Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

MODUL

KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pengampu: Fitri Diana Astuti, S.Kep., Ns. M.Kep

Disusun Oleh:

Maryanto
NR2214201002

UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

2023
KATA PENGANTAR

Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan modul ini dengan judul
"Keperawatan Anak Secara Umum". Adapun modul " Keperawatan Anak Secara
Umum" ini telah kami usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan
mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan modul ini dapat
diselesaikan secara tepat waktu. Modul ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen
Ibu Fitri Diana Astuti, S.Kep., Ns. M.Kep. selaku dosen Keperawatan Anak.

Untuk itu kami tidak lupa untuk menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penulisan moduh ini. Terlepas dari
upaya kami untuk menyusun modul ini dengan sebaik-baiknya, kami tetap menyadari
bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari segi penggunaan kosa-kata, tata
bahasa maupun kekurangan- kekurangan lainnya.

Oleh karena itu, dengan lapang dada kami selaku penulis membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada kami agar
kami dapat memperbaiki kualitas modu ini. Kami berharap semoga modul "
Keperawatan Anak Secara Umum" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang
tertuang dalam modul ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Konsep Dasar Keperawatan Anak Beserta Paradigma dan


Persepektifnya...................................................................................................4
B. Pengaplikasian Hospitalisasi............................................................................. 6
C. Peran Perawat Anak dalam Berbagai Tata Pelayanan kesehatan......................9
D. Konsep Perawatan pada Penyakit Akut, Kronik dan Mengancam
Kehidupan........................................................................................................11
E. Analisis Tran dan Issu Terkait Aspek Pelayanan dan Manfaat Teknologi dalam
Keperawatan Anak..........................................................................................19
F. Peran Keluarga, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Religi pada Peningkatan
Kesehatan Anak ;
a. Peran Keluarga pada Kesehatan Anak.......................................................23
b. Peran Sosial dan Ekonomi pada Kesehatan Anak.....................................24
c. Peran Budaya dan Religi pada Kesehatan Anak........................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................37

2
PENDAHULUAN

keperawatan yang berfokus kepada respon anak dan keluarganya pada


setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai akhir masa remaja baik
dalam keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat ataupun
dirawat di rumah sakit, serta intervensi keperawatannya baik yang
bersifat mandiri mau pun kolaboratif. Keperawatan anak juga
merupakan integrasi dan penerapan ilmu keperawatan dasar dan ilmu
dasar keperawatan yang membantu mengantarkan serta mendalami
tentang bagaimana melakukan asuhan keperawatan profesional
(holistik), memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi
advokasi bagi klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi
efektif, serta membuat keputusan dengan mempertimbangkan aspek
legal dan etik. Kegiatan perawatan berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam
mengaplikasikan konsep dengan pendekatan proses keperawatan
sebagai dasar penyelesaian masalah serta mengembangkan sikap
profesional (pengembangan soft sklills) melalui beberapa model belajar
yang relevan.

3
KEPERAWATAN ANAK SECARA UMUM

A. Konsep Dasar Keperawatan Anak Beserta Paradigma dan


Persepektifnya

1. Filosofi Keperawatan Anak


Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan
yang di miliki perwat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
anak yang berfokus pada keluarga (Family centered care),pencegahan
terhadap trauma (atraumatic care),dan manajemen kasus.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa keperawatan anak teah
mengalami beberapa perubahan yang sangat mendasar, terutama dalam
cara memandang terhadap klien anak itu sendiri dan pendekatan dalam
pelayanan keperawatan anak. pendidikan kesehtan untuk orang tua
menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh pera wat. Kerjasama antara
orangtua dan team kesehtan dirasakan besar manfaatnya dan orang tua
didorong untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan anaknya dan
orangtua tidak hanya sekedar pengunjung bagi anaknya. Beberapa bukti
ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang tua dalam perawatan
anaknya dirumah sakit. (Darbyshire, 1992 dan Carter & Dearmun, 1995).
2. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Pada dasarnya, setiap asuhan pada anak yang dirawat dirumah sakit
memerlukan keterlibatan orang tua (Platt, 1959 dan Farrell, 1992).
Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama
24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan
pada orang tua yang terprogram secara reguler. Anak membutuhkan
orang tua selama proses hospital. 4

Terjadi perpisahan antaraorang tua dengan anaknya karena harus


dirawat dirumah sakit dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak.
Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat dirumah sakit,
orang tua menjadi stress. Hal ini terjadi seperti satu lingkaran setan.
(Supartini, 2000).
Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena
asuhan dan pemberi rasa aman dan nyaman orang tua terhadap anaknya
merupakan asuhan keperawatan anak dirumah sakit sehingga asuhan
keperawatan pada anak dirumah sakit harus berpusat dpada konsep anak
sebagai bagian dari keluarga dan keluarga sebagai pemberi dukungan
yang paling baik bagi anak selama proses hospitalisasi (Departement of
Health, 1991).
3. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir
dalam penerapan ilmu keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup
keperawatan tidak mudah dipahami secara jelas.Penggunaan paradigma
keperawatan anak tetap mengacu pada konsep paradigma keperawatan
secara umum yang merupakan cara pandang dalam suatu ilmi, landasan
berpikir tersebut terdiri dari empat komponen
,diantaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-
sakit, dan lingkungan
B. Pengaplikasian Hospitalisasi
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak saat sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak dan keluarganya
(Kristiyanasari, 2014).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan tertentu atau darurat yang
mengharuskan seorang anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya ke rumah (Supartini, 2014).
Menurut Cromaria (2015) tanda dan gejala hospitalisasi anak terdiri
dari:
1. Fisik, yang ditandai dengan: peningkatan denyut nadi atau HR,Peningkatan

tekanan darah, kesulitan bernafas, sesak nafas, sakitkepala, migran,


kelelahan, sulit tidur, masalah pencernaan yaitu diare,mual muntah, maag,
5
radang usus besar, sakit perut, gelisah, keluhansomatik, penyakit ringan,
keluhan psikomatik, Frekuensi buang airkecil, BB meningkat atau menurun
atau lebih 4,5 kg.
2. Emosional, yang ditandai dengan gampang marah, reaksi berlebihan

terhadap situasi tertentu yang relative kecil, luapan kemarahan, cepat marah,
permusuhan, kurang minat, menarik diri, apatis, tidak bisabangun di pagi
hari, cenderung menangis, menyalahkan orang lain,sikap mencurigakan,
khawatir, depresi, sinis, sikap negatif, menutupdiri dan ketidakpuasan.
3. Intelektual, yang ditandai dengan menolak pendapat orang lain, dayahayal

tinggi (khawatir akan penyakitnya), konsentrasi menurunterutama pada


pekerjaan yang rumit, penurunan kreatifitas, berpikir lambat, reaksi lambat,
sulit dalam pembelajaran, sikap yang tidak peduli, malas.
Respon perilaku terhadap hospitalisasi menurut Saputra (2012) meliputi :
1. Tahap protes.
Pada tahap ini anak-anak bereaksi secara agresif terhadap perpisahan dengan
orangtua. Mereka menangis dan berteriak memanggil orangtua mereka,
menolak perhatian dari orang lain, dan kedukaan mereka tidak dapat
ditenangkan. Perilaku yang diobservasi seperti: menangis, berteriak, mencari
orangtua, memegang orangtua dengan erat, dan menghindari kontak mata
dengan orang lain.Selain itu pada anak usia pra sekolah perilaku yang dapat
diobservasi seperti: menyerang orang asing dengan verbal, menyerang orang
asing dengan fisik, mencoba kabur untuk mencari orangtua, dan mencoba
menahan orangtua untuk tetap tinggal. Perilaku-perilaku tersebut dapat
berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Protes seperti
menangis, dapat berlangsung hanya berhenti bila lelah dan pendekatan orang
asing dapat mencetuskan peningkatan stres.
2. Tahap putus asa.
Selama tahap ini tangisan berhenti dan muncul depresi. Anak tersebut
menjadi begitu aktif, tidak tertarik bermain atau terhadap makanan, dan
menarik diri dengan orang lain. Perilaku yang dapat diobservasi seperti:
tidak aktif, menarik diri dengan orang lain, depresi/sedih, tidak tertarik
dengan lingkungan,tidak komunikatif, mundur ke perilaku awal
(mengompol, mengisap ibu jari, menggunakan dot dan botol). Lamanya
perilaku tersebut berlangsung secara bervariasi. Kondisi fisik anak dapat
semakin memburuk karena menolak untuk makan, minum, atau bergerak.
3. Tahap pelepasan.
Tahap ini disebut juga tahap penyangkalan. Anak akhirnya menyesuaikan
6
diri dengan lingkungan. Anak menjadi lebih tertarik dengan lingkungan
sekitar, bermain dengan orang lain, dan tampak
Berikut ini adalah dampak hospitalisasi terhadap anak usia prasekolah
menurut Hidayat (2012) sebagai berikut :
1. Cemas disebabkan perpisahan.
Sebagian besar kecemasan yang terjadi pada anak pertengahan sampai anak
periode prasekolah adalah cemas karena perpisahan. Hubungan anak dengan
ibu sangat dekat sehingga perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa
kehilangan terhadap orang yang terdekat bagi diri anak. Selain itu,
lingkungan yang belum dikenal akan mengakibatkan perasaan tidak aman
dan rasa cemas.
2. Kehilangan control.
Anak yang mengalami hospitalisasi biasanya kehilangan kontrol. Hal ini
terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal kemampuan motorik, bermain,
melakukan hubungan interpersonal, melakukan aktivitas hidup sehari-hari
activity daily living (ADL), dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan
kebebasan pandangan ego dalam mengembangkan otonominya.
Ketergantungan merupakan karakteristik anak dari peran terhadap sakit.
Anak akan bereaksi terhadap ketergantungan dengan cara negatif, anak akan
menjadi cepat marah dan agresif. Jika terjadi ketergantungan dalam jangka
waktu lama (karena penyakit kronis), maka anak akan kehilangan
otonominya dan pada akhirnya akan menarik diri dari hubungan
interpersonal.
3. Luka pada tubuh dan rasa sakit (rasa nyeri).
Konsep tentang citra tubuh, khususnya pengertian body boundaries
(perlindungan tubuh), pada kanak-kanak sedikit sekali berkembang.
Berdasarkan hasil pengamatan, bila dilakukan pemeriksaan telinga, mulut
atau suhu pada rektal akan membuat anak sangat cemas. Reaksi anak
terhadap tindakan yang tidak menyakitkan sama seperti tindakan yang
sangat menyakitkan. Anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan
menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, menendang, memukul atau
berlari keluar.
Dampak negatif dari hospitalisasi lainya pada usia anak prasekolah adalah
gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan

7
C. Peran Perawat Anak dalam Berbagai Tata Pelayanan
kesehatan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak ,perawat mempunyai
peran dan fungsi sebagai perawat anak di antaranya :
 Pemberi perawatan
Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keparawatan
anak, sebagai perawat anak , pemberi pelayanan keperawatan dapat
dilakukan dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti
kebutuhan asah, asih, dan asuh.
 Sebagai advocate keluarga
Selain melakukan tugas utama dalam merawat anak , pearawat juga
mampu menjadi advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam
beberapa hal seperti dalam menentukan haknya sebagai klien.
 Pendidikan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak , perawat harus
mampu menjadi peran pendidik, sebab beberapa pesan dan cara
mengubah perilaku pada anak atau keluarga harus selalu dilakukan
dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam keperawatan.
Melalui pendidikan ini diupayakan anak tidak lagi mengalami
gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak
sehat.
 Pencegah penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan
keperawatan sehingga setiap dalam melakukan asuhan
keperawatan yang harus selalu mengutamakan tindakan
pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari
8
penyakit atau masalah yang diderita.
 Konseling
Merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan
memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang
dialami oleh anak maupun keluarga. Berbagai masalah tersebut
dihararapkan mampu diatasai dengan cepat dan harapan pula tidak
terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun anak itu
sendiri. Konseling ini dapat memberikankemandirian keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan.
 Kolaborasai
Merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang
akan dilaksanakan perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan
keperawatan tidak akan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh tim
perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter,
ahli gizi, psikolog, dan lain-lain, mengingat anak merupakan
induvidu yang kompleks yang membutuhkan perhatian dalam
perkembangan.
 Pengambilan keputusan etik
Dalam mengambil keputusan , perawat mempunyai peran yang
sangat penting, sebab perawat selalu berhubungan dengan anak
kurang lebih 24 jam selalu di samping anak, maka peran sebagai
pengambilan keputusan etik dapat dilakukan oleh perawat, seperti
akan melakukan pelayanan keperawatan.
 Peneliti
Peran ini sangan penting dimiliki oleh semua perawat anak.
Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian
keperawatan anak, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan
teknologi keperawatan. Peran sebagai peneliti dapat dilakukan
dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan anak (Wong,
9
D.L, 1995)
D. Konsep Perawatan pada Penyakit Akut, Kronik dan
Mengancam Kehidupan

Kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya


kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) ( Kolcaba,
1992 dalam Potter & Perry ,2006) .

Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar


klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep
kenyamanan mempunyai subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu
memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan
yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri.
Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan
kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri.

Penyakit kronis merupakan penyakit dengan ciri bersifat menetap, menyebabkan


ketidakmampuan pada penderitanya, dan untuk menyembuhkannya penderita
perlu melakukan perawatan dalam periode waktu yang lama (Mayo, 1956 dalam
Lubkin & Larsen, 2006).

Penyakit kronis dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan lansia, dalam hal ini
kesehatan jiwa yaitu kecemasan. Kecemasan merupakan suatu perasaan dimana
seseorang merasa tidak aman dan terancam atas suatu hal atau keadaan (Stuart,
2013).
Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju
10
ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung,dan kanker atau penyakit
terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan,
tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang di katakan di atas tadi
penyakit terminal ini mengarah kearah kematian. (White, 2002).

Pasien terminal adalah pasien yang dalam keadaan menderita penyakit dengan
stadium lanjut yang penyakit utamanya tidak bisa diobati kembali dan bersifat
progresif (meningkat). Pengobatan yang diberikan hanya bersifat menghilangkan
gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup, dan pengobatan penunjang
lainnya (Ali Yafie, 1996 : 34 )
A. Respon dari Penyakit Kronis
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas penyakit
kronis yang dideritanya oleh klien atau individu (Purwaningsih dan kartina, 2009),
yaitu:
a. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis seperti
jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini, pasien akan
memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita tidak terlalu berat
(menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang diderita sebenarnya berat) dan
menyakini bahwa penyakit kronis ini akan segera sembuh dan hanya akan memberi
efek jangka pendek (menolak untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum
tentu dapat disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek
jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
b. Stress
Ketika tubuh terus menerus bereaksi menghadapi stress dalam kehidupan
sehari-hari, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Stres yang
berlebihan mengganggu hampir setiap sistem dalam tubuh. Hal ini dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengganggu pencernaan dan sistem
reproduksi, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan risiko serangan jantung
dan stroke, mempercepat proses penuaan dan membuat lebih rentan terhadap
banyak masalah kesehatan mental dan fisik .
11
c. Kematian
Penyakit kronis menyebabkan kematian pada penderitanya. di Indonesia.
Kecenderungan kematian akibat penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes,
jantung, dan PPOK terus meningkat pada setiap tahunnya (Kementerian Kesehatan
RI, 2012). Keadaan tersebut menimbulkan kecemasan pada individu yang
menderitanya.
d. Putus asa
Pada komponen kognitif, seseorang yang putus asa cara berpikirnya akan
terganggu. Ia mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencana-rencana yang
telah disusun dan kesulitan dalam menyadari cara-cara alternatif untuk mengatasi
masalahnya. Ia juga tidak yakin orang lain mampu menolongnya untuk
mendapatkan solusi atas permasalahan yang dihadapi (Kastenbaum & Kastenbaum,
1971; Lynch, 1965; Stotland, 1969 dalam Farran, dkk, 1995). Komponen afektif
dan kognitif ini kemudian mempengaruhi cara individu bertingkah laku.
B. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Kronis
Sekarang ini pencegahan penyakit diartikan secara luas. Dalam pencegahan
penyakit dikenal pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Djauzi, 2009).
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau 11 mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis
besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum (melalui pendidikan
kesehatan dan kebersihan lingkungan) dan pencegahan khusus (ditujukan kepada
orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi). Pencegahan
sekunder merupakan upaya untuk menghambat progresivitas penyakit, menghindari
komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan yang dapat dilakukan melalui
deteksi dini dan pengobatan secara cepat dan tepat. Pencegahan tersier
dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi.
Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan
fungsi organ yang mengalami kecacatan (Budiarto & Anggreni, 2007) meliputi ;
jauhi alkohol, tidur cukup dan Ketahui riwayat keluarga

C. Kriteria Penyakit Terminal


12
, terdapat penderita sakit yang menurut perhitungan tenaga medis tidak akan dapat
sembuh lagi. Mereka inilah yang disebut sebagai pasien terminal
1) Mengarah pada kematian
Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke
arah kematian.
2) Diagnosa medis sudah jelas
Diagnosis dilakukan untuk menjelaskan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh
seorang pasien, serta membedakannya dengan kondisi lain yang serupa. Contohnya
seperti penyakit jantung dan kanker dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis,
tidak ada lagi obat-obatan,
3) Tidak ada obat untuk menyembuhkan
Sudah tidak ada lagi pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut
4) Prognosis jelek
Prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan hasil akhir suatu penyakit
berdasarkan pengetahuan umum dari patogenesis dan kehadiran faktor risiko
penyakit yang berdampak negatif berupa kematian
5) Bersifat progresif
Suatu perubahan yang terjadi yang sifatnya maju, meningkat, meluas, berkelanjutan
atau bertahap selama periode waktu tertentu baik secara kuantitatif atau kualitatif

Jenis-jenis Penyakit Terminal, sebagai contohi :Kanker / Ca, Penyakit infeksi,


gagal ginjal / Congestif Renal Falure (CRF), mati batang otak, . Stroke Multiple
Sklerosis, atau akibat kecelakaan fatal, AIDS

Prinsip Perawatan Paliatif (Paliatif Care )


Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju
ke arah kematian yang membutuhkan pendekatan dengan perawatan Palliative.
Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.
13
E. Analisis Tran dan Issu Terkait Aspek Pelayanan dan Manfaat
Teknologi dalam Keperawatan Anak

Dominasi penyakit pada anak di Indonesia mulai bergeser dari penyakit akut
menjadi penyakit kronis. Perawatan jarak jauh (home hospital) merupakan tren
pada anak dengan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan kontinu dalam
waktu yang lama. Artikel ini bertujuan untuk menggali potensi penerapan sistem
mobile–health di Indonesia. Telaah literatur dari artikel ini didapatkan dari
PubMed, CINAHL, dan Medline sejak tahun 2004-2014. Mobile–health
merupakan aplikasi yang menawarkan integrasi berbagai fungsi perawatan
melalui penggunaan telepon pintar. Beberapa negara percontohan seperti
Amerika Serikat, Swedia, dan Jepang telah membuktikan kontribusi mobile –
health dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Indonesia sejauh ini belum
melakukan pengembangan mobile – health di berbagai layanan kesehatan.
Penggunaan telepon pintar di Indonesia telah meluas untuk berbagai tujuan,
sehingga aplikasi mobile – health untuk pelayanan keperawatan anak sangat
mungkin dan mudah diterapkan. Perawat anak di Indonesia hendaknya mulai
mengambil inisiatif untuk mengenali aplikasi program, melakukan riset, dan
kolaborasi dengan beberapa profesi terkait agar dapat berkontribusi terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang

F.Peran Keluarga, Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Religi pada Peningkatan


Kesehatan Anak

a. Peran Keluarga pada Kesehatan Anak

Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi


anaknya. Telah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan
merasa aman apabila berada disamping orangtuanya, terlebih lagi pada
saat menghadapi situasi menakutkan 14
seperti dilakukan prosedur invasif.
Dengan demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik apabila ada
kerjasama yang baik antara perawat dan orang tua

b. Peran Sosial dan Ekonomi pada Kesehatan Anak

 peran sosial ekonomi keluarga dalam menanggulangi kesehatan


anak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder
Riskesdas 2013 dengan desain studi deskriptif verifikatif dimana
sampel penelitian sebanyak 49.620 anak. Hasil penelitian
menunjukkan 14,5% anak mengalami overweight dengan sosial
ekonomi keluarga menengah atas (kuintil 4) sebesar 23,9%. Artinya
hampir ¼ anak usia 10-12 tahun di Indonesia berada pada keluarga
dengan sosial ekonomi yang lebih dari cukup. Dibutuhkan peran
keluarga yang solid untuk mengontrol pendapatan yang tepat guna
untuk meningkatkan kesehatan anak

c. Peran Budaya dan Religi pada Kesehatan Anak

Beragam jenis gangguan mental akibat budaya yang saling


bersinggungan. Semisal budaya barat yang terlalu terbuka dengan
budaya timur yang tertutup. Keduanya memang masih bisa saling
berhubungan, tetapi saling bertolak belakang. Bagi remaja yang belum
bisa memahami dan menerima dengan pola pikir dewasa, akan dengan
mudah terbawa arus. Baik arus budaya timur maupun budaya barat.
Keduanya dapat memberi tekanan masing-masing pada diri remaja.
Efek terburuknya, dari tekanan tersebut dapat memicu beragam jenis
gangguan psikis seperti panic disorder.

Budaya dapat memengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan


terhadap gangguan mental yang dialami oleh penderita. Hal ini dapat
dicontohkan seperti riset yang dilakukan para psikiatri dan psikolog
yang cenderung bias dan tidak memperhitungkan beragam faktor
budaya di sekitar. Penelitian didasarkan pada pengalaman rasa sakit
yang bersifat Interpretive, artinya hanya
15 terbatas pada kasus sosial
tertentu saja. Tidak dapat diartikan secara luas. Hal inilah yang dapat
mengganggu penanganan serius terkait gangguan mental yang terjadi
pada masyaraka

16
.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=https://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan%2520Anak
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwiQ1LyM5IuAAxXEU2wGHbkwDv0QFnoECAQQAg
&usg=AOvVaw07LeFA4FXlXBedkvZ3uX-b

https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=https://repositori.uin-
alauddin.ac.id/12536/1/kep
%2520anak.pdf&ved=2ahUKEwiQ1LyM5IuAAxXEU2wGHbkwDv0QFnoECAEQAg&us
g=AOvVaw1sAjo59CM16XyvbFNremDY

https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=http://repository.itsk-
soepraoen.ac.id/306/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjJwKfE7YuAAxVyzTgGHZheDVgQFnoECAkQAg&usg=A
OvVaw22KLuKGSlf-X3VMKn63BWp

https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=https://id.scribd.com/
document/438531401/PERAN-PERAWAT-
ANAK&ved=2ahUKEwjcvKzx9YuAAxUC7TgGHdkdAVEQFnoECAQQAg&usg=AOvV
aw0H8Nz3d8bWHKPBRcyV4Nht

AMAN, K. K. R., & NYAMAN, D. MK. KEPERAWATAN DASAR.

https://www.google.com/url?esrc=s&q=&rct=j&sa=U&url=https://jki.ui.ac.id/index.php/
jki/article/download/
447/583&ved=2ahUKEwiCgsqMiIyAAxV_U2wGHbaFDXsQFnoECAUQAg&usg=AOvV
aw2RU2jRb4vV0gSyOFhj-EZw

17
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=49a8568bc6ea36e8JmltdHM9MTY4OTIwNjQwMCZpZ3VpZD0xZDVkZTkwMS1h
NDUxLTZlYTktMjlkYi1mOGY1YTUzNDZmM2YmaW5zaWQ9NTE4NA&ptn=3&hsh=
3&fclid=1d5de901-a451-6ea9-29db-
f8f5a5346f3f&psq=pengaruh+sosial+ekonomi+pada+kesehatan+anak&u=a1aHR0cHM6Ly
93d3cucmVzZWFyY2hnYXRlLm5ldC9wdWJsaWNhdGlvbi8zNDY4MjY0MDVfUEVSQ
U5fU09TSUFMX0VLT05PTUlfS0VMVUFSR0FfREFMQU1fTUVOQU5HR1VMQU5HS
V9LRVNFSEFUQU5fQU5BS19ESV9JTkRPTkVTSUE&ntb=1

Anda mungkin juga menyukai