Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PSIKOLOGI CERPEN TENTANG ”TERBUKALAH”

KARYA DEWI RIA UTARI

FITRIA WULANDARI

1888201070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

e-mail : fitri.wulandari2712@gmail.com

Abstrak

Psikologi sastra adalah suatu kajian yang bersifat tekstual terhadap aspek psikologis,
psikologis sang tokoh dalam karya sastra. Salah satu karya yaitu cerpen, cerpen berarti
mengisahkan unsur-unsur fiksi dengan bahasa yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang masalah psikologi yang terdapat dalam cerpen “Jembatan Tak
Kembali” karya Mardi Luhung. Jenis penelitian ini berupa satuan peristiwa yaitu paragraph dan
wacana yang terdapat pada cerpen. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara
membaca keseluruhan isi cerpen.

Kata kunci : cerpen, karya sastra, psikologi sastra.


PENDAHULUAN sastra dapat berbicara banyak hal, misalnya
psikologi. Dengan kata lain, karya sastra
Menurut Kamus Besar Bahasa dapat memberi pembaca beragam ilmu
Indonesia (2008), sastra adalah karya tulis, psikologi. Menurut Hasan Shadily (1989 :
yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, 1090-1091), psikologi adalah ilmu
memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti : pengetahuan tentang jiwa, yang mempelajari
keaslian, keartistikan, dan keindahan dalam hal yang berhubungan dengan kesadarn
isi serta ungkapannya. Karya sastra (consciousness), sensasi (sensation), pikiran
merupakan pengungkapan buku dari apa (ideation), ingatan (memory), dan
yang telah diasaksikan, diilhami, dan sebagainya. Sebagai karya sastra yang
dirasakan seseorang mengenai segi-segi imajinatif, karya sastra bisa memperlihatkan
kehidupan yang menarik minat secara tokoh-tokoh yang mewakili perilaku
langsung dan kuat, pada hakikatnya satu manusia yanb beragam. Perilaku manusia
yang ada dalam kehidupan sehari-hari bisa
pengungkapan kehidupan manusia melalui
membantu pengarang dalam
bentuk bahasa.
menggambarkan karakter tokoh cerita yang
Manusia adalah sumberdrai sastra ditulisnya. Karya sastra merupakan suatu
dan psikologi, maka pada manusia lah kisah yang senantiasa bergumul dengan para
pertauatannya dapat ditemukan. Anatara tokoh fiksi yang diciptakan pengarangnya.
psikologi dan sastra merupakan dua sisi Agar cerita lebih menarik, pengarang sering
yang saling berpasangan. Berbeda tetapi kali menampilkan perilaku para tokoh
dengan kepribadian yang tidak lazim, aneh
saling melengkapi karena terpaut dengan
atau abnormal sehingga menimbulkan
hal yang sama. Psikologi suatu ilmu yang
berbagai perasaan bagi pembaca, salah
mengandalkan analisis, sedangkan sastra
satunya adalah cerpen (cerita pendek).
lebih mengandalkan sitesis. Psikologi sastra
Menurut Sedwick (dalam Tarigan 2011 :
lahir sebagai salah satu jenis kajian sastra 179) mengatakan bahwa cerita pendek
yang digunakan untuk membaca dan adalah penyajian suatu keadaan tersendiri
menginterprestasikan karya sastra, atau suatu kelompok keadaan yang
pengarang karya sastra dan pembacanya memberikan kesan tunggal pada jiwa
dengan menggunakan berbagai konsep dan pembaca. Kepribadian sangat mencerminkan
kerangka teori yang ada dalam psikologi. perilaku seseorang. Untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan
Sastra adalah seni bahasa, yakni orang lain, kita harus memahami definisi
cabang seni yang menggunakan bahasa kepribadian dan bagaiman keprobadian itu
sebagai mediumnya (Danziger dan Jonhson terbentuk sehingga gangguan-gangguan
dalam Budianta, dkk, 2008 : 7). Karya sastra yang biasa muncul pada kepribadian setiap
dapat memberi manfaat bagi pembaca individu dapat dihindari.
karena isi karya sastra tidak terbatas. Karya
Psikologi dalam karya sastra. kepribadian ini satu sama lain saling
Psikologi adalah ilmu yang menyelidiki dan berkaitan serta membentuk ytotalitas dan
mempelajari tingkah laku manusia tingkah laku manusia yang muncul
(Atkinson dalam Minderop, 2011 : 3 ). merupakan produksi integrasi ketiganya
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra (Ratna dalam Wicaksono, 2009 : 63).
yang diyakini mencerminkan proses
aktivitas kejiwaan (Minderop 2011 : 54).
Psikologi kepribadian merupakan salah satu METODE
ilmu dasar yang penting guna memahami
ilmu psikologi. Manusia sebagai objek Metode yang digunakan dalam
material dalam pembelajaran ilmu psikologi penelitian ini adalah deskriptif. Metode
tentu memiliki kepribadian dan watak yang deskriptif adalah suatu metode dalam
berbeda satu dengan lainnya, bahkan tidak meneliti status sekelompok manusia atau
semua orang dapat memahami kepribadian objek, suatu set kondisi, atau sistem pikiran
diri sendiri. Anshari (1996 : 131) maupun suatu kelas peristiwa pada masa
mendefiniskan watak sebagai suatu ketahan
sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini
atau kualitas yang tetap dan dapat ddilihat
adalah untuk deskripsi, gambaran atau
atau dialami oleh seseorang sebagai
lukisan secara sistematis, factual, dan
perangai atau tabiat. Watak tokoh dalam
akurat mengenai kata-kata, sifat-sifat serta
karya sastra adalah kualitas tokoh, kualitas
nalar dan jiwanya yang membedkannya hubungan antarfenomena yang diselidiki.
dengan tokoh lain (Tulolli, 2000 : 30). Metode deskriptif digunakan untuk
Psikologi sastra adalah studi tipe dan hukum mendeskripsikan pikiran dan prilaku yang
psikologi yang kemudian diterapkan pada memengaruhi psikologi tokoh utama pada
karya sastra (Wellek & Warren, 2014). kumpulan cerpen
Menurut Semi (1993 : 79), pendekatan
PEMBAHASAN
psikologi sastra adalah pendekatan yang
bertolak dari asumsi bahwa karya sastra “keluargamu adalaha dua kalbu yang
selalu membahas peristiwa kehidupan terpisah
manusia.
Kau dan ibumu, adikmu dan ayahmu.
Pendeketan psikologi banyak
Namun
berpedoman pada psikoanalisis yag
dikembangkan Sigmund Freud yang Kalian tetap baik-baik saja. Kalian terbiasa
menyatakan bahwa manusia banyak dikuasai
oleh alam batinnya sendiri. Menurut Frued Dengan pertengkaran-pertengkaran yang
dalam Rokhmansyah (2013 : 161), struktur selesai
kepribadian manusia mengandung tiga
Dengan sendirinya. Manusia memang
komponen yang disebut id (tidak sadar), ego
(tidak sadar, prasadar, sadar), superego seperti itu
(tidak sadar, prasadar, sadar). Ketiga sistem Kataku. Kita hidup karena terbiasa.
Kita membenci kemacetan jalan raya tapi Kutipan kalimat “ pertengkaran-
tetap menerimanya. Karena itu bagian pertengkaran kecil yang selesai dengan
hidup kita.” sendirinya” menandakan bahwa subuah
masalah pasti akan selesai dengan
sendirinya walau puun salah satu dari
Karya : dewi Ria utari mereka ada yang merasa tersakiti.

Kutipan kalimat “kita membenci kemacetan


jalan raya tepi tetap menerimanya” sama
Kutipan pada kalimat “keluarganya adalah dengan halnya kita membenci setiap kali
dua kubu yang terpisah” menandakan masalah yang ada tetapi kita mau tidak mau
bahwa keluarganya yang tak lagi utuh pasti akan menirimanya dan
seperti keluarga yang lainnya, menjadikan ia menyelesaikannya, karena manusia pasti
lebih sering mengurung diri ketika ingat mempunyai takdirnya masing-masing.
hancurnya kehangatan keluarga.

KESIMPULAN

Konflik merupakan bagian dari alur. Konflik ditandai dengan adanya masalah. Masalah yang
pertama dari kutipan cerpen tersebut adalah hancurnya kehangatan keluarga yang utuh.
Sementara masalh yang kedua adalah dengan hancurnya sebuah keluarga membuat seorang
anak menjadi lebih mengurungkan diri dan tidak dapat terbuka (bercerita) kepada sahabat
ataupun orang disekelilingnya. Pertentangan antara masalah pertama dan kedua ini disebut
dengan adanya konflik.
DAFTAR PUSTAKA

Minderop, Albertine. 2011. Psikogi Sastra. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajia Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press

Anshari, Hafi. 1996. Kamus Psikologi. Surabaya : Usaha Nasional

Wellek, R., & Warren, A. 2014. Teori kesusastraan. Jakarta : Gramedia

Rokhmansyah, Alfian. 2013. Studi dan Pengkajian Sastra. Malang : Graha Ilmu
ANALISIS SOSIOLOGI CERPEN TENTANG ”TERBUKALAH”

KARYA DEWI RIA UTARI

FITRIA WULANDARI

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Tangerang

e-mail : fitri.wulandari2712@gmail.com

ABATRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang masalah sosiologi yang terdapat
dalam cerpen “TERBUKALAH” Dewi Ria Utari. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa satuan peristiwa yaitu paragraf atau
wacana yang terdapat dapat cerpen. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan cara membaca keseluruhan isi cerpen

Kata kunci : cerpen, karya sastra, sosiologi


PENDAHULUAN

Karya sastra adalah suatu bentuk dan karya sastra, baik penulis, fakta sastra dalam
hasil pekerjaan seni yang menggunakan relasi dialektika dengan kondisi masyarakat
manusia dengan objeknya dan bahasa yang menghidupi penulis, dan masyrakat
sebagai mediumnya. Kaya sastra merupakan yang digambarkan. Kedua, dengan relasi
bentuk kreativitas dalam bahasa yang indah dialektif ini, memahami hubungan sastra
serta berisi pengalaman batin dan imajinasi dengan masyarakat, pengarang dengan
pengrangya yang bersumber dari masyarakat baik secara pemaknaan,
penghayatan realitas sosial. Didalm karya pengaruh, dan keadaan masyarakat yang
sastra kita dapat melihat unsur-unsur sosial digambar atau mepengaruhi keadaan
atau sosiologi yang penulis gambarkan di substansi sosiologi yang dijelaskan. Ketiga,
dalam cerpen. analisis sosiologi sastra berkaitan dengan
analisis sosial terhadap karya sastra, baik
A.Teeuw (dalam Ratna,2013 : 8)
sosial pengarang, pandangan dunia
menjelaskan sosiologi sastra adalah analisis
pengarang, pengaruh strukturisasi masyrakat
yang berdasarkan aspek-aspek sosial
terhadap karya sastra atau sebaliknya.
masyarakat dan otonomi sosial masyarakat
didalam karya. Darmono (1979 : 2) Adapun cerita pendek adalah cerita
menjelaskan kecenderungan telaah sosiologi yang dikisahkan dalam salah satu momen
dalam sastra adalah pendekatan yang dalam kehidupan manusia. Cerpen atau
berdasarkan pada anggapan bahwa sastra cerita pendek merupakan karya sastra yang
merupakan cermin proses sosial ekonomis bersifat fiksi. Berbeda dengan novel yang
belaka. Dengan demikian, sosiologi sastra juga merupakan karya sastra bersifat fiksi,
menurut Darmono (1979) mempertimbankan ceritanya lebih padat alam penyampaian
karya sastra dalam kaitannya dengan ceritanya. Sedangkan cerpen waktu
masyrakat, karena itu Darmono menerapkan penceritaannya pendek; jumlah baris
model analisis yang dapat meliputi tiga (halamannya) pendek; dapat dibaca dalam “a
aspek sebagai berikut. single setting”. Abrams (dalam Siswantoro,
2013 : 53) menjelaskan struktur karya sastra
Pertama, ilmu sastra digunakan
menyarankan pada hubungan antar unsur;
untuk memahami gejala sosial di dalam
baik secara interinsik atau ekstrinsik. Secara etimologis sosiologi berasal
Analisis struktur dapat berupa plot, tokoh dari kata socious dan logos. Socious berarti
dan penokohan, latar sustpandang, dan lain- teman dalam bahasa latin sedangkan logos
lain. Dalam analisis ini menggunakan dari Yunani yang artinya kata, perkataan,
pendekatan struktur pada alur, tokoh dan atau pembicaran (Faruk, 2010 : 13).
penokohan, dan latar. Damono (2010 : 6) menyatakan bahwa
sosiologi sastra adala telaah yang objek dan
Alur menampilkan kejadian-kejadian
ilmiah tentang manusia dalam masyarakat,
yang mengandung konflik yang menarik
telaah tentang lembaga dan proses sosial.
dengan cara sedikir demi sedikit; tidak
Menurut Pradopo (1995 : 11), cerita pendek
secara langsung (Nurgiyantoto, 2013 : 165).
merupakan salah satu genre prosa yang
Secara garis besar alur dibagi menjadin tiga,
digemari masyarakat karena jalan ceritanya
yaitu awal, tengah, dan akhir (Nurgiyantoro,
jauh lebih pendek dibandingkan dengan
2013 : 166). Aminuddin (dalam
novel.
Hidayatullah 2012 : 20) mendefinisikan
tokoh sebagai pelaku yang mengemban Ciri-ciri Cerita Pendek
peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
Sebagai suatu karya sastra yang
peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.
sangat pendek dan selesai dibaca dalam
Nurgiyantoro (2012 :176) membedakan
waktu setengah jam, cerita pendek memiliki
tokoh dalam cerita fiksinya menjadi dua,
karakteristik tersendiri. Waluyo (2008 ; 36)
yaitu tokoh utama ( toko sentral) dan tokoh
mengemukakan bahwa cerita pendek
tambahan (tokoh peripheral). (Nurgiyantoro,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama,
2012 : 172) menyebutkan penokohan
singkat, padu dan intensif. Kedua, memiliki
merupakan cara pengarang menampilkan
unsur utama berupa adengan, tokoh, dan
tokoh atau pelaku. Latar adalah lingkungan
gerak. Ketiga, bahasanya tajam, sugstif, dan
yang melengkapi sebuah peristiwa dalam
menarik perhatian. Keempat, mengandung
cerita; semesta yang berinteraksi dengan
impress pengarang tentng konsepsi
peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung
kehidupan. Kelima, menimbulkan efek
( Stanton, 2012 : 35).
tunggal dalam pemikiran pembaca. Keenam,
Kajian Pustaka memiliki pelaku utama yang menonjol
dalam cerita. Ketujuh, memiliki kebulatan
Pendekatan Sosiologi Sastra
efek dan kesatuan emosi. Lubis (1983 : 8) B. harus dapat menimbulkan suatu
menjelaskan ciri-ciri cerita pendek, yaitu: hempasan pada pikiran para penikmanya.

A. mengandung interpretasi C. harus dapat membangkitkan


pengarang tentang konsepsinya mengenai perasaan pembaca.
hidup.
.

pendekatan sosiologi sastra dalam cerpen.

METODE PENELITIAN Pendekatan sosiologi sastra merupakan


perkembangan dari pendekatan mimetik.
Pendekatan ini memahami karya sastra dalam
Banyak masalah yang harus diselesaikan
hubungannya dengan realitas dan aspek sosial
dengan teknik atau metode tertentu. Dengan
kemasyarakatannya. Pendekatan ini dilator
adanya fenomena-fenomena tersebut, para ahli
belakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya
berpacu untuk membuat metode-metode
sastra tidak dapat lepas dari realitas sosial yang
khusus untuk mengkaji masalah yang khusus
terjadi di suatu mastarakat (Sapardi Djoko
pula Tulisan ini berdasarkan pada teknik
Damono 1979).

PEMBAHASAN Kutipan pada kalimat “sering sekali aku


menjalankan peranku” menandakan bahwa
“sering sekali aku menjalankan peranku
ia menunjukan jati diri yang sebenarnya dan
Ku biarkan pikiranku melayang tidak berpura-pura menjadi oranglain .
menciptakan
Kutipan pada kalimat “imajinasi tentang kita
Imajinasi tentang kita berdua ketika berdua ketika semuanya mungkin berbeda“
semuanya berkhayal tentang kisah mereka berdua
yang mungkin tidak dapat dilakukannya
Mungkin berbeda. Aku bisa dengan mudah kembali
mengunjungi rumahmu
Kutipan kalimat “bisa dengan mudah
Mungkin bertemu dengan ibumu, mengunjungi rumahmu mungkin bertemu
berbincang dengannya tentang dengan ibumu” menandakan ia dengan
gampang mengunjungi rumahmu dan
Masa-masa kecilmu”
bersosial dengan ibumu
Karya : dewi Ria utari
KESIMPULAN

Konflik merupakan bagian dari alur. Konflik ditandai dengan adanya masalah. Masalah yang
pertama dari kutipan cerpen tersebut adalah hancurnya kehangatan keluarga yang utuh.
Sementara masalh yang kedua adalah dengan hancurnya sebuah keluarga membuat seorang
anak menjadi lebih mengurungkan diri dan tidak dapat terbuka (bercerita) kepada sahabat
ataupun orang disekelilingnya. Pertentangan antara masalah pertama dan kedua ini disebut
dengan adanya konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Lubis, Mochtar. 1983. Teknik Mengarang. Jakarta : Karunia ESA

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Pradopo, Rachmad. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Waluyo, Herman. 2008. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta : Sebelas Maret University

Anda mungkin juga menyukai