OLEH
SANTRYATI
UNIVERSITAS KARYA
PERSADA
MUNA
DIABETES MELLITUS PADA IBU HAMIL
1. PENGERTIAN
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010).
Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus
apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria (buang air
berlebih), polidipsi (rasa haus) dan polifagi (peningkatan selera makan) disertai
dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126
mg/dl.
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus
Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang
hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala
utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air kecil (polyuri),
selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang
membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya
penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan
sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain
kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada
kehamilan normal.
2. ETIOLOGI
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya
glikogenesis, dan konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita.
Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan jumlah. Misalnya hormon
kortisol, estrogen, dan human placental lactogen (HPL). Peningkatan jumlah
semua hormon tersebut saat hamil mempunyai pengaruh terhadap fungsi
insulin dalam mengatur kadar gula darah. Kondisi ini menyebabkan suatu
kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut sebagai "insulin resistance".
4. PATOFISIOLOGI
Pada diabetes mellitus gestisional, selain perubahan-perubahan fisiologi
tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi
insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi (Glukosa) dalam
plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi dalam membran plasenta, dimana akan disirkulasikan ke janin
sebagai sumber energi. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia).
5. PEMERIKSAAN DIAGOSIK
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah
Pemeriksaan glukosa darah
Urine
Kulturpus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan keperawatan
Menurut PERKENI 2015 komponen dalam penatalaksan DM yaitu:
a. Diet
Syarat diet endaknya dapat
- Memperbaiki kesehatan umum penderita
- Mengarahkan pada berat badan normal
- Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
- Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
Prinsip diet DM, adalah:
Jumlah kalori yang diberikan harus habis,
jangan
dikurangi atau ditambah
Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
Keterangan :
b. Olahraga
c. Edukasi
2. Penatalaksanaan
a. Terapi dengan insulin
Terapi farmakologi untuk pasien diabetes melitus geriatri tidak
berbeda dengan pasien dewasa sesuai dengan algoritma, dimulai dari
monoterapi untuk terapi kombinasi yang digunakan dalam
mempertahankan kontrol glikemik. Apabila terapi kombinasi oral gagal
dalam mengontrol glikemik maka pengobatan diganti menjadi insulin
setiap harinya. Meskipun aturan
Thiazolidinediones
Pioglitazone adalah obat anti-diabetes (thiazolidinedione-type, juga
disebut “glitazones”) yang digunakan bersamaan dengan diet dan
program olahraga untuk mengontrol tingginya gula darah pada
pasien dengan diabetes tipe 2. Cara kerjanya dengan membantu
mengembalikan respon memiliki tingkat kepekaan insulin yang baik
dan dapat meningkatkan efek insulin dengan mengaktifkan PPAR
alpha reseptor. Rosiglitazone telah terbukti aman dan efektif untuk
pasien lanjut usia dan tidak menyebabkan hipoglekimia. Namun,
harus dihindari pada pasien dengan gagal jantung.
Thiazolidinediones adalah obat yang relatif.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes melitus akut bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu
peningkatan dan penurunan kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini
memerlukan penanganan medis segera. Jika terlambat ditangani, bisa
menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang, hingga kematian.
1) Data demografi
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register.
a. Keluhan utama
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak
kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
b. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit
jantung seperti Infark miokard atau punya riwayat DM saat
kehamilan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang
menderita DM.Riwayat diabetes mellitus dalam
keluarga.
d. Riwayat kehami
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena
kehamilan, infertilitas, bayi low gestasional age,
riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas,
anomali congenital, aborsi spontan, polihidramnion,
makrosomia, pernah keracunan selama kehamilan.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
kesadaran composmentis, lemah, letih, sulit bergerak atau
berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat
dan tidur.
2) Sistem kardiovaskuler
adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut,
klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada
kaki, penyembuhan yang lama. takikardia, disritmia, krekels,
kulit panas, kering dan kemerahan.
3) Sistem respirasi
frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping
hidung, tidak ada ronchi, whezing, stridor.
4) Sistem urogenital
2. Diagnosa Keperawatan
13) Resiko cedera pada ibu (D.0137) d.d besarnya ukuran janin,
persalinan lama, usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun), perubahan
hormonal
14) Resikio cedera pada janin (D.0138) d.d besarnya ukuran
janin, persalinan lama, usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun)
Keperawatan (SLKI)
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
insulin,jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan
IV,jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
kalium,jika perlu
2 Tujuan : Setelah dilakukan Manajemen Hipoglikemia
Ketidakstabilan
kadar glukosa intervensi selama 3 X 8 jam,
Observasi
darah : maka status kestabilan kadar
hipoglikemia glukosa darah pasien 1. Identifikasi tanda dan gejala
(D.0027) b.d meningkat. (L.05022) hipoglikemia
hiperinsulinemia
Kriteria hasil : 2. Identifikasi kemungkinan
1. Tingkat Kesadaran penyebab hipoglikemia
pasien meningkat
(komposmentris) Terapeutik
2. Rasa haus pasien 3. Berikan kerbohidrat sederhana,
menurun jika perlu Berikan glukagon,
jiperlu
3. Lelah/lesu pasien Edukasi
menurun 4. Anjurkan memakai identitas
4. Kadar glukosa darurat yang tepat
5. Anjurkan monitor kadar
dalam darah glukosa darah
pasien membaik 6. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
(70-130 mg/dl) (tanda dan gejala, risiko, dan
pengobatan hipoglikemia)
5. Kadar glukosa
dalam urine 0-15
mg/dl
Kolaborasi
6. Tes toleransi gula
oral (<140 mg/dl) 7. Kolaborasi pemberian
dekstrose, jika perlu
7. Jumlah urine psien
membaik 400- 8. Kolaborasi pemberian
glukagon, jika perlu
2000 ml/hari
Edukasi