TINJAUAN TEORI
kemampuan baik itu bersifat fisik seperti tunanetra dan tunarungu, maupun
sikap dan perilaku, seperti gangguan pada kemampuan belajar pada anak
adalah:
“Anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan,baik fisik,
mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh
secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia dengannya”.
Allah sudah menentukan jenis bentuk manusia, serta bagaimana
Terjemahnya
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaikbaiknya.” (Kementrian Agama, 2015)
Kata Taqwim diartikan sebagai menjadikan sesuatu memiliki qiwam,
yakni bentuk fisik yang pas dengan fungsinya. Jadi, kalimat ahsan taqwim
saat mengandung karena hal ini pun mempunyai pengaruh yang cukup
kesehatan ibu dapat mempengaruhi taqwim (bentuk fisik dan psikis) bayi
bangsa. Ia memiliki hak untuk sekolah sama seperti saudara lainnya yang
tidak memiliki kelainan atau normal. Allah SWT memiliki maksud mulia
Ayat di atas meyebutkan harta dan anak-anak sebagai ujian. Ini kerena
pasangan karena ujian melalui anak- anak lebih berani menuntut dan lebih
kuat. Ayat ini juga menerangkan bahwa anak adalah titipan dan amanah
dari Allah SWT yang harus senantiasa kita jaga semata-mata untuk
setelah lahir.
a. Pre-Natal
yaitu faktor genetik dan keturunan, atau faktor eksternal yaitu berupa
atau jatuh sewaktu hamil, atau memakan makanan atau obat yang
b. Natal
c. Pasca-natal
Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum
semasa bayi.
terapi pada anaknya ketika anak sudah berusia di atas 5 tahun sehingga
kebiasaan yang sudah terbentuk pada anak sukar untuk diubah dan
tungkai.
kompleks), lemak
Deteksi Dini
atau menemukan status gizi kurang atau gizi buruk pada anak.
Amandements yang dibuat pada tahun 1997 dan ditinjau kembali pada
adalah:
secara verbal.
memusatkan perhatian.
matematika.
perilaku.
okupasi pada anak memfasilitasi sensory dan fungsi motorik yang sesuai
Kosasih, 2012).
yang perlu ditekankan dalam terapi okupasi adalah bahwa pekerjaan atau
pada klien saja, akan tetapi kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dapat
waktu luang. Tujuan dari pelatihan terapi okupasi itu sendiri adalah untuk
Fungsi dan tujuan terapi okupasi terapi okupasi adalah terapan medis
berikut.
dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang
keluarga.
kerjasama yang terkoordinir dan terpadu (Nasir & Muhith, 2011). Tujuan
motorik halus maupun motorik kasar, mental, sosial, dan emosi, dengan
emosi, dan tingkah laku, anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 263. Aktivitas dalam terapi
arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya dari pasien tersebut. Adapun hal-
hal yang mempengaruhi aktivitas dalam terapi okupasi antara lain sebagai
berikut.
2) Olahraga.
3) Permainan.
4) Menjahit.
5) Kerajinan tangan.
8) Pekerjaan pre-vokasional
lain-lain).
2) Mempunyai arti tertentu bagi pasien, artinya dikenal oleh atau ada
memelihara kondisinya
Menurut Nasir & Muhith, 2011, hlm. 266 ada beberapa indikasi
perkembangan psikososialnya.
untuk terapi okupasi akan menyertakan juga data mengenai pasien berupa
pasien berada di unit terapi okupasi, maka terapis akan bertindak sebagai
berikut.
a. Koleksi Data.
Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang
tentang masalah dan atau kesulitan pasien. Hal ini dapat berupa
c. Penentuan tujuan.
Dari masalah dan latar belakang pasien, maka dapat disusun daftar
jangka panjangnya.
d. Penentuan aktivitas.
Setelah tujuan terapi ditetapkan, maka dipilihlah aktivitas yang dapat
e. Evaluasi.
dengan tujuan terapis. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program
terapi meliputi:
dan lain-lain.
b. Waktu. Okupasi terapi dilakukan antar 1-2 jam setiap sesi baik yang
individu maupun kelompok setiap hari, dua kali atau tiga kali
seminggu tergantung tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas,
dan sebagainya. Sesi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ½-1 jam
terapi.