Anda di halaman 1dari 26

Referat Diabetes

Mellitus
Pembimbing : dr. Hadi Sulistyanto, SpPD, MH Kes, FINASIM
dr. Widi Budianto, SpPD
Disusun oleh : Susan Natalia (406138006)

Definisi

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes mellitus


merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.

Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan


kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari
sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut ataupun relatif dan
gangguan fungsi insulin.

Epidemiologi

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi


Diabetes Mellitus sebesar 2,1%.

Berdasarkan data tersebut, prevalensinya meningkat seiring bertambahnya


umur, namun menurun setelah usia di atas 65 tahun.

Prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat


pendidikan tinggi dan dengan kemampuan materi yang tinggi.

Klasifikasi
Tipe 1

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut


Autoimun
Idiopatik

Tipe 2

Bervariasi, mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi


insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin bersama
resistensi insulin.

Tipe lain

Defek genetik fungsi sel beta


Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

Diabetes Mellitus Gestasional

Diagnosis

Kecurigaan adanya Diabetes Mellitus perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan


klasik seperti tersebut dibawah ini:

Keluhan khas Diabetes Mellitus berupa: poliuria, polidipsia, polifagia,


penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

Keluhan tidak khas Diabetes Mellitus: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Diagnosis
No

Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus

1.

Kadar A1C 6,5%. Uji kadar A1C harus dilakukan pada laboratorium yang
menggunakan metode yang sudah tersetifikasi dan terstandardisasi *
Atau

2.

Glukosa Plasma Puasa 126 g/dl (7,0 mmol/L). Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan setidaknya 8 jam *
Atau

3.

Glukosa Plasma 2 jam 200 mg/dL (11,1 mmol/L) pada TTGO. TTGO dilakukan dengan
standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa
anhidrus yang dilarutkan ke dalam air *
Atau

4.

Gejala klasik DM (hiperglikemia atau krisis hiperglikemi) + glukosa plasma puasa 200
g/dL (11,1 mmol/L)
* Kriteria diagnostik tersebut harus dikonfirmasi ulang, apabila tidak terdapat gejala
khas hiperglikemia

Diagnosis

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari


(dengan karbohirat yang cukup) dan kegiatan jasmani seperti biasa.

Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan,


minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan.

Diperiksa kadar glukosa darah puasa.

Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 g/kgbb (anak-anak),


dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2


jam setelah minum larutan glukosa selesai

Diperiksaa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok.

Penatalaksanaan

Tujuan :

Jangka pendek

Menghilangkan keluhan/gejala Diabetes Mellitus dan mempertahankan rasa nyaman


dan sehat.

Jangka panjang

Mencegah penyulit, baik makroangiopati, mikroangiopati maupun neuropati,


dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas mortilitas Diabetes Mellitus.

Pilar pengelolaan DM

Edukasi

Terapi nutrisi medis

Latihan jasmani

Intervensi farmakologis

Edukasi

Edukasi tersebut meliputi pemahaman tentang:

Penyakit Diabetes Mellitus

Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan Diabetes Mellitus

Penyulit Diabetes Mellitus dan resikonya

Intervensi farmakologis dan non farmakologis

Interaksi antara supan makanan, aktivitas dan obat diabetes

Masalah khusus yang dihadapi

Perawatan kaki pada diabetes

Pentingnya latihan jasmani yang teratur

Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan

Pemantauan glukosa darah

Mengatasi sementara gawat darurat (hipoglikemia)

Terapi nutrisi medis

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:

Karbohidrat 45-65 %

Protein 10-20 %

Lemak 20-25 %

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas dibagi


dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%) serta
2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.

Hindari makanan yang terlalu manis

Latihan jasmani

Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
seperti: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.

Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran


jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa
ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi Diabetes Mellitus
dapat dikurangi.

Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.

Latihan jasmani

Prinsip latihan jasmani yang dilakukan:

Continous

Rhytmical

Interval

Progresive

Endurance

Terapi farmakologis
Cara Kerja Utama

Efek Samping Utama

Reduksi A1C

Keuntungan

Kerugian

Sulfonilurea

Meningkatkan sekresi
insulin

BB naik, hipoglikemia

1,0-2,0%

Sangat efektif

Meningkatkan berat badan, hipoglikemia


(glibenklamid dan klorpropamid)

Glinid

Meningkatkan sekresi
insulin

BB naik, hipoglikemia

0,5-1,5%

Sangat efektif

Meningkatkan berat badan, pemberian


3x/hari, harga mahal, hipoglikemia

Metformin

Menekan produksi
glukosa hati dan
menambah sensitifitas
terhadap insulin

Dispepsia, diare,
asidosis laktat

1,0-2,0%

Tidak ada kaitan dengan berat badan

Efek samping gastrointestinal, kontraindikasi


pada insufisiensi renal

Penghambat
glukosidase
alfa

Menghambat absorbsi
glukosa

Flatulens, tinja
lembek

0,5-0,8%

Tidak ada kaitan dengan berat badan

Seringmenimbulkan efek gastrointestinal,


3x/hari, mahal

tiazolidindion

Menambah sensitifitas
terhadap insulin

edema

0,5-1,4%

Memperbaiki profil lipid (pioglitazon),


berpotensi menurunkan infark miokard
(pioglitazon)

Retensi cairan, CHF, fraktur, berpotensi


menimbulkan infark miokard, mahal

DPP-4
inhibitor

Meningkatkan sekresi
insulin, menghambat
sekresi glukagon

Sebah, muntah

0,5-0,8%

Tidak ada kaitan dengan berat badan

Penggunaan jangka panjang tidak


disarankan, mahal

Insulin

Menekan produksi
glukosa hati, stimulasi
pemanfaatan glukosa

Hipoglikemi, BB naik

1,5-3,5%

Dosis tidak terbatas, memperbaiki profil


lipid, sangat efektif

Injeksi 1-4 kali/hari, harus dimonitor,


meningkatkan berat badan, hipoglikemia
dan analognya mahal

Cara pemberian obat hipoglikemik oral

OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir maksimal

Sulfonilurea generasi I & II : 15 30 menit sebelum makan

Repaglinid, Nateglinid : sesaat/sebelum makan

Metformin : sebelum/pada saat/ sesudah makan

Penghambat glukosidase (Acarbose) : bersama makan suapan pertama

Tiazolidindion : tidak bergantung pada jadwal makan.

DPP-IV inhibitor dapat diberikan bersama makan dan atau sebelum makan

Indikasi terapi insulin

Mutlak : DM tipe 1

Relatif :

Gagal komninasi OHO dengan dosis optimal

Hiperglikemia berat disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, stroke)

Kehamilan dengan DM / DM gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Efek samping terapi insulin

Efek samping utama adalah terjadi hipoglikemia

Reaksi imunologik terhadap insulin dapat menimbulkan alergi insulin atau


resistensi insulin

Kriteria pengendalian DM

Penyulit

Penyulit akut

Ketoasidosis diabetic

Status Hiperglikemia Hiperosmolar nonketotik

Hipoglikemia

Penyulit

Penyulit menahun:

Makroangiopati :

Pembuluh darah jantung

Pembuluh darah tepi

Pembuluh darah otak

Mikroangiopati

Retinopati diabetik

Nefropati diabetik

Anda mungkin juga menyukai