Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Caring Dalam Keperawatan Anak

Program Studi : Program Sarjana Terapan dan Program Studi


Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Penempatan : Semester V T.A. 2020/2021
Kelas / kelompok : 3A / kelompok 3

Penanggung Jawab :
Santun Setiawati,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An

Dosen Pengampu:
Ratna Ningsih, S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :
Anggota Kelompok 3

Andini Nur Hadziawanti P3.73.20.2.19.004


Brenda Nastiar P3.73.20.2.19.009
Dena Indri Yani P3.73.20.2.19.013
Fauziah Yuliana Putri P3.73.20.2.19.018
Jesika Meilany Sinaga P3.73.20.2.19.022
Meilina Wuryantari P3.73.20.2.19.026
Rica Regista Pratiwi P3.73.20.2.19.031
Syifa Rara Ratnaduhita P3.73.20.2.19.036

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun sebagai tugas dari
Mata Kuliah Keperawatan Anak dengan judul Caring Dalam Keperawatan Anak. Terima kasih
kami sampaikan kepada Dosen Ratna Ningsih, S.Kp.,M.Kes, selaku dosen pembimbing kami
yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi kelancaran terselesaikannya makalah ini.

Demikian makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna peningkatan pembuatan makalah pada
tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Penyusun

23 Desember 2021

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Caring adalah pusat fokus atau inti dari keperawatan. Banyak teori dan makna dari caring
mulai dari grand theory, middle range theory, sampai practice theory seperti yang
disampaikan Watson tentang Human care, Swanson dengan A Theory of Caring, Boykin
dan Schoenhofer dengan Nursing As Caring. Caring sebagai evaluasi pelayanan kesehatan
merupakan trend di era ini, karena gelombang pemasaran pelayanan kesehatan sekarang
sudah berubah dari era service excellence yang berbasis pada standar operasional prosedur
atau juga standar pelayanan minimal bergeser ke era care with character yang menjadikan
nilai – nilai caring sebagai prinsip dalam pelayanan kesehatan.
Caring merupakan perhatian kepada orang lain, berpusat pada manusia, menghormati
harga diri dan kemanusiaan, komitmen dalam mencegah terjadinya penurunan kesehatan ,
dan menghormati orang lain (Nursalam, 2014). Caring merupakan proses yang dilakukan
perawat meliputi pengetahuan dan praktik keperawatan. Perilaku caring dinyatakan sebagai
suatu perasaan untuk memberikan keamanan, perubahan perilaku, bekerja sesuai standar
(Kusmiran, 2015).
Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang
berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi
dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial
dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.
Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan
keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan
kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu
melibatkan keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan
orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang diperhatikan dimana harus disesuaikan
dengan usia anak serta pertumbuhan dan perkembangan karena perawatan yang tidak
optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep caring dalam keperawatan anak
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari caring dalam keperawatan
anak
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip caring dalam keperawatan anak
c. Mahasiswa mampu memahami penerapan caring dalam keperawatan anak di
tatanan Rumah Sakit maupun Masyarakat
BAB II
ISI
A. Konsep Caring Dalam Keperawatan Anak
Caring merupakan perilaku yang assistif, supportif, dan fasilitatif terhadap atau bagi
orang atau kelompok lain dengan kebutuhan tertentu (Leininger, 1984 dalam Kozier et al.,
2004).
Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan secara efektif hanya dengan cara
interpersonal. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu
dan keluarga. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga
menerima akan jadi apa dia kemudian (Watson, 2004).
Menurut Kozier et al. (2004), caring dapat meningkatkan aktualisasi diri,
meningkatkan pertumbuhan individual, mempertahankan harga diri dan martabat,
meningkatkan penyembuhan, dan menurunkan stres. Perilaku caring mungkin tidak dapat
memperlihatkan hasil secara langsung, namun manfaat caring sering ditemukan dalam proses
itu sendiri, berupa keterlibatan dan keterkaitan.
Bagi anak usia sekolah, caring dapat ditanamkan dengan membangun kecerdasan
moral mereka. Menurut Borba (2001), kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal
yang benar dan yang salah, dalam hal ini memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak
berdasarkan keyakinan tersebut, sehingga orang bersikap benar dan terhormat. Kecerdasan
yang sangat penting ini mencakup karakter-karakter utama seperti kemampuan untuk
memahami penderitaan orang lain dan tidak bertindak jahat, mampu mengendalikan
dorongan dan menunda pemuasan, mendengarkan dari berbagai pihak sebelum memberikan
penilaian, menerima dan menghargai perbedaan, bisa memahami pilihan yang tidak etis,
dapat berempati, memperjuangkan keadilan, dan menunjakkan kasih sayang dan rasa hormat
terhadap orang lain. Ini merupakan sifat-sifat utama yang akan membentuk anak menjadi
baik hati, berkarakter kuat, dan menjadi warga negara yang baik. Kecerdasan moral
terbangun dari tujuh kebajikan utama, yaitu empati, hati nurani, kontrol diri, rasa hormat,
kebaikan hati, toleransi, dan keadilan. Tujuh kebajikan ini akan membantu anak menghadapi
tantangan dan tekanan etika yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupannya kelak. Tujuh
kebajikan ini juga akan melindungi anak agar tetap berada di jalan yang benar dan
membantunya agar selalu bermoral dalam bertindak. Semua kebajikan tersebut dapat
diajarkan, dicontohkan, disadarkan serta didorong sehingga dapat dicapai anak (Borba,
2001).

B. Aspek Dalam Keperawatan Anak


Saat memberikan asuhan keperawatan kepada anak, perawatan harus memahami
bahwa semua asuhan keperawatan anak itu haruslah berpusat kepada keluarga atau FCC
(Family Center Care) dan juga harus mencegah terjadinya trauma pada anak atau sering
disebut Atraumatic Care.
1. Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga ) merupakan unsur penting dalam
perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga, sehingga
kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Untuk itu keperawatan anak
harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam
kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak (Hidayat, 2005).
2. Atraumatic care adalah tindakan keperawatan yang ditujukan kepada anak yang dimana
tindakan tersebut tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga dengan
memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari atraumatic care
adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan
kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan
mengurangi cedera (injury ) dan nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan
pada anak dan modifikasi lingkungan fisik (Hidayat, 2005)

C. Paradigma Keperawatan Anak


1. Manusia (Anak)
Supaya dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tepat dan sesuai dengan masa
tumbuh kembangnya, anak dikelompokkan berdasarkan pada masa tumbuh kembangny,
yaitu :
- Bayi : 0 – 1 tahun
- Toddler : 1 – 2,5 tahun
- Pra Sekolah : 2,5 – 5 tahun
- Sekolah : 5 – 11 tahun
- Remaja : 11 – 18 tahun
Setiap kelompok tersebut terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan
keperawatan, selain itu antara anak-anak dengan orang dewasa juga terdapat perbedaan.
Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang
belum matang,tumbuh, ataupun berkembang sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi
tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah
berupa tulang keras. Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam
membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya
masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif, kemampuan berfikir anak
serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa.
Pengalaman akan lebih terekam jelas dan teringat sampai dewasa, misalkan pengalaman yang
tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga
pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak (Nelson, 2000).

2. Konsep Sehat Sakit


Menurut WHO, sehat adalah keadaan dimana keseimbangan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacat. Konsep
sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu kesehatan seseorang
bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang
mengganggunya.
3. Lingkungan
Lingkungan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat
maupun sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external. Lingkungan Internal
adalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, misalkan tahap perkembangan, latar
belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor emosional, dan spiritual.
Sedangkan lingkungan external adalah lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan
antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya (Nelson, 2000).
4. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi
biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu, keluarga,
masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat maupun sakit. Anak juga
dianggap sebagai individu ataupun salah satu anggota keluarga merupakan sasaran dalam
pelayanan keperawatan, sehingga perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan harus
memandang anak sebagai individu yang unik yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangannya (Nelson, 2000).

D. Lingkup Praktek Keperawatan Anak


Lingkup praktek keperawatan anak merupakan batasan asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien anak yang dimulai dari usia 28 hari sampai usia 18 tahun atau BBL
( Bayi Baru Lahir) sampai usia 12 tahun. Sedangkan asuhan keperawatan anak terdiri dari
tumbuh kembang anak yang mencakup ASAH (stimulasi mental), ASIH (Kasih sayang),
ASUH (pemenuhan kebutuhan fisik) (Soetjiningsih, 1998)
E. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan
orang dewasa. Banyak perbedaan-perbedaan yang diperhatikan dimana harus disesuaikan
dengan usia anak serta pertumbuhan dan perkembangan karena perawatan yang tidak optimal
akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun psikologis anak itu sendiri. Perawat
harus memperhatikan beberapa prinsip, mari kita pelajari prinsip tersebut. Perawat harus
memahami dan mengingat beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan
keperawatan anak, dimana prinsip tersebut terdiri dari:
1. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya bahwa
tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai individu yang
unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
2. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangannya. Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang
berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti
nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan lain-lain, sedangkan kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh kembangnya.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian pada anak mengingat anak adalah penerus generasi bangsa.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan
asuhan keperawatan anak. Dalam mensejahterakan anak maka keperawatan selalu
mengutamakan kepentingan anak dan upayanya tidak terlepas dari peran keluarga
sehingga selalu melibatkan keluarga.
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek
hukum (legal).
6. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan
spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya kematangan anak adalah
dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara internal maupun eksternal
dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.
7. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu
tumbuh kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak.
F. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
Perawat merupakan anggota dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang tuanya.
Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
bekerjasama dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu
memecahkan masalah yang berkaitan dengan perawatan anak. Perawat merupakan salah satu
anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting
seorang perawat, meliputi:
1. Pemberi perawatan.
Peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yang terjadi mulai dari
masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai
pemberi perawatan adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti
memberi makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.
2. Sebagai Advocat keluarga.
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan informasi
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapat
ditunjukkan dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan
dilakukan sebelum pasien melakukan operasi.

3. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan
kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek
yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan
tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus
bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh
peran perawat sebagai pendidik ( health educator ).
4. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan
masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi).
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap
pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian dan
keterampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh,
perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak
dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan dosis
yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita infeksi.
6. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan
dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian,
pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil
penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan
media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu
melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan (Sacharin, 2000).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Caring merupakan sikap kepedulian, perhatian, kasih sayang, dan empati yang dapat kita
berikan kepada siapapun terutama pada pasien anak. Sikap caring harus dilakukan
perawat karena dapat mempengaruhi proses asuhan keperawatan yang akan menunjang
kesembuhan pada pasien anak nantinya. Beberapa ahli telah mengemukakan teori caring,
contohnya Watson dan Swanson. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring
adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan, serta memahami anak
atau apa yang dikeluhkan dalam setiap pertemuan dengan sang anak tersebut.
B. Saran
Dalam melaksanakan caring dalam keperawatan anak sangat diperlukan rasa peduli, lebih
memerhatikan, dan tentunya sikap empati harus terlihat dari perawat. Disarankan juga
adanya berbagai pendekatan dan komunikasi yang baik kepada sang anak agar dapat
terbina hubungan saling percaya dengan anak sehingga caring dalam keperawatan anak
bisa dilakukan secara maksimal dan asuhan yang diberikan pun optimal untuk menunjang
kesembuhan sang anak.
DAFTAR PUSTAKA

E. Laura Sidabutar (2018). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Anak . Tersedia
dalam : http://repository.stik-sintcarolus.ac.id/575/2/NO.%2011%20BAB%20I.pdf diakses
pada 20 Desember 2021 Pukul 18.00 WIB

Hidayah, Nurul. (2020). Etik Legal Dan Caring Dalam Keperawatan Anak. Tersedia
dalam : https://id.scribd.com/document/494885318/Etik-legal-dan-caring-dalam-keperawatan-
anak-Kelompok-6 diakses pada 20 Desember 2021 Pukul 20.00 WIB

Kozier, et al. (2004). Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice (7th Ed.).
Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta Salemba Medika Sacharin,
Rossa. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Nining Yuliastati. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak. Diakses pada 22
Desember 2021, dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/
Keperawatan-Anak-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai