Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

Di Buat Oleh :

Pita Ayu Lestari (PO71202220035)

Dosen Pengampu : Monalisa, Ners, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLTEKKES KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izinNya Kami dapat menyelesaikan makalah ini merupakan salah satu pokok
bahasan dalam mata kuliah Keperawatan Anak. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan dan bisa mengaplikasikannya.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan
maupun kesalahan. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan masukan berupa
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini, terutama pada Dosen Pembimbing.

Jambi, 30 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................

A. Perspektif Keperawatan Anak ............................................................................


B. Trend dan Issue Keperawatan Anak...................................................................
C. Etik Legal Keperawatan Anak ...........................................................................
D. Caring Dalam Keperawatan Anak......................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................

A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara
fisiologis maupun psikologis – asuhan keperawatan pediatric merupakan fenomena
yang spasial. Untuk menghadapi tantangan berespons terhadap kebutuhan anak,
banyak fasilitas asuhan keperawatan dewasa ini diperlengkapi dengan unit pediatrik
terpisah, sehingga perawat dan staf asuhan keperawatan profesional lainnya dapat
memberikan terapi berdasarkan kebutuhan individual pasiennya masing-masing.

Namun, pada kenyataannya banyak fasilitas asuhan kesehatan tidak


memiliki ruangan berstandar tinggi seperti yang dimaksud. Sebagai konsekuensi
yang harus dipikul dalam penataan ruangan tersebut, anak-anak yang menderita
penyakit akut kadang-kadang tidak menerima perhatian khusus serta perawatan
yang mereka inginkan yang sepatutnya harus mereka dapatkan.

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya


sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia
baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Keperawatan anak sebagai cabang
ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut,
seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi
keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai
trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. 

Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan


dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya
pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan
ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan
menempuh jalur hukum untuk membelahak-haknya.

Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara


berfikir, merasa dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring
digambarkan sebagai moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi
keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat dan tindakan
merawat (caring).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filosofi keperawatan anak ( asuhan berpusat pada keluarga dan asuhan
atraumatik ) ?
2. Apa itu prinsip-prinsip keperawatan anak ?
3. Apa itu paradigma keperawatan anak ?
4. Apa itu lingkup praktik keperawatan anak ?
5. Apa yang dimaksud dengan keperawatan anak?
6. Bagaimana Trend dan issue keperawatan anak yang sedang berkembang di
masyarakat?
7. Apa itu konsep legal etik ?
8. Apa saja isi dari prinsip-prinsip legal dan etis ?
9. Apa itu landasan aspek legal keperawatan ?
10. Apa itu konsep caring secara umum dan teori caring menurut bebrapa ahli ?
11. Bagaimana mengetahui sikap caring pada anak ?

C. Tujuan
1. Untuk megetahui filosofi keperawatan anak ( asuhan berpusat pada keluarga
dan asuhan atraumatik )
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak
3. Untuk megetahui paradigma keperawatan anak
4. Untuk mengetahui lingkup praktik keperawatan anak
5. Untuk mengetahui tentang keperawatan anak
6. Untuk mengetahui Trend dan issue keperawatan anak yang sedang berkembang
di masyarakat
7. Untuk megetahui konsep legal etik
8. Untuk megetahui isi dari prinsip-prinsip legal dan etis
9. Untuk mengetahui landasan aspek legal keperawatan
10. Untuk mengetahui konsep caring secara umum dan teori caring menurut
bebrapa ahli
11. Untuk mengetahui sikap caring pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Keperawatan Anak
1. Filosofi Keperawatan Anak
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus
pada keluarga (family centered care),dan pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care).
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan
keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit
seperti aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya
keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak.
Program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak
terlaksana jika perawat selalu membatasi keluarga dalam memberikan
dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan
stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan menfasilitasi
keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit selama
dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada
anaknya selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam
mengurangi dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan
dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.
b. Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik
dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak
psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti
memperhatikan dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang
kemungkinan berdampak adanya trauma untuk mencapai perawatan
tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
 Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada
anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak.
Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat
meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada
dalam segala hal.
 Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak
psikologis).
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara
cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya
distraksi, relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak
dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang
sangat berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses
kematangan dan tumbuh kembang anak.
 Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat
meningkatkan keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga
anak selalu berkembang dan merasa nyaman dilingkungan.
2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan
keperawatan anak adalah:
a) Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak
sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan menuju proses kematangan.
b)  Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang
sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan
fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan
lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual.
c) Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan
peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
d) Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak dikatakan
sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis, seperti rasa
cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari peran
keluarga.
e) Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan
hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek
moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dai keluarga anak
harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi
kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
f) Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk
biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat.
g) Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari
aspek kehidupan anak.
3. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam penerapan
ilmu keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri atas empat
komponen.
Komponen paradigma keperawatan anak :

Manusia (anak )

Sehat –sakit lingkungan

Keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan
fisik, psikologis, sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia
bermain/ todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11
tahun), remaja (11-18 tahun).
b.  Sehat dan Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan
yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan
meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut
anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya
perawat untuk meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf
sejahtera baik fisik, sosial maupun spritual.
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam status kesehatan
anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis kelamin,
intelektual,emosi dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara kandung,
kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status
sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis baik
rumah maupun sanitasi di sekililingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari lingkungan
eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan
kesehatan dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program
perawatan anak. Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan
adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah
yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak
dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian pendidika kesehatan
dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai
dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Lingkup Praktik Keperawatan Anak
Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak
yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti asuh, asih dan
asah.
a) Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan
akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam
meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan
pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan
yang layak dan lain-lain.
b) Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau
memperbaiki psikologi anak.
c) Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai dengan
usia tumbuh kembang.
Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
 Pemberi perawatan
 Sebagai advokat keluarga
 Pencegahan penyakit
 Pendidikan
 Konseling
 Kolaborasi
 Pengambilan keputusan etik
 Peneliti
B. Trend dan Issue Keperawatan Anak
1. Perawatan Berfokus Pada Keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak


bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga
karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas
bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini
dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah
direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu membatasi
keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini hanya
akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan
menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit
selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada
anaknya selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi
dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada
aspek kesejahteraan anak akan tercapai.

2. Atrumatic Care

Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan
kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan
keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari
tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek
lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk mencapai perawatan
tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:

1) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada anak


sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.

2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.


Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat
meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam segala
hal.

3) Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis

Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat akan
tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan
imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri
akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.

4) Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti
dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh
kembang anak.

5) Modifikasi lingkungan

Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan


dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan merasa
nyaman dilingkungan.

3. Imunisasi

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan


vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan
terlindung dari infeksi penyakit-penyakit .Yang dapat menyebabkan infeksi sebelum
mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan
imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena
tidak tertular dari kita Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka
penderitaan suatupenyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkankematian pada penderitanya. Macam-Macam Imunisasi :

a. Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif
membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi
aktif juga dapat di bagi dua  macam:Imunisasi aktif alamiah dan  Imunisasi aktif
buatan

b. Imunisasi Pasif

Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di


dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang
yang mengalami luka kecelakaan. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
Imunisasi pasif alamiah dan Imunisasi pasif buatan

4. Terapi pijat anak-anak maupun bayi

a. Pijat pada bayi

Pijat bayi sangat membantu dalam meningkatkan fisik bayi,


emosional, perkembangan mental dan sosial. Bayi cenderung banyak
menangis karena satu-satunya cara mereka mengekspresikan diri selama
tahap awal masa bayi. Sebuah pijatan lembut dapat menenangkan bayi yang
menangis dan juga meringankan setiap penyakit kolik, peredaran darah dan
pencernaan. Selain itu, membantu orang tua baru menjadi nyaman dengan
anak mereka sehingga merupakan situasi win-win untuk semua orang. Pijat
sesi tiga puluh menit untuk bayi harus menjadi bagian dari rutinitas harian
setiap orangtua.

b.Pijat pada anak-anak

Pijat anak berbeda dari bayi dalam banyak cara dan menawarkan
banyak manfaat. Perhatian-deficit hyperactivity disorder juga dikenal
sebagai ADHD, adalah gangguan kejiwaan yang cepat meningkat di
kalangan anak-anak. Perkiraan umum menempatkan 3-7% dari semua anak
usia sekolah dan remaja sebagai penderita ADHD. Studi telah
membuktikan terapi pijat sebagai alat yang efektif untuk melawan
gangguan ini. Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa remaja laki-
laki yang menerima 10-15 menit terapi alternatif pijat setiap hari
menunjukkan peningkatan fokus dan terlalu kelelahan. Mereka juga dinilai
sendiri lebih bahagia dan menunjukkan tanda-tanda luar biasa dari mood
positif.

Manfaat lain jangka panjang dari terapi pijat pediatrik adalah bahwa
hal itu merintangi setiap potensi masalah yang mungkin ditemui anak
selama masa dewasanya.

5. Pelayanan kesehatan bagi balita

1)  Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)

KMS untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Manfaat KMS adalah :

a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan


balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak
c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.
2)   Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar
dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu
meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit
misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
a. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia
6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
b. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
3)  Pelayanan Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan


Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
mencakup :

1. Penimbangan berat badan


2. Penentuan status pertumbuhanPenyuluhan
3. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila
ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.

4)  Manajemen terpadu balita sakit


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management
of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Kegiatan MTBS
memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana
kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat
pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih).
2. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
3. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
C. Etik Legal Keperawatan Anak
a. Konsep Legal Etik
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan
diatur dalam kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya
yang diatur dalam undang-undang keperawatan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-
masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.

International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja


kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional,
Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision and Management dan bidang
Professional Development “Setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat
utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif,
komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan
memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat”. (Budi Sampurna,
Pakar Hukum Kesehatan UI 2006)

Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan


legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan,
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis
perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan
dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih
melihat hukum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat
harapkan dari penyelenggara pelayanan keperawatan yang profesional.

b. Isi dari prinsip – prinsip legal dan etis adalah :


1) Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2) Beneficience ( Berbuat Baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
3) Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. d. Nonmal
eficience ( Tidak Merugikan ) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
4) Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
5) Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji
serta menyimpan rahasia pasien.
6) Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
7) Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.

8) Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang
berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent”
mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat
didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
c. Masalah Legal Dalam Keperawatan
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga
negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum
untuk menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu
dihindari seorang perawat :
1) Kelalaian
Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan
cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun
tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan
pasien jatuh dan cedera.
2) Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena
mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang
tidak berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
3) Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan
orang tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika
anda menyatakan secara verbal atau tertulis.
4) False imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan
pelanggaran hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik
atau bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama
bisa juga termasuk dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus
digunakan sesuai dengan perintah dokter.

5) Penyerangan dan pemukulan


Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh
orang lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti
secara nyata menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan
selalu atas ijin pasien atau informed consent. Ini berarti pasien harus
mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan kita lakukan.
6) Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya.
Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah
tindakan yang melawan hukum.
7) Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat
secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta
perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap
orang dapat dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang
paling rentan. Biasanya, pemberi layanan atau keluargalah yang
bertanggung jawab terhadap penganiayaan ini. Mungkin sulit
dimengerti mengapa seseorang menganiaya ornag lain yang lemah atau
rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa puas bisa
mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal
dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu
menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya.
d. Landasan Aspek Legal Keperawatan
Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan.
Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang
memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik
profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi
dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau
berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki
kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki
kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara berjenjang,
kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam
bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam
profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh
Departemen Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang
kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus
dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu diserahkan kepada
profesi masing- masing.
e. Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan
Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum
yang melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara
perorangan maupun berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik
antara manusia yang satu dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun
antara manusia dengan kelompok manusia. Hukum dalam interaksi manusia
merupakan suatu keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan
berbunyi : “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.”
Begitupun dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi “Pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu”. Yang mana berdasarkan pasal ini
keperawatan merupakan salah satu profesi/tenaga. kesehatan yang bertugas
untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan Pelayanan
keperawatan di rumah sakit meliputi : proses pemberian asuhan keperawatan,
penelitian dan pendidikan berkelanjutan. Dalam hal ini proses pemberian
asuhan keperawatan sebagai inti dari kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan penelitian-penelitian yang menunjang terhadap asuhan
keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua bertujuan untuk keamanaan
pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga pasien selaku penerima
asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes
1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal
yang berhubungan dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara
langsung dapat berhubungan dengan aspek legalisasi keperawatan :
 Proses Keperawatan
 Tindakan keperawatan
 Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu
kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat
ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal
Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956

D. Caring Dalam Keperawatan


1. Konsep Caring Dalam Keperawatan Anak

Caring merupakan hal yang esensial bagi pertumbuhan, perkembangan dan


keberlanjutan hidup manusia. Caring merupakan perilaku yang assistif, supportif,
dan fasilitatif terhadap atau bagi orang atau kelompok lain dengan kebutuhan
tertentu (Leininger, 1984 dalam Kozier et al., 2004).
Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara
interpersonal. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
individu dan keluarga. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia
saat ini, tetapi juga menerima akan jadi apa dia kemudian (Watson, 2004).

Menurut Kozier et al. (2004), caring dapat meningkatkan aktualisasi diri,


meningkatkan pertumbuhan individual, mempertahankan harga diri dan martabat,
meningkatkan penyembuhan, dan menurunkan stres. Perilaku caring mungkin tidak
dapat memperlihatkan hasil secara langsung, namun manfaat caring sering
ditemukan dalam proses itu sendiri, berupa keterlibatan dan keterkaitan.

Menurut UU RI No. IV tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan


bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah Sedangkan menurut UU RI No. I tahun 1974 Bab IX pasal 42 disebutkan
bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang
sah. Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang
belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga


yang kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap sebagai
seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua orang
tua sudah berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua ). Anak masih dianggap
sebagai sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan
anak dididik menjadi pribadi yang mandiri (Hidayat, 2005).
Bagi anak usia sekolah, caring dapat ditanamkan dengan membangun
kecerdasan moral mereka. Menurut Borba (2001), kecerdasan moral adalah
kemampuan memahami hal yang benar dan yang salah, dalam hal ini memiliki
keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan tersebut, sehingga
orang bersikap benar dan terhormat. Kecerdasan yang sangat penting ini mencakup
karakter- karakter utama seperti kemampuan untuk memahami penderitaan orang
lain dan tidak bertindak jahat, mampu mengendalikan dorongan dan menunda
pemuasan, mendengarkan dari berbagai pihak sebelum memberikan penilaian,
menerima dan menghargai perbedaan, bisa memahami pilihan yang tidak etis, dapat
berempati, memperjuangkan keadilan, dan menunjakkan kasih sayang dan rasa
hormat terhadap orang lain. Ini merupakan sifat-sifat utama yang akan membentuk
anak menjadi baik hati, berkarakter kuat, dan menjadi warga negara yang baik.

Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang
sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan
intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring
(Johnson, 1989). Caring merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan
bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain.
Dalam teori caring, human care merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri
dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa
kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan,
dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping
itu, Watson dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis
hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata- kata yang
lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan
bersikap sebagai media pemberi asuhan (Carruth et al., 1999). Caring dalam asuhan
keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien.
Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu atau tidak.
Caring sebagai inti profesi keperawatan dan fokus sentral dalam praktik
keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang
ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna
yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994).

Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis
yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien.
Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-
beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian
perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita
serta penanggulangannya.

Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring)
yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan,
observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran
(curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan
operatif. Dari sini dapat dipahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek
fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek
kesehatan dan fisik kliennya.

Satu hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari
aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:

1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.

2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri


memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan,
dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut
seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya
bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan
melakukan caring dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas
kita dalam melakukan caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi
keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang
berfokus pada keluarga (family centered care),dan pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care).
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga
karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas
bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini
dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang
diatur dalam undang-undang keperawatan.
Caring merupakan hal yang esensial bagi pertumbuhan, perkembangan dan
keberlanjutan hidup manusia. Caring merupakan perilaku yang assistif, supportif,
dan fasilitatif terhadap atau bagi orang atau kelompok lain dengan kebutuhan
tertentu

B. Saran
1. Perlunya kehatian-hatian seseorang tentunya keperawatan dalam melakukan
suatu tindakan agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menyababkan kejadian
yang fatal akibatnya.
2. Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif dan
partisipatif semua pihak (Stake Holder) yang terkait dalam penyelenggaran
Praktik Keperawatan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu.
3. Perlu adanya peraturan perundang-undangan dibidang keperawatan yang
diselenggarakan oleh tenaga keperawatan dapat mengayomi dan bersikap
mendidik sekaligus bersifat menghukum yang mudah dipahami dan
dilaksanakan, karena penyelenggaraan praktik keperawatan menyangkut
berbagai pihak sehingga yang terkait hendaknya bersifat proaktif dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan tersebut.
4. Setelah mengatahui perkembangan UU yang mengatur tentang praktek keper
awatan, sebagai calon perawat atau mahasiswa keperawatan harus
meningkatkan mutu belajar agar memiliki kemampuan berpikir rasional dalam
menyalankan tugas sebagai perawat profesional.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34693382/TREN_DAN_ISU_KEPERAWATAN_ANAK_TAHUN_2014

http://www.slideshare.net/nslutfi90/tugas-legal-etik-kelompok-4-sp-ikd-1

Borba, M. (2008). Membangun kecerdasan moral: Tujuh kebajikan utama agar anak
bermoral tinggi. Terjemahan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Aziz, Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika.

Kozier, et al. (2004). Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice (7th Ed.).
Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai