Anda di halaman 1dari 16

ASUAHAN KEPERAWATAN PADA TN.

J DENGAN

CA MAMMAE DI RUANGAN BEDAH

OLEH :

NADYA DEFAHMI

18112191

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

(................……….....) (......................................)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWAATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP TEORI

1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran
kelenjar, dan jaringan penunjang payudara (Luwia, 2003). Menurut Cahyani
cit Pramadhiani (2000) kanker payudara adalah benjolan pada payudara yang
tumbuh secara abnormal terus menerus dan tidak terkendali.
Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada
wanita merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45
dan 64 tahun (Elizaberth J. Corwin, 2000 : G67)
Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena
kanker pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994.
(Danielle Gale, RN. MS, 1999 : 127)
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak dikuadran lateral atas (Mansjoer, 2000 : 283).

2. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya
serangkaian factor genetic, hormonal dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapat menunjang terjadinya kanker ini. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun
untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid yang dihasilkan
oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradiol
dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). (Nurarif &
Kusuma, 2015). Factor-faktor risiko timbulnya Ca Mammae menurut Brunner
& Sudarth, 2015 : 1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko
mengalami kanker payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun. 2.
Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari
wanita dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya
terkena kanker sebelum berusia 60 tahun, risiko meningkat 4 sampai 6 kali
jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung. 3. Menarke
dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat
kelahiran anak pertama. Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia
30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada usia 20
tahun. 9 5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun
meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan,
wanita yang telah menjalani ooferoktomi bilateral sebelum usia 35 tahun
mempunyai risiko sepertiganya. 6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita
yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative
mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara, wanita
dengan hyperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali lipat untuk
mengalami penyakit ini. 7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa
pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat. 8. Obesitas-
risiko terendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiaganosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi
yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat. 9. Kontrasepsi
oral. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, risiko tinggi ini menurun dengan
cepat setelah penghentian medikasi. 10. Terapi penggantian hormone. Wanita
yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan
menggunakannya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat
mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesterone terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal ini
tidak menurunkan kanker payudara. 10 11. Masukan alkohol. Sedikit
peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang mengonsumsi bahkan dengan
hanya sekali minum dalam sehari. Di Negara dimana minuman anggur
dikonsumsi secara teratur misal Prancis dan Itali, angkanya sedikit lebih
tinggi. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda yang minum
alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun
terakhirnya. Beberapa factor risiko seperti usia dan ras, tidak dapat diganggu
gugat. Namun, beberapa risiko dapat dimodifikasi khususnya yang berkaitan
dengan lingkungan dan perilaku. Seperti kebiasaan merokok, minum alkohol
dan pengaturan pola makan. Risiko seorang wanita menderita kanker payudara
dapat berubah seiring dengan waktu. (Astrid Savitri, dkk.,2015).
3. Tanda dan Gejala 
a. Benjolan atau penebalan pada payudara. Ditemukan pada wanita itu
sendiri akan tetapi Kebanyakan ditemukan kebetulan tidak dengan
pemerikasaan SADARI
b. Pada tahap lanjut, kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu
nyeri
i. Nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting
ii. Kulit peau d’orange
iii. Kulit tebal dengan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
iv. Ulserasi pada payudara
c. Bila sudah metastasis
i. Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
ii. Batuk menetap
iii. Anoreksi atau BB
iv. Gang pencernaan
v. Pusing, penglihatan kabur dan kepala
d. Pembesaran kelenjar getah bening
(Gale .1991 : 128)

4. Anatomi dan Fisiologi

Jaringan payudara di bentuk oleh gladula yang sifatnya yaitu


memproduksi sebuah air susu atau disebut juga dengan (lobulus) yaitu yang
biasanya dialirkan ke arah putting atau disebut (nipple) yaitu melalui duktus.
Struktur lainnya yaitu adalah sebuah jaringan lemak yang juga merupakan
sebuah komponen yang terbesar, dan connective tissue, dengan pembuluh
darah dan juga saluran yang beserta kelenjar limfatik. Maka Setiap dari
payudara itu akan mengandung kira-kira 15-20 lobus yang dapat tersusun
sirkuler. Pada Jaringan lemak (subcutaneous adipose tissue) yaitu yang
membungkus satu lobus dapat memberikan sebuah bentuk dan ukuran dari
payudara. Pada Tiap lobus itu juga terdiri dari beberapa lobules yang juga
merupakan tempat untuk produksi air susu yang berfungsi sebagai respon dari
suatu signal dan hormonal. Terdapat 3 macam jenis hormon yang bisa
mempengaruhi daripayudara yaitu yakni estrogen, progesterone, dan
prolactin., yang menyebabkan jaringan grandula payudara dan di uterus terus
mengalami banyak perubahan selama dalam menjalani siklus menstruasi. dan
Areola adalah hiperpigmentasi di sekitar nipple. Jaringan pada payudara juga
dapat didukung oleh sebuah ligamentum suspensorim cooper. Dan sebuah
Ligament ini akan terus berjalan sepanjang jalur parengkim dan juga dari fasia
bagian dalam atau (deep fasia) dan akan melekat ke bagian dermis. Jika
ligamentum inimemendek oleh karena infiltrasi sel kanker, akan menarik
dermis yang memberikan gambaran skin dampling. Tidak ada otot dalam
payudara, tapi otot terletak dibawah payudara dan menutup iga. Aliran darah
ke arah kulit payudara itu tergantung juga pada pleksus subdermal,juga beserta
yang terhubung dengan pembuluh darah yang sangat dalam atau bisa juga
disebut dengan (deeper vessel) fingsinya yang akan mensuplai aliran darah ke
parengkim payudara. Suplai darah berasal dari:

1. perforator dari arteri mamaria interna.

2. Arteri torakalis lateralis.

3. Arteri torakodorsalis.

4. Perforator arteri interkostalis.

5. Arteri torakoakromialis.

Innervasi sensori berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial


nervus interkostalis T3-T5. Nervus supraklavikula atau yaitu yang berasal juga
dari pleksus servikalis dan akan juga mensarafi bagian paling atas dan pada
bagian lateral payudara. Para peneliti meyakini sensasi daerah nipple berasal
cari cabang cutaneous lateral T4. Pembuluh darah dari limfatik dan dari
kelenjar getah bening (kgb) dari glandula payudara dalah sangat penting.
Pembuluh limfatik ini akan berjalanjalan di tepi bagian lateral di muskulus
pektoralis mayor dan akan bersatu dengan kgb pectoral, yang akan selalu
mengiringi pembuluh darah torakalis lateralis. Kelenjar getah bening
menyebar ke muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik kemudian ke
kgb aksila (mesenterika superior dan interpektoral). Jalur limfatik drainage
lainnya adalah melalu pektoralis mayor dekat garis parasternal dan melalui
intercostal space menuju kgb parasternal yang terletak sepanjang pembuluh
darah mammaria interna.

5. Patofisiologi
Untuk dapat menegakkan diagnosa kanker dengan baik, terutama
untuk melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang
proses terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor atau neoplasma
merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri proliferasi yang berlebihan
dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi
abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
suatu sel yang mengalami transformasi 11 maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel ganas di antara sel normal (Wijaya dan Putri, 2013). Sel
kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas
kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan
kulit. Sel kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat
dan merusak pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit.
Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul
luka kanker. Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri, baik bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan
menginfeksi dasar luka kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas
kapiler kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan
yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada
jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor
nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis, akibatnya timbul gejala nyeri
yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat
rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah
pendarahan. Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang
banyak keluar akan menyebabkan masalah psikologis pada pasien. Akhirnya,
pasien cenderung merasa rendah diri, mudah marah atau tersinggung, menarik
dini dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut yang akan menurunkan kualitas
hidup pasien kanker (Astuti, 2013).

6. WOC

Faktor Resiko :

- Genetik

- Hormonal Pertumbuhan sel abnormal

- Merokok, alcohol,
pola makan Hyperplasia pada sel mamae

CA MAMMAE

Mendesak jaringan Mensuplai nutrisi ke Mendesak


sekitarnya jaringan Ca pembuluh darah

Pembengkakan Mammae Pe hipermetabolisme Aliran terhambat


jaringan lain - BB turun hingga terjadi hipoxia
Peningkatan massa tumor
Ketidakseimbangan Nutrisi Bakteri patogen
Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Keluar cairan putih
di nanah

Tindakan Pembedahan

Pre Op Efek anastesi Post Op

Ketidakedektifan
Massa tumor Pola Nafas Fisiologi Psikologi
Stress
psikologi mendesak
7. Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru,
tulang, hati dan ovarium. Angka bertahan hidup bergantung pada stadium
satadium I (tumor <>)
10 Klasifikasi

Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)


TA : Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak Terbukti adanya tumor primer
T15 : Kanker in situ
Kanker intraduktal / lobural in situ
Penyakit pengetahuan pada papilla tanpa terasa tumor
T1 : Tumor <>
T1a tumor <>
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 1-2 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada
kulit.
Dinding dada termasuk kosta, otot interkesta, otot seratus interior tidak
termasuk otot pektroralis
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema pear d’orange ulserasi, nodul satelit pada daerah payudara
yang sama
T4c :T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflammation = mastitis karsinomato E15
Nx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
N02 : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang tidak
melekat
N2 : Teraba pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
Mx : Metastasisi jauh tidak dapat dilanjutkan
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasisi jauh, termasuk ke kelenjar suprakavikula

8. Penatalaksanaan
a. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
b. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
c. Rekonstruksi payudara
d. Pemberian konseling dan dukungannya
(J. Corwin, 2000 : 659)
e. Pembedahan / Biopsi
Terjadinya untuk menemukan bila ada masa malignasis dan kanker
payudara tersebut. Ada dua jenis prosedur :
1) Prosedur satu tahap dilakukan dengan anastesi umum dengan
potongan beku cepat.
2) Prosedur dua tahap dilakukan dengan anastesi lokal dan
tersebut dipulangkan kerumah.
f. Terapi Radiasi
Sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap satu dan dua
Kemoterapi.

9. Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya


benjolan di mammaenya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, mammae agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut:

a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada


mammae. Biasanya kedua mammae tidak sama, putingnya juga tidak terletak
pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau
puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau
darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
mammae.

c. Bungkukkan badan hingga mammae tergantung ke bawah, dan


periksa lagi.

d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang


kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah mammae kiri dengan
telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada mammae.
Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak
kiri.

Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya


kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah
benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini
penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
Lakukan hal yang sama untuk mammae dan ketiak kanan.
B. ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Biasanya meliputi : nama, umur, jenis kelamin, No. MR, alamat, tempat
tinggal, tempat tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan.

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya mengkaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau
pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
b. Riwayat kesehatang sekarang
Biasanya keluhan klien, yaitu bagaimana nyeri dirasakan oleh klien,
regional yaitu nyeri menjalar kemana, Safety yaitu posisi yang
bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan
Time yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri tersebut.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya Mengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita
penyakit kolelitiasis. Penyakit kolelitiasis tidak menurun, karena
penyakit ini menyerang sekelompok manusia yang memiliki pola
makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Tapi orang dengan riwayat
keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibanding dengan
tanpa riwayat keluarga.

2. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOO)


1. Kulit.
Warna kulit apakah normal, pucat atau sianosis, rash lesi, bintik–bintik,
ada atau tidak. Jika ada seperti apa, warna, bentuknya ada cairan atau
tidak, kelembaban dan turgor kulit baik atau tidak..
2. Kepala.
Simetris Pada anak dengan glomelurus nefritis akut biasanya ubun-
ubun cekung, rambut kering.
3. Wajah.
Biasanya simetris, tidak ada pembekan , tidak ada edema
4. Mata.
Pada mata biasanya simetris dengan apakah ada edema pada kelopak
mata, konjungtiva anemis, pupil anisokor, dan skelera anemis.
5. Telinga.
Bentuk, ukuran telinga, kesimetrisan telinga, warna, ada serumen atau
tidak, ada tanda – tanda infeksi atau tidak, palpasi adanya nyeri tekan
atau tidak.
6. Hidung.
Bentuk, posisi, lubang, ada lendir atau tidak, lesi, sumbatan,
perdarahan tanda–tanda infeksi, adakah pernapasan cuping hidung atau
tidak dan nyeri tekan.
7. Mulut Warna mukosa mulut dan bibir, tekstur, lesi dan stomatitis.
Langit– langit keras (palatum durum) dan lunak, tenggorokan, bentuk
dan ukuran lidah, lesi, sekret, kesimetrisan bibir dan tanda–tanda
sianosis.
8. Dada.
Biasanya Kesimetrisan dada, adakah retraksi dinding dada, adakah
bunyi napas tambahan (seperti ronchi, wheezing, crackels), adakah
bunyi jantung tambahan seperti (mur mur), takipnea, dispnea,
peningkatan frekuwensi, kedalaman (pernafasan kusmaul).
9. Abdomen.
Inspeksi perut tampak membesar, palpasi ginjal adanya nyeri tekan,
palpasi hepar, adakah distensi, massa, dengarkan bunyi bising usus,
palpasi seluruh kuadran abdomen. Biasanya pada Kolelitiasis terdapat
nyeri pada perut bagian kanan atas.
10. Ekstremitas.
Inspeksi pergerakan tangan dan kaki, kaji kekuatan otot, palpasi ada
nyeri tekan, benjolan atau massa.

3. POLA KEBIASAAN
a. Makan
Biasanya klien makan 3x sehari
b. Minum
Biasanya klien 5-6 sehari
c. BAB DAN BAK
Biasanya BAB 1 dalam sehari & BAK 3-4 kali dalam sehari
d. Istirahat tidur
Biasanya sebelum sakit tidur cukup dan nyenyak

4. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Biasanya berisi tentang keinginan klien untuk segera sembuh dan segera
pulang, keadaan mental dalam dirinya.

5. PENGKAJIAN SPRITUAL
Biasanya berisi tentang keyakinan dan kepercayaan klien akan kembuhan
keyakinan terhadap agama, keinginan untuk rnemenuhi kewajiban agama
serta kebutuhan untuk mendapatkan kesembuhan.

6. DAFT AR MASALAH
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (stres, keengganan untuk makan)

7. INTERVENSI

DIAGNOSA SLKI SIKI


1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Menejemen nyeri
agen pencedera intervensi (I.08238)
fisiologis Tingkat nyeri - identifikasi lokasi,
(L.08066) karakteristik durasii,
Espektasi menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
- Keluhan nyeri - identifikasi skla nyeri
menurun (skala 5) - identifikasi respon nyeri
- Meringis menurun non verbal
(skala 5) - identifikasi faktor yang
- Gelisah menurun memperberat dan
(skala 5) memperingan nyeri
- Kesulitan yidur - Identifikasi pengethaun
menurun (skala 5) dan keyakinan tentang
- frekuensi nadi hyeri
membaik (skala 5) - Identifikasi pengasuh
- pola nafas membaik nyeri pada kualitas hidup
(skala 5) - monitor keberhasilan
- Tekanan darah terapi komplementer
membaik (skala 5) yang sudah di berikan
- Fungsi berkemih - Monitor efek samping
membaik (skala 5) penggunaan analgetik
- Nafsu makan Terupetik :
membaik (skala 5) - kompres hangat/dingin
- pola tidur membaik - fasilitasi istirahat dan
(skala 5) tidur
Edukasi
-jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
2 Defisit nutrisi Stelah di lakukan Menejemen nutrisi
b.d (stres , intervensi (I.03119)
keengganan status nutrisi observasi
untuk makan (L.03030) ekspektasi - identifikasi status
membaik, dengan nutruisi
kriteria hasil : - identifikasi alegi dan
- porsi makan yang di intoleransi makanan
habiskan meningkat - identifikasi makan yang
(skala 5) di sukai
- kekuatan otot - identifikasi kebutuhan
mengunyah membaik kelaori dan jenis nutrien
(skala 5) - monitor asupan makann
- kekuatan otot - Monitor berat badan
menelan meningkat Terupetik
(skala 5) - lakukan oral higiene
- serum albumin sebelum makan
meningkat (skala 5) - fasilitasi menetukan
- Verbalisasi pedoman diet
keinginan untuk - sajikan makann secara
meningkatkan nutrisi menrik
meningkat (skala 5) - berikan makan tinggi
- pengetahuan tentang kalori dan tinggi protein
pilihan makanan yang - berikan suplemen
sehat meningkat makanan jika perlu
(skala 5) Hentikan pemberian
- pengetahuan tentang makanan melalui selang
pilihan minuman yang nanalgetik jika asupan
sehat meningkat oral dapat di di toleransi
(Skala 5) Edukasi
- pengetahuan tentang - anjurkan posisi duduk
standar asupan nutrisi - ajarkan diet yang di
yang tepat meningkat program kan
(skala 5) Kolaborasi
- penyiapan dan - kolaborasi pemberian
penyimpanan medikasi sebelum makan
makanan yang aman - kolaborasi dengan ahli
meningakt (skala 5) gizi untuk menentukan
- perasaan cepat jumlah kalori dan jenis
kenyang menurun nutrien yang di butuhkan
(skala 5) jika perlu.
- Nyeri abdomen
menurun (skala 5)
- Sariawan menurun
(skala 5)
- Rambut rontok
menurun (skala 5)
- Diare menurun
(skala 5)
- Berat badan
membaik (skala 5)
- Indek massa tubuh
membaik (skala 5)
- Frekuensi makan
membaik (skala 5)
- Nafsu makan
membaik (skala 5)
- Bising usus
membaik (skala 5)
- Membran mukosa
membaik (skala 5)

Anda mungkin juga menyukai