Anda di halaman 1dari 6

KISI-KISI TEORI SASTRA

Teori sastra berdasarkan pendekatan eksperesif


Sejarah perkembangan teori sastra
     Teori berasal dari kata THEORIAN (Bahasa latin)sejara etimologis teori berarti kontemplasi
terhadap kosmos dan realitas.pada tataran yang lebih luas,dalam hubungan nya dengan dunia
keilmuan teori berarti perangkat pengartian,konsep,proposisi yang mempunyai korelasi,dan 
telah teruji kebenarannya.teori tertentu dengan demekian lahir melalui tertentu.Dengan kalimat
lain,tujuan arti suatu ilmu adalah melahirkan sebuah teori.Meskipun demikian,sebuah
teori,dengan tingkat keumuman yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk memahami sebuah
disiplin yang berbeda. Seturkturalisme misalnya,dapat dimanfaatkan untuk menganalisis ilmu
humaniora,ilmu sosial,termasuk ilmu 
Pada umumnya,teori dipertentangkan dengan peraktek setelah suatu ilmu pengetahuan berhasil
untuk mengapsraksikan keseluruhan konsepnya kedalam suatu runusan ilmiah yang dapat diuji
kenenaranya yaitu teori itu senktis,diri,maka teori tersebut  mesti dioperasikan secara
peraktis,sehingga cabang-cabang ilmu pengetahuan sejenis dapat dipahami secara lebih rinci dan
mendalam .Dalam aplikasi inilah sebuah teori dibuktikan
kebenarannya,objektipitasnya,sietematisasinya,dan keumumannya,sekaligus aspek-aspek
pramatisnya.Teori-teori yabg tidak atau belum berhasil untuk diwujud dalam praktek,dengan
sendirinya belum bias disebut  sebagai teori yang valid.Alenia baru pada dasarnya, teori dengan
peraktek,kimpulan konsep dengan kumpulan data penelitian,bersifat saling membantu,saling
melengkapi
  Teori pungsi untuk mengubah dan membangun pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan.beradaban manusia melahirkan pengetahuan,yaitu berbagai pemahaman
manusia terhadap gejala-gejala alam. Dengan ditemukannya etode dan teori,pengetahuan
pada giliran berubah menjadi ilmu pengatahuan.perubahan yang sabgat pesat terjadi sejak
abad ke 20,yang kemudian melahirkan teknologi informasi dan komonikasi modern yang
sangat canggih.

  pendekatan ekspresif memeliki sejumlah kesamaan dengan pendekatan biografis dalam


hal fungsi dan kedudukan kaya sastra sebagai manifestasi sobjek kreator.pendekatan
ekspresif lebih mudah dalam memanfaat kan data beografis dibandingkan dengan
pendekatan dalam memanfaatkan data pendekatan ekspresif 

 Pendekatan biograpi dibandingkan dengan pendekatan biograpi dalam memanfaatkan data


pendekatan ekspresif biograpis pada umumnya menggunakan data primer mengenai kehidupan
pengarang oleh karena itulah,disebut sebagai data histroriografi.sebaliknya pendekatan ekspresif
lebih banyak memanfaatkan data sekunder,data yang sudah diangkat melalu aktifitas pengarang
sebagai sobjek pencipta jadi,sebagai data literel.untuk menjelaskan hubungan antara
pengarang,semestaan, pembaca dan karya sastranya,abrams membuat diagram yang terdiri atas
empat komponen utama denagan empat pendekatan ekspresif,mimetik,pramarik,objektif.
Adapun bentuk-bentuk dalam karya sastra yang dihasilkan dalam wilayah studi biografis terbatas
hanya pada diri penyair dengan kualitas pikiran dan perasaannya,maka wilayah studi ekspresif
adalah diri penyair,pikiran dan perasaan,dan hasil-hasil ciptaannya.dikaitkan dengan dominasi
ketaksadaran manusia seperti disinggung diatas, maka pendekatan ekspresif membuktikan bahwa
aliran romantik cenderung tertarik pada masa perubahan,masa lampau,dan masa primitif
kehidupan manusia.
Adapun indikator kondisi sosiokoltoral perngarang dan ciri-ciri kreatifitas imajinatif karya sartra
maka pendekatan ekspresif dapat dimanfaatkan untuk mengggali ciri-ciri
indipidiolisme,nasionalisme,komonisme dan paninesme dalam karya,baik karya sartra indifidual
maupun karya sastra dalam kerangka periodisasi.
engertian Pendekatan Ekstrinsik dan menurut berberapa ahli
Menurut KBBI yaitu:pendekatan karya sastra dengan menggunakan ilmu bantu bukan sastra,
seperti sejarah, sosiologi, dan psikologi
Menurut Tjahjno (1998-450), mendefinisikan unsur ekstrinsik sebagai hal-hal yang berada di
luar dari struktur karya sastra, tetapi sangat dipengaruhi karya sastra tersebut.
Menurut Nurgiantoro (2000:24), menyatakan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur luar dalam
karya sastra yang memiliki sifat tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme
atau bagian terpenting karya sastra.
Menurut Aminuddin (2004:85) unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar dari suatu
karya atau cerita, tetapi dapat menentukan bentuk dan isi suatu karya itu sendiri.
Menurut Mido (2016:76) menjelaskan bahwa unsur ekstrinsik adalah latar belakang dan sumber
informasi yang tidak bisa diremehkan karena memiliki nilai, arti, dan pengaruhnya.
Menurut Sumasuri (2014) unsur ekstrinsik dapat dijelaskan sebagai suatu unsur yang menyusun
karya sastra yang bersumber dari luar dan berkaitan dengan aspek sosiologi, psikologi, dan lain-
lain.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra. Akan tetapi, secara
tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen
antara lain:
Latar belakang penciptaan: Latar belakang ini berkaitan dengan tujuan karya sastra cerpen itu
dibuat.
Latar belakang sejarah pengarang: Unsur ini berkaitan dengan kondisi sosial sang penulis.
Kondisi masyarakat: Hal-hal yang berkaitan dengan kondisi masyarakat ketika cerpen atau karya
sastra itu dibuat.
Unsur psikologis: Unsur ini berkaitan dengan psikologis sang penulis.
Ciri-ciri unsur intrinsik menurut berberapa ahli
Menurut Rene Wellek dan Austin Warren dalam karyanya Tjahajono (1988:450) menyebutkan
bahwa dalam mengkaji unsur ekstrinsik terdiri atas empat hal yang harus dimengerti di antaranya
yaitu :

Memahami hubungan antara karya sastra dengan psikologi atau biografi pengarang. Hal ini
dikarenakan setiap pengarang memiliki sudut pandang yang berbeda sehingga akan
mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya.

Memahami hubungan karya sastra dengan beberapa aspek seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya dan juga pendidikan.

Memahami hubungan antara karya sastra dengan pemikiran manusia, ideologi, filsafat,
pengetahuan dan teknologi.
Memahami hubungan antara karya sastra dengan semangat zaman, atmosfer atau iklim yang
terbaru.
. Kesimpulan
Unsur ekstrinsik merupakan unsur luar yang berada dalam sebuah cerita yang juga ikut
membangun jalannya suatu cerita. Meskipun unsur ekstrinsik ikut membangun suatu karya sastra
namun, tidak secara langsung mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik ini biasanya
berupa keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup
yang mana nantinya akan mempengaruhi tulisan suatu karya sastra.
Unsur ekstrinsik erat kaitanya dengan nilai dan norma yang berlaku. Secara definisi, norma
adalah ketentuan atau peraturan yang berlaku dan harus ditaati oleh seseorang yang merupakan
bagian dari norma tersebut. Sementara nilai didefinisikan menurut Kaelan (2002:174) adalah
suatu kemampuan yang melekat pada suatu benda yang bertujuan untuk memuaskan manusia.
Berhubung karya sastra tidak lepas atau dipengaruhi dari sisi budaya, maka aturan nilai dan
norma juga mengiringi hal tersebut.
Pendekatan Intrinsik

Menurut
KBBI=Pendekatan Intrinsik adalah pendekatan karya sastra dengan menerapkan teori
dan kaidah sastra yang penelahaannya bertolak dari karya sastra itu sendiri.
Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang ada di dalam  batang tubuh suatu karya
sastra. Unsur instrinsik adalah fondasi dasar dari karya sastra. Setiap karya sastra
memiliki unsur-unsur intrinsik di dalamnya.
unsur Intrinsik Prosa dan Drama

1. Tema
Tema adalah gagasan awal dan merupakan makna isi sastra secara
keseluruhan.
2. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku dalam karya sastra yang dapat menjadi penentu
keberhasilan dalam suatu karya sastra.
3 .Alur
Alur(plot) merupakan rangkaian peristiwa yang bertujuan untuk mengetahu jalan
cerita.
4. Latar
Latar atau setting adalah keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
Unsur Intrinsik Prosa dan Drama 

Konflik
Pertentangan antara tokoh dengan alam, dengan tokoh lain, atau dengan dirinya sendiri.
Penokohan
Teknik-teknik pengarang dalam dalam menampilkan tokoh dalam cerita.
Dialog
Serangkaian percakapan dalam cerita.
Gaya Bahasa
Cara khas pengarang dalam penyusunan dan penyampaian pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan..
. Sudut Pandang
Cara pengarang menampilkan cerita. 
Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Tema dapat dibedakan menjadi 2, yakni tema mayor dan tema minor
Tema Mayor
Tema mayor merupakan tema yang paling utama dan berada didalam keseluruhan bagian pada
suatu karya sastra tersebut. 
Tema Minor
Tema minor ialah tema yang tidak terlalu menonjol, atau bisa disebut sebaagai tema Sebagian

Dalam suatu karya sastra, tokoh juga terbagi menjadi 3, yakni: 


Tokoh protagonis, yang mana tokoh tersebut biasanya yang sangat di sukai pembaca
atau penikmat sastra, karena sifat-sifatnya yang baik dan menyenangkan
Tokoh antagonis adalah tokoh yang biasanya tidak disukai oleh pembaca ataupun para
penikmat sastra, dikarenakan peran yang ia bawakan jahat dan selalu bersifat buruk.
Tokoh tritagonis adalah pelaku yang dalam cerita sering dimunculkan sebagai tokoh
ketiga yang biasa disebut dengan tokoh penengah

Macam-macam alur:alur maju,alur mundur,alur campuran

 Latar
Latar tempat,latar waktu,latar suasana

Penokohan
Analitik,dramatik,campuran
Sudut Pandang
Sudut pandang orang kesatu/pertama adalah pengarang berfungsi sebagai pelaku yang
terlibat langsung dalam cerita, terutama sebagai pelaku utama. Pelaku utamanya(aku,
saya, kata ganti orang pertama jamak : kami, kita)
Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang berada di luar cerita, ia menuturkan
tokoh-tokoh di luar, tidak terlibat dalam cerita. Pelaku utamanya (ia, dia, mereka,kata
ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain) 
Unsur Intrinsik Puisi
Unsur kebahasaan,unsur pengujaran,unsur peruangan,unsur bunyi

TEORI SASTRA BERDASARKAN PENDEKATAN OBJEKTIF


Pendekatan Objektif adalah salah satu jenis pendekatan penelitian yangmerupakan pendekatan
yang memandang bahwa kebenaran bisa ditemukanapabila seseorang bisa menyingkirkan
campur tangan manusia saatmelakukan penelitian. Atau dengan kata lain, bisa mengambil jarak
dari objek yang diteliti.
Menurut buku dari Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratha, S.U Pendekatan Objektifmerupakan
pendekatan yang mengindikasikan Perkembangan pikiran manusiasebagai evolusi teori selama
lebih kurang 2.500 tahun. Evolusi ini berkembangsejak Aristoteles hingga awal abad ke-20,
kemudian menjadi revolusi teori selamasatu abad yaitu awal ke-20 hingga awal abad ke-21, dari
srtukturalisme menjad isrtukturalisme dinamik, resepsi, interteks, dekonstruksi, dan
postrkturalisme pada umumnya.
Ciri-ciri yang terdapat dalam teori pendekatan objektif adalah:
Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu
karya sastra.
Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi
sastra yang berlaku.
Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra
tersebut berdasarkan kaharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya.
Struktur tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikaji
berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, point of view.
Pendekatan Objektif itu biasanya dibicarakan paling akhir dengan
pertimbangan bahwa pertimbangan ini justru merupakan pendekatan yang
terpenting sekaligus memiliki kaitan yang paling erat dengan teori sastra
modern, khususnya teori-teori yang menggunakan konsep dasar struktur.

Selain itu Pendekatan Objektif juga merupakan pendekatan yang memberi


perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan
ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturalisme.

Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif. Semi


(1993:67) menyebutkan bahwa pendekatan struktural dinamakan juga pendekatan
objektif, pendekatan formal, atau pendekatan analitik.
Masuknya pendekatan objektif ke Indonesia sekitar tahun 1960-an, yaitu
dengan diperkenalkannya teori strukturalisme berikan hasi-hasil yang baru
sekaligus maksimal dalm rangka memahami karya sastra. Pendekatan objektif
di aplikasikan kedalam Berbagai bidang ilmu dan dunia kehidupan manusia,
termasuk metode pakaian dan mwnu makanan. Pendekatan yang di
maksudkan jelas membawa manusia pada penemuan-penemuan baru, yang
pada gilirannya akan memberikan masukan terhadap perkembangan
strukturalisme itu sendiri.

Dengan adanya penolakan terhadap unsur-unsur yang ada di luarnya, maka masalah
mendasar yang harus di pecahakn dalm pendekatan objektif harus di cari dalam
karya tersebeut,seperti citra bahsa,stilistika,dan aspek-aspek lain yang berfungsi untuk
menimbulkan kualitas estetis. Dalam fiksi misalnya, yang di cari adalah unsur-unsur
plot, tokoh, latar, kejadian, sudut pandang dan sebagiannya. Melalui pendekatan
Objektif, unsur-unsur intrinsik karya akan dieksploitasi semaksimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai