Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMERIKSAAN SIGMOIDOSKOPI
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Pencernaan I

Dosen Pembimbing :

Ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.M.Kep

Di Susun Oleh Kelompok 4 :

1. Anik Lailatun Nimah


2. Bayu Abib Dwi Kurniawan
3. Disca Putri Ramandha
4. Exwan Agus P
5. Isyna Devi Wardhani
6. Novi Lilin K
7. Whenny Amalia

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2016

1|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
PEMBAHASAN
A. DEFINISI

Sigmoidoskopi adalah sebuah tes untuk memeriksa bagian ujung usus besar, yang
terdiri dari rektum, kolon sigmoid, dan anus. Pemeriksaannya dilakukan dengan sebuah
alat yang disebut bowel scope dengan bentuk tabung panjang, tipis, namun fleksibel
dengan kamera terpasang diujungnya untuk mengirimkan gambar keadaan usus ke
monitor secara real-time. Agar terlihat jelas, di ujung bowel scope juga terdapat sumber
cahaya.
Berbeda dengan kolonoskopi, meskipun keduanya dilakukan untuk menyelidiki
masalah yang memengaruhi saluran pencernaan. Tapi, lingkup kolonoskopi lebih luas,
yaitu seluruh bagian usus. Sementara, sigmoidoskopi hanya berfokus pada kolon
sigmoid, yang merupakan bagian ujung dari usus besar yang terhubung ke rektum.
Ini merupakan prosedur rawat jalan. Namun, tetap membutuhkan beberapa persiapan.
Pasien akan merasa sedikit tidak nyaman, tekanan, dan nyeri setelah prosedur, tapi akan
hilang sendirinya setelah beberapa saat.
Sigmoidoscopy adalah pemeriksaan dengan alat berupa kabel seperti kabel kopling
yang memiliki alat penunjuk dengan cahaya di ujungnya dan bisa diteropong.
Sigmoidoscope dimasukkan melalui lubang dubur ke dalam rektum sampai kolon hingga
dapat melihat dinding dalam rektum dan kolon. Bila ditemukan polip, dapat sekalian
diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi, kemudian
diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan keganasannya.

2|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
B. CARA KERJA SIGMOIDOSKOPI

Sigmoidoskopi dapat dilakukan oleh dokter umum, dokter penyakit dalam, atau
dokter spesialis pencernaan. Sebelum tes, dokter akan menyarankan pasien untuk
menghindari konsumsi obat seperti pengencer darah, yang dapat mengakibatkan
perdarahan.
Salah satu bagian penting dari prosedur ini adalah persiapan usus, yaitu
menyingkirkan tinja dari usus besar. Dokter biasanya menganjurkan diet khusus seperti
sup, kaldu, dan teh. Setidaknya satu jam sebelum prosedur, pasien juga perlu menjalani
enema.
Prosedur ini dilakukan pada pasien rawat jalan baik di klinik atau rumah sakit. Obat
penenang dapat digunakan untuk membantu pasien rileks terutama jika pada pasien anak.
Sehingga gerakan yang tidak perlu dapat diminimalisir selama prosedur.
Kemudian, pasien tidur miring dengan lutut di bawah dada (posisi seperti janin dalam
kandungan). Dokter akan mulai dengan melakukan pemeriksaan mencolok dubur pasien
untuk memeriksa kelainan fisik dalam anus dan rektum.
Kemudian, dokter akan melanjutkan memeriksa kolon sigmoid dengan perlahan
menggunakan bowel scope yang dimasukkan ke anus dan rektum. Lalu, udara dialirkan
agar usus membesar. Lampu dan kamera pada ujung bowel scope menyediakan dengan
gambar real-time melalui monitor komputer pada dokter untuk membantunya menilai
kondisi organ.

3|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
Tergantung pada apa yang ia lihat, dokter kadang mengangkat polip untuk biopsi
guna mendapatkan sampel lainnya untuk menguji kultur, menentukan apakah ada infeksi,
atau melacak sumber atau penyebab peradangan, abses, atau ulserasi. Jika polip memang
muncul, kolonoskopi akan dilakukan juga.
Setelah prosedur selesai, dokter perlahan-lahan akan mengeluarkan bowel scope dari
usus besar dan anus. Biasanya diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menyelesaikan
tes.

C. KOMPLIKASI RESIKO SIGMOIDOSKOPI


1. Mengeluarkan tinja atau gas, saat udara dialirkan
2. Perforasi atau robeknya usus besar
3. Pendarahan
4. Infeksi
5. Ketidaknyamanan dan tekanan pada dubur
6. Pusing atau mual setelah pemeriksaan selesai
7. Kram perut
8. Kembung

D. PROSEDURE SIGMOIDOSKOPI

4|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
Konsultasikan dengan dokter Anda tentang obat yang diminum. Seminggu sebelum
operasi Anda mungkin akan diminta untuk berhenti minum obat-obatan:
a. Aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya;
b. Pengencer darah, seperti clopidogrel (Plaviks) atau warfarin;
c. Suplemen zat besi atau vitamin, yang mengandung zat besi.

Usus Anda harus benar-benar bersih sebelum prosedur. Setiap kursi, yang tetap di usus
akan memblokir Ulasan. Persiapan ini mungkin mulai beberapa hari sebelum prosedur,.
Ikuti petunjuk dokter, yang mungkin termasuk salah satu cara berikut untuk
membersihkan:
a. Suntikan urus-urus rektum cair diperkenalkan, untuk merangsang buang air besar;
b. Obat pencahar Minum obat Anda, yang merangsang kursi;
c. Kita perlu mengambil diet cairan bening;
d. Minum banyak cairan merangsang buang air besar;
e. Pada malam prosedur di malam hari Anda bisa makan makanan ringan. Jangan makan
atau minum apa pun setelah tengah malam;
f. Kenakan pakaian yang nyaman.

Dokter Anda, mungkin, melakukan langkah-langkah ini:

a. Melakukan pemeriksaan fisik dan dubur;


b. Mempelajari sejarah penyakit;
c. Pelajari tentang obat;
d. Memegang tinja okultisme tes darah.

5|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
E. YANG MENJALANI SOGMIODOSKOPI DAN HASIL YANG
DIHARAPKAN

Sigmoidoskopi dilakukan untuk sejumlah alasan, di antaranya:


1. Ada perubahan frekuensi buang air besar Frekuensi buang air besar berbeda untuk
setiap orang. Namun, biasanya jarak antara waktu buang air besar, konsisten. Jika ada
perubahan frekuensi seperti mengalami diare dan berulang-ulang atau sembelit,
sigmoidoskopi dapat dilakukan. Sehingga penyebabnya dapat ditentukan.
2. Darah pada tinja - Biasanya menunjukkan infeksi, perforasi kolon sigmoid, wasir,
fistula ani. Gejala lain termasuk kehilangan nafsu makan, gizi buruk, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Sigmoidoskopi juga dapat menjadi bagian dari skrining kanker usus besar. Preventive
Services Task Force (UPSTF) merekomendasikan skrining kanker usus besar pada usia
50 atau lebih awal jika ada risiko genetik atau keturunan. Selanjutnya, sigmoidoskopi
dilakukan setiap lima tahun.
Sigmoidoskopi dapat menemukan perforasi, ulserasi, atau pertumbuhan polip di usus
besar, serta robekan atau perdarahan rektum dan anus.

6|Pemeriksaan Sigmoidoschopy
DAFTAR PUSTAKA
Lieberman DA, Rex DK, Winawer SJ, Giardiello FM, Johnson DA, Levin TR; United
States Multi-Society Task Force on Colorectal Cancer. Guidelines for colonoscopy
surveillance after screening and polypectomy: a consensus update by the US Multi-Society
Task Force on Colorectal Cancer.
Gastroenterology. 2012;143:844-57. PMID: 227613141
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22763141. Pasricha PJ. Gastrointestinal endoscopy. In:
Goldman L, Schafer AI, eds. Goldmans Cecil Medicine. 25th ed. Philadelphia, PA:
Elsevier Saunders; 2016:chap 134.

7|Pemeriksaan Sigmoidoschopy

Anda mungkin juga menyukai