Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TOERI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Novel

Dalam sastra Indonesia, istilah novel adalah karangan panjang

mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang

disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Berbeda dengan cerita pendek, masalah yang ingin ditampilkan oleh

jenis karya satra novel yang lebih luas lingkupnya. Ia dapat menggungkapkan

seluruh episode perjalanan hidup tokoh ceritanya. Bahkan dapat pula

menyinggung masalah-masalah yang sesungguhnya tidak begitu integral

dengan masalah pokok cerita itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa novel adalah karangan panjang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang.1

2. Struktur Sastra

Pendekatan struktural adalah sebuah pendekatan awal pada penelitian

sastra. Pendekatan struktural pula sangat krusial bagi sebuah analisis karya

sastra. Suatu karya sastra dibangun oleh unsur-unsur yang membentuknya.

Unsur tadi saling mengisi serta berkaitan sehingga menghasilkan satu

kesatuan yang utuh pada sebuah karya sastra. menurut Teeuw , strukturalisme
1
Nugrahani, F. (2017). Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran bahasa Indonesia
dengan Materi Membaca Novel Sastra. Edudikara: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 2(2), 113-125.
sastra ialah pendekatan yang menekankan di unsur-unsur dalam (segi

intrinsik) karya sastra. Analisis struktur merupakan prioritas utama sebelum

yang lain-lain. Tanpa analisis makna intrinsik hanya dapat digali, serta karya

sastra itu sendiri tidak akan jelas.

Struktur merupakan penndekatan kajian kesustraan yang melibatkan

pada hubungan antar unsur pembangun karya satra. Struktural merupakan

suatu sistem yang melibatkan suatu struktur lengkap dan saling menentukan

dalam dirinya, unsur-unsurnya saling berhubungan secara timbal balik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

strukturalisme sastra adalah pendekatan yang menekankan pada unsur-unsur

dalam (segi intrinsik) karya sastra. Analisis struktur merupakan prioritas

utama sebelum yang lain-lain.

Makna unsur-unsur karya satra hanya dapat dipahami dan dinilai

sepenuhnya atas dasar pemahaman tempat dan fungsi unsur itu dalam

keseluruhan karya satra.

a. Tema

Tema adalah masalah hakikat manusia ,seperti cinta kasih, ketakutan,

kebahagiaan, kesengsaraan, keterbatasan, dan sebagainya. Masalah hakiki

Manusia tersebut berasal dari rasa kejiwaan Manusia secar pribadi Maupun

sebagai mani pestasi interaksi dengan manusia lain. Karena itu, gagasan

utama dari suatu novel biasnya berisi pandangan tertentu atau perasaan

tertentu mengenai kehidupan.


Dalam prosa, tema senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan dan

tingkah laku. Tema banyak dijumpai pada prosa yang bersifat didakyis adalah

pertentangan antara nilai.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, tema dalah makna

yang terkandung dalam sebuah cerita seperti cinta kasih, ketakutan,

kebahagiaan, kesengsaraan, dan keterbatasan.2

b. Alur

Alur merupakan pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita yang

menunjukkan adanya hubungan kaualitas. Alur memgang peranan penting

dalam cerita. Alur memiliki fungsi untuk membaca kearah pemahaman

cerita secara rinci dan menyediakan tahap-tahap tertentu bagi pengarang

untuk melanjutkan cerita berikutnya.3

Tahapan Alur dibagi beberapa bagian :

1.) Tahap penyituasian ialah tahap ini berisi deskripsi serta sosialisasi

situasi dan tokoh cerita.

2.) Tahap peningkatan adalah tahap ini berkaitan konflik yang

dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang.

2
Zaidan, Abdul Razak, dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakatra: Balai Pustaka. http//www.
Internet download manager.Com/Support/firefox integration.html. 17 Mei 2012.

3
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Teknik. Jakarta:
Raja Grafindo.
3.) Tahap pemunculan permasalahan merupakan tahap ini berisi masalah

duduk perkara dan insiden yang menyulut terjadinya konflik mulai

dimunculkan.

4.) Tahap klimaks adalah tahap ini berisi konflik atau pertentangan yang

terjadi pada tokoh cerita ketika mencapai titik puncak.

5.) Tahap penyesuaian adalah tahap ini berisi penyesuaian dari konflik

yang sedang terjadi.

c. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. Sedangkan

penokohan adalah pelukisan gambatran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita.

Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting alam

prosa. Istilah tokoh digunakan untuk menunjukkan pada orangnya atau

pelaku cerita. Istilah penokohan untuk melukiskan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita, mengungkapkan

bahwa novel-novel indonesia adalah novel tokohan, yakni segala persoalan

berasal, berpijak, dan berujung pada sang tokoh.

Adapun yang disebut dengan tokoh utama adalah tokoh yang

diutamakan dalam sebuah cerita. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling

banyak diceritakan dan banyak hadir dalam setiap kejadian. Sementara itu

tokoh tambahan adalah tokoh yang kemunculannya sedikit, memiliki peran

yang tidak terlalu penting, dan kemunculannya hanya ada jika terdapat kaitan

dengan tokoh utama baik secara langsung ataupun tidak langsung.


Menurut Nurhidayati Tokoh cerita adalah individu rekaan yang

mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita dan

merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan artistik karya sastra .Tokoh

dilengkapi dengan watak atau karakteristik tertentu. Watak adalah kualitas

tokoh yang meliputi kualitas nalar dan jiwa yang membedakannya dengan

tokoh cerita yang lain. Watak menggerakkan tokoh untuk melakukan

perbuatan tertentu sehingga cerita menjadi hidup. Tokoh dalam sebuah cerita

harus diperkenalkan secara wajar dengan segala sifat dan kehidupan batinnya.

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita. Istilah penokohan mempunyai makna yang

lebih luas daripada tokoh.

Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam cerita.

Penokohan dengan menggunakan nama tertentu dapat menggambarkan

perasaan hati, pikiran, dan lamunan imajinasi tokoh lain. karakteristik tokoh

diungkapkan penulis melalui aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis

tokoh. Aspek yang mendominasi paparan fisik tokoh adalah paparan tentang

kecantikan tokoh utama, aspek yang mendominasi paparan sosiologis tokoh

adalah pemaparan tokoh dengan peran sebagai mahasiswa atau siswa, dan

aspek yang mendominasi paparan psikologis tokoh adalah paparan tentang

watak dan kepribadian tokoh tanpa ada interpretasi. Melalui pertimbangan-


pertimbangan tertentu, penulis menampilkan aspek fisiologis, sosiologis, dan

psikologis tokoh.4

d. Latar

Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting

untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca. Menciptakan suasana

tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada yang terjadi.

Unsur latar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :

1.) Latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi, misalnya sungai,desa,jalan, hutan,kota dan

sebagainya.

2.) Latar waktu berhubungan dengan masalh “ kapan” peristiwa itu terjadi

“ mengapa ‘masalah itu terjadi .

3.) Latar sosial masyarakat pada hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

struktur sastra merupakan suatu sistem yang melibatkan suatu struktur

lengkap dan saling menentukan dalam dirinya, unsur-unsurnya saling

berhubungan secara timbal balik. Adapun unusur-unsur satra itu sendiri

seperti tema,alur,latar, dan tokoh atau penokohan.5

4
Nurhidayati, Nurhidayati. "Pelukisan Tokoh dan Penokohan dalam Karya
Sastra." Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 4.4 (2018): 493-506.
5
Pradopo, Rachmat Djoko. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, Dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Psikologi Sastra

Pada pembahasan psikologi sastra dibawah ini meliputi ,pengertian

psikologi dan teori psikologi sigmuen frued.

a. Pengertian psikologi

Psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari

tentang tingkah laku serta aktivitas-aktivitas dimana tingkah laku serta

aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidu kejiwaan. Dalam karya

satra ilmu psikologi dapat diterapkan dalam anlisis suatu

puisi,cerpen,novel,dan drama. Hal ini dapat diterapkan karena pada

hakikatnya tokoh yang menghidup suatu cerita itu mempunyai

kepribadian yang berbeda. Kepribadian ini sangat erat kaitannya dengan

watak, sikap, sifat dan tingkahlaku manusia.

Analisis psikologi terhadap karya satra terutama fiksi tampaknya

memang tidak terlalu berebihan, karena baik satra maupun psikologi

sama-sama membicarakan manusia. Bedanya serta membedakan manusia

yang diciptakan oleh pengarang. Sedangkan psikologi membicarakan

manusia yang diciptakan tuhan secara rillhidup dialam nyata. Sifat

manusa dalam karya satra bersifat ciptaan dalam menggambarkan

karakter dan jiwanya, pengarang menjadikan manusia yang hidup di alam

sebagaimana model di dalam penciptanya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis

psikologi terhadap karya satra terutama fiksi tampaknya memang tidak


terlalu berebihan, karena baik satra maupun psikologi sama-sama

membicarakan manusia.6

Menurut Endraswara, penelitian psikologi sastra dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya

1. Adanya anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu

kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah

sadar atau subconcious setelah jelas baru dituangkan kedalam bentu

sadar (conscious)

2. kajian psikologi sastra disamping meneliti perwatakan tokoh secara

psikologis juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang

ketika menciptakan karya tersebut

Menurut Endraswara baik Wellek dan Warren maupun Hardjana

menyatakan bahwa psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan

penelitian.

1. Penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai

pribadi

2. Penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan

3. Penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya

sastra

4. Penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca.

b. Teori Psikologi Sigmuen Freud

6
Ahmadi, Anas. Psikologi sastra. Penerbit Unesa University Press, 2015.
Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freund Menurut Minderop

teori dapat diartikan sebagai sekumpulan asumsi yang relevan dan saling

berkaitan. Kepribadian adalah suatu integrasi dari beberapa aspek

seseorang atau integrasi yang unik,yang menentukan dan dimodifikasi

oleh upaya manusia yang beradaptasi dengan lingkungannya yang selalu

berubah.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi denganindividu lain. Kepribadian itu sendiri bisa di

deskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukuryang di tunjukan oleh

seseorang. Setiap gayakepribadian itu mempunyai” arus nya sendiri”.

Misalnya,pribadi yang ambisiusmemberikan banyak tekanan-tekanan

kepada kompetisi dan kemenangan. Kepribadian ambisiuslain nyaakan

“menangkap ‘’ semangat usaha perjuangan dan keagresifan sesamanya

yang bergaya kepribadian sama. Menurut beberapa ahli yang

mengemukakan teori kepribadian seperti Sigmund Freud.7

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan kepribadian psikoanalisis

merupakan bentuk kajian terhadap kejiwaan dalam karya sastra. Karya sastra dan

kejiwaan memiliki kaitan yang erat, karena dari kejiwaan memiliki kaitan yang erat

karena dari kejiwaan, tingkah laku yang dilakukan pengarang dalam karyanya

dituangkan dalam karya sastra yang penuh makna bagi pembaca.

7
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press.
Menurut Sigmund Freud kepribadian terdiri dari 3 elemen. Ketiga unsur

kepribadian itu dikenal sebagai id, Ego, superego yang bekerja sama untuk

menciptakan perilaku manusia yang kompleks.8

1. Id ( sistem kepribadian ) adalah satu-satunya komponen kepribadian

yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan

termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurutfreudid adalah

sumber segala dari energi psikis.Sehingga itu menjadi komponen

utama kepribadian.

2. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk

menanggani dengan realistis. Menurut freud ego berkembang dari id

dan memasti kan bahwa dorongan dari id dapat di nyatakan dalam

cara yang dapat di terima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran

sadar, prasadar, dan tidak sadar.Ego juga pelepasan keteganganyg di

ciptakan oleh implus yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder,

dimana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang

cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer

id.

3. Superego adalah komponen terakhir untuk mengembangkan

kepribadian. Superego adalah aspek kepribadiaan menampung

semuastandart internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari

kedua orang tua dan masyarat

8
MINDEROP, Albertine. Psikologi sastra: karya, metode, teori, dan contoh kasus. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2010.
4. Dinamika Kepribadian

a. Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang

menuntut pemuasan misalnya insting lapar berasal dari kebutuhan

tubuh secara fisiologis sebagai kekurangan nutrisi, dan secara

psikologis dalam bentuk keinginan makan. Hasrat, atau motivasi, atau

dorongan dari insting secara kuantitatif adalah energi psikis dan

kumpulan enerji dari seluruh insting yang dimiliki seseorang

merupakan enerji yang tersedia untuk menggerakkan proses

kepribadian.

b. Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori

kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi

bagian kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai

komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah

fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan

datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang

sesuai. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman ketidaksenangan

dan pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas atau

takut. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang mengamankan

ego karena memberi sinyal ada bahaya di depan mata.9

c. pertahanan ego (ego defense mechanism) sebagai strategi yang

digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari

dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego


9
Wijaya, Hengki, and I. Putu Ayub Darmawan. "Optimalisasi Superego dalam Teori
Psikoanalisis Sigmund Freud untuk Pendidikan Karakter." (2019).
atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau

diredakan.

c. Menurut Aristoteles

Aristoteles, seorang ahli filsafat berkebangsaan Yunani berpendapat bahwa ilmu

jiwa adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Setiap makhluk hidup,

baik hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun manusia yang hidup dipastikan mempunyai

jiwa. Aristoteles mengatakan jiwa (anima) pada hakikatnya merupakan

unsurkehidupan. Anima menurut Aristoteles ada tiga macam, yaitu anima

vegetativa, anima sensitiva, dan anima intelektiva. Uraian dari masing-masing anima

tersebut dikemukakan sebagai berikut

 Anima vegetativa

Anima vegetativa merupakan anima (jiwa) yang terdapat pada tumbuh-

tumbuhan sehingga tumbuhan-tumbuhan memilki kemampuan untuk

makan, minum, dan berkembang biak

 Anima sensitiva

Anima sensitiva, yang terdapat pada hewan. Berbeda halnya dengan pada

tumbuh-tumbuhan, pada hewan seelain memiliki kemampuan berupa

anima vegetative juga mempunyai kemampuan untuk berpindah tempat,

mempunyai nafsu, mengamati, dan menyimpan pengalaman-

pengalamannya.
 Anima intelektiva

Anima intelektiva terdapat pada manusia dengan tingkatan paling tinggi

dibandingkan dengan anima vegetative dan anima sensiteva. Kelebihan

potensi kejiwaan yang dimiliki manusia dibandingkan tumbuhan dan

hewan adalah memiliki fantasi, akal, dan kemauan.

d. Menurut Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa bahwa adanya jiwa pada

seserong meneyebabkan orang yang bersangkutan menjadi mengerti atau insyaf akan

segala gerak jiwanya. Perkataan jiwa diartikan sebagai suatu kekuatan yang menjadi

penggerak manusia. Jika jiwa tidak dimiliki atau tidak pada individu atau seseorang,

dapat dipastikanindividu tersebut tidak akan bisa hidup yang berarti tubuh badannya

berupa mayat. Dengan demikian jiwa sama artinya dengan perkataan nyawa atau

rochchayat (bahasa arab) yang artinya sebabnya hidup. Lebih lanjut Ki Hajar

Dewantara mengatakan bahwa perkataan-perkataan lain yang mempunyai makna

jiwa sesungguhnya ada berbagai macam, seperti nyawa, sukma, atma budi, rochani,

roch robbani, roch tangis, roch hayati, dan lain-lain.10

e. Menurut Gerungan

Menurut Gerungan , psychology mengandung makna berbeda dengan ilmu

jiwa. Lebih lanjut Gerungan (1966) mengungkapkan tentang kedua istilah tersebut

dalam ilmu jiwa mencakup segala peimikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan dan
10
Idrus, L. (2019). ANALISIS PSIKOLOGIS KOMPARATIF PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KI HADJAR DEWANTARA DAN BENJAMIN S. BLOOM. Didaktika: Jurnal
Kependidikan, 13(1), 17-30.
spekulasi mengenai jiwa yang dimaksud . Psychology meliputi ilmu pengetahuan

mengenai jiwa yang disusun secara sistematis dan diperoleh dengan metode-metode

ilmiah yang mempunyai syarat-syarat pschology pada zaman sekarang. Oleh karena itu,

Gerungan menggunakan istilah ilmu jiwa untuk ilmu jiwa menurut norma-norma ilmiah

modern11

f. William James

Seorang psikolog percaya bahwa walau instink merupakan hal yang

mempengaruhi perilaku sosial, namun penjelasan utama cenderung ke arah kebiasaan -

yaitu pola perilaku yang diperoleh melalui pengulangan sepanjang kehidupan seseorang.

Hal ini memunculkan ”nurture explanation”. Tokoh lain yang juga seorang psikolog

sosial.

g. John Dewey

mengatakan bahwa perilaku kita tidak sekedar muncul berdasarkan pengalaman masa

lampau, tetapi juga secara terus menerus berubah atau diubah oleh lingkungan - ”situasi

kita” - termasuk tentunya orang lain.12

B. Kajian Literatur

1. Pengertian Novel

11
Gerungan, W. A. (1988). Psikologi sosial.
12
Mustafa, H. (2011). Perilaku manusia dalam perspektif psikologi sosial. Jurnal
Administrasi Bisnis, 7(2).
Novel adalah karangan panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan

menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Berbeda dengan cerita pendek, masalah yang ingin ditampilkan oleh

jenis karya satra novel yang lebih luas lingkupnya. Dapat menggungkapkan

seluruh perjalanan hidup tokoh ceritanya. Bahkan dapat pula menyinggung

masalah-masalah yang sesungguhnya tidak begitu integral dengan masalah

pokok cerita itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa novel adalah karangan panjang mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang-orang.13

2. Pengertian Tokoh Utama

Tokoh protagonis atau tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran

penting dalam sebuah cerita. Dengan kata lain tokoh utama adalah tokoh

yang dikisahkan dalam cerita tersebut atau disebut sebagai inti cerita.

perawakan dari tokoh utama ialah perannya sering di tampilkan dalam

berbagai kejadian dan mendominasi sebuah cerita. Disamping itu juga,

sebagai pusat cerita maka tokoh utama akan tampil dominan dari awal

dimulainya cerita hingga akhir cerita tersebut.

3. Pengertian Tokoh Sampingan

13
Moeljadi, David, Ian Kamajaya, and Dora Amalia. "Building the Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Database and Its Applications." Proceedings of The 11th International Conference
of the Asian Association for Lexicography. 2017.
Tokoh pembantu atau sampingan merupakan sebuah peran bagi tokoh

yang berfungsi untuk menunjang kisah dari tokoh utama. Secara arfiah

kemunculanya tidak sepenting tokoh utama namun mampu menunjang

jalannya cerita yang bersangkutan dengan pemeran utama agar semakin

menarik. Ciri umum tokoh pembantu atau tokoh sampingan ialah dimana

kehadirannya hanya muncul sesekali dan tidak sesering tokoh utama, dan

umumnya tampil di tengah cerita saat tokoh utamanya telah dikenali.

4. Teori Psikologi Sigmuen Freud

Teori Kepribadian Psikoanalisis Sigmund Freund berdasarkan bisa

diartikan menjadi sekumpulan asumsi yang relevan serta saling berkaitan.

Kepribadian merupakan suatu integrasi dari beberapa aspek seseorang atau

integrasi yang unik,yang memilih dan dimodifikasi sang upaya insan yang

mengikuti keadaan dengan lingkungannya yang selalu berubah.

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian itu sendiri bisa di deskripsikan

dalam istilah sifat yang bisa di ukur yang di tunjukan oleh seseorang. Setiap

gaya kepribadian itu mempunyai arusnya sendiri. Misalnya, pribadi yang

ambisius memberikan banyak tekanan-tekanan kepada kompetisi dan

kemenangan. Kepribadian ambisius lainnya akan menangkap semangat usaha

perjuangan dan keagresifan sesamanya yang bergayakepribadian sama.

Menurut beberapa ahli yang mengemukakan teori kepribadian seperti

Sigmund Freud.
Teori kepribadian psikoanalisis merupakan bentuk kajian terhadap

kejiwaan dalam karya sastra. Karya sastra dan kejiwaan memiliki kaitan yang

erat, karena dari kejiwaan memiliki kaitan yang erat karena dari kejiwaan,

tingkah laku yang dilakukan pengarang dalam karyanya dituangkan dalam

karya sastra yang penuh makna bagi pembaca. 14

Menurut Minderop psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai

sekitar tahun 1990-an oleh Sigmund Freud. Teori psikoanalisis berhubungan

dengan fungsi dan perkembangan mental manusia.ilmu ini merupakan bagian

dari psikologi yang memberikan kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi

manusia selama ini.15

14
Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.
15
Hall, Calvin S. Psikologi Freud. IRCiSoD, 2019.

Anda mungkin juga menyukai