Anda di halaman 1dari 3

1.

Dari gambar A dapat diketahui bahwa Pertumbuhan merupakan perubahan secara


fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik secara normal pada
anak yang sehat dalam menjalani kehidupannya. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau jasmani) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil dari pertumbuhan
tersebut dapat diamati seperti bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak,
seperti panjang, tinggi, berat. Pertumbuhan jasmani ini dapat diteliti dengan
mengukur berat, panjang dan ukuran lingkaran, seperti lingkar kepala, dada pinggul,
lengan, berat badan dan lainlain.
Sedangkan dari gambar B kita dapat mengetahui bahwa perkembangan
diartikan sebagai “pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada waktu konsepsi
dan berlanjut sepanjang siklus hidup”. Sebagian besar perkembangan mencakup
pertumbuhan, walaupun ia mencakup penurunan. Pola gerakan bersifat kompleks
karena merupakan hasil dari beberapa proses biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinu
dalam organisasi organisme mulai dari lahir sampai meninggal”. Perubahan tersebut
meliputi dua faktor yakni akibat kematangan dan pengalaman. Pengertian lain dari
perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik dalam hal yang menyangkut
fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
2. Menurut Carol Getswicky Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. 
Waktu-waktu yang menunjukkan kesiapan harus dikenai melalui pegamatan yang
cermat.  Proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah pada saat yang optimal. 
Setiap pengajaran tidak akan menjadikan  proses belajar dengan mudah sebelum
mencapai kesiapan. Oleh karenanya Perkembangan pada suatu tahap merupakan
landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin
terjadi berkesinambungan dengan baik bila anak didorong untuk melampaui atau
secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Jadi seorang guru harus memberikan
anak waktu sesuai dengan yang mereka butuhkan sebelum berlanjut pada tahap
berikutnya
3. Dengan bermain, anak dapat mengembangkan pengindraan mereka dan mengenal
berbagai hal yang ia lihat, sentuh, cium, dengar dan lainnya. Dalam hal ini juga anak
dapat meingkatkan kemamupuan motorik merka seperti berlari, berjalan, melompat
dan lain lain. Juga, dalam bermain anak dapat menyalurkan energi fisik yang
terpendam. Seperti berlari, kejar kejaran dan semacammnya. Sehingga energi mereka
tersalurkan dan jika energi tidak disalurkan, anak akan sering merasakan gelisah,
tegang, dan mudah tersinggung.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak tersebut di atas, salah satunya adalah faktor perlakuan yang dapat menyebabkan
adanya perubahan terhadap kualitas tubuh anak, dalam hal ini adalah latihan maupun
aktifitas jasmani secara umum.
4. Ada banyak hal yang menjadi penyebab mengapa anak bisa mengalami keterlambatan
bicara. Ini dia beberapa faktor penyebab anak mengalami speech delay.
a. Terlalu banyak menonton televisi atau gawai
Beberapa orang tua tidak sadar bahwa kebiasaan menonton TV pada anak bisa
membuatnya mengalami keterlambatan bicara. Tontonan televisi dan video dari
gawai hanya bekerja secara satu arah saja. Jika selama ini anak terbiasa menonton
televisi sendirian, ia hanya akan menerima informasi tanpa melakukan proses
interaksi sebab televisi tidak menstimulasi anak untuk mencerna dan memproses
interaksi. Akibatnya, anak tidak mengerti betapa pentingnya berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan, ia hanya akan mengira bahwa komunikasi yang wajar
adalah komunikasi satu arah seperti yang ia dapatkan dari televisi atau gawai.

b. Minim interaksi dengan orang tua


Jadwal pekerjaan yang selalu menumpuk setiap hari membuat orang tua
kesusahan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak, hal ini sangat
berpengaruh dalam kemampuan berbahasanya. Orang tua yang jarang mengajak
anak bercakap-cakap sangat mungkin membuat anak mengalami speech delay.
Stimulasi dari lingkungan yang minim, berakibat kosakata yang dikuasainya pun
akan terbatas. Sering-seringlah mengajak anak bercakap-cakap meskipun kata per
katanya belum sepenuhnya dapat dipahami.

c. Gangguan pendengaran
Anak dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami masalah pada
percakapan, gangguan itu membuatnya tidak bisa mendengar percakapan di
sekitarnya. Hal ini otomatis akan langsung berpengaruh pada kemampuan bicara
dan bahasanya. Gangguan pendengaran ini bisa terjadi karena trauma, infeksi,
kelainan bawaan, infeksi saat hamil, atau pengaruh obat yang dikonsumsi ibu saat
hamil. Jika gangguan pendengaran adalah penyebabnya, segera kunjungi dokter
anak untuk memastikan apakah anak mengalami gangguan pendengaran atau
tidak.

d. Kelainan organ bicara


Kelainan organ bicara, seperti lidah pendek, bibir sumbing, kelainan bentuk
gigi dan rahang, atau kelainan laring juga akan berpengaruh pada kemampuan
berbicara. Misalnya, anak dengan lidah pendek akan kesulitan untuk
mengucapkan huruf t, n, r, dan l.

e. Autism
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan adanya
keterlambatan dan gangguan bidang kognitif, perilaku, komunikasi (bahasa), dan
interaksi sosial. Jika anak mengalami keterlambatan bicara karena autisme,
solusinya tidak hanya perlu terapis wicara saja. Ada baiknya segera berkonsultasi
dengan terapis khusus autism supaya mendapatkan penanganan yang lebih akurat.

f. Hambatan pada otak dan syaraf


Faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara adalah
karena adanya gangguan di otak, khususnya pada daerah oral motor. Adanya
gangguan ini akan menyebabkan anak mengalami masalah dalam mengolah
suara. Lalu, gangguan pada sistem neurologis juga sangat mungkin menyebabkan
anak mengalami keterlambatan bicara. Misalnya, anak yang mengalami distrofi
otot bisa berpengaruh juga pada otot-otot untuk berbicara sehingga menyebabkan
anak mengalami kesulitan memproduksi kata.
5. Hukuman yang mendidik inilah sangat diperlukan dalam pendidikan, kesalahan anak
didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu
lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya
mendidik.Pemberian hukuman di sekolah merupakan pembentukan sikap dan perilaku
siswa di sekolah agar patuh dan taat terhadap semua aturan atau kaedah/norma hukum
yang ada. Hukuman atau sanksi yang diberikan oleh guru di sekolah adalah sebagai
alat untuk mendidik dan membina para siswa, agar insyaf dan jera terhadap perlakuan
atau perbuatan yang dilanggarnya. penerapan hukuman ini sangat cocok untuk
menanamkan kedisiplinan siswa, akan tetapi hukuman merupakan alat pendidikan
yang tidak mutlak harus digunakan apabila memang tidak diperlukan. Dengan
penerapan hukuman ini akan membantu anak menyadari bahwa tindakan mereka
memiliki konsekuensi, baik terhadap orang lain ataupun dirinya sendiri serta juga
membuat anak bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan siap menerima
hukumannya.
6. Metode yang dapat digunakan guru untuk memberikan motivasi kepada siswa yaitu
dengan pemberian reward and punishment. Reward artinya ganjaran, hadiah,
penghargaan, atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang
anak melakukan sesuatu yang baik, atau telah tercapainya sebuah target. Dalam
konsep pendidikan, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi
para peserta didik. Metode ini bisa mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan
seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka
melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Penghargaan adalah
unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku anak.
Seseorang akan terus berupaya meningkatkan dan mempertahankan disiplin apabila
pelaksanaan disiplin itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang kemudian
mendapatkan penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai