Menurut Wellek & Warren (1990: 3) sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya
seni. Maksud dari karya seni yaitu sastra memiliki unsur-unsur keindahan yang terkandung di
dalamnya. Di dunia sastra terlahir banyak sebuah karya yang disebut karya sastra. Karya sastra
pada dasarnya ialah suatu karya yang diciptakan oleh seseorang yang mempunyai unsur
keindahan.
Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya
sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, essai dan cerita bergambar (komik). Sedangkan
yang bersifat non fiksi berupa puisi dan drama. Karya sastra itu sendiri di pertajam oleh pendapat
Wellek dan Warren (1995: 94) pada hakekatnya merupakan sebuah hasil imajinasi dari
pengarang. Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non fiksi. Karya
sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, essai dan cerita bergambar (komik). Sedangkan
yang bersifat non fiksi berupa puisi dan drama. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan
berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di
Novel dibangun oleh sebuah unsur yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, tanpa melihat kaitannya dengan
data diluar cipta sastra tersebut. Unsur-unsur ini terdiri dari tema, penokohan, alur atau plot, latar
atau setting, bahasa, sudut pandang cerita, dan amanat. Sedangkan yang dimaksud unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi karya sastra tersebut, seperti kebudayaan sosial, politik, agama, psikologi dan
Sesuai dengan unsur intrinsik di atas, maka novel itu dibangun atas unsur-unsur seperti
tema, penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. novel yang baik adalah
novel yang memiliki tema yang menjadi pokok persoalan dalam cerita. Alurnya harus
akibat. Settingnya harus mendukung cerita seperti tempat waktu dan suasana yang di gunakan
dalam cerita. Penokohannya harus seimbang antara antagonis dan protagonis, bahkan yang lain
lagi bahwa antar unsur yang satu dengan yang lain membentuk sastra yang utuh.
Novel ‘Butterfly in the wind’ ini ditulis oleh Rei Kimura. Novel ini memiliki tema sejarah
yang meggambarkan keadaan masyarakat dan negara Jepang pada akhir jaman Edo.
Adapun latar belakang penulis menjadikan novel “Butterfly in the wind” sebagai bahasan
dalam skripsi dikarenakan karakter tokoh digambarkan secara kuat, memiliki sifat yang penurut
terhadap orang tua, rela mengorbankan diri untuk negaranya. Alur dalam novel ini menarik dan
tersusun dengan baik. Latar yang digambarkan oleh pengarang novel ini juga tergambar dengan
jelas dan menarik. Dengan dukungan alur cerita yang baik, amanat dari novel ini juga
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas keterkaitan unsur intrinsik
dalam novel “butterfly in the wind” dengan pendekatan struktural. Oleh karena itu penulis
Pada bab I telah dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup,
tinjauan pustaka, dan kerangka teori, tujuan dan manfaat penelitaan, serta metode penelitian
sebelum bab pembahasan, agar analisa menjadi akurat,dalam bab II akan dijelaskan pengertian
novel, yang meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik, setting novel butterfly in the wind,
pendekatan objektif atau struktural dalam kajian sastra dan biografi pengarang, dan pada bab III
akan membahas sinopsis butterfly in the wind, dan analisis struktur novel, serta keterkaitan
sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
anifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek
Pendekatan objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya
pada karya sastra. Pembicaraan kesusastraan tidak akan ada bila tidak ada karya sastra.Menurut
strukturalisme, kajian sastra itu harus berpusat pada karya sastra itu sendiri, tanpa
memperhatikan sastrawan sebagai pencipta atau pembaca sebagai penikmat, Selden dalam
Siswanto (2008:52).
instrinsik yang ada dalam novel tersebut. Di dalam novel unsur instrinsik terdapat tema, tokoh,
penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Unsur-unsur instrinsik yang
diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada adegan, alur (plot), tokoh (penokohan), latar dan tema.
Menurut Scharbach dalam Aminuddin (2000:91) istilah tema berasal dari bahasa Latin
yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang
mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam
memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Seorang pengarang harus memahami tema cerita
yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru
dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi
Menurut Aminuddin (2000:83) alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-
peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan satu sama lain menurut hukum sebab
akibat dari awal sampai akhir cerita. Peristiwa yang satu akan mengakibatkan timbulnya
peristiwa yang lain, peristiwa yang lain tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa
Penokohan sebagai salah satu unsur pembangun fiksi dapat dikaji dan dianalisis
keterjalinannya dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Tokoh berkaitan dengan orang atau
seseorang sehingga perlu penggambaran yang jelas tentang tokoh tersebut. Tokoh-tokoh cerita
novel biasanya ditampilkan secara lebih lengkap, misalnya yang berhubungan dengan ciri-ciri
fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan, dan lain-lain.
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1998:216). Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga
unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu walau masing-masing
menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada
kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Dalam menganalisis karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan sastra yang berfungsi
sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulisan
Pendekatan structural adalah suatu pendekatan yang memfokuskan pada analisis terhadap
struktur karya sastra. Dalam pendekatan ini, karya sastra dianggap sebagai sebuah struktur. Ia
hadir dan dibangun oleh sejumlah unsur yang berperan penting secara fungsional.