Anda di halaman 1dari 19

Anticipatory Guidance

by
Suci Nurjanah, S.Kep., M.Kep
Pengertian
• anticipatory guidance :sebagai petunjuk-petunjuk yang
perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat
mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
secara normal (Nursalam, 2005)
• Anticipatory guidance juga merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua
tentang tahapan perkembangan anak sehingga orang
tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa
yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan tahapan usia anak.
Anticipatory Guidance berdasarkan Usia
Anak
1. Bayi
 6 bulan pertama
 Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami
kebutuhan dan respons bayi
 Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
 Tekankan kebutuhan imunisasi
 Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
 6 bulan ke 2
 Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang
asing) dari anak.
 Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas bayi.
 Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik
anak dan rasa keingintahuannya
2. Usia Toddler (1-3 thn)
 usia 12-18 bulan
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya
perubahan tingkah laku dari toddler khususnya
negativisme.
 Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara
bertahap dan peningkatan pemberian makanan padat.
 Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
 Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi
terutama di rumah, kendaraan bermotor, keracunan,
jatuh.
 Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin
dengan lembut dan cara-cara untuk mengatasi
negatifistik dan temper tantrum yang sering.
 Perlunya mainan baruuntk merangsang perkembangan
Usia 18-24 bulan
 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam
bermain.
 Menekankan pentingnya persiapan anak untuk
kehadiran bayi baru dan kemungkinan terjadinya
persaingan dengan saudara kandung (siblingrivalry).
 Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk
toilet training.
 Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua
mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet training
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada
kegelapan atau suara keras.
• Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi
pada waktu anak mengalami stress (misalnya anak yang
tadinya sudah tidak mengompol tibatiba menjadi sering
mengompol)
• .
Usia 24-36 bulan
 Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam
kegiatan dengan cara meniru.
 Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet
training dan sikap menghadapi keadaan-keadaan seperti
mengompol atau buang air besar (BAB) dicelana.
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler
misalnya: melalui bahasa yang digunakan,
ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif yang
lain.
 Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan
benar dan nyata, ajukan alasan yang rasional, hindari
kebingungan dan salah pengertian.
3. Usia PraSekolah
 Usia 3 tahun
• Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak
dalam hubungan yang luas.
• Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-
peraturan.
• Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif
(menurunkan ketegangan/tension).
• Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada
anaknya alternatifalternatif pilihan pada saat anak
bimbang.
• Perlunya perhatian ekstra.
4. Usia 4 thun
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik
dan bahasa.
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu
tentang seksual.
 Menekankan pentingnya batas-batas yang
realistik dari tingkah lakunya.\
5. Usia 5 tahun
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan
bahasa.
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang
seksual.
 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari
tingkah lakunya.
4. Usia Sekolah
 Usia 6 thun
 Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan
sosialisasi dengan cara mendorong anak
berinteraksi dengan temannya.
 Ajarkan pencegahan kecelakaan dan
keamanan terutama naik sepeda.
 Siapkan orang tua akan peningkatan
ketertarikan anak keluar rumah.
 Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan
anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur
yang berbeda.
 Usia 7-10 tahun
 Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan
kemandirian.
 Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah.
 Siapkan orang tua untuk menghadapi anak
terutama anak perempuan memasuki
prapubertas.
 Usia 11-12 tahun
 Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang
perubahan tubuh saat pubertas.
 Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat.
 Pendidikan seks (Sex education) yang adekuat
dan informasi yang akurat.
Usia Remaja
 Terima remaja sebagai manusia biasa
 Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya.
 Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya
walaupun metdenya berbeda dengan orang dewasa.
 Berikn batasan yang jelas dan masuk akal.
 Hargai privacy remaja
 Berikan kasih sayang tanpa menuntut.
 Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan
menentukan aturan-aturan.
 Orangtua juga harus menyadari bahwa: mereka ingin mandiri,
sensitif terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya,
teman-temannya merupakan hal yang sangat penting dan
memandang segala sesuatu sebagai hitam atau putih, baik atau
buruk.
Pencegah kecelakaan pada
anak
• Kecelakaan merupakan peristiwa yang
sering dialami oleh anak yang dapat
melukai bahkan menyebabkan kematian
Di bawah ini adalah upaya-upaya pencegahan
kecelakaan yang dapat dilakukan sesuai
dengan tahap usia anak (Wong, 2004):
a. Masa Bayi
 Mengidari aspirasi
 Kekurangan oksigen
 Jatuh
 Luka bakar
 keracunan
b. Massa Toddler
 akibat mengendarai sepeda.
 Tenggelam.
 Keracunan atau terbakar.
 Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
 Aspirasi dan asfiksia.

Pencegahan yang bisa dilakukan:


• 1) Awasi anak jika bermain dekat sumber air.
• 2) Ajarkan anak berenang.
• 3) Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
• 4) Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
• 5) Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
• 6) Cek air mandi sebelum dipakai.
c. Pra sekolah
 Kecelakaan terjadi biasanya karena anak kurang
menyadari potensi bahaya seperti:
 obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya
main di jalan, lari mengambil bola/layangan,
menyeberang jalan.
• Pencegahannya ada 2 cara:
 Mengontrol lingkungan.
 Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial
bahaya.
 Jauhkan korek api dari jangkauan
 Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial
dapat membahayakan anak.
 Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti rambu-
rambu lalu lintas.
Usia sekolah
 Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak.
 Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda,
mendaki gunung, berenang.
 Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas
pada anak.
 Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang
aman dalam berenang.
 Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya
seperti gergaji, alat listrik.
 Ajarkan anak untuk tidak menggunakan alat yang
bisa meledak/terbakar.
Remaja
 Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini
adalah:
 Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor
yang dapat mengakibatkan fraktur, cedera kepala.
 Kecelakaan karena olah raga.
 Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada
remaja tentang:
• Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
• Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
• Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm
sesuai standar, penggunaan sabuk keselamatan.
• Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan
olah raga
Thank you

• Ada pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai