Anda di halaman 1dari 25

ANTICIPATORY GUIDANCE

Pengertian

• Petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar


orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
normal (Nursalam, 2005)
• Suatu upaya yang dilakukan oleh perawat dalam membimbing
orang tua tentang tahapan perkembangan anak sehingga orang
tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan
usia anak
Anticipatory Guidance pada bayi

• 6 bulan pertama
1. Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami
kebutuhan
2. dan respons bayi
3. Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
4. Tekankan kebutuhan imunisasi
5. Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
Anticipatory Guidance pada bayi

• 6 bulan kedua
1. Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada
orang asing)
2. dari anak.
3. Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan
mobilitas bayi.
4. Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan
motorik anak
5. dan rasa keingintahuannya.
Anticipatory Guidance pada toddler

• Usia 12-18 bulan


1. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku
dari toddler khususnya negativisme.
2. Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan
peningkatan pemberian makanan padat.
3. Adanya jadwal waktu makan yang rutin.
4. Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah,
kendaraan bermotor, keracunan, jatuh.
5. Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan
cara-cara untuk mengatasi negatifistik dan temper tantrum yang sering terjadi
pada todler.
6. Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan
dan keterampilan sosial.
Anticipatory Guidance pada toddler

• Usia 18-24 bulan


1. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
2. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan
kemungkinan terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling
rivalry). Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu
dan benci yang biasanya dialami oleh anak karena kehadiran/kelahiran
saudara kandungnya. Libatkan anak dalam perawatan adik barunya
seperti mengambilkan baju, popok, susu dan sebagainya.
3. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut pada kegelapan dan suara
keras
• Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet
training.
• Toilet training merupakan suatu usaha melatih anak agar dapat
mengontrol dalam melakukan BAK dan BAB
• Latihan BAK dicapai sebelum defekasi karena merupakan aktifitas
regular yang tidak diduga, sedangkan defekasi merupakan senssi
yang lebih besar daripada BAK
Cara melakukan toilet training pada anak

1. Teknik lisan
• Dilakukan dengan cara memberikan instruksi pada anak dengan
kata-kata. Teknik ini bertujuan untuk persiapan psikologis anak
2. Teknik modelling
• Dilakukan dengan memberikan contoh untuk BAB dan BAK. Dampak
negative dari Teknik ini adalah apabila contoh yang diberikan
salah sehingga akan menjadi kebiasaan anak
Kesiapan Fisik Anak dalam Tolet Training

• Berusia 18-24 bulan, terdapat pengontroln saraf sfingter ani dan


uretra
• Mampu menahan BAK selama 2 jam
• Perkembangan motoric kasar: duduk, jongkok, berjlan
• Perkembangan motoric halus: mampu membuka celana dan
berpakaian
Kesiapan Psikologis Anak dalam Tolet
Training

• Adanya dorongan untuk BAB dan BAK dari orang tua


• Kemampuan berkomunikasi: verbl dan non verbal
• Kemampuan kognitif: meniru dengan tepat tingkah laku dan mengikuti pengarahan
• Menekspesikan keinginan untuk menyenangkan orang tua
• Mampu duduk atau jongkok diatas toilet selama 5-10 menit tanpa merengek atau
turun
• Keinginan orang tua untuk meluangkan waktu: perlu kesabaran dan pengertian
• Tidak ada stress dari keluarga atau perubahan seperti perceraian, indah rumah, dll
• Memberi pujian jika anak berhasil
Usia 24-36 bulan

1. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan


cara meniru.
2. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan sikap
menghadapi keadaan-keadaan seperti mengompol atau buang air besar
(BAB) dicelana.
3. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui
Bahasa yang digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari perspektif
yang lain.
4. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata,
ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.
Anticipatory Guidance Usia Pra Sekolah

• Usia 3 tahun
1. Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat dalam
hubungan yang luas
2. Menekankan pentingnya batas-batas/ peraturan
3. Megantisipasi perubahan perilaku yang agresif
4. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kpada anaknya
alternative-alternative pilihan pada saat anak bimbang
5. Perlunya perhatian ekstra
• Usia 4 tahun
1. Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan
bahasa.
2. Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang
seksual.
3. Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari
tingkah lakunya.
• Usia 5 tahun
1. Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah.
2. Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan
periode tenang pada anak.
Anticipatory Guidance Usia Sekoalh

• Usia 6 tahun
1. Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan
cara mendorong anak berinteraksi dengan temannya.
2. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik
sepeda.
3. Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar
rumah.
4. Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan
privacy dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda.
• Usia 7-10 tahun
1. Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan
kemandirian.
2. Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah.
3. Siapkan orang tua untuk menghadapi anak
terutama anak perempuan memasuki
prapubertas.
• Usia 11-12 tahun
1. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak
tentang perubahan tubuh saat pubertas.
2. Anak wanita mengalami pertumbuhan
cepat.
3. Pendidikan seks (Sex education) yang
adekuat dan informasi yang akurat.
Anticipatory Guidance pada Remaja

• Terima remaja sebagai manusia biasa


• Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya.
• Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya walaupun
metdenya berbeda dengan orang dewasa.
• Berikn batasan yang jelas dan masuk akal.
• Hargai privacy remaja
• Berikan kasih sayang tanpa menuntut.
• Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan menentukan
aturan-aturan.
Pencegahan kecelakaan pada bayi

• Menghindari aspirasi
• Menghindari kekurangan oksigen
• Menghindari resiko jatuh
• Mencegah luka bakar
• Waspada bahaya keracunan
Kecelakaan pada toddler

• Jatuh/ luka akibat sepeda


• Tenggelam
• Keracunan atau terbaar
• Tertabrak karena mengejar mainan
• Aspirasi dan asfiksia
Pencegahan kecelakaan pada toddler

• Awasi anak jika bermain dekat sumber air.


• Ajarkan anak berenang.
• Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
• Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
• Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
• Cek air mandi sebelum dipakai.
• Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
• Jangan biarkan kabel listrik menggantung/menjuntai ke lantai.
• Awasi anak pada saat memanjat, lari, lompat.
Pencegahan kecelakaan pada pra sekolah

• Mengontrol lingkungan.
• Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
1. Jauhkan korek api dari jangkauan.
2. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat
membahayakan Mendidik anak cara menyeberang jalan, arti
rambu-rambu lalu lintas.
Pencegahan kecelakaan pada sekolah

• Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak.


• Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
• Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas pada anak.
• Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang.
• Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alat listrik.
• Ajarkan anak untuk tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.
Pencegahan kecelakaan pada remaja

• Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada usia ini adalah:


1. Kecelakaan lalu lintas terutama kendaraan bermotor yang dapat
mengakibatkan fraktur, cedera kepala.
2. Kecelakaan karena olah raga.
• Oleh karena itu perlu diberikan pemahaman kepada remaja tentang:
1. Petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
2. Ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
3. Penggunaan alat pengaman yang sesuai seperti helm sesuai standar,
penggunaan sabuk keselamatan.
4. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai