Anda di halaman 1dari 29

OLEH:

SAFRIANTI ZULMA (NR224201034)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA

2023
KATA PENGHANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam


semesta, tidak lupa selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw.,karena atas rahmat dan karunia Allah makalah ini dapat kami
selesaikan. Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen, teman –
teman dan semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Asuhan
Keperawatan ini. Sehingga ASKEP yang berjudul “KANKER PAYUDARA“
diselesaikan dengan lancar.

Demikianlah Asuhan keperawatan ini kami susun. Dengan harapan


asuhan keperawatan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kami
menyadari bahwa askep ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, semua
krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan agar menjadi
lebih baik, jelas dan lebih sempurna.

Kepada Allah SWT.,kami mohon rahmat dan hidayah-Nya. Semoga


usaha yang dilakukan ini dalam keridaan-Nya selalu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.,

RAHA,17 JANUARI 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………...........….
DAFTAR ISI………………………………………………………......…
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG………………………………………........
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………...
3. TUJUAN………………………………………………………….
BAB II TINJAUAN TEORI
1. DEFINIS.........................................................................................
2. ETIOLOGI.....................................................................................
3. TANDA DAN GEJALA...............................................................
4. PATOFLOW.................................................................................
5. PENCEGAHAN..........................................................................
6. PENANGANAN.........................................................................
7. PENATALAKSANAAN...............................................................
BAB III TINJAU KASUS
1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA
2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN..............................................
3. INTERVENSI...............................................................................
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN...................................................
5. IMPLEMENTASI.........................................................................
6. EVALUASI..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum


wanita, penyebab kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara 18
hingga 54 tahun, perempuan yang berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit
kanker payudara berjumlah 25% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang
lebih tua (Lee, 2008, hlm 38).
Angka kejadian atau prevalensi kanker payudara akan selalu bertambah
setiap tahun. Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian di dunia.
Saat ini, kanker payudara memiliki peringkat 5%-10% dari seluruh jenis
kanker. Dilaporkan angka kejadian di seluruh dunia melompat 2 kali lipat, ini
merupakan tingkat kenaikan tertinggi sepanjang 30 tahun terakhir, WHO
(World Healthy Organization) memperkirakan angka kejadian dari tahun 2009
terdapat 11 juta yang terkena kanker dan tahun 2030 akan bertambah menjadi
27 juta kematian akibat kanker dari 7 juta menjadi 17 juta, sehingga akan
didapatkan 75 juta orang yang hidup dengan kanker pada tahun 2030 nanti.
Ditahun-tahun mendatang problem kesehatan yang khususnya bagi Negara-
negara berkembang adalah kanker payudara, dengan peningkatan angka
kejadian hingga 70%, dan pada tahun 2002 secara global tercatat 10,9 juta
kasus kanker dengan angka kematian 6,7 juta orang (Yohanes, 2008).
Kenaikan jumlah kasus kanker payudara terkait dengan kenaikan masa
hidup wanita di seluruh dunia dan pertumbuhan populasi, selain itu, faktor
kebiasaan merokok dan diet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
terjadinya kanker payudara (Wibisono, 2009, hlm 71).
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada daerah di Amerika Serikat
(mencapai diatas 100/100.000, berarti ditemukan 100 penderita dari 100.000
orang), The Amerika Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2000,
552.200 orang Amerika akan meninggal akibat kanker, dan 40.800 atau 7% di
antaranya adalah perempuan penderita kanker payudara, ini berarti 15%
perempuan yang meninggal disebabkan kanker payudara (Purwoastuti, 2008,
hlm. 14).
Ibrahim (2008) menyatakan bahwa, di Indonesia kanker payudara adalah
jenis kanker yang menempati urutan kedua sesudah kanker leher rahim pada
wanita, hasil penelitian membuktikan bahwa kanker payudara dari 26 kasus per
100.000 penduduk setiap tahunnya wanita yang mengalami kanker payudara.
Karena di Indonesia tidak memprioritaskan penanggulangan masalah kanker
dan masalah lain dianggap lebih penting, baik masalah ekonomi, politik,
maupun masalah kesehatan lain misalnya infeksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. pengertian dari kanker payudara ?
b. sebutkan etiologi dari kanker payudara ?
c. jelaskan tanda dan gejala dari kanker payudara ?
d. bagaimana bentuk patoflow dalam kanker payudara ?
e. bagaiman pencegahan dari kanker payudara ?
f. bagaimana proses penatalaksanaan dari kanker payudara ?

1.3 TUJUAN
a. Dapat mengetahui pengertian dari kanker payudara
b. dapat mengetahui tentang etiologi dari kanker payudara
c. mengetahui tentang tanda dan gejala dari kanker payudara
d. patoflow
e. mengetahui tentang pencegahan dari kanker payudara
f. mengetahui penatalaksanaan dari kanker payudara
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-
sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase
bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang
belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit,
dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. (http//www.pikiran-
rakyat.com.jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk)

2.2 ETIOLOGI

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa


faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm


Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker
payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja
membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang
diantaranya berubah ke arah sel ganas.
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
 Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
 Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

c. Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama


dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

d. Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

e. Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

f. Preparat hormon estrogen : Penggunaan preparat selama atau lebih dari


5 tahun.
g. Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada


wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik
T, 2005, hal : 43-46).

 Anatomi fisiologi payudara


i. Anatomi payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,


sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
kelenjar interpektoralis.
ii. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan


pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh
ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise,
telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar


hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang
timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan


payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)

 Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada


jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon
dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung


reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya
dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara
normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen
Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker payudara
hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone
treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy).
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)

2.3 TANDA DAN GEJALA

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda


dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur.

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa
digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan
biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker
stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit
payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit
jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di


ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal
dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau,
mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada
payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling
puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik,
puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau
pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

 Klasifikasi kanker payudara


Tumor primer (T)
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
5. T2 : Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke
dinding thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis
 Nodus limfe regional (N)
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak
melekat.
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
 Metastas jauh (M)
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

STADIUM Kanker Payudara :

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)
atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
(Setio W, 2000, hal : 285)

2.4 PATOFLOW
2.5 PENCEGAHAN

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya


benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada


payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput,
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu
atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa
ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh
secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak
kanan
(www.vision.com jam 10.00, Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber :
Ramadhan)
2.6 PENANGANAN
 Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan
yang luas dengan kulit yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua
kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
d. Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
e. Mastektomi radikal : Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor
dibawahnya : seluruh isi aksial.
f. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
 Non pembedahan
a. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

b. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

c. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,


antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002,
hal : 1596 – 1600).
2.7 PENATALAKSANAAN

Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara


menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih
setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran,
kemoterapi dan obat penghambat hormon.

Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat


pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang


berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-
obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang
menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan
sel kanker di seluruh tubuh.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,


pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium
dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data,


sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

a. Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan


proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan
untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .

b. Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan
petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.Data yang
disimpulkan meliputi :

 Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

 Riwayat keluhan utama.


Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara,
adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

 Riwayat kesehatan masa lalu


1. Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
2. Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
 Pengkajian fisik meliputi :

1. Keadaan umum
2. Tingkah laku
3. BB dan TB
4. Pengkajian head to toe

 Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya


menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran
ureum dan kreatinin.
 Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
 Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae
adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan
pemeriksaan reseptor hormon.
 Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
 Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan
sesudah masuk RS.
 Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
 Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
c. Klasifikasi Data
Data pengkajian :
o Data subyektif
 Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga,
mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan
nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan
menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur,
harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah,
riwayat keluarga.
o Data obyektif
 Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik
atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan
kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
d. Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan


daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah
yang didapat pada klien.

e. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
lengan/bahu.
3) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4) Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6) Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya
informasi.
7) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
intake tidak adekuat.
f. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan


perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah
diketahui.Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi,
rasional, implementasi dan evaluasi.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa


tumor ditandai dengan :

1. DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri


menjalar ke kanan.

2. DO : - Klien nampak meringis

- Klien nampak sesak

- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi.

Kriteria :

1) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang


2) Nyeri tekan tidak ada
3) Ekspresi wajah tenang
4) Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.

2) Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara


efektif dan dapat mengurangi nyeri.

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan


memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

4) Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya


peningkatan nyeri.

5) Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri


tidak dipersepsikan.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
lengan/bahu.Ditandai dengan :

 DS : - Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.


- Klien mengeluh badan terasa lemah.
- Klien tidak mau banyak bergerak.
 DO : - klien tampak takut bergerak.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria : - Klien dapat beraktivitas sehari – hari.


- Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

6) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada


keterbatasan gerak.

7) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.

8) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam


gerakan dan postur.

Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.Ditandai dengan :

1. DS :

 Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.


 Ekspresi wajah tampak murung.
 Tidak mau melihat tubuhnya.

2. DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.


Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria :

1. Klien tampak tenang


2. Mau berpartisipasi dalam program terapi
3. Intervensi :
1. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan


penerimaan, sehingga pasien dapat membuat
rencana untuk masa depannya.

2. Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan


dapat dikenali dan diukur.

3. Diskusikan tanda dan gejala depresi

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan


gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut
reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.

4. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian


prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang


lengkap, mendekati normal.

5. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

Ditandai dengan :

1) DS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya

2) DO : - Klien jarang bicara dengan pasien lain

- Klien nampak murung.

Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.


Kriteria :

o Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.


o Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

9) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap


penyakitnya.

Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses


pemecahan masalah.

10) Tinjau ulang efek pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses


adaptasi.

11) Berikan dukungan emosi klien.

Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.

12) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.

DO : • Adanya balutan pada luka operasi.

• Terpasang drainase
• Warna drainase merah muda

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria :1.Tidak ada tanda – tanda infeksi.

2.Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

13) Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

14) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.

15) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi

16) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses


infeksi.Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Ditandai dengan :

DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

DO : Ekspresi wajah murung/bingung.


Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria :1.Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.

2.Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan


pengobatannya.

Intervensi :

17) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan


yang akan datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat


pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

18) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan


pemasukan cairan yang adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume


sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.

19) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.

Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan


meningkatkan perasaan sehat.

20) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan
minyak.

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan


menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.

21) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang
masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.

22) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat, ditandai dengan :

DS : • Klien mengeluh nafsu makan menurun

• Klien mengeluh lemah.

DO : -Setengah porsi makan tidak dihabiskan.

-Klien nampak lemah.

-Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.

-Hb 10,7 gr %.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria :1.Nafsu makan meningkat

2.Klien tidak lemah

3.Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :

i. Kaji pola makan klien

Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan


dalam tindakan selanjutnya.

ii. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.

iii. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

iv. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga.

v. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien

Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk


kebutuhan energi.

 Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana


rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang
telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap


biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,
kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons
pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada
penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data,
dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya.
 Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil


yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi
keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan


pasien ke arah pencapaian hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai