas
penuh susu yang mengandung magnasia. Sybil akan
kejang-kejang. Sybil memohon untuk ke kamar
mandi, Hattie malahan membawanya ke kamar
tidur. Hattie memaksa Sybil buang air dan
menghukum anak itu. Sybil menangis. Hattie
kemudian mengikat mulut Sybil dengan handuk agar
nenek Dorsett tidak mendengar tangisan itu.

(2) 'Setelah meletakan Sybil di atas meja dapur,
Hattie memasukkan dengan paksa ke dalam vagina
anak itu bermacam-macam benda yang melintas
dalam benakknya-lampu baterai, botol kosong kecil,
kotak perak kecil, gagang pisau makan, pisau perak
kecil, gesper.








217








61. 'Sebuah setrika panas ditempelkan ke tangan anak
itu, sehingga mengakibatkan luka bakar yang parah.
Sebuah peniti dimtusukkan ke jari Sybil. Sebuah laci
dijepitkan ke tangan Sybil. Sapu tangan leher warna
ungu diikatkan kuat-kuat pada leher Sybil sehingga
ia hampir tak bisa bernapas.



218-
219



62. 'Sybil tidak seperti dirinya bsendiri, dan nyatanya
sulit untuk mengetahui kepribadian Sybil yang
sesungguhnya. Ia sangat pemarah dan tampaknya Ia
seperti bermacam-macam orang.



274



63. (1) 'Suatu pribadi berjalan dengan angkuh dan
bergaya menuju dipan, duduk, dan mengaku,
'Sayalah yang melakukannya.

(2) ' Saya suruh Mike memasang paku-pakunya,
Vicky dan Peggy Lou yang membuat rencana dan
mengukur-ukur dan membantu mengecat.

(3) 'Saya Mike suara itu berbeda dari suara yang
tadi berbicara tentang sekat pemisah. 'yang lain-
lain itu anak-anak perempuan, tetapi saya laki-laki,



281





281










dan juga Sid.





64. 'Sid berkulit cerah, berambut hitam dan bermata
biru. Mike berkulit gelap, berambut hitam dan
berwarna cokelat Sid menakan dirinya berdasarkan
singkatan namanya dari Sybil-Syibil Isabel Dorsett.
Mike menamakan dirinya dari dua sumber ayah
dan kakeknya.




282





65. 'Ayah Anda mempunyai penis, Anda tidak. Ia tidak
punya vagina, Anda punya.


285


66. 'Sid dan Mike tumbuh sebagai pribadi-pribadi yang
kuat dan tidak neurotik.


288


67. 'Di antara pribadi-pribadi yang ikut berdiri di atas
panggung itu, ada lima yang belum pernah berjumpa
dengan Dr. Wilbur: Marjorie, Helen, Sybil Ann,
Clara dan Nancy Lou Ann.



303



68. 'Waktu mendengar nama Hattie, Helen yang tadinya
duduk tenang-tenang di dipan, meloncat, merangkak
ke meja dan bersembunyi di bawah meja itu.
Tangannya terlipat di dada, kepalanya tertunduk,
matanya terbuka lebar penuh terror. Helen tertunduk
dengan lemas bagaikan sebuah timbunan barang.
Giginya menggeretak keras.




304




69. 'Di antara semua pribadi itu, yang sangat menderita
depresi adalah Sybil ann yang tahan duduk berjam-
jam dengan membisu dan mematung seperti patung
pelican di atas piano di rumah keluarga Dorsett di
Willow Corners.





70. 'Memang pribadi melawan pribadi dalam diri
seorang wanita yang terpecah. Jawab Clara ketus.


307


71

'Saya tidak suka barang-barang ledakan, kata
Nancy saat itu. 'Meledak, salalu saja meledak.
Ngerinya sama saja dengan ledakan bom, dan ada
suara berisik, gedebak-gedebuk yang tidak enak,
brengseknya sama dengan sebuah bom sewaktu
Anda masih kecil. Paling brengsek adalah bahwa ibu
belum meninggal.






311






72. 'Tiba-tiba dengan perasaan berubah biasa dan

tenang, Nancy menerangkan, 'Saya begitu dekatnya


dengan Peggy-Peggy itu, sehingga saya mengambil
nama-nama tengah mereka. Tetapi menggunakan
nama Dorsett. Saya tidak. Saya Nancy Lou Ann
Baldwin. Nama Baldwin adalah nama guru yang
sedang ditirukan Sybil pada waktu saya datang.



313



73. 'Peggy Lou dan Peggy Ann, Vicky dan Marcia dan
Vanessa, Mike dan sid, Marjorie dan Ruthie, Helen
dan Sybi Ann, Clara dan Nancy. Keempat belas
pribadi ini telah bergantian keluar masuk kantor Dr.
Wilbur, masing-masing dengan emosi, selera, bakat-
bakat, ambisi, keinginan-keinginan, cara tingkah
laku, cara berbicara, proses berpikir dan bentuk
tubuhnya sendiri. Dua belas dari keempat belas
pribadi itu adalah wanita, dua pria. Semuanya lebih
muda dari Sybil sendiri.





319





74. 'Suara dalam rekaman berkata, 'Saya mendengar
suara gelas pecah di laboratorium kimia. Itu suara
ibu, 'Sybil menjerit. Sybil berlari ke jendela. Untuk
sejenak dokter mengira Sybil sudah menjadi Peggy
Lou. Tetapi suara rekaman itu berkata, 'Saya lari ke
jendela sama Sybil, berjalan dengan ia ke liIt.
Matikan itu, saya tidak tahan. Anda membuat saya
gila. Saya belum siap.`





330





75. 'Sybil adalah kepribadian yang kosong, Vicky lebih
utuh. Tetapi ada sesuatu yang lebih dari itu.

342
76. 'Saya sudah ada jauh sebelum Sybil kelas enam,
Vicky menjelaskan. 'Kami berumur tiga setengah
tahun waktu pertama kali saya datang.


343


77. 'Waktu kami datang ke rumah sakit itu saya masih
merupakan bagian dari Sybil. Tetapi pada saat
dokter itu meninggalkan kami, saya tidak lagi bagian
dari diri Sybil. Pada saat jas putih itu pergi melalui
pintu, kami tidak lagi satu. Saya menjadii diri saya
sendiri.


345


345





78. (1) 'Vivky dan Peggyv Lousiana jadi otonom, jadi
pribadi-pribadi pengganti dan sejak itu banyak yang
tidak dilihat Sybil, banyak yang disembunyikannya
dari padanya dan tetap tersembunyi selama 39
tahun.










(2) 'Peggy Lousiana tertanam keangkuhan dan
kebencian kanak-kanak yang asli, dan seluruh
keangkaramurkaannya. Kepada yang nantinya akan
bernama Vicky mengalirlah sebagian besar dari
ketenangan kanak-kanak, kepercayaan diri dan
kemampuan untuk bertatap muka dengan dunia.
Juga pada Vicky terpusat kesinambungan ingatan
dan kemampuan untuk melihat kehidupan sebagai
suatu keseluruhan.


346


79. 'Sybil yang asli pernah jadi anak yang giat. Pada
umur dua tahun ia bisa berayun-ayun pada pintu.
Tetapi karena ia mendapat banyak tekanan, ia
menjadi anak yang pemalu dan loyo. Peggy
mengambil alih tingkah laku aktiI yang dicuri dan
hilang dari Sybil yang asli.




347




80. 'Dr. Wilbur telah mendapatkan garis keturunan
Vicky terdiri dari Marcia, yang muncul pada tahun
1932, Mary (1934), Vanessa (1935) dan Sybil Ann,
yang tidak diketahui tanggal pemunculannya dengan
tepat, bahwa garis Peggy terdiri dari Peggy Ann
yang merupakan perkembangan dari Peggy yang
asli; Peggy Lou yang muncul pada tahun 1926; sid
yang datang pada awal 1928; Mike yang masuk
kemudian pada tahujn yang sama.





348






Keterangan:
1 KEPRIBADIAN SYBIL
NO NAMA KEPRIBADIAN
1. Victoria Antoinete
Scharleau (Vicky)
Muncul pertama kali saat Sybil berusia 11 tahun 2 bulan, saat
Sybil ditinggalkan oleh sahabatnya. Vicky atau Victoria
Antoinete Scharleau meminjam nama dari tokoh khayalan ciptaan
Sybil, tokoh gadis yang cerdas dan tidak penakut dan kebal
terhadap pengaruh luar yang mengganggu Sybil.
2. Peggy Lousianna
(Peggy Lou dan Peggy
Ann)
Pribadi ini muncul pada saat Sybil marah, kadang muncul sebagai
Peggy Lou yang sangat percaya diri, memiliki suara seperti Hattie
(Ibunya) dan tidak menyukai orang yang bertingkah seperti Sybil.

Kadang juga muncul sebagai Peggy Ann.


3. Marcia Lynn Dorsett Muncul pada tahun 1932. Memiliki siIat kurang ajar, angkuh,
bermata abu-abu dan berambut cokelat. Bersuara soprano dan
kerap muncul bersama Vanessa.
4. Marry Lucinda
Sanders
Muncul pada tahun 1934, merupakan tipe keibuan, gemuk, penuh
pertimbangan, gemar sajak, beraksen daerah Barat-Tengah,
senang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menyenangi
anak-anak.
5. Vanessa Gaile Dorsett Muncul pada tahun1935. Memiliki tubuh tinggi langsing, rambut
warna gelap, mata cokelat muda, wajah lonjong penuh perasaan.
Merupakan pemain piano dan menyukai orang yang tidak
munaIik.
6. Helen Berambut cokelat muda, mata merah tua, hidung mancung, bibir
tipis. SiIatnya ambisius, ketakutan, tidak bisa melukis dan tidak
beragama.
7. Clara Berusia 23 tahun, paling percaya pada agama dan tidak menyukai
Sybil. Ia menyukai musik dan pelajaran Bahasa Inggris,
khususnya sejarah, ilmu kedokteran, kimia, dan hewan.
8. Sybil Ann Kulit pucat, tubuh kurus, rambut pirang keabu-abuan, mata
kelabu, wajah lonjong, hidung mancung. Ia jarang makan, tidur
sedikit, sedikit menyukai lingkungan, suka bermain musik.
Pribadi Sybil Ann menderita neurasthenia, yaitu sejenis neurosis
yang ditandai oleh kejenuhan, depresi, kekhawatiran, dan sering
kali rasa sakit di tempat-tempat tertentu tanpa sebab objektiI yang
jelas.
9. Mike Muncul pada tahun 1928, ia adalah anak laki-laki yang berkulit
gelap, rambut hitam, mata cokelat, dan mengidentiIikasi kepada
kakeknya yang agresiI.
10. Sid Muncul pada tahun 1928, beberapa saat lebih awal dari Mike.
Merupakan anak laki-laki berkulit cerah, rambut hitam, mata biru.
Namanya diambil dari singkatan nama Sybil Isabel Dorsett yang
merupakan identiIikasi terhadap Ayah yang hati-hati.
11. Nancy Lou Ann Tidak menyukai ledakan dan tertarik pada politik
12. Marjorie Memiliki perawakan kecil, berambut pirang, kulit biasa, hidung
pesek, tenang, periang, cepat tertawa. Menyukai teater, pesta,
senang bergurau, tidak dapat melukis dan tidak beragama.
13. Ruthie Anak berusia 3 setengah tahun.
14. The Bonde Pribadi masa remaja, merupakan impian Sybil. Menyukai kuliah,
lahir dalam ketenangan, bersiIat tidak aktiI.
15. Sybil Isabel Dorsett Pribadi yang sesungguhnya

4.2.2 Pembahasan Temuan


Dari tabel analisis di atas, tentang penemuan aspek psikologi, yaitu berdasarkan
kepribadian ganda yang terdapat pada Sybil. Berdasarkan jenis kepribadian ganda
tersebut,















DAFTAR PUSTAKA

Alwilsol. 2009. !sikologi Ke5ribadian. Malang: UMM Press.
Aminuddin. 2009. !engantar A5resiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Anshori, Dadang. S. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia Dalam !ers5ekti1 !endidikan.
Bandung: FBS UPI.
Aziez, Furqonul, dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis iksi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Endaswara, Suwardi. 2011. Metodologi !enelitian Sastra. Yogyakarta: Tim Redaksi CAPS.
Esten, Mursal. 1982. Sastra Indonesia dan %radisi Sub Kultur. Bandung: Angkasa.
Esten, Mursal. 1987. Kesusastraan !engantar %eori Sefarah. Bandung: Angkasa.
Forster, E.M. 1970. As5ek-As5ek Novel. Harmondswort: Penguin Book.
Hadi, SoIin. 1993. !engantar Kesusastraan. Banten: Universitas Tirtayasa.
Hadi, SoIin. 1993. Sanggar Sastra. Banten: Universitas Tirtayasa.
Hartoko, Dick dan Rahmanto. 1986. !emandu di Dunia Sastra. Yogyakarta. Kanisius.
Junus, Umar. 1983. Dari !eristiwa ke Imafinasi. Jakarta: PT. Gramedia.
KeraI, Gorys. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.
Martalogawa, Wiwi, Dkk. 1994. Dinamika Bahasa. Bandung: Yayasan Pustaka Wina.
Mulyasa. 2008. Kurikulum %ingkat Satuan !endidikan. Bandung: PT Remaja RosdaKarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. %eori !engkafian iksi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Purwanto, Ngalim. 1984. !sikologi !endidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. !enelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosidi, Ajip. 1969. Ikhtisar Sefarah Sastra Indonesia. Penerbit Bina Cipta.
Rusyana, Yus. 1982. Metode !engafaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Gam5itan !endidikan. Bandung: CV.
Diponegoro.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan !embelafaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. !sikologi Remafa. Jakarta: PT. Raja GraIindo Persada.
Satoto, Soediro. 1994. Metode !enelitian Sastra. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Schreiber, Flora Retha. 2010. Sybil. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sobur, Alex. 2003. !sikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Stanton, Robert. 1965. !engantar iksi. New York: Holt, Rinehart dan Winston.
Sumardjo, Jakob, 1982. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Nur Cahya.
Sumardjo, Yakob, dan Saini, KM. 1994. A55resiasi Kesusastraan, Jakarta, Gramedia,
Pustaka Utama.
Suryabrata, Sumadi. 2005. !sikologi Ke5ribadian. Jakarta: PT Raja GraIindo Persada.
Tarigan. 1984. !rinsi5-5rinsi5 Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Wahyuningtyas, Sri, dan Santosa, Wijaya Heru. 2011. Sastra %eori dan Im5lementasinya.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Walgito, Bimo. 1978. !sikologi Sosial. Yogyakarta: C.V Andi OIIset.
Wallek, Rene dan Austin Warren. 1995. %eori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Woodworth, R.S. dan Marquis, D.G. 1957. !sikologi. New York: Henry Holt and Company.
YusuI LN, Syamsu. 2008. %eori Ke5ribadian. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai