Anda di halaman 1dari 6

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

F2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Pada hari ini tanggal ______________________ telah dipresentasikan portofolio oleh :

Nama peserta : dr. Chalix Chassreen , dr. Made Widhia, dr. Novita Anggraini

Judul / topik : Upaya Penanggulangan Cutaneus Larva Migrans

Nama pendamping : dr. Willy Gunawan

Nama wahana : UPTD Puskesmas Kedondong

No. Nama Peserta Presentasi No. Nama Peserta Presentasi


1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Willy Gunawan


NIP 197302072000121001
F2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Nama Peserta : dr. Chalix Chassreen , dr. Made Widhia, dr. Novita Anggraini
Nama Wahana : UPTD Puskesmas Kedondong
Topik : Upaya Penanggulangan Cutaneus Larva Migrans
Nama Pasien : An. M.S (4 tahun) No. RM : 03042013-103
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Willy
Gunawan
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Ibu
Hamil
Deskripsi :
Terdapat pasien yang menderita Cutaneus Larva Migrans
Tujuan :
Mengetahui penyebab dan penyebaran Cutaneus Larva Migrans serta
penatalaksanaanya.
Mengetahui kondisi tempat tinggal pasien
Memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan pengobatan Cutaneus Larva
Migrans
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas :
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien
Nama : An. MS
Usia : 4 th
Alamat : Jl. Nusantara RT 01, RW 01, Sukabaru.
Pekerjaan :-
Anamnesa
Keluhan Utama : Gatal pada bokong kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh gatal pada bokong kanan sejak 1 minggu yang lalu. Namun pada 2
hari terakhir gatal terasa semakin parah. Awalnya hanya berupa bintil kecil dan gatal,
namun lama-kelamaan bertambah luas dan berbentuk garis meliuk-liuk. Pasien sudah di
berikan salep pikang suang, namun tidak ada perubahan. Pasien memiliki riwayat
kebiasaan bermain di pasir halaman rumah.
Riwayat penyakit dahulu :
Tahun 2014 pasien mengalami hal serupa.
Riwayat penyakit keluarga/teman : Tidak ada

Pemeriksaan Fisis
KU : tampak sakit ringan, Kompos Mentis
Tanda vital :
BB 16 kg
TB 105 cm

Kulit : pada regio gluteal dextra terdapat lesi serpiginosa, hiperemis.


Mata : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal

Pemeriksaan Penunjang :
-
Diagnosa Kerja : Cutaneus Larva Migrans
Penatalaksanaan
a. Farmakologis : semprot Ethyl, albendazole 1x200mg, puyer (ctm + vit c)

b. Non-Farmakologis : Menjaga kebersihan, hindari bermain di pasir.


Survey Lapangan:
Dari hasil survey lapangan ke tempat pasien tinggal, diketahui kondisi lingkungan
cukup bersih, tetapi terdapat banyak pasir dan tanah di halaman depan dan belakang
rumah. Serta lokasi bermain pasien, dekat dengan kandang bebek.

Dari kunjungan yang telah dilakukan, kami penjelasan mengenai penyakit


Cutaneus Larva Migrans terutama kepada pasien dan orang tua pasien untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan.
Pembahasan
Cutaneous larva migran (LCM) atau disebut juga dengan creeping eruption adalah
penyakit infeksi kulit parsit yang sudah di kenal sejak tahun 1874. Awalnya ditemukan
pada daerah tropis dan subtropics beriklim hangat, dikarenakan perkembagan zaman
penyakit ini tidak lagi di khususkan pada daerah-daerah tersebut. Gejala khas pada
cutenueus larva migran ini adalah creeping itch atau rasa gatal yang menjalar.
Faktor utama terjadinya penyakit ini adalah adanya kontak langsung dengan
tanah lembab atau pasir yang telah berkontaminasi dengan feses anjing dan kucing.
Penyakit ini sering dijumpai pada usia anak-anak di bandingkan dengan orang dewasa.
Pada orang dewasa, factor resiko adalah pada tukang kebun, petani, dan orang-orang
dengan hobi atau aktivitas yang berhubungan dengan tanah yang lembab dan pasir.
Indonesia merupakan daerah tropis yang sesuai untuk perkembangan berbagai
macam parasit salah satunya yaitu perkembangan parasit cacing. Salah satu kelompok
cacing usus yang prevalensinya masih cukup tinggi adalah Soil Transmitted Helminth
yang termasuk dalam kelompok ini adalah Ascaris Lumbricoides, Trichuris Trichiura,
Strongyloides Stercoralis, Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus.
Soil Transmitted Helmith pada hewan yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia adalah Ancylostoma Braziliensis, Ancylostoma Caninum yang dapat
menyebakan cutaneous larva migrans serta Toxocara canis dan Toxocara cati yang
dapat menyebabkan visceral larva migrans. Pada siklus hidup ancylostoma braziliense
terjadi pada binatang dan serupa dengan ancylostoma duodenale pada manusia, siklus
hidup parasite ini dimulai saat telur keluar bersama kotoran binatang ketanah berpasir
atau lembab dan pada kondisi inilah telur bisa menetas dan tumbuh menjadi larva
rhabditiform. Awalnya larva makan bakteri yang ada ditanah dan berkembang menjadi
bentuk infektif (larva stadium tiga). Larva yang infektif dapat menetap hidup pada
tanah selama beberapa minggu. Pada creeping eruption disebabkan oleh berbagai
cacing tambang binatang yang dapat kontak langsung dengan kulit ke tanah yang telah
terkontaminasi feses anjing atau kucing yang telah terinfeksi, hal ini disebabkan karena
penderita tidak memakai alas kaki secara tidak sengaja larva masuk dengan
menggunakan enzim stratum protease untuk menembus melalui folikel, fisura atau kulit
intak dan biasanya migrasi dimulai dalam waktu beberapa hari.
Cutaneous Larva Migrans dapat di terapi dengan beberapa cara yang berbeda
yaitu dengan terapi sistemik/oral seperti albendazole atau ivermectin dan topical seperti
penerapan thiabendazole atau kombinasi keduanya topical dan obat sistemik. Pada
intinya cutaneous larva migrans adalah suatu diagnose yang mudah di diagnosa
dikarnakan bentuk lesi kulit yang khas yang pada awalnya kulit adanya rasa gatal dan
panas, mula-mula timbul papul kemudian menjadi lesi yang khas yakni berbentuk
linier, menimbul diameter 2-3mm, dan berwarna kemerahan, adanya lesi papul yang
eritematosa menunjukan bahwa larva tersebut telah ada dikulit selama beberapa jam
atau hari.
Kesimpulan
1. Faktor lingkungan pasien, terutama tempat bermain (pasir dan dekat dengan
kandang bebek), dapat menyebabkan mudahnya pasien terjangkit CLM.
2. Faktor perilaku pasien yang belum bisa menjaga kebersihan diri setelah bermain
di pasir.
Saran
A. Puskesmas Kedondong
1. Melakukan evaluasi secara lengkap mengenai kondisi lingkungan pasien.
2. Melakukan pembinaan kepada warga sekitar dalam mencipatakan
lingkungan yang bersih sehat serta melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat guna mencegah penyakit CLM dan penularannya.
B. Orang Tua Pasien
1. Memperhatikan kebersihan pasien khususnya setelah bermain di pasir atau
tanah.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.

Daftar Pustaka:
1. Peris,M. Pruritic, serpiginous eruption in a returning traveller. CMAJ
2008;179:51-52.diunduh dari: http//:www.cmaj.ca/cgi/content/full/179/1/51
2. Djuanda. A,Hamzah. Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi
keempat,cetakan pertama, Jakarta: Baai Penerbit FKUI.2005; 125-126.
3. Heukelbach J, Feldmeier H. Epidemiological and clinical characteristics of
hookworm-related cutaneous larva migrans. Lancet Infect Dis 2008; 8:302-9.

Anda mungkin juga menyukai