KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh : kelompok 4
DOSEN PENGAMPU:
a) Usia Bayi
1. 6 bulan pertama
Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan dan respons bayi
bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
Tekankan kebutuhan imunisasi
Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
2. 6 bulan kedua
Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety( takut pada orang asing) dari anak.
Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilisasi bayi.
Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik anak dan rasa
keingintahuannya.
c) Usia Prasekolah
Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolah di antaranya adalah:
1. Usia 3 tahun
Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.
Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan.
Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan ketegangan/ tension).
Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif- alternatif pilihan
pada saat anak bimbang.
Perlunya perhatian ekstra.
2. Usia 4 tahun
Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa.
Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual. lakunya.
Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah
3. Usia 5 tahun
Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.
Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak.
d) Usia Sekolah
Bimbingan yang dapat dilakukan pada orang tua untuk anak usia sekolah di antaranya
adalah:
1. Usia 6 tahun
Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong anak
berinteraksi dengan temannya.
Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah.
Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar
tidur yang berbeda.
e) Usia Remaja
Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang dapat melukai
bahkan menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua merupakan pihak yang paling
bertanggung jawab terhadap kebutuhan dan keselamatan anak, sehingga mereka harus
memahami karakteristik dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
Anak laki-laki biasanya lebih banyak mengalami kecelakaan terutama saat bermain
dibandingkan anak perempuan karena mereka lebih aktif dan banyak menggunakan keterampilan
motorik kasarnya seperti berlari, melompat, memanjat, bermain sepeda dan sebagainya.
Sedangkan anak perempuan cenderung lebih banyak menggunakan keterampilan motorik halus
seperti bermain boneka, masak-masakan, bermain peran dan sebagainya.
Kejadian kecelakaan pada anak sebenarnya dapat dicegah dan diminimalisir dengan
melakukan berbagai upaya di antaranya adalah memodifikasi lingkungan agar aman bagi anak.
Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai dengan
tahap usia anak (Wong, 2004):
a. Masa Bayi
Jenis kecelakaan yang biasa terjadi di antaranya adalah aspirasi benda asing (terutama
benda-benda kecil seperti kancing, kacang-kacangan, biji buah, bedak dan sebagainya)
jatuh, luka bakar (tersiram air panas atau minyak panas), keracunan dan kekurangan oksigen.
Pencegahan yang sebaiknya dilakukan:
1. Menghindari aspirasi: Simpan pada tempat yang aman dan tidak terjangkau atau buang
benda-benda yang berpotensi menyebabkan aspirasi seperti bedak, kancing, permen, biji-
bijian dan sebagainya. Gendong bayi saat memberi makan dan menyusui.
2. Kekurangan oksigen: jauhkan dan jangan biarkan anak bermain plastik, sarung bantal atau
benda-benda yang berpotensi membuat anak kekurangan oksigen. Jangan pernah
meninggalkan bayi sendirian di kamar bayi atau kamar mandi.
3. Jatuh : beri pengaman tempat tidur saat bayi/anak sedang tidur, usahakan anak duduk di
kursi khusus atau tidak memakai kursi tinggi, usahakan ujung benda seperti meja dan kursi
tidak tajam. Jangan pernah meninggalkan bayi pada tempat yang tinggi dan bila ragu
tempatkan bayi di lantai dengan pengalas.
4. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai, simpan air panas di tempat yang aman dan
tidak terjangkau oleh anak. Jangan merokok di dalam rumah atau dekat dengan bayi.
Tempatkan peralatan listrik jauh dari jangkauan bayi dan gunakan pengaman.
5. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari/tempat yang aman. Buang bahan-bahan yang
mengandung zat kimia tidak terpakai seperti baterai ke tempat yang jauh dari jangkauan
bayi.
b. Masa Toddler
Jenis kecelakaan yang sering terjadi :
1. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
2. Tenggelam.
3. Keracunan atau terbakar.
4. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
5. Aspirasi dan asfiksia.
c. Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang menyadari potensi bahaya seperti: obyek
panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan,
menyeberang jalan.
e. Remaja
1. Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah:
Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat
mengakibatkan fraktur, cedera kepala.
Kecelakaan karena olah raga.