Anda di halaman 1dari 3

MODUL PERKULIAHAN

Psikologi Kognitif
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana

13

Fakultas

Program Studi

Psikologi

Psikologi

Tatap Muka

Kode MK

09

Disusun Oleh
Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi

Abstract

Kompetensi

Modul ini berisi tentang hakikat


bahasa, unsur dasar bahasa, tahapan
perolehan bahasa, serta bagaimana
manusia mempelajari bahasa.

Mahasiswa
mengenai

Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi

mampu

memahami

hakikat bahasa dan


kemahiran
dalam
berbahasa,
bagaimana manusia dapat mempelajari
bahasa, serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Manusia tampaknya bergerak maju lewat tahapan-tahapan di dalam kemahiran


berbahasa. Pertama adalah mendekut, mengandung semua fon yang ada. Kedua adalah
meraban, terdiri atas fonem-fonem berbeda yang mencirikan bahasa utama bayi. Ketiga
adalah ujaran satu kata. Keempat adalah ujaran dua kata dan ujaran telegrafik. Yang kelima
adalah struktur kalimat dasar orang dewasa (mulai usia 4 tahun). Di sepanjang arah
perkembangan, kompleksitas bahasa, kosakata, bahkan strategi bagi penguasaan kosakata
menjadi kian kompleks.
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga
membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti.
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah
fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut
sebagai linguistik
Unsur dasar bahasa
1. Fonem
yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti
dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan
pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbedabeda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang
menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
2. Morfem
yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu
bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga
memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan
morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
3. Sintaksis
yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada
bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek.
Aturan ini berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman
aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat.
Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata Ujaran satu kata

13

Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Tahapan ini menunjukkan kecenderungan bayi untuk mengeluarkan fonem yang


berguna pada bahasanya, baik huruf hidup maupun konsonan. Bayi Jepang tidak akan
mengeluarkan fonem /la/. Pada saat ini bayi mulai mengeluarkan satu kata.
1. Ujaran dua kata dan penuturan telegrafik
Tahapan ini berlangsung pada usia 1,5 - 2,5 tahun, dimana bayi dan balita mulai
menggabungkan dua atau tiga buah kata. Pada saat ini anak mulai belajar memahami
sintaks.
2. Struktur dasar kalimat dewasa
Tahapan ini mulai muncul pada usia 4 tahun. Ditunjang oleh pertambahan
perolehan kosa kata yang meningkat secara eksponensial

Bahasa buatan
Ada beberapa bahasa artifisial (buatan) yang dikenal. Salah satunya adalah bahasa
Esperanto. Bahasa ini diciptakan oleh L. L. Zamenhof di mana bahasa ini merupakan
paduan dari berbagai unsur bahasa, khususnya bahasa-bahasa Roman yang dicampurkan
dengan unsur-unsur Bahasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, serta digunakan
untuk mempermudah pembelajaran bahasa karena kesederhanaan tata bahasanya.
Bahasa-bahasa artifisial lainnya yang disebut conlang (constructed language) antara
lain adalah Bahasa Interlingua dan Bahasa Lojban.
Sebagian pakar bahasa, seperti J.R.R. Tolkien, telah menciptakan bahasa rekaan,
untuk tujuan di bidang sastera . Salah satunya adalah bahasa Quenya, yakni satu bentuk
bahasa yang dipakai oleh kaum Elvish. Quenya mempunyai abjad dan istilah tersendiri serta
dapat digunakan oleh manusia. Di samping bahasa Quenya, juga diciptakan bahasa Klingon
yang pernah dipakai dalam film Star Trek.

13

Psikologi Kognitif
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai