Anda di halaman 1dari 12

STIMULASI DINI

DETEKSI

TUMBUH KEMBANG
ANAK (SDIDTK)
Kelompok 2
1. Adinda Nurdinti KHGA 20001 8. Febrilia Fernandes KHGA 2025
2. Agis KHGA 20002 9. Irfan Lestari KHGA20026
3. Azhar Hakim Basyarah KHGA 20007 10. Mila Aola KHGA 20028
4. Belia Nurliafathan Sukma KHGA 20009 11. Mita Karmelia KHGA 20029
5. Ahmad Muhammad KHGA 20012 12. M.Rafi Widi KHGA 20030
6. Annisa Aprilia KHGA 20016 13. M.Zulfa KHGA 20031
7. Ardiansyah Desta KHGA 20017 14. Fanisa Rahma KHGA 20024
Definisi
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 –
6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu,
ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau
kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.


2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku orang-
orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
Ada beberapa jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa :

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi


kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
4. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran Berat Badan
terhadap Tinggi Badan dengan tujuan untuk memnetukan status gizi anak, normal, kurus,
kurus sekali atau gemuk. Selain itu, juga dilakukan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas
normal.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan :

1. Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2. Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
3. Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan
daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Langkah – langkah mendeteksi dini tumbuh kembang anak :
1. Riwayat Medis
Penilaian perkembangan
0–5 : KMS, lingkar lengan, DDST, imunisasi, gizi
5 – 12 : sekolah. Ortu
13-18 : sekolah, ortu
2. Penilaian lingkungan rumah
3. Evaluasi penglihatan, pendengaran
4. Berbicara, berbahasa
5. Pemeriksaan fisik, periodik
6. Neurologik
7. Intelegens
Perencanaan dan Intervensi Keperawatan
1. Apabila anak dengan masalah khusus seperti:
1) Masalah gagal tumbuh dapat dilakukan adalah dengan cara memberikan stimulasi lingkungan
pada anak, memberikan makanan tambahan untuk mengurangidefisiensiprotein,vitamin dan lain-
lain,memberikan psikoterapi pada keluarga dan memberikan alternatif orang tua asuh.
2) Gangguan makan dapat dilakukan antara lain dengan memberikan terapi simtomatis apabila
terjadi gangguan malnutrisi,melakukan psikoterapi pada keluarga,dan memberikan terapi
kombinasi dalam makanan.
3) Gangguan tidur dapat dilakukan antara lain dengan cara melindungi anak dari kecelakaan
(cedera), memberikan kenyaman dan bantu anak sewaktu tidur dan melakukan kolaborasi dengan
dokter bila terjadi gangguan berkepanjangan.
4) Enuresis fungsional dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain membatasi
pemasukan cairan sebelum tidur, melatih mengendalikan retensi, latihan menahan kencing,
positive reinforcement, toileting training yang benar dan melakukan kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian: obat golongan amfetamin untuk mengurangi kedalaman tidur anak,golongan
antikolinergik untuk mengurangi kontraksi otot detrusor sehingga diharapkan terjadi retensi urine
dan lain-lain.
5) Enkopresis fungsional dapat dilakukan adalah sebagai berikut melatih anak untuk toileting
dalam buang air besar, memberikan psikoterapi pada keluarga dan melakukan kolaborasi dengan
dokter apabila terjadi lebih lanjut.
6) Gagap dapat dilakukan antara lain dengan cara terapi psikologis membantu mengatasi
masalah anak, psikoterapi pada orang tua dan melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
mengatasi patologis.
7) Mutisme efektif dapat dilakukan dengan cara memberikan terapi suportif pada anak agar mau
berbicara, dapat dilakukan reinforcement yang positif dan psikoterapi pada keluarga anak.
8) Retardasi metal dapat dilakukan adalah dengan cara mencegah terjadinya gangguan kesehatan
lain dan selalu memperbaiki gizi pada anak disamping itu melatih dan membantu dalam
melakukan tugasatau keterampilan yans minimal dapat dikuasai sesuai dengan tingkatan
retardasinya dan selalu melibatkan dalam ahli terapi wicara,ahli rehabilitasi medis siliatar dan lain-
lain.
2. Ajarilah orang tua terhadap tugas perkembangan anak sesuai dengan kelompok usia anak.
3. Berikan kesempatan anak untuk melaksanakan tugas perkembangan anak.
4. Lakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kelompok usia tumbuh kembang seperti di
bawah ini:
1) 0-1 tahun
a. Berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam mainan yang berwarna di tempat
tidur seperti mobil, mainan dengan musik, dan lain-lain.
b. Pangku atau gendong anak saat mau makan dalam lingkungan yang tenang.
c. Berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tua selama interaksi dan
makan.
d. Berikan perawatan secara penuh (pengasuhan).
e. Biarkan tangan dan kaki bebas jika memungkinkan.
2) 1-3 1/2 tahun
a. Anjurkan melakukan perawatan diri sendiri seperti makan sendiri, pakai baju sendiri,
mandi, dan lain-lain.
b. Berikan stimulasi atau dorong untuk mengemukakan kata atau bahasa.
c. Beri kesempatan bermain dengan kelompok sebayanya seperti teka-teki, buku dengan
gambar-gambar, mobil mobilan, balok mainan, dan lain-lain.
d. Anjurkan orang tua untuk aktif dalam perawatan anak.
3) 3 1/2-5 tahun
a. Anjurkan melakukan perawatan diri sendiri seperti pakai baju sendiri, mandi, merawat mulut rambut, dan
lain-lain.
b. Beri kesempatan bermain dengan kelompok seperti model mainan musik, boneka,buku-buku, kendaraan
sepeda roda tiga, dan lain-lain.
c. Berikan buku cerita.
d. Anjurkan orang tua untuk aktif dalam perawatan anak.
4) 5-11 tahun
a. Bicarakan dengan anak tentang perawatan yang akan dilakukan dan mintakan masukan dari anak.
b. Beri kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan anak-anak lainya.
c. Hargai perilaku yang ositif.
d. Berikan buku cerita dan mainan seperti buku teka teki,video gamas melukis atau lainya.
*Orientasikan dengan lingkungan sekitar.
5) 11-15 tahun
a. Bicarakan dengan anak tentang perawatan yang akan dilakukan dan mintakan masukan dari anak.
b. Beri kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan anak-anak lainya.
c. Libatkan dalam segala tindakan keperawatan.
d. Anjurkan orang tua, saudaranya untuk berkunjung atau berinteraksi dengan anak.
e. Lakukan identifikasi minat atau hobi anak.
Evaluasi Keperawatan

Anak menunjukan perubahan dan perkembangan yang lebih baik dan


terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia
dan ukuran fisik sesuai dengan batasan ideal anak.

Anda mungkin juga menyukai