Kebutuhan khusus
anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang
mengalami keterlambatan dalam perkembangan,
memiliki kondisi medis, kondisi kejiwaan, dan/atau
kondisi bawaan tertentu. Mereka membutuhkan
perhatian dan penanganan khusus supaya bisa
mencapai potensinya
Anak Kebutuhan
Hambatan belajar & berkembang
disebabkan factor eksterna. Ex:
bersifat sementara gangguan emosi>>trauma akibat
(temporer) diperkosa hingga anak tidak dpt belajar
bersifat permanen
akibat langsung dari kondisi kecacatan
Faktor yang mempengaruhi ABK
1. Herediter 2. Infeksi 3.
Kebanyakan anak
Infeksi (baik secara
keracunan
Keracunan yang
berkebutuhan khusus
langsung ataupun tidak dimaksud dapat secara
merupakan bawaan dari
langsung) yang langsung pada anak,
lahir. Dan yang
menyerang bayi maupun lewat perantara
mendasari hal tersebut,
sebelum / sesudah lahir ibu ketika mengandung
adalah faktor hereditas
juga dapat
atau genetik yang
menyebabkan kelainan
diturunkan dari orang
tua
Faktor yang mempengaruhi ABK
4. Trauma
5. Kekurangan
Merupakan cedera yang Gizi
Kurangnya asupan gizi
terjadi pada anak
pada bayi dalam
sehingga menyebabkan
kandungan maupun
perubahan struktur
sesudah lahir, sangat
rangka, ataupun cedera
mempengaruhi tumbuh
yang terjadi ketika
kembang anak
proses persalinan.
Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
A. Sebelum Kelahiran. Faktor-factor diantaranya : B. Selama Proses Kelahiran. Faktor-factor diantaranya :
- Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom. - Proses kelahiran lama, premature, kekurangan oksigen.
- Infeksi Kehamilan. - Kelahiran dengan alat bantu : Vacum.
- Usia Ibu Hamil. - Kehamilan terlalu lama : > 40 minggu
- Keracunan Saat Hamil.
- Pengguguran.
- Lahir Prematur
.
C. Setelah Kelahiran. Faktor-factor diantaranya :
- Penyakit Infeksi Bakteri ( TBC ).
- Kekurangan zat makanan.
- Kecelakaan, atau Keracunan
Konsep Dasar Anak
Berkebutuhan Khusus dengan
Gangguan Kognitif: Retardasi
Mental
Pengertian
Retardasi Mental (RM) merupakan:
• Gangguan kognitif (hambatan intelektual) pada
anak (Purwati dan Sulastri, 2019).
Retardasi Mental
Klasifikasi Retardasi Mental
Sumber: Purwati & Sulastri. (2019). Tinjauan elsevier keperawatan anak. Edisi kesatu. Singapore: Elsevier
Etiologi Reterdasi Mental
1) Genetik 3) Perinatal
• Abnormalitas kromosom • Proses Kelahiran: Berat Badan Lahir
• Mutasi genetic Rendah, prematuritas, dan post
• Gangguan metabolik prematurnitas
• Posisi yang abnormal
• Kecelakaan waktu lahir: Cedera fisik
• Kernikterus
2) Prenatal
• Gizi 4) Pascanatal
• Mekanis
• Akibat infeksi trauma kapitis dan
• Toksin
• tumor otak
Endokrin
• Kelainan tulang
• Radiasi
• Kelainan endokrin dan metabolik
• Infeksi
• Stress
• Imunitas
• Anoksia Embrio
Patofisiologis
Hambatan Perkembangan Bayi baru lahir tidak mampu
menghisap
Bayi umur 4-6 bulan: Head lag (kepala
tidak terangkat)
Perkembangan berbicara lambat/tidak bisa
Konkrit
berbicara sama sekali
Kemampuan abstrak
terbatas Kemampuan Mental
Manifestasi klinik
Gangguan Lainnya Kurang mampu menilai
diri sendiri
Tidak mampu mengikuti perintah rumit
Sulit bersosialisasi
dengan teman sebaya Rentang perhatian pendek dan lebih tertarik
pada musik
Sumber: Purwati & Sulastri. (2019). Tinjauan elsevier keperawatan anak. Edisi kesatu. Singapore: Elsevier
Tanda dan Gejala
Lamban mempelajari hal baru
Barlow, H. D. & Durand, M.V. (2007). Psikologi Abnormal. Jakarta: Penerbit Pustaka belajar
Komplikasi
Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan
Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu
c. Pemeriksaan
- TTV
b. Riwayat Kesehatan - Head to toe
Riwayat kesehatan anak masalalu, - Penunjang: kromosomal kariotipe,
parental, kelahiran, kesehatan Elektro Ensefalogram (EEG), MRI,
keluarga, tumbuh kembang, dan Titer virus, Serum asam urat, Serum
imunisasi Seng, dll.
Keluarga Kecemasan Keluarga
Defisit Pengetahuan
Koping Keluarga Tidak Efektif
Isolasi Sosial
Gangguan Komunukasi
Verbal Hubungan Sosial
Defisit Perawatan Diri 1. Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan
2. Identifikasi kesulitan dalam perawatan diri
3. Dorong anak melakukan perawatan sendiri
Implementasi
Keperawatan Venus
Implementasi keperawatan
dilakukan sesuai dengan intervensi
atay rencana keperawatan yang
telah dibuat sebelumnya Komponen Implementasi:
1. Diagnosa Keperawatan
2. Tanggal dan waktu dilakukan
Fig. VII
3. Tindakan keperawatan
bedasarkan intervensi
4. Tanda tangan perawat
pelaksana
Evaluasi
Keperawatan
Manifestasi klinik
yang terjadi di 2,5 %
seperti agresifitas dan penderita sindrom down
depresi
Defisiensi imun
Clinical
Pathway
Komplikasi
Kelainan jantung
Gangguan pencernaan
Demensia
Gangguan penglihatan
Masalah kesehatan mulut
Penyakit tiroid
Gangguan pendengaran
Sleep apnea
Gangguan psikologis dan mental
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
USG noninvasif seperti
tes DNA janin cell-
Prosedur free yang diisolasi
aminotesis di dari darah ibu
trimester kedua
kehamilan
Penanganan
Terapi fisik
Terapi bicara
Terapi kerja
Terapi Okupasi
Perangkat bantu
Asuhan
keperawatan Down
Syndrom
Pengkajian
1. Identitas Pasien 8. Pemeriksaan Fisik
2. Riwayat penyakit sekarang • Keadaan umum
3. Riwayat penyakit terdahulu • Kepala
4. Riwayat antenatal, natal dan pasca • Mata
natal • Telinga
5. Riwayat perrtumbuhan dan • Mulut/leher
perkembangan • Kulit
6. Riwayat kesehatan keluarga • Thorax
7. Pengkajian berdasarkan pola gordon : • Paru
• Pola presepsi ksehatan dan • Jantung
manajemen kesehatan • Genitalia
• Pol nutrisi • Ekstremitas
• Pola eliminasi
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola istirahat dan tidur
• Pola presepsi dan kognitif
Diagnosa Keperawatan
Autism
mengalami dan cenderung
Autism
sendiri
menutup diri
perkembangan terlambat
atau tidak normal
Klasifikasi Autism
1) Autis Ringan 2) Autis Sedang 3) Autis Berat
memberikan sedikit sedikit kontak mata, tindakan-tindakkan tak
respon, menunjukkan ketika nama dipanggil terkendali
ekspresi-ekspresi muka, tidak merespon, dan
berkomunikasi dua arah bertindak agresif, sulit
sesekali dikendelalikan tetapi
masih bisa dikontrol
kelainan pada lobus pareatalis otak>>
Etiologi
cuek terhadap lingkungan
Pemeriksaan
Diagnostik
Terapi wicara Terapi Bermain
membantu anak melancarkan otot- menggunakan alat
otot mulut>>anak berbicara yang permainan sebagai sarana
lebih baik
Terapi
Terapi Bermain
Okupasi
melatih motorik halus
Memperkuat otot dan
memperbaiki keseimangan
anak
Applied Behaviour Analysis tubuh
(ABA)
membentuk perilaku + pd anak Terapi Perilaku
autis (metode Lovaas)
Mencari Latar belakang
dari perilaku anak tsb
kesehatan Keluarga
Mempunyai keturunan
autism
Kurang merespon orang lain, sulit ekspresi non
pengkajian
pengkajian verbal, keterbatasan kogniti>>sulit belajar, sulit
focus pad objek
Diagnosa Keperawatan
Tujua dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
(SDKI)
Gangguan interaksi (I.13484)
sosial berhubungan 5. Beridukungan pada pasien yang berusaha
dengan hambatan keras untuk membentuk hubungan dengan
perkembangan (D.0018) orang lain dilingkungannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujua dan kriteria hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
Gangguan identitas diri (L.09070) Identitas diri (I.09297)
berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1. bantu anak untuk mengetahui hal-
tidak terpenuhinya 2x24 jam. Maka diharapkan Pasien akan hal yang terpisah selama kegiatan-
tugas perkembangan menyebutkan bagian-bagian tubuh diri kegiatan perawatan diri, seperti
(D.0084) sendiri dan bagian-bagian tubuh dari berpakaian dan makan
pemberi perawatan untuk mengenali fisik 2. Jelaskan dan bantu anak dalam
dan emosi diri terpisah dari orang lain saat menyebutkan bagian-bagian
pulang dengan kriteria hasil: tubuhnya
- Pasien mampu untuk membedakan bagian 3. Tingkatkan kontak fisik secara
bagian dari tubuhnya dengan bagian-bagian bertahap demi tahap, menggunakan
dari tubuh orang lain sentuhan untuk menjelaskan
- Pasien mampu menceritakan kemampuan perbedaan-perbedaan antara pasien
untuk memisahkan diri dari lingkungannya dengan perawat. Berhati-hati dengan
dengan menghentikan ekolalia (mengulangi sentuhan sampai kepercayaan anak
kata kata yang di dengar) dan ekopraksia telah terbentuk
(meniru gerakan-gerakan yang dilihatnya)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan Paraf dan Nama
Dx
Dx. 1 1. mempertahankan konsistensi tugas S: Kel. 8
staf untuk memahami Pasien mengatakan bahwa ia bisa berkomunikasi
tindakantindakan dan komunikasi dengan orang lain
anak O:
2. Mengantisipasi dan memenuhi - Pasien mampu berkomunikasi dengan cara
kebutuhan anak sampai kepuasan yang dimengerti oleh orang lain
pola komunikasi terbentuk - Pasien memulai berinteraksi verbal dan non
3. Menggunakan tehnik validasi verbal dengan orang lain
konsensual dan klarifikasi untuk A:
menguraikan kode pola komunikasi Masalah teratasi
( misalnya :” Apakah anda
bermaksud untuk mengatakan P:
bahwa…..?” ) Intervensi dihentikan
4. Menggunakan pendekatan tatap
muka berhadapan untuk
menyampaikan ekspresi-ekspresi
nonverbal yang benar dengan
menggunakan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Paraf dan
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Dx Nama
Dx. 2 1. Jalin hubungan satu – satu dengan anak untuk S: Kel. 8
meningkatkan Kepercayaan Pasien mengatakan bahwa ia
2. Berikan benda-benda yang dikenal (misalnya: mainan mempunyai teman yang diajak
kesukaan, selimut) untuk memberikan rasa aman dalam berbicara
waktu-waktu tertentu agar anak tidak mengalami distress O:
3. Sampaikan sikap yang hangat, dukungan, dan - Anak mulai berinteraksi dengan
kebersediaan Ketika anak berusaha untuk memenuhi diri dan orang lain
kebutuhan – kebutuhan dasarnya - Pasien tidak menarik diri dari
untuk meningkatkan pembentukan dan mempertahankan kontak fisik dengan orang lain
hubungan saling percaya
4. Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan A:
interaksi, mulai dengan penguatan yang positif pada Masalah teratasi
kontak mata, perkenalkan dengan berangsur-angsur
dengan sentuhan,senyuman , dan pelukan P:
5. Beridukungan pada pasien yang berusaha keras untuk Intervensi Intervensi dihentikan
membentuk hubungan dengan orang lain
dilingkungannya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Paraf dan
Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Dx Nama
Dx. 3 1. Membantu anak untuk mengetahui hal-hal S: Kel. 8
yang terpisah selama kegiatan-kegiatan Orang tua pasien mengatakan pasien
perawatan diri, seperti berpakaian dan menceritakan tentang kesehariannya
makan O:
2. Menjelaskan dan membantu anak dalam - Pasien mampu untuk membedakan
menyebutkan bagian-bagian tubuhnya bagian bagian dari tubuhnya dengan
3. Meningkatkan kontak fisik secara bertahap bagian-bagian dari tubuh orang lain
demi tahap, menggunakan sentuhan untuk - Pasien mampu menceritakan
menjelaskan perbedaan-perbedaan antara kemampuan untuk memisahkan diri dari
pasien dengan perawat. Berhati-hati dengan lingkungannya dengan menghentikan
sentuhan sampai kepercayaan anak telah ekolalia (mengulangi katakata yang di
terbentuk dengar) dan ekopraksia (meniru
gerakan-gerakan yang dilihatnya)
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Konsep Dasar Anak
Berkebutuhan Khusus :
Child Abuse
PENGERTIAN
CHILD ABUSE
child abuse adalah suatu tindak
kekerasan yang dilakukan oleh orang
dewasa yang seharusnya bertanggung
jawab terhadap keamanan dan
kesejahteraannya, baik itu kekerasan
fisik maupun mental yang berakibat
pada kerusakan/ kerugian lahir dan
batin, dan dikhawatirkan akan
berpengaruh pada tumbuh kembang
anak di masa depannya.
Penyebab child abuse
1. Orang tua memiliki potensi untuk melukai anak-
anak. Orang tua yang memiliki kelainan mental,
atau kurang kontrol diri daripada orang lain,
atau orang tua tidak memahami tumbuh
kembang anak, sehingga mereka memiliki
harapan yang tidak sesuai dengan keadaan anak.
2. Menurut pandangan orang tua anak terlihat
berbeda dari anak lain. Hal ini dapat terjadi pada
anak yang tidak diinginkan atau anak yang tidak
direncanakan, anak yang cacat, hiperaktif, cengeng,
anak dari orang lain yang tidak disukai
2. Pendidikan
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang sangat pribadi, yaitu penis, vagina, anus,
mammae dalam pelajaran biologi. Sikap atau cara mendidik anak juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi aniaya
emosional.
4. Media massa
Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti oleh artikel2 pencegahan dan
penanggulangannya.
pengkajian
1. Psikososial : 2. Muskuloskeletal
• Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor, • Fraktur
bau
• Dislokasi
• Gagal tumbuh dengan baik
• Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif, • Keseleo (sprain)
psikomotor, dan psikososial
• With drawl (memisahkan diri) dari orang2 dewasa
3. Ketidakmampuan koping
keluarga
Isolasi social 1. Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas
2. Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu
3. Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri
4. Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Ketidakmampuan koping keluarga 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
2. Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
3. Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga
Risiko perilaku kekerasan 1. Pertahankan lingkungan bebas dari bahaya secara rutin
2. Libatkan keluarga dalam perawatan
3. Latihan cara mengungkapkan perasaaan secara asertif
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai
dengan intervensi atay rencana keperawatan yang
telah dibuat sebelumnya
Komponen Implementasi:
1. Diagnosa Keperawatan
2. Tanggal dan waktu dilakukan
3. Tindakan keperawatan bedasarkan intervensi
4. Tanda tangan perawat pelaksana
Implementasi keperawatan
Evaluasi Keperawatan dilakukan bedasarkan
respon pasien setelah dilakukan intervensi.
Komponen Evaluasi:
1. :
Diagnosis Keperawatan
2. Tanggal dilakukan evaluasi keperawatan
3. Evaluasi keperawatan dengan pendekatan
SOAP
Evaluasi
Keperawatan
Daftar Pustaka Azmi, Amalia. (2017). Pengaruh Cooperative
01 Purwati dan Sulastri. (2019). Tinjauan Elsevier 06
Play Terhadap Peningkatan Kemampuan
Keperawatan Anak. Edisi I. Singapore: Elsevier.
Interaksi Sosial dan Berbahasa pada Anak
Retardasi Mental Ringan di SLB Putra
Yusuf, A., & Fitriyasari, N., & Nihayati,. H. E. Manunggal Gombong. Skripsi. Surabaya:
02
(2015). Buku Ajar Keperawatan Universitas AIRLANGGA.
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar
07
Barlow, H. D. & Durand, M.V. (2007). Psikologi Diagnosis Keperawatan Indonesia
03 (SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat
Abnormal. Jakarta: Penerbit
Pustaka belajar) Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar
04 Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak dan 08
Intervensi Keperawatan Indonesia
Permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Perkembangan Anak Dan Remaja.
Indonesia
Jakarta :Sagungseto.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar
05 Habibi. (2018). KTI Asuhan Keperawatan Pada 09
Luaran Keperawatan Indonesia
Anak dengan Retardasi Mental di SLB Kasih
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Ummi Kota Padang. Padang: Poltekkes
Indonesia.
Kemenkes Padang.
Daftar Pustaka Raharjo, Desta Sarasati., Dera Alfiyanti., & S.
10 Yupi, Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar 15
Eko Purnomo. (2014). Pengaruh terapi bermain
Keperawatan Anak. Jakarta:
menggunting terhadap peningkatan motorik halus
EGC
pada anak autisme usia 11-15 tahun di sekolah
Baron-Cohen & Howlin, P. (2009). The theory of luar biasa Negri Semarang. Semarang
11
mind deficit in autism: some question for teaching.
Oxford: Oxford University Press. Kasari, Connie., 7 Tristram Smith. (2013). Intervention
16
Barlow, H. D. & Durand, M.V. (2007). Psikologi in school for children with autism spectrum disorder :
12 methods and recommendations. Sagepub Journals
Abnormal. Jakarta: Penerbit
Pustaka belajar) Permissions.
Bektiningsih, Kurniana. (2009). Program terapi
13 Bektiningsih, Kurniana. (2009). Program terapi 17
anak Autis di SLB Negeri Semarang. Jurnal
anak Autis di SLB Negeri Semarang. Jurnal
Kependidikan, Volume XXXIX, Nomor 2,
Kependidikan, Volume XXXIX, Nomor 2.
November 2009.
https://www.neliti.com/publications/222465/
14 Marienzi, Rani. (2012). Meningkatkan kemampuan 18
mengenal konsep angka melalui metode multisensori kekerasan-terhadap-anak-yang-dilakukan-oleh-
bagi anak Autis. Ejournal Ilmiah Pendidikan Khusus orang-tua-child-abuse
Volume 1 Nomor 3.
Daftar Pustaka https://www.kompasiana.com/kemoceng/
19 https://www.academia.edu/31003896/ 22
5d66a9040d82306b2e424c12/hakikat-anak-
ASUHAN_KEPERAWAT_ANAK_PADA_CHIL
berkebutuhan-khusus-konsep-dasar-faktor-
D_ABUSE
penyebab-dampak-dan-konsep-pendidikannya?
https://www.scribd.com/document/361818937/ page=all#section2
20
PATHWAY-Child-Abuse