S A S T R A
Teori Sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip,
hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang bukan
sastra.
Secara umumnya yang dimaksud dengan teori adalah “ suatu system ilmiah
atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengatiran hubungan antara
gejala-gejala yang diamati ”.
Teori Resepsi Sastra berusaha mengkaji hubungan karya sastra dengan resepsi (penerimaan)
pembaca.
Karya sastra sebagai dampak yang terjadi pada pembaca inilah yang terkandung
dalam istilah Konkretisasi. Konkretisasi dapat di definisikan secara sederhana
sebagai pemaknaan yang diberikan pembaca terhadap teks sastra .
Teori yang berpijak pada keadaan dimana jenis kelamin dipandang sebagai sebuah sumbu
organisasi sosial yang fundamental dan tak bisa direduksi yang telah menempatkan perempuan
dibawah lelaki.
Selanjutnya subordinasi struktural ini disebut dengan patriarki.
Subordinasi perempuan terjadi diberbagai lembaga dan praktik dan karenanya bersifat
struktural.
Sebagai suatu gerakan, feminisme berupaya untuk membangun strategi politik untuk
Dalam sastra Indonesia pendekatan psikologi berkembang sejak tahun enam puluhan,
antara lain oleh Hutagalung dan Oemarjati dalam buku pembahasan masing-masing
atas Jalan Tak Ada Ujung dan Atheis. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan
pertolongan agar dapat membaca drama atau novel secara benar.
Konsep-konsep dasar yang di kemukakan oleh bidang ilmu psikoanalisi:
-Ketaksadaran
-Mimpi
-Struktur Jiwa Manusia
Pada penghujung abad ke-19 di Eropa, pada zaman yang sangat mengagungkan rasio atau
kesadaran, psikoanalisis malah menganggap bahwa ketaksadaran adalah faktor yang sangat
menentukan pikiran dan tindakan manusia.
Teori Sastra Struktural"
A. Sistem Sastra
Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra,karena yang melandasi setiap karya sastra
yang ada. Dengan demikian sebuah novel (misalnya novel Saman karya Ayu Utami yang
bercerita tentang suatu hubungan persahabatan diantara perempuan yang kemudian
memunculkan tema seksualitas dari perspektif
Studi semacam ini pada mulanya di kembangkan dari ilmu bahasa Linguistik Struktural, maka
kita dapat menyimpulkan hal yang sama dalam bidang sastra, karya sastra hanya bisa di pahami
dalam karya kerangka. Sebuah puisi misalnya, tidak dapat anda pahami jika tidak mengerti
sistem perpuisian yang menjadi kerangka pemaknaan atas puisi yang sedang anda baca.
Dari pantun sebelumnya anda akan melihat suatu kaidah atau konvensi yang umum, yaitu bagian
sampiran harus diutarakan lebih dulu dari pada bagian isi. Jadi, konvensi tersebut membagi
pantun menjadi dua unsur penting yaitu :
- Sampiran
- Isi
B. Konvensi dan Penafsiran
Telah di jelaskan sebelumnya bahwa studi Sastra Struktural (yang di sebut juga dengan nama
khusus yaitu puitika), yang memfokuskan perhatian pada sistem sastra, buka pada karya susatra
tertentu. Bertujuan untuk mengungkapkan kondisi tertentu, yang mempengaruhi terjadinya
penfsiran
C. Relasi
Relasi (hubungan) berbagai bagian atau unsur dalam teks sastra yang membentuk suatu
keseluruhan yang utuh. Menurut studi sastra struktural dari relasi antarunsur itulah kita pada
akhirnya dapat menemukan atau menyingkap aturan kaidah umum yang berlaku dalam teks-
sastra
Zveran Todorov, salah seorang ahli sastra struktural Prancis yang terkemuka mengakui bahwa "
keaneka ragaman unsur dan masalah menyebabkan kita ragu akan adanya suatu tatanan tertentu
dalam karya sastra" (Todorov, 1985: 11).
Todorov mengajukan pendapat bahwa kita dapat membagi relasi antarunsur dalam teks menjadi
dua kelompok
1. Hubungan antar unsur yang hadir bersama dalm teks (in presentia)
2. Hubungan antar unsur yang hadir dan unsur yang tidak hadir dalm teks (in absentia)
Cerita (narative) atau prosa fiksi adalah salah satu jenis teks sastra yang banyak mendapat
perhatian para strukturalis. Salah satunya adalah Vladimir dropp,sorang ahli Rusia dan
menemukan adanya unsur-unsur yang berubah dan yang tetap dalam dongeng tersebut.
Misalnya, tokoh-tokoh dongeng sering sekali berubah-ubah tapi tindakan yang mereka lakukan