BERKEBUTUHAN KHUSUS
(ABK)
Sifat
Kesanggupan
Partisipasi Karakter
Kemauan Adaptasi 1. Model
1. Mental
2. Emosi Kebiasaan pembelajaran,
Keikhlasan penataan
Hal-hal unik yang lingkungan,
Tanggungjawab
dimiliki anak 2. Perencanaan
Sabar 3. Evaluasi
Saat Setelah
Sebelum Kelahiran
Kelahiran
Kelahiran
• Gangguan
Genetika: Kelainan • Proses kelahiran • Penyakit infeksi
Kromosom, lama (Anoxia), bakteri (TBC),
Transformasi prematur, virus
• Infeksi Kehamilan kekurangan • Kekurangan zat
• Usia Ibu Hamil oksigen makanan (gizi,
(high risk group) • Kelahiran dengan nutrisi)
• Keracunan Saat alat bantu: Vacum • Kecelakaan
Hamil • Kehamilan terlalu • Keracunan
• Pengguguran lama: > 40 minggu
• Lahir Prematur
FAKTOR PENYEBAB STUNTING
Kebersihan makanan
dan air
PERMASALAHAN TERKAIT WASH
Berdasarkan data yang di himpun dari Kemenkes RI,
bahwa:
1. 87% populasi memiliki akses terhadap sumber
air minum layak
2. 61% populasi menggunakan system sanitasi
layak
3. Adanya ketidak samaan akses akan air bersih
dan sanitasi di semua provinsi
4. Perilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan, memasak atau saat memberi makan
masih rendah
5. 20% populasi di Indonesia masih melakukan
buang air besar di luar toilet yang sudah di
tentukan.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak
seusianya, karakteristik lainnya yaitu:
1. Pertumbuhan melambat
2. Wajah tampak lebih muda dari usianya
3. Pertumbuhan gigi terlambat
4. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori
belajarnya
5. Usia 8-10 tahun menjadi pendiam, tidak banyak
melakukan kontak mata terhadap orang disekitarnya
6. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun
7. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat
menarche (menstruasi anak pertama perempuan)
8. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
C A R A M E M FA S I L I TA S I A N A K S T U N T I N G
Pembelajaran
FAKTOR PENYEBAB ABK
Saat Setelah
Sebelum Kelahiran
Kelahiran
Kelahiran
• Gangguan
Genetika: Kelainan • Proses kelahiran • Penyakit infeksi
Kromosom, lama (Anoxia), bakteri (TBC),
Transformasi prematur, virus
• Infeksi Kehamilan kekurangan • Kekurangan zat
• Usia Ibu Hamil oksigen makanan (gizi,
(high risk group) • Kelahiran dengan nutrisi)
• Keracunan Saat alat bantu: Vacum • Kecelakaan
Hamil • Kehamilan terlalu • Keracunan
• Pengguguran lama: > 40 minggu
• Lahir Prematur
PENGELOMPOKKAN ABK
B E R D A S A R K A N H A M B ATA N
1 – Perkembangan Fisik
Perkembangan Kombinasi – 7
1 Tunarungu, Tunanetra,
Tunaganda
2 Tunawicara dan Berbahasa
Kelebihan Potensi - 6 7
2 – Perkembangan Fisik dan
Kecerdasan, Bakat, dan Intuisi
ABK Motorik
3 Cerebral Palsy, Polio,
Perkembangan Emosional – 5 6 Tuna Daksa, Kidal
ADD/ADHD, Spektrum Autism
5 4 3 – Intelektual/Daya Pikir
Tuna Grahita/Down Syndrome,
Disleksia, Diskalkulia, Disgrapia,
4 – Perkembangan Emosional
Slow Learner
dan Kontrol Sosial
Tunalaras, HIV AIDS & Narkoba
IDENTIFIKASI ABK
• Proses identifikasi untuk menemukan ABK
• Upaya pendidik melakukan proses identifikasi terhadap anak yang
mengalami kelainan/penyimpangan secara :
fisik, intelektual, sosial, emosional, tingkah laku dalam rangka pemberian
layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
1. Identifikasi
karakteristik, 2.
kebutuhan, Optimalkan
cara belajar, intervensi
dan minat dan proses
anak pembelajaran
3. Melakukan
penyesuaian-
penyesuain agar
dapat memenuhi
haknya
PAUD INKLUSIF
2. GURU
Menumbuhkan komitmen terhadap etika dan tanggung jawab pengajaran.
3. ORANGTUA
Meningkatkan rasa percaya diri mereka karena ternyata anaknya bukanlah
“penyakit” yang perlu disingkirkan tapi bisa bergabung dengan bukan ABK.
Pengembangan sikap empati, penghargaan dan penerimaan pada ABK
beserta keluarganya.
4. MASYARAKAT
Membuka pemahaman bahwa ABK bukanlah anak yang harus dikucilkan
dan disingkirkan, ABK bisa bergabung dengan anak pada umumnya.
1. Hambatan Kemampuan Pendengaran
Karakteristik
Hambatan dalam berkomunikasi Menjawab tidak sesuai dengan
secara kualitas maupun kuantitas pertanyaan
(berpengaruh pembelajaran)
Sering berbicara dengan lantang atau
Memiliki kemampuan kognitif menyetel volume elektronik keras-
yang baik. Di tinjau dari akademik keras.
cenderung pada bidang matematika
dan sains, namun untuk bahasa Memperhatikan orang lain untuk
perlu mendapat bimbingan agar meniru sesuatu yang diperintahkan,
terus berkembang. karena ia tidak mendengar sesuatu
yang diinstruksikan.
Menyadari kehadiran seseorang
namun acuh saat dipanggil.
DERAJAT HAMBATAN
PENDENGARAN
Karakteristik
Memiliki hambatan emosional dan sosial, seperti
sulit mengamati, menirukan atau menunjukkan
tingkah laku sosial yang tepat
Berperilaku kurang matang, terisolasi dan kurang
asertif terutama jika lingkungan kurang kondusif
Memiliki kemampuan kognitif yang baik dan
berbakat
Berperilaku stereotip seperti mengerjapkan mata,
menjentikkan jari, menggoyangkan badan/kepala,
menggeliatkan badan dll. Hal ini disebabkan karena
kehilangan stimulasi sensori, terbatasnya gerakan
dan aktivitas.
TEKNIK BIMBINGAN
METODE
PEMBELAJARAN
MATA JULING
RABUN SENJA/NYCTALOPIA (RABUN AYAM)
3. Hambatan Kemampuan Berbicara dan Berbahasa
a. Bahasa Ekspresif
Kemampuan individu dalam
menghasilkan suatu bahasa.
Misalkan:
Isi pikiran atau pendapat
secara verbal.
b. Bahasa reseptif
Kemampuan individu dalam
memahami suatu bahasa.
Misalkan:
Orang yang mengerti arti bahasa
asing tetapi tidak dapat berbicara
bahasa asing.
METODE PEMBELAJARAN
4. Hambatan Fisik dan Motorik
Karakteristik
Secara kognitif dan akademik
memiliki rentang kognitif dari ringan
hingga berat Faktor Penyebab:
Secara perilaku anak dapat terganggu Kelainan bawaan
apabila hambatan yang dimilikinya
dapat menghambat Gerakan/interaksi Hambatan neurologis (celebral
dengan orang lain. palsy, spina bifida)
Secara emosional memiliki memiliki Lingkungan (kecelakaan,
konsep diri yang rendah amputasi, retak)
Secara fisik dan medis berbeda
dengan anak umum dan memerlukan
perlakuan khusus.
TUNADAKSA – CELEBRAL PALSY)
SPINA BIFINA (KELAINAN TULANG BELAKANG)
CACAT FISIK
METODE PEMBELAJARAN
5. Anak dengan Hambatan Perkembangan
Intelektual/Kognitif
Down Syndrom Masalah Emosional
Terdapat kesulitan pada kemampuan berpikir,
Karakteristik pemahaman dan bersosialisasi. Efek bisa ringan
• Berat dan panjang saat lahir di bawah rata-rata atau sedang.
• Berkurangnya tegangan otot seperti hipotonia Membutuhkan waktu panjang untuk bisa
• Mata miring ke atas dan ke luar berjalan, bicara, memakai pakai baju atau ke
• Telapak tangan hanya memiliki satu lipatan toilet sendiri.
• Hidung kecil dan tulang hidung rata Ketika sekolah, membutuhkan bantuan ekstra
• Antara jari kaki pertama dan kedua terdapat jarak untuk menulis dan membaca
yang luas Kadang terdapat masalah perilaku, kurang
• Mulut kecil perhatian atau obsesif pada sesuatu karena
• Tangan lebar dengan jari-jari pendek kesulitan dalam mengontrol reaksi tubuh, relasi
• Bertubuh pendek dengan orang lain, dan mengatur perasaan saat
• Leher pendek frustasi.
• Kepala kecil dan datar di bagian belakang Setelah memasuki usia dewasa, perlu belajar
• Lidah menonjol keluar untuk memutuskan terkait pada diri sendiri atau
• Bentuk telinga tidak normal atau kecil orang lain. Perlu bantuan dalam menyelesaikan
• Kelenturan otot berlebih persoalan atau mengelola uang. Beberapa orang
• Bintik putih pada selaput mata. dapat memasuki pendidikan tinggi.
6. Learning Disability (Kesulitan Belajar)
Karakteristik
• Disfungsi neurologis
• Secara akademik bermasalah pada kegiatan
calistung, serta berbahasa verbal.
• Secara sosial-emosional, umumnya memiliki
harga diri yang rendah karena dianggap sebagai
anak yang tidak mampu sehingga melabelkan
diri tidak mampu.
• Secara perilaku, menjadi sulit untuk
mengendalikan gerak, tidak mau duduk diam,
melakukan agresi fisik dan verbal serta
berbicara terus.
Tipe-Tipe Kesulitan Belajar
a. Dyslexia
Kesulitan dalam belajar
membaca
b. Dysgraphia
Kesulitan dalam
belajar menulis.
c. Dyscalculia
Kesulitan dalam belajar
menerapkan/
memahami konsep
matematika dan
komputer.
TOKOH PENYANDANG DISLEKSIA DAN SLOW LEARNER
LAMBAT BELAJAR (SLOW LEARNER)
Karakter
Terganggunya perkembangan
emosi
Adanya konflik dan tekanan batin FAKTOR PENYEBAB
Biologi (Kurang gizi, disfungsi otak,
Menunjukan kecemasan psikotik, gangguan emosional dll)
Penderita neurotis atau bertingkah Keluarga (Interaksional dan
psikotis transaksional)
Secara akademik IQ rendah, Sekolah (sikap guru, tendik dan
sedang, tinggi teman)
Lingkungan masyarakat (negative)
8. Anak Dengan Kecerdasan Bakat dan Bakat Istimewa
Karakteristik
Memiliki kombinasi/ gabungan
dari dua/lebih kelainan/ketunaan
dalam segi fisik, mental, emosi
dan sosial sehingga memerlukan
layanan pendidikan, psikologi,
medik, sosial, vokasional
TEKNIK BIMBINGAN
DETEKSI DINI & RUJUKAN DINI
PENYIMPANGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
GPK bukan merupakan guru pembantu dalam kelas melainkan bertugas untuk
bersinergi dan berjalan berdampingan demi terbentuknya kualitas inklusi. Ada 3
pekerjaan penting yang harus dinaungi GPK yaitu:
1. Bimbingan langsung/ tidak langsung kepada ABK
2. Perumusan PPI dan RPP yang mencakup kebutuhan semua siswa yang mencakup
kepada fleksibilitas kurikulum (adisi, omisi dan subtitusi sesuai kebutuhan ABK)
memberikan masukan dalam hal settingan kelas, pengembalian fokus siswa,
melibatkan siswa disabilitas dalam proses pembelajaran, penilaian terhadap
disabilitas kepada guru utama.
3. Sosialisasi kepada masyarakat sekolah bagaimana sekolah inklusi tersebut untuk
meminimilisir bullying, dan diskriminasi.
PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)
Jenis ABK
01
05 02
05.Menentukan 02. Menilai Kebutuhan
Evaluasi Kemajuan
04 03
03. Mengembangkan
04. Merancang Metode & Tujuan Pembelajaran
Prosedur Pembelajaran
KOMPONEN
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)
1. Kemampuan ABK
2. Tujuan umum yang akan dicapai
3. Rancangan pembelajaran
CONTOH 1. FORMAT
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)