Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

DOSEN PENGAMPU :
Hera Heriyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DI SUSUN OLEH :

NURWINDA (K.21.01.031)
EKA FITRIYANI (K.21.01.011)
ADE HIRA RUSLI (K.21.01.001)
MEGA CRISTI MISRAN (K.21.01.023)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
KOTA PALOPO
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai "Perspektif keperawatan anak".

Kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat
konstruktif. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Senin, 12 Juni 2023

Penyusun ;

(Kelompok 1)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................

A. Definisi Perspektif Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga...................................


B. Pengertian Anak Menurut Undang-Undang......................................................................
C. Filosofi Keperawatan Anak...............................................................................................
D. Prinsip Keperawatan Anak................................................................................................
...........................................................................................................................................
E. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak.........................................................................
F. Lingkup Keperawatan Anak..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PEBDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan
merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secarasosia ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara
individual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri.

Keluarga merupakan unsur penting dslsm perawatan anak mengingat anak


bagian dari keluarga, kehiduan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga
sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. Sebagai
perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi
keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan
keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak.

Sebagai perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu


memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa
pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikn kesehatan
pada anak-anak.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi dari perspektif keperawatan anak
2. Bagaimana filosofi keperawatan anak
3. Bagaimana prinsip-prinsip keperawatan anak
4. Bagaimana paradigma keperawatan anak
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari perspektif keperawatan anak
2. Untuk mengetahui filosofi keperawatan anak
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak
4. Untuk mengetahui paradigma keperawatan anak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif Keperawatan Anak


Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang
perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak
maupun dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun
keluarganya. Isi bahasan perspektif keperawatan anak mencakup perkembangan
keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak.

B. Pengertian Anak
a. Undang-undang Negara Republic Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak, memberikan definisi: "Anak adalah amanah dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya."
b. Undang-undang Negara Republik Indonesia No. 4 Tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak memberikan definisi: "Anak adalah potensi serta penerus
cita-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh generasi
sebelumnya."
c. Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia memberikan
definisi: "Anak adalah setiap manusia dibawah 18 tahun dan belum menikah,
termasuk anak dalam kandungan."

C. Filosofi Keperawatan Anak

1) Perawatan berfokus pada keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengingat anak bagian
dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak. Keperawatan anak perlu memperhatikan
kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi keluarga karena tingkat sosial, budaya, dan
ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya. Faktor-
faktor tersebut sangat menetukan perkembangan anak dalam kehidupan di masyarakat.

Perawat yang bertindak sebagai penberi pelayanan keperawatan hendaknya


berfokus pada keluarga, dengan memperhatikan kemampuan dala menentukan
kekuatandan kelemahan sebab kekuatan dan kelemahan, dari keliarga tersebut dapat
dijadikan acuan dalam pemberian pelayanan keperawatan. Kekuatan dan kelemahan
keluarga tersebut dapat juga berupa fasilitas keluarga dalam merawat anak, tingkat
penegtahuan, tingkat ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu sendiri.

Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaanya bentuk dari


dukungan keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik
maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan
keluarga pada anak kurang baik, maka anak mengalami hambatan pada dirinya yang
dapat menganggu psikologis anak.

Elemen penting berpusat keluarga yaitu :

a. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespons terhadap
sakit dan perawatan di rumah sakit secara berbeda pula. Demikian pula orangtua
mempunyai latar belakang individu yang berbeda dalam berespon terhadap kondisi
anak dan perawatan di rumah sakit.
b. Orangtua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya.
c. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakan konsep dasar
asuhan keperawatan anak.
d. Keberhasilan dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk
mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan
pendekatan family centered tidak cuku hanya dari perawat tetapi juga seluruh petugas
yang ada.
Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut:
a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang lebih baik
dan proses kolaborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas
pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu,
lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).
f. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan. g. Persaingan
pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif. Meningkatkan lingkungan
pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi lainnya dalam pelatihan-
pelatihan.

Beberapa prinsip Family Centered Care meliputi:


a. Menghormati setiap anak dan keluarganya. Perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai subjek
perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan yang
terbaik bagi perawatan mereka.
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan
pengalaman tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat
menghargai perbedaan suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan pengalaman
tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pelayanan yang diberikan mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan
diperlakukan sama pada semua pasien dan keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien.
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan anak
untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai
pilihan dan mendukung keluarga.
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan
kebutuhan, keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan
budaya pasien dan keluarga.
f. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak
memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan keluarga,
melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses informasi
support grup yang tersedia dimasyarakat.
h. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan
pengembangan program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan
kesehatan. Melibatkankeluarga dalam perencanaan program perawatan anak,
meminta pendapat dan ide keluarga untuk pengembangan program yang akan
dilakukan.
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan
yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam
menentukan pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya
meningkatkan rasa percaya diri keluarga dengan memberikan pengetahuan
yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak.
2) Atraumatic care
Atraumatic care yang dimaksud disini adalah perawatan yang tidak
menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam
keperawatan anak. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih
dalam usia tumbuh kembang, sangat penting karena masa anak merupakan
proses menuju kematangan.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa
yang dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri, dan
lain-lain. Apabila hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak
psikologis pada anak dan tentunya akan mengganggu perkembangan anak.
Dengan demikian atraumatic care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat
diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis
dari tindakan keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak
tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain
yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Untuk mencapai perawatan
tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawatan antara lain:
a) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan
menghambat proses penyembuhan anak dan dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak. Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak diharapkan
anak mampu mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati
dalam melakukan aktifitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam
segala hal. Serta pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang
tua dalam mengawasi perawatananak.
c) Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam
tindakan keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak
bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai
tehnik misalnya distraksi, relaksasi, imaginary.
d) Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangta
berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi padasaat anak dalam
proses tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan
terhambat, dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangta tidak
dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak
e) Modifikasi lingkungan fisik
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat
menigkatkan keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.
(Aziz Alimul Hidayat, 2009)

Asuhan terapeutik mencakup pencegahan, diagnosis, penanganan atau penyembuhan kondidi


akut dan kronis. Tujuan utama dalam perawatan atraumatik adalah tidak melukai. 3 prinsip
yang memberikan kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini adalah:

a. Mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dari keluarganya


b. Meningkatkan rasa kendali
c. Mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada tubuh

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini yakni:

a. mengembangkan hubungan anak orang tua selama dirawat di rumah sakit


b. menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak dikenalnya
c. mengendalikan perasaan sakit
d. memberikan privasi pada anak
e. memberikan aktivitas bermain untuk mengungkapkan ketakutan dan permusuhan
f. menyediakan pilihan untuk anak-anak dan menghormati perbedaan budaya

3) Manajemen Kasus
Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian
asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun
kronis. Pendekatan psikologis yang dilakukan dengan mempersiapkan secara fisik,
memberi kesempatan orang tua dan dan menciptakan lungkungan yang nyaman bagi
anak dan orang tua dan berprinsip pada upaya pencegahan, penungkatan kesehatan yang
merupakan tanggung jawab perawat.
Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu berdampak dalam
proses penyembuhan pada anak mengingat anak memiliki kebutuhan yang spesifik dan
berbeda satu dengan yang lain. Keterlibatan orang tua dalam pengelolaan kasus juga
dibutuhkan, karena proses perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya
dengan meneruskan program perawatan di rumah saki. Pendidikan dan keterampilan
mengelola kasus pada anak selama di rumah sakit, akan mampu memberikan
keterlibatan secara penuh bagi keluarga.

D. Prinsip-prinsip keperawatan anak


Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman
dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus memahaminya, mengingat
ada beberpa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan. Diantara prinsip dalam
asuhan keperawatan anak tersebut adalah :

1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik. Prinsip dan pandangan
ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja
sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang
mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan. Pola-
pola inilah yang harus dijadikan ukuran, bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi
kemampuan dan kematangannya.

2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang sesuai
dengan tahap perkembangan sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan nutrisi dan
cairan, aktifitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain. Selain kebutuhan fisiologis
tersebut, anak juga sebagai individu yang juga membutuhkan kebutuhan psikologis,
sosoal dan spiritual tersebut dapat terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak.

3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan


peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian anak, mengingat anak adalah generasi penerus bangsa.

4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada


kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab komprehensip dalam
memberikan asuhan keperawatan anak. Untu mensejahterahkan anak, keperawatan
selalu mengutamakan kepentingan anak. Anak dikatakan sejahtera berarti anak tidak
merasakan gangguan psikologis, seperti rasa cemas, takut maupun sejenisnya.

5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak anak dan keluarga untuk mencegah,
mengkaji, menginterpensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek
hukum (legal).

6. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk menignkatkan maturasi dan
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga. Uapaya kematangan pada adalah selau
memperhatikan lingkungan baik secara internal maupun eksternal karena kematangan
anak samgta ditentukan oleh lingkungan yang ada, baik anak sebagai individu maupun
anak sebagai bagian dari masyarakat.

7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan berfokus pada ilmu tumbuh
kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang akan mempelajari aspek kehidupan
anak.
E. PARADIGMA KEPERAWATAN
1. Manusia ( anak)
Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia
antara 0 - 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai
kebutuhan yang spesifik ( fisik, psikologis, sosial dan spiritual ) yang berbeda
dengan orang dewasa. kebutuhan fisik/ biologis anak mencakup makan, minum,
udara, eliminasi, tempat berteduh, dan kehangatan. secara psikologis anak
membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dari ancaman. anak
membutuhkan disiplin dan otoritas untuk menghindari bahaya, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan bertindak mandiri. anak juga membutuhkan kesempatan
untuk belajar berpikir dan membuat keputusan secara mandiri. untuk
pengembangan harga diri, akan kebutuhan penghargaan pribadi terutama pada usia
1- 3 tahun ( toddler ), penghargaan merupakan pengalaman positif dalam
membentuk harga diri. untuk itu diperlukan penerimaan dan pengakuan dari orang
tua dan lingkungannya. secara sosial anak membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasinya, untuk berinteraksi dan mengekspresikan ide atau pikiran dalam
perasaannya, sedangkan secara spiritual anak membutuhkan penanaman nilai
agama dan moral serta nilai budaya sebagai anggota masyarakat timur.

2. Sehat
Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. sehat
adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental, dan sosial yang harus
dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. dengan demikian, apabila
anak sakit, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik,
psikologis, intelektual, sosial, dan spiritual.

3. Lingkungan
Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dan
dapat mempengaruhi kesehatan anak lingkungan internal, yaitu genetik
(keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi, dan adanya
predismposisi atau resistensi terhadap penyakit. lingkungan internal, yaitu status
nutrisi, orang tua, saudara kandung, masyarakat /kelompok, sekolah, kelompok/
geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial, ekonomi,
iklim, cuaca sekitar, dan lingkungan fisik atau biologis baik di rumah maupun
sanitasi di sekelilingnya.

4. Keperawatan
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
Keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. selama
proses asuhan keperawatan dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi
perawat dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dua konsep yang mendasari dalam kerjasama orang tua perawat ini adalah
memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di
rumah sakit dan memberdayakan kemampuan baik dari aspek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dalam melaksanakan keperawatan anaknya di rumah
sakit, melalui interaksi yang terapeutik dengan keluarga.

F. Peran Perawat Anak


Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai berikut :
1. Membina hubungan terapeutik
Hubungan triapotik merupakan pondasi penting dalam memberikan
asuhan Keperawatan yang berkualitas. hal yang penting bagi perawat dalam
membina hubungan ini yakni perawat harus dapat memisahkan antara
perasaan dan kebutuhan mereka.
2. Advokasi keluarga
Bersama keluarga perawat mengidentifikasi kebutuhan anak, tujuan dan
perencanaan intervensi keperawatan yang cocok untuk memenuhi kebutuhan
anak dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
keluarga mengetahui semua pelayanan kesehatan tersedia, menjelaskan
prosedur dan pengobatan, mengikutsertakan dalam perawatan anak dan
menganjurkan perubahan.
3. Promosi Kesehatan
Trend pelayanan kesehatan masa depan adalah ke arah pencegahan
penyakit dan pemeliharaan kesehatan, bukan perawatan penyakit atau
ketidakmampuan. Keperawatan telah menyesuaikan perubahan ini, terutama
dalam lingkup kesehatan anak.
4. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan suatu bidang yang harus disiapkan oleh
perawat dan model peran kompeten, karena penyuluhan ini melibatkan
transmisi informasi pada tingkat pemahaman anak dan keluarga dan kebutuhan
mereka terhadap informasi. sebagai pendidik yang efektif, perawat berfokus
pada pemberian penyuluhan kesehatan yang tepat dengan umpan balik dan
evaluasi yang tulus untuk meningkatkan pembelajaran.
5. Konselor
Konseling melibatkan dukungan, penyuluhan, teknik untuk mendorong
ekspresi, perasaan dan pikiran, dan pendekatan untuk membantu keluarga
membatasi stres. secara optimal, konseling tidak hanya membantu krisis atau
masalah tetapi juga memampukan keluarga untuk mendapatkan tingkat fungsi
lebih tinggi, harga diri, dan hubungan yang lebih dekat.
6. Restorative
aspek penting dalam restorasi kesehatan adalah pengkajian dan evaluasi
status fisik yang berkesinambungan. fokus utamanya adalah pengkajian fisik,
patofisiologi, dan rasional ilmiah atas terapi yang diberikan. perawat harus
mengetahui temuan normal untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
penyimpangan. hal yang penting diperhatikan oleh perawat pediatrik yakni
mengenali kebutuhan emosi dan perkembangan individu anak, yang dapat
sangat mempengaruhi perjalanan proses penyakit.
7. Koordinasi/kolaborasi
perawat, sebagai anggota tim kesehatan berkolaborasi dan mengkoordinasi
pelayanan kesehatan dengan aktivitas professional lain. Bekerja sendiri tidak
memberikan hal yang terbaik bagi anak. Konsep " asuhan holistic " hanya
dapat direalisasi melalui penyatuan pendekatan interdisipin.
8. Pengambilan keputusan etik
Dilemma etis muncul ketika pertentangan dari pertimbangan moral
mendasari berbagai alternative, orang tua, dokter, perawat, dan anggota tim
pelayanan kesehatan dapat memperoleh keputusan berbeda tetapi dapat
dibenarkan secara moral menempatkan pertimbangan berbeda pada nilai moral
yang menentangnya. pertentangan nilai moral meliputi otonomi,
nonmalaficeince, beneficeince, dan justice.
9. Peneliti
Perawat pelaksana harus berperan pada riset karena mereka adalah individu
yang mengamati respon manusia terhadap kesehatan dan kesakitan. penekanan
saat ini pada hasil yang dapat diukur untuk menentukan efektivitas intervensi,
menuntut perawat mengetahui apakah intervensi klinis menimbulkan hasil
positif untuk klien mereka. Tuntutan ini telah mempengaruhi tren
kearah praktik berdasarkan penelitian.

G. Lingkup Keperawatan Anak


1. Kebutuhan emosi/kasih sayang (Asih)
Cinta dan kasih sayang merupakan salah satukebutuhan psikis yang harus
terpenuhi dalam rangka anak tumbuh dan berkembang secara normal. tujuan
cinta dan kasih sayang adalah mendapatkan anak yang sehat baik fisik maupun
mental dan membina ikatan emosional antara orang tua dan anak. Sentuhan
fisik pada anak sejak kecil (bayi) meliputi : tingkah laku, pelukan, belaian,
ciuman. lingkungan rasa cinta dan kasih sayang dapat berupa : anak dapat
diterima sebagaimana adanya, kebutuhan cinta kasih sayang sama besarnya
dengan kebutuhan fisik dan makanan, harus dipenuhi sejak kecil sehingga anak
dapat memberi cinta dan kasih sayang terhadap sesamanya, cinta dan kasih
sayang ibarat fundamen pendidikan secara keseluruhan, cara ungkapan cinta
harus terbuka, cara lain memperlihatkan contoh yang baik pada orang tua dan
hubungan cinta kasih antara ibu dan anak.
Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang dapat dimulai sedini
mungkin. bahkan sejak anak berada dalam kandungan, perlu diupayakan
kontak psikologis antara ibu dan anak, misalnya dengan mengajak
berbicara/mengelusnya. setelah lahir upaya tersebut dapat dilakukan dengan
mendekatkan baik ke dada ibu segera setelah lahir. ikatan emosional dan kasih
sayang yang erat antara ibu/orang tua sangatlah penting, karena berguna untuk
menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak
anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar. Kebutuhan asih
meliputi :

1) Kasih Sayang Orang Tua


Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan
penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah
memarahi, tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat
dengan anak, sehingga akan merasa aman dan senang.
2) Rasa Aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tua dan anak akan
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
3) Harga Diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. apabila anak
diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.
4) Dukungan dan Dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari
lingkungannya. apabila orang tua sering melarang aktivitas yang akan
dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam
melakukan setiap aktivitasnya. selain itu, orang tua perlu memberikan
dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang dihadapi.
5) Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus
dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. melatih anak untuk
mandiri tentu harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan
anak.
6) Rasa Memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang
yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung
jawab untuk memelihara barangnya.
7) kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan sifat-sifat bawaannya. sebaiknya orang tua tidak memaksakan
kemauannya untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

2. Kebutuhan stimulasi mental ( Asah )


Kebutuhan akan stimulasi mental merupakan salah satu kebutuhan dasar
anak. stimulasi mental ( asah ) bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan
psikososial meliputi : kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreatifitas,
agama, moral-etika, produktivitas dan sebagainya. kebutuhan ini merupakan
dasar dalam proses belajar yang dapat dipenuhi melalui pendidikan dan
pelatihan pada anak.
Pendidikan bukan hanya dapat diberikan pada tingkat taman kanak-kanak
atau sekolah dasar. namun pendidikan dapat diberikan secara sejak dini pada
masa pra-sekolah untuk menstimulasi tumbuh kembang anak melalui
pendidikan anak usia dini (PAUD) atau tempat penitipan anak (TPA).
selain pendidikan formal, pelatihan yang dapat diberikan orang tua pada
anak berupa :

1) Melatih kedisiplinan anak


Disiplin adalah mengajar atau mengikuti ajaran dari seorang pemimpin, mendidik anak
membuat seoptimal mungkin sesuai potensi yang dimiliki. tujuan melatih kedisiplinan anak
yaitu :
a. Jangka pendek : membuat anak terlatih dan terkontrol melalui ajaran yang pantas
dan tidak pantas.
b. Jangka panjang : untuk perkembangan pengendalian diri sendiri dan pengarahan
diri sendiri ( self control and self direction ).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendisiplinkan anak diantaranya :
a. Tegas dan tetap ramah
b. Membiarkan masuk ke dalam air dan bermain-main di sana, menjerit, dan
berteriak
c. Memberikan kesempatan pada anak bahwa rasa marah itu normal
d. Jangan selalu mengatakan ( apakah kamu ingin.....! )
e. Jangan terlalu sering memberi alasan ( 1-3 tahun )
Hukuman bukan satu-satunya cara untuk menegakkan disiplin pada anak. sumber
utama menegakkan disiplin pada lingkungan keluarga berada pada tiga akawasan
disiplin :
a. Daerah hijau : mencakup tingkah laku yang diperbolehkan atau diinginkan
b. Daerah kuning : tingkah laku tidak ideal tapi alasan tertentu kita tolerir
c. Daerah merah : tingkah laku yang tidak diijinkan.

Latihan kedisiplinan pada bayi secara umum tidak ada hasil nyata. Namun, sebaiknya
sejak usia bayi mulai ditanamkan pada bayi berupa memenuhi kebutuhan bayi sebagai latihan
membentuk perilaku.
Tindakan disiplin pada toddler harus konsisten, segera setelah kesalahan dilakukan,
direncanakan terlebih dahulu berorientasi pada perilaku bukan anak, dan tidak dilakukan di
depan umum yang dapat menyebabkan anak merasa malu. Latihan disiplin pada anak usia
prasekolah harus diterapkan oleh figure yang Berwenang seperti ayah. Anak memerlukan
penjelasan sederhana mengenai alasan mengapa tindakan tertentu tidak diperbolehkan.

2). Melatih bahasa


Alat komunikasi pertama bayi adalah menangis. Pada usia 1 dan 2 bulan anak mulai
bergumam. Pada bayi usia 6 bulan dapat meniru suara. Pada usia 8 bulan bayi melafalkan
suku kata kombinasi (mama) pada usia 9 bulan bayi dapat mengerti "kata tidak". Bayi
mengatakan dan mengerti "mama" dan "dada". Dalam konteks yang benar pada usia 10 bulan.
Selanjutnya bayi akan dapat mengatakan antara 4 dan sepuluh kata dalam konteks yang benar
pada usia 12 bulan.
Toddler menggunakan bahasan ungkapan khusus pada usia 15 bulan. Anak mengatakan
sekitar 300 kata, menggunakan 2 atau 3 frase dan menggunakan kata ganti pada usia 2 tahun.
Anak usia 3 tahun rata-rata mampu mengucapkan 900 kata, berbicara kalimat dengan 3
atau 4 kata, dan berbicara terus menerus. Anak usia 4 tahun mampu mengucapkan 1500 kata,
mengatakan cerita yang dilebih-lebihkan, dan bernyanyi lagu yang sederhana. Anak usia 5
tahun dapat mengucapkan 2100 kata mengetahui 4 warna atau lebih dan dapat menamakan
hari-hari dalam satu minggu dan bulan.

3. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)


Nutrisi
Kebutuhan nutrisi atau kebutuhan pangan/gizi merupakan salah satu kebutuhan penting
pada anak.
Jenis kebsutuhan nutrisi disesuaikan dengan usia anak yaitu :

a. Kebutuhan nutrisi baru lahir sampai usia 1 tahun


Jenis makanan yang dibutuhkan bayi 0-1 tahun berupa ASI, susu formula, dan makanan
padat.

1) Sumber makanan awal


ASI merupakan sumber makanan lengkap yang paling penting selama 6 bulan pertama.

2) Kebutuhan cairan
Susu dan makanan saring merupakan sumber utama bagi bayi.

3) Makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 4-6 bulan karena


 penonjolan atau reflex mengisap dan imaturitas saluran gastrointestinal
dan system imun belum sempurna.
Jenis-jenis makanan padat yang dapat diberikan pada bayi berupa :
1. Bubur susu atau nasi tim saring.
2. Makanan tambahan biasanya mencakup jenis bubur lain, kemudian buah-buahan,
sayuran, dan daging.
3. Makanan yang dapat dipegang seperti crackers atau buah segar dapat diperkenalkan
pada usia 8/9 bulan.

c. Kebutuhan nutrisi anak usia toddler


Hal-hal yang harus diperhatikan terkait pemilihan dan pola makan pada usia toddler
berupa :
1. Anak toddler sukar atau kurang suka makan, dimana nafsu makan
sering berubah.
2. Anak biasanya menyukai makanan tertentu atau memilih makanan
sendiri, menyukai makanan dalam porsi kecil.
3. Anak lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring dari pada
makanan yang dicampur.
4. Anak cepat bosan dan tidak tahan makan makanan sambil duduk dalam
selang waktu yang lama.

c. Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah


Hal-hal yang harus diperhtikan terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
anak usia prasekolah berupa :
1. Nafsu makan berkurang anak mungkin menolak sayuran, makanan kombinasi dan
hati.
2. Anak lebih tetarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya
daripada makan.
3. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru
4. Anak cenderung focus pada aspek sosial pada saat makan berupa percakapan di
meja makan, keinginan mencoba makanan yang baru serta membantu menyiapkan dan
membersihkan makanan.

d. Kebutuhan nutrisi anak usia sekolah


Hal-hal yang harus diperhatikan terkait karakteristik pemenuhan kebutuhan nutrisi
anak usia sekolah yaitu :
1. Anak usia sekolah dapat mengatur pola makannya sendiri
2. Reklame, iklan makanan di televise dan pengaruh teman atau jajanan di sekolah
dapat mempengaruhi pola makan atau keinginan anak.
3. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang.
4. Aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan anak untuk makan berkurang.

d. Kebutuhan nutrisi usia remaja


Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait karakteristik remaja dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi yaitu :
1. Kelompok atau grup akan mempengaruhi pola akan anak.
2. Anak sering tidak sempat makan di rumah karena banyak aktivitas di luar rumah,
baik di sekolah, di kelompok, di clup olahraga maupun kegiatan lainnya.
3. Kemungkinan anak akan meninggalkan satu waktu makan karena kesibukan
melakukan aktivitas.
4. Anak lebih menyukai makanan ringan.
5. Beberapa anak perempuan telah memperhatikan betuk dadannya sehingga pola
makannya akan diatur dan dibatasi.
Kebutuhan tidur
a. Kebutuhan tidur bayi
Kebanyakan bayi akan tidur saat tidak sedang makan selama bulan pertama. Pada bayi
uisa antara 3 dan 4 bulan, kebanyakan tidur 9-11 jam. Pada bayi usia 1 bulan
kebanyakan akan tidur pada pagi dan sore hari.
b. Kebutuhan tidur anak toddler
Pola anak menurun selama tahun kedua yaiutu sekitar 12 jam perhari.
c. Kebutuhan tidur anak usia sekolah
Rata-rata lama tidur anak usia prasekolah sekitar 11-13 jam sehari.
d. Kebutuhan tiudr anak usia sekolah
Kebutuhan tidur anak usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya memiliki rentan dari 8-9,5
jam tiap malam.
e. Kebutuhan tidur anak usia remaja
Karakteristik usia remaja dengan pertumbuhan cepat, pengerahan tenaga yang
berlebihan, dan kecenderungan untuk tetap terjaga pada malam hari umumnya
mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat.

Eliminasi
a. Pola eliminasi pada bayi usia 0-12 bulan biasanya berkembang pada usia minggu kedua
kehidupan dan dikaitkan dengan frekuensi dan jumlah pemberian makan.
b. Pada anak usia toddler, rata-rata pengeluaran urine 500-1000 ml perhari.
c. Pada anak usia sekolah sekitar 85% memiliki kendali penuh terhadap kandung kemih dan
defekasi, rata-rata volume urine pada anak-anak 500-1000 ml perhari
d. Pola eliminasi pada anak remaja sama dengan dewasa, volume urine rata-rata pada anak
remaja adalah 700-1400 ml perhari.

Kebutuhan keamanan

Tindakan yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya resiko cedera pada anak
berupa :
1. Orang tua memasang pengaman tempat tidur anak
2. Orang tua memasang pagar pengaman sepanjang anak tangga di rumah
3. Orang tua memasang tirai pengaman pada semua jendela yang terbuka
4. Orang tua mengawasi anak pada saat bermain
5. Orang tua menyimpan dan mengunci semua tempat penyimpanan zat-zat beracun dan alat-
alat tajam.
6. Pada anak usia prasekolah, mulai diajarkan dan diberi contoh cara
 pencegahan terjadinya resiko cedera.
7. Pada anak usia sekolah belajar untuk bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatan
pribadi dan pencegahan cedera.
8. Pada remaja, rentan terhadap kecelakaan diakibatkan aktivitas seperti menggunakan
kendaraan. Orang tua berperan untuk selalu mengingatkan dan membimbing anak untuk
menjaga keamanan selama melakukan aktivitas.

Perawatan kesehatan dasar


1. Imunisasi
2. Kebersihan diri
3. Kesehatan gigi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan
perspektif keperawatan anak mencakup perkembangan keperawatan anak, falsafah
keperawatan anak, dan peran perawat anak.

a. Undang-undang Negara Republic indonesia No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,


memberikan definisi : "Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat
sebagai manusia seutuhnya."

 b. Undang-undang Negara Republik indonesia No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak
memberikan definisi : "Anak adalah potensi serta penerus cita-cita bangsa yang dasar-
dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya".

c. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia memberikan definisi :
"Anak adalah setiap manusia dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak dalam
kandungan."

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kita dapat memahami tentang perspektif
keperawatan anak serta peran perawat dalam keperawatan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Arbianingsih. 2011. Keperawatan anak konsep dan dasar tindakan. Samata-Gowa: Alauddin
press

Hidayat, Aziz Alimul. (2009). pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika

Hidayah, Nur dkk. 2015. Perawatan holistic pada anak dalam perspektif islam. Makassar:
Andira publisher

Mansur, Herawati. 2009. Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Supartini, Yupi. 2014. Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai