Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CARSINOMA MAMMAE

KELOMPOK 5

1. DEA FADILAH KHG.A20014


2. FANISA RAHMA MEIDINA KHG.A20024
3. MILA AOLA AMELIA KHG.A20028
4. HELMI SETIA BUDI KHG.A20039
5. IRSAL NURDIANSYAH KHG.A20043
6. LINA NURHERLINA KHG.A20044

D3 KEPERAWATAN
STIKES KARSA HUSADA GARUT
2021-2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya lah maka kelompok dapat menyelesaikan
makalah ini.

Selama proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari peran dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan
terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan kepada kelompok
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan, karena itu
kami mengharapkan masukan dan kritikan serta saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Garut, 6 April 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ……………………………………………….………… 5


2. Rumusan Masalah ……………………………………………….……... 5
3. Tujuan ………………………………………………………………….. 5
4. Manfaat ……………………………………………………….………… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP DASAR ……………………………………………………… 7


A. Definisi …………………………………………………………….. 7
B. Etiologi …………………………………………………………….. 7
C. Manifestasi Klinis ………………………………………………….. 9
D. Patofisiologi…….. …………………………………………………. 10
E. Pemeriksaan Penunjang ……………………………………………. 10
F. Penatalaksanaan Medis ………………………………….………… 11
G. Komplikasi …………………………………………………………. 12
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian …………………………………...…………………….. 13
B. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………... 17
C. Perencanaan Keperawatan ………………………………………….. 18
D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………….………………. 18
E. Evaluasi Keperawatan …………………………….……………….. 19
F. Dokumentasi Keperawatan ………………………………………… 19

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian ……………………………………………….…………..…. 21
2. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………..... 29
3. Proses Keperawatan …………………………………………………..… 32
BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan …………………………………….…………….…………. 37

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan tumor ganas pada
payudara yang menginvasi daerah sekitar payudara dan menyebar keseluruh tubuh
(American Cancer Society, 2014).
Kanker payudara secara global menyebabkan angka kematian tertinggi untuk
wanita dan epidemiologinya menyebar merata tanpa terkendali, prevelensi angka
kejadian kanker payudara cukup tinggi mulai dari luar negeri sampai dalam negeri.
Kanker payudara akan berdampak pada penderita baik secara fisik maupun
pisikologis. Dampak fisik yang ditemukan berupa kerontokan rambut akibat
kemotrapi, penurunan berat badan yang drastis akibat kurang nutrisi, gangguan
integritas kulit akibat terapi radiasi, nyeri pada massa yang membesar, dan gangguan
nafsu makan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oetami,dkk (2014),
dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek pisikologis akan
memberikan dampak ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun,
setres, amarah dan ancaman body image.
Kanker payudara bukanlah kasus yang dapat diabaikan karena prevelensi
kejadian kanker payudara yang tinggi maka diperlukan solusi yang tepat untuk
menghadapi kanker payudara baik cara penatalaksanaan kanker payudara maupun
pencegahannya.
Pasien yang menderita kanker payudara sangat penting membutuhkan perawatan
berupa asuhan keperawatan. Perawat sebagai salah satu anggota tim yang terlibat
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga harus bisa memberikan
kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
makalah ini, yaitu bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Carsinoma
mammae di Rumah Sakit Umum?
3. TUJUAN
Mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Carsinoma mammae.
4. MANFAAT
Menambah informasi dan menambah wawasan penulis dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatan pada pasien Carsinoma mammae meliputi pengkajian,
merumuskan diagnosa, menyusun perencanaan, melaksanakan intervensi,
mengevaluasi tindakan, dan mendokumentasikan tindakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI

Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam


pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel
normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh
darah (Nurarif, 2015).

Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari


sel-sel di payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar
yang memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran
yang menghubungkan lobulus ke puting susu. Kanker payudara tumbuh dan
berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan menyebar
ke pembuluh darah (Putra, 2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak


normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali
serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.

B. ETIOLOGI
Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker
payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik.
Kanker payudara memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang
membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat
hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara
(estradiol dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler).
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker
payudra terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
1) Faktor risiko yang dapat diubah :
a. Obesitas
Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan
lemak dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan
sumber utama estrogen, jadi jika memiliki jaringan lemak lebih
banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi yang meningkatkan
risiko kanker payudara.
b. Pecandu alkohol
Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin
darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors
(IGFs) dan estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan
risiko kanker payudara.
c. Perokok berat
Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada
perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia ( racun dan
karsinogen yang merupakan zat pemicu kanker) yang dapat
mempengaruhi organ – organ tubuh.
d. Stres
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres
pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya
tahan tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.
2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
a. Faktor genetik atau keturunan
Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua
gen yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu
gen BRCA1 (Brest Care Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest
Care Susceptibility Gene 2)
b. Faktor seks atau jenis kelamin
Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker
payudara dibandingkan dengan laki-laki.
c. Faktor usia
Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker
payudara. Semakin tua usia seseorang kemungkinan terjadinya
kanker payudara semakin tinggi karena kerusakan genetik (mutasi)
semakin meningkat dan kemampuan untuk beregenerasi sel
menurun.
d. Riwayat kehamilan
Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko
kanker payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia
remaja bersifat imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel
payudara yang imatur lebih rentan mengalami mutasi sel yang
abnormal, ketika seseorang hamil akan mengalami kematuran sel
pada payudaranya dan menurunkan risiko kanker payudara.
e. Riwayat menstruasi
Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum
umur 12 tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi
terkena kanker payudara. Risiko yang sama juga dimiliki
perempuan yang menopause pada usia di atas 55 tahun. Setelah
wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh tidak
terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat
hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel abnormal.
f. Riwayat menyusui
Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari
satu tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama
menyusui, sel payudara menjadi lebih matang (matur).

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa
tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit
atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau
tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting atau
terjadi retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak
simetris, dan pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma
mamme biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak merasakan
nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya metastase (Nurarif, 2015).

Adapun tanda dan gejala lainnya yaitu :

1) Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan


sekitar.
2) Darah keluar dari puting payudara.
3) Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara yang menyerupai
kulit jeruk
4) Nyeri dan pembengkakan pada payudara
5) Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara
6) Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan
7) Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara
8) Puting tertarik masuk (retraksi atau inversi) ke dalam
9) Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak

D. PATOFISIOLOGI

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut Nurarif (2015) :
1) Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi
metastatik dan evaluasi.
2) Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
3) Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum
kanker dapat dipalpasi.
4) Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast Cancer
Susceptibility Gene).
5) USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
6) Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penanganan pada pasien kanker payudara meliputi:
1) Mastektomi

Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara.


Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7
yaitu:

a. Mastektomi radikal luas


Terdiri prosedur di atas di tambah eksisi klenjar limfe mammae internal.
Beberapa bagian rusuk harus diangkat untuk mencapai kelenjar mammae
internal. Operasi ini jarang dilakukan.
b. Mastektommi radikal (haisted klasik)
Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit
yang bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis mayor
dan minor diangkat, vena aksila dipotong. Dalam pembedahan kulit yang
tipis ditinggalkan.
c. Mastektomi radikal modifikasi Seluruh payudara dan sebagian besar
kelenjar limfe pada aksila diangkat,vena aksila dipotong, otot pektoralis
dipertahankan.
d. Mastektomi sederhana (total)
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis
tidak. Apabila kanker telah menyebar, aksila diradiasi atau dilakukan
mastektomi radikal.
e. Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan) Tumor dan
besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan kulit di
atasnya diangkat biasanya sekitar sepertiga payudara.
f. Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal Tumor berukuran 3 cm sampai 5
cm jaringan pada kedua sisi diangkat, memepertahankan jaringan dan
kulit payudara lainnya.
g. Mastektomi subkutan Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat
melalui insisi di bawah payudara. Semua kulit payudara, termasuk puting
dan areola serta tonjolan jaringankecil di bawah puting, dibiarkan
ditempatnya. Implan silikon disisipkan, baik pada saat pembedahan awal
atau beberapa bulan sesudahnya.
2) Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh
sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
3) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker.
4) Terapi Hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok
kemampuan estrogen dalam menstimulus perkembangan kanker payudara
(Putra, 2015).
5) Lintas metabolisme Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat
aktivitas osteoklas dan resorbsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan evektivitas
untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.
Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka panjang dapat menimbulkan
efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Nurarif,
2015).

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium
lanjut atau pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang rusuk
menjadi kanker tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk menjamin
aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat karena
nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat.
1. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah proses atau kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada pasien dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar
pasien dan membantu pasien untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Proses
keperawatan mencakup tahap-tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi (Martin dan Griffin, 2014).

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
upaya untuk mengumpulkan data pasien secara lengkap dan sistematis mulai
dari pengumpulan data, identitas pasien, dan validasi status kesehatan pasien.
Pengkajian bertujuan untuk menegaskan drajat kesehatan atau kesakitan pasien
dan untuk mendiagnosa kemungkinan masalah (Martin dan Griffin, 2014).
Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa lama muncul
massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah mengalami
perubahan payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari puting, adanya
ruam, atau eksem pada puting, riwayat trauma pada payudara, dan riwayat
keluarga memiliki penyakit kanker (Martin dan Griffin, 2014).
Pengkajian dalam proses keperawatan meliputi:
1) Anamnesis atau wawancara merupakan metode pengumpulan data secara
langsung antara perawat dan pasien. Data wawancara merupakan semua
ungkapan perasaan yang dirasakan pasien atau orang lain yang
berkepentingan termasuk keluarga pasien, teman dan orang terdekat pasien.
Data yang mencakup wawancara meliputi:
a. Identitas pasien Identitas pasien mencakup nama pasien, tanggal
lahir/usia, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomor rekam medik dan
diagnosa medis.
b. Keluhan utama, terbagi menjadi dua yaitu keluhan utama saat masuk
rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan utama pada pasien
dengan kanker payudara dapat berupa adanya massa tumor di
payudara, rasa sakit di payudara, keluar cairan pada puting,
kemerahan pada payudara, payudara terasa restraksi.
c. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang meruapakan yang dialami pasien dari
penjelasan sebelum terjadinya keluhan utaman sampai terjadi
keluhan utama dan hingga pada saat pengkajian. Riwayat kanker
payudara dari tanda gejala munjul, penetapan biopsi, keluhan
yang paling dirasakan hingga penanganan yang sudah diberikan
untuk menangani keluhan tersebut.
2) Riwayat penyakit terdahulu adalah riwayat penyakit yang pernah
di derita oleh pasien dan berhubungan dengan penyakit yang
sekarang ini.
3) Riwayat penyakit keluarga adalah berisi tentang semua anggota
kelurga pasien yang memiliki penyakit kronis, menular, menurun
dan menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes
melitus, TBC, HIV, hepatits B, penyakit kelamin, dan apakah
kelurga ada yang memiliki riwayat kanker payudara.
d. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan, berisi tentang aktivitas atau
prilaku sebelum pasien sakit yang dapat mempengaruhi kesehatan
pasien, seperti peminum alkohol atau tidak, merokok atau tidak,
ketergantungan obat-obatan atau tidak, dan bagaimana dengan
aktivitas berolahraga.
e. Data pisikososial, diperlukan untuk mengetahui koping yang dimiliki
pasien, persepsi pasien tentang penyakitnya dan untuk mengetahaui
apakah terjadi gangguan konsep diri pada pasien.
f. Personal hygine, diperlukan untuk mengetahui frekuensi mandi,
kramas, menyikat gigi, memotong kuku dan ganti pakaian dalam
sehari.
g. Pengkajian spiritual, dapat ditanyakan bagaimana kebiasaan beribadah
selama sebelum sakit dan sesudah sakit ini. Biasanya pada pasien
yang mengalami penyakit kronis akan lebih mendekatkan diri kepada
tuhan guna untuk mencari ketenangan hidupnya.
2) Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melihat
kondisi pasien maupun lingkungan sekitar pasien atau respon pasien
dengan penyakit kanker, biasanya terdapat nyeri sehingga respon pasien
terlihat meringis menahan nyeri.
3) Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan
menggunakan metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga ujung
kaki untuk menemukan tanda tanda klinis atau kelainan pada suatu sistem.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi,
auskutasi dan perkusi:
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Keadaan umum berupa keadaan kesadaran pasien, apakah pasien
dalam keadaan sadar, apatis, somnolen, sopor atau koma. Pemeriksaan
tanda-tanda vital untuk mendapatkan data objektif dari keadaan
pasien, pemeriksaan ini meliputi tekanan darah, suhu, respirasi, dan
jumlah denyut nadi.
b. Pada pemeriksaan pertama di mulai dari kepala sampai leher meliputi
pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warn arambut,
struktur wajah , warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan mata,
kelopak mata, kornea mata, konungtiva dan sklera, pupil dan iris,
ketajaman penglihatan, lapang pandang penglihatan, keadaan lubang
hidung, kesimetrisan septum nasal, ukuran telinga kanan dan kiri,
ketajaman pendengaran, keadaan bibir, keadaan gusi dan gigi,
keadaan lidah, keadaan platum dan orofaring, posisi trakea, apakah
ada tiroid, kelenjar limfe, apakah ada penonjolan vena jugularis, dan
cek denyut nadi karotis.
c. Pada payudara meliputi inspeksi (biasanya terjadi perubahan
pigmentasi kulit seperti kemerahan, papila mamae tertarik kedalam,
hiperpigmentasi aerola maame, ada atau tidak pengeluaran cairan pada
puting susu, ada atau tidak oedem, dan ansimetris payudara serta
apakah terlihat adanya ulkus pada bagian payudara). Jika terdapat
ulkus pada payudara lakukan pengkajian luka meliputi jenis luka,
panjang luka, lebar luka, kedalaman luka, warna luka. Palpasi hasil
(biasanya teraba ada massa pada payudara, ada atau tidak pembesaran
kelenjar getah bening, kemudian disertai dengan pengkajian nyeri
tekan).
d. Pada pemeriksaan dada atau torak meliputi ispeksi (bentuk payudara
simetris atau tidak, apakah terlihat mempergunakan otot bantu
pernafasan dan lihat bagaimana pola nafas), plapasi (penilaian vokal
premitus), perkusi (melakukan perkusi di semua lapang paru),
auskultasi (penilaian suara nafas, suara uacapan suara).
e. Pada pemeriksaan kardiovaskuler meliputi inspeksi dan palpasi
melihat bagaimana bentuk dada, mengamati pulsasi dan ictus cordis,
dan palpasi menentukan batas-batas jantung untuk mengetahui ukuran
jangtung, auskultasi mendengarkan bunyi jantung, bunyi jantung
tambahan ada atau tidak. Cantumkan juga apakah pasien
menggunakan alat bantu pernapasan.
f. Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (melihat bentuk abdomen,
ada atau tidak benjolan, ada atau tidak bayangan pembuluh darah),
auskultasi (bising usus dengan hasil yang normal 5-35x/menit),
palpasi (teraba ada atau tidak massa, ada atau tidak pembesaran limfe
dan line serta ada atau tidak nyeri tekan) dan perkusi (penilaian suara
abdomen suara normalnya berupa timpani dan jika abdomen terlihat
membesar lakukan pemeriksaan shifting dullnes).
g. Pemeriksaan genetalia dan perkemihan meliputi pemeriksaan bagian-
bagian genetalia apakah ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia,
kemempuan berkemih, intake dan output cairan serta menghitung
belance cairan.
h. Pemeriksaan muskuloskeletal meliputi pemeriksaan kekuatan otot,
kelainan pada tulang belakang, dan kelainan pada ekstremitas.
i. Pemeriksaan integumen meliputi kebersihan kulit, warna kulit,
kelembaban, turgor kulit, apakah ada lesi dan apakah ada penyekit
kulit serta berapa hasil penilaian resiko dekubitus.
j. Sistem persyafan meliputi pemeriksaan glasgow coma scale and score
(GCS) cantum kan hasil pemeriksaan hasil eye, verbal, dan best
motor, pemeriksaan ingatan memory, cara berkomunikasi, kognitif,
orientasi (tempt,waktu,orang), saraf sensori (nyeri tusuk, suhu, san
senetuhan), pemeriksaan syaraf otak (NI-NXII), fungsi motorik dan
sensorik, serta pemeriksaan ferleks fisiologis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah sebuah gambarkan respon manusia
mengenai keadaan kesehatan pada individu atau klompok (Martin dan Griffin,
2014).
Diagnosa keperawatan sejalan dengan diagnosa medis karena saat
mengumpulkan data-data untuk menegakan diagnosa keperawatan ditinjau dari
keadaan penyakit dalam diagnosa medis. Setelah melakukan pengkajian
keperawatan dan timbul diagnosa yang tepat.
Menurut Martin dan Griffin (2014), diagnosa keperawatan pada pasien
kanker payudara meliputi: defisiensi pengetahuan berhubugan dengan tes yang
dilakukan dan penanganan yang dipilih, gangguan citra tubuh berhubungan
dengan kemungkinan kehilanga bagian tubuh atau fungsi tubuh, gangguan
harga diri berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh atau feminitas,
kecemasan berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, nyeri
berhubungan dengan insisi bedah pascaoperasi, ketidakberdayaan berhubungan
dengan penyakit yang berpengaruh pada aktivitas, gangguan proses keluarga
berhubungan dengan dampak penyakit pada keluarga dan perubahan pola
seksualitas berhubungan dengan ketakutan akan penolakan dari pasangan.
Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
kanker payudara yaitu:
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinidng dada,
hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas). Kategori: fisiologi,
subkategori: respirasi, kode: D.0005.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori: pisikologi,
subkategori: nyeri dan kenyamanan, kode: D.0077.
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi dan cairan Kode:
D.0019.
4) Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
(penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan
dan proteksi, kode: D.0139.
5) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi,
subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0054.
6) Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk
tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0083.
7) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. Kategori:
psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0080.
8) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur. Kategori:
fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode: D.0055.
9) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan pembelajaran, kode:
D.0111.
10) Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif. Kategori:
lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi, kode: D.0142.

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Membuat intervensi keperawatan membutuhkan keterampilan meliputi,
penetapan prioritas, penetapan tujuan klien (dalam prilaku yang dapat diukur)
dan kriteria hasil serta menetukan tindakan keperawatan (Martin dan Griffin,
2014).
Membuat prioritas masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah dirumuskan sebelumnya karena tidak semua diagnosa keperawatan
diselesaikan secara bersama. Menentukaan tujuan, tujuan ada dua yaitu tujuan
jangka panjang untuk mengatasi masalah secara umum dan tujuan jangka
pendek untuk mengatasi etiologi guna mencapai tujuan jangka panjang.
Rumusan tujuan mencakup SMART yaitu specific (rumusan tujuan harus
jelas), measurabel (dapat diukur), achievable (dapat dicapai bersma pasien ),
realistic (dapat dicapai dan nyata), dan timing (harus ada target waktu).

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Implementasi adalah tahap tindakan dalam proses keperawatan dimana
harus membutuhkan penerapan intelektual, interpersonal, dan teknis (Martin
dan Griffin, 2014).
Implementasi keperawatan adalah suatau tindakan keperawatan yang
sebelumnya telah di rencanakan pada intervensi keperawatan. Setelah
melakukan implementasi hendaklah perawat melihat respon subjektif maupun
objektif pasien.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan yang meliputi evaluasi
proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif) dan mencakup penilaian hasil
tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan (Martin dan Griffin, 2014).
Evaluasi formatif adalah evalusi yang dilakukan setelah perawat
melakukan tindakan keperawatan yang dilakukan terus menerus hingga
mencapai tujuan.
Evaluasi somatif adalah evaluasi yang dilakukan setiap hari setelah
semua tindakan sesuai diagnosa keperawatan dilakukan. Evaluasi somatif terdiri
dari SOAP (subjek, objektif, analisis dan planing). Subjek berisi respon yang
diungkapkan oleh pasien dan objektif berisi respon nonverbal dari pasien
respon- respon tersebut didapat setelah perawat melakukan tindakan
keperawatan. Analisis merupakan kesimpulan dari tindakan dalam perencanaan
masalah keperawatan dilihat dari kriteria hasil apakah teratasi, teratasi sebagiam
atau belum teratasi. Sedangkan planing berisi perencanaan tindakan
keperawatan yang harus dilakukan selanjutnya.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan keberhasilan
Tujuan tindakan yaitu:
1) Tujuan tercapai apabila pasien menunjukan perubahan sesuai kriteria hasil
yang telah ditentukan.
2) Tujuan tercapai sebagian apabila jika klien menunjukan perubuahan pada
sebagian kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3) Tujuan tidak tercapai jika klien menunjukan sedikit perubahan dan tidak
ada kemajuan sama sekali.

F. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan mencatat seluruh tindakan
yang telah dilakukan, dokumentasi keperawatan sangat penting untuk dilakukan
karena berguna untuk menghindari kesalahan, menhindari kejadian tumpang
tindih, memebrikan informasi ketidaklengkapan asuhan keperawatan, dan
terbinanya koordinasi antara teman sejawat atau pihak lain.
Tabel 1. PROSES KEPERAWATAN PASIEN CARSINOMA MAMMAE
N DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI KRITERIA HASIL
O
1 Pola nafas tidak efektif Intervensi utama : 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Dispnea, menurun
berhubungan dengan deformitas 1. Manajemen jalan kedalaman, usaha napas) 2. Penggunaan otot bantu napas,
dinding dada, hambatan upaya nafas napas 2. Monitor bunyi napas tambahan menurun
(misalny nyeri saat bernafas). 2. Pemantauan 3. Posisikan semi fowler 3. Frekuensi napas, membaik
Kategori: fisiologi, subkategori: respirasi 4. Ajarkan teknik batuk efektif 4. Kedalaman napas, membaik
respirasi, kode: D.0005.
2 Nyeri akut berhubungan dengan Intervensi utama : 1. Identifikasi karakteristik nyeri 1. Keluhan nyeri, menurun
agen cedera fisiologi. kategori: 1. Manajemen nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 2. Meringis, menurun
pisikologi, subkategori: nyeri dan 2. Pemberian 3. Berikan teknik nonfarmakologis 3. Pola napas, membaik
kenyamanan, kode: D.0077. analgesik untuk mengurangi rasa nyeri 4. Gelisah, menurun
4. Kolaborasi pemberian analgetik 5. Kesulitan tidur, menurun
6. Pola napas, membaik
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan Intervensi utama : 1. Identifikasi status nutrisi 1. Berat badan, membaik
ketidakmampuan mengabsorbsi 1. Manajemen 2. Monitor asupan makanan 2. Indeks massa tubuh, membaik
nutrien ke jaringan. Kategori: Nutrisi 3. Monitor berat badan 3. Frekuensi makan, membaik
fisiologi, subkategori: Nutrisi dan 2. Promosi berat 4. Hidangkan makanan secara 4. Nafsu makan, membaik
cairan Kode: D.0019. badan menarik
4 Gangguan integritas kulit/jaringan Intervensi Utama: 1. Monitor karakteristik luka 1. Kerusakan jaringan, menurun
berhubungan dengan faktor mekanik 2. Monitor tanda tanda infeksi
(penekanan massa kanker). Kategori: 1. Perawatan 3. Anjurkan prosedur perawatan 2. Kerusakan lapisan kulit,
lingkungan, subkategori: keamanan integritas kulit luka mandiri menurun
dan proteksi, kode: D.0139. 2. Perawatan luka 4. Jelaskan tanda dan gejala 3. Nyeri, menurun
infeksi 4. Kemerahan, menurun
5. Perdarahan, menurun
5 Gangguan mobilitas fisik Intervensi utama: 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Pergerakan ekstremitas,
berhubungan dengan nyeri. Kategori: 1. Dukungan keluhan fisik lainya meningkat
fisiologi, subkategori: aktivitas dan ambulasi 2. Monitor kondisi umum selama 2. Kekuatan otot, meningkat
istirahat, kode: D.0054. 2. Dukungan melakukan ambulasi 3. Rentang gerak, meningkat
mobilitas 3. Fasilitasi aktivitas ambulasi 4. Nyeri, menurun
dengan alat bantu (mis. 5. Kecemasan, menurun
Tongkta, kruk) 6. Gerakan terbatas, menurun
4. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
6 Gangguan cinta tubuh Intervensi utama: 1. Identifikasi harapan citra tubuh 1. Melihat bagian tubuh,
berhubungan dengan perubahan 1. Promosi citra berdasarkan tahap meningkat
struktur/bentuk tubuh. Kategori: tubuh perkembangan 2. Menyentuh bagian tubuh,
psikologi, subkategori: integritas 2. Promosi koping 2. Monitor apakah pasien bisa meningkat
ego, kode: D.0083. melihat bagian tubuh yang 3. Focus pada bagian tubuh,
berubah
3. Anjurkan mengungkapkan menurun
gambaran diri terhadap citra 4. Focus pada penampilan masa
tubuh lalu, menurun
4. Monitor frekuensi pernyataan 5. Hubungan sosial, membaik
kritik terhadap diri sendiri
7 Ansietas berhubungan dengan Intervensi utama: 1. Identifikasi saat tingkat ansietas 1. Verbalisasi khawatir akibat
ancaman terhadap kematian. 1) Reduksi ansietas berubah kondisi yang dihadapi,
Kategori: psikologi, subkategori: 2) Terapi relaksasi 2. Monitor tanda-tanda ansietas menurun
integritas ego, kode: D.0080. 3. Ciptakan suasana terapeutik 2. Perilaku gelisah, menurun
4. Jelaskan prosedur, termasuk 3. Perilaku tegang, menurun
sensasi yang mungkin dialami 4. Konsentrasi, membaik
5. Anjurkan mengungkapkan 5. Pola tidur, membaik
perasaan dan persepsi
8 Gangguan pola tidur berhubungan Intervensi utama: 1. Identifikasi pola aktivitas tidur 1. Keluhan sulit tidur, menurun
dengan kurang kontrol tidur. 1. Dukungan tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu 2. Keluhan sering terjaga,
Kategori: fisiologi, subkategori: 2. Edukasi tidur menurun
aktivitas dan istirahat, kode: D.0055. aktivitas/istirahat 3. Modifikasi lingkungan 3. Kemampuan beraktivitas,
4. Ajarkan relaksasi otot autogenic meningkat
atau cara nonfarmakologis
lainnya
9 Defisit pengetahuan berhubungan Intervensi utama: 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Perilaku sesuai anjuran,
dengan kurang terpapar informasi. kemampuan menerima meningkat
Kategori: perilaku, subkategori: 1. Edukasi informasi 2. Perilaku sesuai pengetahuan,
penyuluhan dan pembelajaran, kode: kesehatan 2. Identifikasi faktor-faktor yang meningkat
D.0111. dapat meningkatkan dan 3. Persepsi yang keliru terhadap
menurunkan motivasi perilaku masalah, menurun
hidup bersih dan sehat 4. Perilaku, membaik
3. Jadwalkan Pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
4. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
10 Resiko infeksi berhubugan dengan Intervensi utama: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Demam, menurun
faktor resiko tindakan invasif. 1. Pencegahan local dan sistemik 2. Kemerehan, menurun
Kategori: lingkungan, subkategori: infeksi 2. Berikan perawatan kulit 3. Nyeri, menurun
keamanan dan proteksi, kode: 2. Perawatan luka 3. Pertahankan Teknik aseptic 4. Bengkak, menurun
D.0142. pada pasien berisiko tinggi 5. Kebersihan badan,
4. Jelaskan tanda dan gejala meningkat
infeksi 6. Kadar sel darah putih,
5. Ajarkan cara memriksa kondisi membaik
luka atau luka operasi 7. Gangguan kognitif, menurun
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 58 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD
Alamat : Kp. Pasir Damang, Cilawu, Garut
No. Rekam Medik : 90.78.330
Diagnosa : Carsinoma Mammae Sinistra Post MRM
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada area dada sebelah kiri sampai lengan bagian atas
C. Riwayat Penyakit
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan telah terdiagnosa kanker payudara sejak 3 tahun yang lalu, awalnya
muncul benjolan kecil pada payudara kiri tanpa menimbulkan rasa nyeri pasien tidak
memeriksakan kesehatannya, beberapa bulan kemudian benjolan semakin besar dan
menimbulkan rasa nyeri disertai ulkus lalu pasien pergi ke rumah sakit dan terdiagnosa
kanker payudara pada akhir tahun 2018 pasien melakukan MRM (Mastektomi Radikal
Modifikasi) dan menjalankan kemotrapi pada awal tahun 2019 hingga sekarang,
kemudian kurang lebih 6 bulan yang lalu benjolan tumbuh lagi pada area dada dan terus
membesar serta terasa nyeri. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 02 April 2020
pukul 03.00 WIB dengan mengeluh nyeri menjalar ke lengan kiri. Saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 02 April 2020 pukul 08.00 WIB pasien masih mengeluh nyeri
pada area dada sebelah kiri sampai ke lengan. Nyeri yang dirasakan akibat benjolan
yang tumbuh pada dada di bagian atas yang semakin membesar, nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk , nyeri terasa disekitar area dada kiri samapai ke lengan dengan skala 5
(nyeri sedang) dan berlangsung terus menerus. Pasien direncanakan kemotrapi yang ke
12 setelah keadaan umum pasien membaik.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa sudah keluar masuk dirawat di rumah sakit karena penyakit
yang sama dan tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit serius lainnya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Anak pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
keturunan (seperti, kanker, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung) serta
penyakit meular (seperti HIV, TBC, hepatitis)
D. Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola tidur/istirahat : Pasien mengatakan waktu tidur dirumah pukul 23.00 dan
bangun pukul 05.00 subuh, waktu tidur di RS pukul 05.00
sampai 07.00 pagi. Pasien mengatakan sulit untuk tidur
apa lagi di rumah sakit. Pasien mengatakan mudah tidur
saat pagi hari setelah mandi dan mudah bangun saat ada
orang datang.
Pola Eliminasi : Pasien mengatakan dirumah BAB 1 kali sehari dan di
rumah sakit pasien sudah BAB 1 kali. Masalah BAB tidak
ada Pasien mengatakan di rumah BAK 3- 4 kali sehari dan
di rumah sakit sudah BAK 3-5 kali Masalah BAK tidak
ada
Pola Makan dan Minum : Pasien mengatakan di rumah makan 2 kali sehari: nasi,
sayur, lauk pauk (ikan, tahu, tempe) namum sering sekali
tidak habis dan untuk minum air putih 5-6 gelas/hari yang
dilakukan setelah makan dan sewaktu-waktu. Pasien
mengatakan di rumah sakit makan 3 kali sehari: nasi,
sayur, lauk pauk, buah, namum pasien mengeluh tidak
nafsu makan, pasien hanya makan ½ porsi atau kurang
lebih 5 sendok saja dan untuk minum air putih 2-3
gelas/hari yang dilakukan setelah makan dan sewaktu-
waktu
Kebersihan Diri : Pasien mengatakan di rumah dimandikan anaknya 2 kali
sehari, pemeliharaan gigi 1 kali sehari dan untuk
pemeliharaan kuku di rumah 1 kali seminggu. Pasien
mengatakan di rumah sakit pagi tadi hanya diseka-seka,
selama di rumah sakit belum gosok gigi dan untuk
pemeliharaan kuku di rumah sakit belum ada memotong
kuku.
Pola Kegiatan Lainnya : Pasien terlihat hanya bisa berbaring, tampak berhati-hati
saat miring kanan dan mirinng kiri disebabkan karena
adanya benjolan di dada kiri dan pembengkakan pada
tangan kiri

E. Data Psikososial
Status pisikologi pasien baik, tidak stres berlebihan interaksi klien baik dengan keluarga
maupun dengan orang lain.
F. Pengkajian Spiritual
pasien mengentahui tentang penyakitnya, pasien menerima dengan keadaannya sekarang.
G. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos mentis
Tanda-tanda Vital : TD: 120/70 mmHg
Nadi: 80x/m
RR: 26x/m
T: 37 ℃
Spo2: 98%
Antropometri : BB: 38 Kg
TB: 150 cm
IMT: 16,8
LILA: 22 cm
Pemeriksaan Integumen : Kulit terlihat kurang bersih, badan klien teraba hangat,
warna kulit pasien sawo matang, turgor kulit baik kembali
dalam
Pemeriksaan Payudara : Payudara tidak simetris, Pasien telah melakukan MRM
dan Ketiak pada payudara kirinya, warna payudara kiri kecoklatan
aerola kecoklatan, kelainan pada payudara terlihat tunggal
hanya tersisa sebelah kanan dalam keadaan puting normal
tidak ada kelainan, axsila terdapat pembengkakan dan
clavikula tidak simetris antara kanan dan kiri karena
terdapat penonjolan masa pada area dada kiri.
Pemeriksaan Dada : Inpeksi: bentuk thoraks tidak simetris antara kanan dan
kiri (deformitas bentuk dada) pernafasan hiperventilasi
RR 26x/m Palpasi: adanya tanda kesulitan bernafas
penggunaan otot bantu pernafasan, getaran suara (vokal
premitus) simetris anatara kanan dan kiri, Perkusi: suara
dada kanan dan kiri sonor Auskultasi: suara nafas cepat
dan dalam, suara ucapan intensitas dan kualitas suara
simetris, tidak ada suara nafas tambahan
Pemeriksaan Ekstermitas : Kekuatan otot menurun, terdapat pembengkakan
limfaderma pada tangan kiri, tangan kiri tidak dapat
digerakan untuk beraktivitas, kekuatan otot 5 2 4 4
H. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hematologi tanggal: 02/04/2020
Leukosit 15,70 (4.80-10.80 10-3/µl)
Eritrosit 3,16 (4.20-5.40 10-6/µl)
Hemoglobin 11,3 (12.0-16.0 g/dl)
Hematokrit 35.4 (37.0-54.0 %)

kimia klinik tanggal: 02/04/2020


GDS 118 (70-140 mg/dL)
Albumin 3.4 (3.5-5.5 g/L)
Rontgen : Foto thorax tanggal: 21/01/2019
Klinis: Ca mamae
Hasil:
Pulmo tak tampak kelainan
Cor dalam batas normal
Tak tampak pulmo maupun skeletal
metastasis
I. Penatalaksanaan Medis
1) IVFD Nacl 0,9% 20 Tpm
2) Vit.K 2x1 ampul via IV
3) Santagesik 3x1 ampul via IV
4) Ranitidin 3x1 ampul via IV
5) Nasakanul 6 liter
6) Diet TKTP
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Analisa Data
No Symptom / Gejala Etiologi Problem/ Masalah
DS: Peningkatan konsistensi Pola nafas tidak
Pasien mengatakan nafasnya mammae efektif
terasa sesak
DO: Massa tumor mendesak
 Terlihat pergerakan ke jaringan
intercosta pada saat bernafas
 Terlihat adanya pernafasan Infiltrasi pleura parietal
cuping hidung
 Terlihat terpasang nasakanul Ekspansi paru menurun
6L
 TD: 110/70 mmHg Pola napas tidak efektif

 Nadi: 70x/m
 RR: 26x/m
 Spo2: 98%
2 DS: Faktor presdiposisi dan Defisit nutrisi
 Pasien mengatakan berat resiko tinggi hiperlapsi
badannya turun sejak pada sel mammae
mengidap penyakit ini
 Pasien mengatakan tidak Mensuplai nutrisi ke
nafsu makan jaringan Ca
 Anak pasien mengatakan
ibunya selalu tidak Hipermetabolisme ke
menghabiskan makannya jaringan
DO:
 BB: 38 kg, TB:150 cm, IMT: Penurunan

16,8, Lila: 22 cm hipermetabolisme ke

 eritrosit 3,16 10/µL jaringan

(menurun), hemoglobin 11,3


g/dL (menurun) , Albumin Penurunan berat badan

3.4 g/L (menurun), GDS 118


mg/dL.
 kulit terlihat kering, rambut
terlihat rontok berlebihan.
 diit TKTP (tinggi kalori
tinggi protein)
3 DS: Faktor presdiposisi dan Nyeri kronis
 Pasien mengatakan nyeri di resiko tinggi hiperlapsi
dada kiri dan tangan kirinya pada sel mammae
sejak 6 bulan yang lalu
 Pasien mengatakan nyeri Mendesak sel syaraf
saat miring kanan dan miring
kiri Interupsi sel syaraf
P: nyeri akibat benjolan di dada
kiri yang membesar Nyeri
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terus
menerus
DO:
 Pasien terlihat meringis
 Terdapat benjolan di daerah
dada kiri yang membesar
dengan konsistensi padat
4 DS: Faktor presdiposisi dan Gangguan pola tidur
 Anak pasien mengatakan di resiko tinggi hiperlapsi
RS ibunya tidur pukul 05.00 pada sel mammae
sampai 07.00 pagi
 Pasien mengatakan sulit Mendesak sel syaraf
untuk tidur apa lagi di rumah
sakit Interupsi sel syaraf
 Pasien mengatakan mudah
tidur saat siang hari dan Nyeri
mudah bangun saat ada
orang datang Gangguan pola tidur
DO:
 TD: 110/70 mmHg
 Nadi: 70x/m
 RR: 26x/m
 T: 37 ℃

b) Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada
2. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Kurangnya asupan makanan
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur
A. PROSES KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
Diagnosa medis : Carsinoma Mammae
NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Pola nafas Manajemen Mengidentifikasi 1. Monitor pola nafas S: Pasien mengatakan
tidak efektif pernafasan dan dan mengelola (frekuensi, masih sesak
berhubungan pemantauan jalan napas kedalaman, usaha O:
dengan respirasi nafas) - RR: 28x/m
deformitas 2. Monitor saturasi - Pernafasan cepat
dinding dada oksigen dan dalam
3. Posisikan semi fowler - Adanya otot
atau fowler pernafasan
4. Berikan oksigen tambahan berupa
otot intercosta
- Spo2 98%
A: Masalah pola nafas
tidak efektif belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan
dan pemantauan
respirasi
2 Nyeri kronis Manajemen 1. Identifikasi lokasi, S:
berhubungan nyeri karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan
dengan frekuensi, kualitas, nyeri di dada kiri
infiltrasi tumor intensitas nyeri belum berkurang
2. Identifikasi respon P: nyeri akibat benjolan
nyeri non verbal di dada kiri yang
3. Berikan analgesik membesar
sesuai terapi Q: nyeri seperti
4. Ajarkan teknik tertusuk-tusuk
nonfarmakologis R: nyeri terasa di area
untuk mengurangi dada sampai ke lengan
nyeri tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung
terus menerus
- Pasien mengatakan
merasa lebih
nyaman setelah
menggunakan teknik
nafas dalam namun
tidak mengurangi
rasa nyeri
O:
- Pasien terlihat
meringis menahan
nyeri
- Pasien terlihat
berhati-hati saat
bergerak terutam
asaat memiringkan
tubuhnya
A: Masalah Nyeri
Kronis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen
3 Defisit nutrisi Manajemen 1. Identifikasi status S: Anak pasien
berhubungan nutrisi nutrisi mengatakan ibunya
dengan 2. Monitor asupan hanya makan 4 sdm
Kurangnya makanan O:
asupan - IMT 16,8 (berat
makanan 3. Monitor berat badan badan kurang)
4. Monitor hasil - Terlihat pasien tidak
pemeriksaan menghabiskan porsi
laboratorium makannya
5. Berikan medikasi - Tidak ada
peningkatan BB
- Belum ada hasil lab
yang terbaru
A: Masalah Defisit
nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
4 gangguan pola 1. Keluhan sulit Dukungan tidur Mengajarkan 1. Identifikasi pola S: Pasien mengatakan
tidur tidur, menurun pengaturan aktivitas dan tidur sulit tidur karena nyeri
2. Keluhan aktivitas istirahat 2. Identifikasi faktor O: -
sering terjaga, pengganggu tidur A: Masalah gangguan
menurun 3) Modifikasi pola tidur belum
3. Keluhan lingkungan teratasi
istirahat tidak (pencahayaan, P: Lanjutkan intervensi
cukup, kebisingan dan Dukungan tidur
menurun
4. Kemampuan tempat tidur)
beraktivitas 4) Ajarkan relaksasi
meningakat otot autogenetic atau
cara non-farmakologi
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan studi kasus dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien Carsinoma
Mammae, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengkajian yang didapat dari anamnesa pasien dengan Carsinoma mammae
yang dikelola dalam studi kasus ini menunjukan adanya kesesuaian dalam teori yang
telah dibuat, hasil pengkajian sesuai dengan tingkat keparahan penyakit pasien
berupa data subjektif dan objektif. Pemeriksaaan fisik dilakukan dengan cara head to
toe pada Ny. S ditemukan keadaaan klinis adanya pertumbuhan masa yang
berkonsisten padat pada area dada dan ada pembengkakan pada lengan kiri
(limfaderma).
2. Perencanaan pada studi kasus ini pada dasarnya sesuai dengan teori, karena penulis
menggunakan buku sumber yang ada dan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
didapatkan, di dalam perencanaan keperawatan memuat unsur SMART, yaitu
Specific (rumusan tujuan harus jelas), Measurabel (dapat diukur), Achievable (dapat
dicapai bersma pasien), Realistic (dapat dicapai dan nyata), dan Timing (harus ada
target waktu). Adanya penambahan dan pengurangan dari rencana asuhan
keperawatan dengan teori yang ada dikarenakan penulis berusaha untuk
menyesuaikan antara rencana dengan kondisi klien dan fasilitas yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu Sarah, 2020, ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S Dengan


CARSINOMA MAMMAE DI RUANG RUBY ATAS RSUD DR. SLAMET GARUT

Anda mungkin juga menyukai