Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
(“pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakter Anak”)

Oleh :

DENI DWI KURNIAWAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Kemajuan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin canggih.
Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan membuat perubahan yang
begitu besar dalam kehidupan manusia di berbagai bidang. Sepertinya gadget
dapat memberikan dampak yang begitu besar pada nilai-nilai kebudayaan.
Sekarang ini setiap orang di seluruh dunia pasti sudah memiliki gadget. Tak
jarang kalau sekarang ini banyak orang yang memiliki lebih dari satu gadget.
Ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor.
Sekarang ini pengguna gadget tidak hanya berasal dari kalangan pekerja.
Tetapi hampir semua kalangan termasuk anak dan balita sudah memanfaatkan
gadget dalam aktifitas yang mereka lakukan setiap hari. Hampir setiap orang
yang memanfaatkan gadget menghabiskan banyak waktu mereka dalam
sehari untuk menggunakan gadget. Oleh karenanya gadget juga memiliki nilai
dan manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu. Akan tetapi banyak
dampak negatif yang muncul dalam pemanfaatan geadget bagi kalangan
remaja, anak, bahkan balita. Meskipun sebagian besar dari masyarakat
memanfaatkan gadget untuk komunikasi, urusan pekerjaan atau bisnis,
mencari informasi, ataupun hanya sekedar untuk mencari hiburan.
Dewasa ini sering sekali kita menemukan pemanfaatan gadget menjadi
salah satu jalan pintas orang tua dalam pendamping sebagai pengasuh bagi
anaknya. Dengan berbagai fitur dan aplikasi yag menarik mereka
memanfaatkannya untuk menemani anak agar orang tua dapat menjalankan
aktifitas dengan tenang, tanpa khawatir anaknya keluyuran, bermain kotor,
berantakin rumah, yang akhirnya membuat rewel dan mengganggu aktifitas
orang tua. Anak dengan lihai dapat mengoperasikan gadget dan fokus pada
game atau aplikasi lainnya. Orang tua belakangan ini banyak yang
beranggapan gadget mampu menjadi teman bermain yang aman dan mudah
dalam pengawasan. Sehingga peran orang tua sekarang sudah tergantikan
oleh gadget yang seharusnya menjadi teman bermain.
Padahal perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat
sensitif adalah saat usia 1-5 tahun, sebagai masa anak usia dini sehingga
sering disebut the golden age. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan
kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami
perkembangan yang luar biasa sehingga yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan selanjutnya. Ketika anak berada pada the golden
age semua informasi akan terserap dengan cepat. Mereka menjadi peniru
yang handal, mereka lebih smart dari yang kita pikir, lebih cerdas dari yang
terlihat dan akan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, dan
kemampuan kognitifnya. Maka jangan pernah kita anggap remeh anak pada
usia tersebut.
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara
fisiologis maupun psikologis – asuhan keperawatan pediatric merupakan
fenomena yang spasial. Untuk menghadapi tantangan berespons terhadap
kebutuhan anak, banyak fasilitas asuhan keperawatan dewasa ini
diperlengkapi dengan unit pediatrik terpisah, sehingga perawat dan staf
asuhan keperawatan profesional lainnya dapat memberikan terapi
berdasarkan kebutuhan individual pasiennya masing-masing.
Namun, pada kenyataannya banyak fasilitas asuhan kesehatan tidak
memiliki ruangan berstandar tinggi seperti yang dimaksud. Sebagai
konsekuensi yang harus dipikul dalam penataan ruangan tersebut, anak-anak
yang menderita penyakit akut kadang-kadang tidak menerima perhatian
khusus serta perawatan yang mereka inginkan yang sepatutnya harus mereka
dapatkan.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat
anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan
keluarga, kehidupan dan kesehatan anak juga dipengaruhi oleh dukungan
keluarga.
Hal ini dapat telihat bila dukungan keluarga sangat baik maka
pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada
anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang
dapat menggangu psikologis anak (Hidayat, 2005). Anak dipandang sebagai
individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang (
Supartini, Yupi 2009 ). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan
individu yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik.
Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik
secara langsug maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat
terus berjalan.

b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat memahami tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui filosofi keperawatan anak
 Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak
 Untuk mengetahui paradigma keperawatan anak
 Untuk mengetahui lingkup praktik keperawatan anak
 Untuk mengetahui pengaruh media gadget pada perkembangan
karakter anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PERSEPEKTIF KEPERAWATAN ANAK


1. Filosofi Keperawatan Anak
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan
yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada
anak yang berfokus pada keluarga (family centered care),dan pencegahan
terhadap trauma (atraumatic care).
a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak
mengingat anak bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep
diperlukan keterlibatan keluarga karena anak selalu membutuhkan
orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau program
perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat
mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah
direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu
membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang
dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan
pada anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu
proses penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan
keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama
perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi
dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan
berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan tercapai.
b. Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan
trauma pada anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk
perawatan terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan
yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari
tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya
trauma untuk mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang
dapat dilakukan oleh perawat antara lain:
a) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan
pada anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak. Kemampuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak dapat meningkatkan kemandirian anak dan
anak akan bersikap waspada dalam segala hal.
c) Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak
psikologis). Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa
dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui
berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi dan imaginary.
Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan
nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis
yang sangat berarti dalam kehidupan anak, yang dapat
menghambat proses kematangan dan tumbuh kembang anak.
e) Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat
meningkatkan keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman
dilingkungan.
2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan
sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip
dalam asuhan keperawatan anak adalah:
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang
unik, dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja
melainkan anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.
b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai
kebutuhan yang sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan,
aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan
psikologis, sosial dan spritual.
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan
dan peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak
yang sakit.
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang
berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung
jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan
keperawatan anak. Anak dikatakan sejahtera jika anak tidak
merasakan ganggguan psikologis, seperti rasa cemas, takut atau
lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga dari peran keluarga.
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan
meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek
hukum (legal). Sebagai bagian dai keluarga anak harus dilibatkan
dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini harus terjadi
kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja
sebagai makhluk biopsikososial dan spritual dalam kontek
keluarga dan masyarakat.
g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh
kembang ini akan mempelajari aspek kehidupan anak.
3. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam
penerapan ilmu keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut
terdiri atas empat komponen.
Komponen paradigma keperawatan anak :

Manusia (anak )

Sehat –sakit lingkungan

Keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien)
adalah anak,anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang
dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan
kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan
spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/
todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11
tahun), remaja (11-18 tahun).
b. Sehat dan Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam
status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat,
sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap
waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan
bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya perawat
untuk meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf
sejahtera baik fisik, sosial maupun spritual.
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang
dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun internal yang
berperan dalam status kesehatan anak.
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis
kelamin, intelektual,emosi dan adanya predisposisi atau resistensi
terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara
kandung, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua,
agama, budaya, status sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan
lingkungan fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di
sekililingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari
lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan
penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti
adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan
ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak. Fokus utama
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama,
yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan
perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama yang
diperlukan anak dan keluarga adalah pemberian dukungan,
pemberian pendidika kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga
kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan anak.
4. Lingkup Praktik Keperawatan Anak
Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan
dasar anak yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
seperti asuh, asih dan asah.
a. Kebutuhan Asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi
kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan
keperawatan dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit,
kebutuhan perawatan dan pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan
akan tempat atau perlindungan yang layak dan lain-lain.
b. Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak
atau memperbaiki psikologi anak.
c. Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak,
untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan
sesuai dengan usia tumbuh kembang.
d. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
 Pemberi perawatan
 Sebagai advokat keluarga
 Pencegahan penyakit
 Pendidikan
 Konseling
 Kolaborasi
 Pengambilan keputusan etik Peneliti.
5. Untuk mengetahui pengaruh media gadget pada perkembangan karakter
anak.
a. Pengertian dan sejarah Gadget
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartikan
sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus.
Gadget (Bahasa Indonesia: acang) adalah suatu istilah yang berasal
dari bahasa Inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen
yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna yang
umumnya diberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget dalam
pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang
memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contohnya:
komputer, handphone, game dan lainnya.
Gadget memiliki fungsi dan manfaat yang realtif sesuai dengan
penggunanya. Fungsi dan manfaat gadget secara umum diantaranya:
a) Komunikasi
Pengetahauan manusia semakin luas dan maju. Jika zaman dahulu
manusia berkomunikasi melalui batin, kemudian berkembang
melalui tulisan yang dikirimkan melalui pos. Sekarang zaman era
globalisasi manusia dapat berkomunikasi dengan mudah, cepat,
praktis dan lebih efisien dengan menggunakan handphone.
b) Sosial
Gadget memiliki banyak fitur dan aplikasi yang tepat untuk kita
dapat berbagi berita, kabar, dan cerita. Sehingga dengan
pemanfaatan tersebut dapat menambah teman dan menjalin
hubungan kerabat yang jauh tanpa harus menggunakan waktu
yang relatif lama untuk berbagi.
c) Pendidikan
Seiring berkembangnya zaman, sekarang belajar tidak hanya
terfokus dengan buku. Namun melalui gadget kita dapat
mengakses berbagai ilmu pengetahuan yang kita perlukan.
Tentang pendidikan, politik, ilmupengetahuan umum, agama,
tanpa harus repot pergi ke perpustakaan yang mungkin jauh untuk
dijangkau.
b. Penggunaan Gadget dan Perkembangan karakter pada anak
Sering kita temui orang tua membelikan gadget yang canggih
dengan model yang sesuai dengan keinginan anak. Orang tua yang
memiliki karir diluar rumah gadget digunakan untuk memantau
akatifitas dan berkomunikasi dengan anak yang ada
dirumah.sedangkan ibu yang stanbay dirumah membelikan gadget
bertujuan untuk mengalihkan perhatian si anak agar tidak menganggu
aktifitas ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Awalnya
tujuan mereka berhasil, utkkomunikasi dan sebagai pengalih
perhatian. Namun lama-kelamaan anak akan bosen dan lebih aktif
untuk mencoba fitur serta aplikasi lain yang lebih menarik. Dimualai
dari sinilah, anak akan lebih terfokus pada gadgetnya dan mulai
meninggalakan dunia bermain mereka. Anak akan lebih individuali
dan takpeka terhadapa lingkungan sekitarnya. Penggunaan gadget
yang berlebihan akan berdampak buruk bagi anak. Anak yang
menghabiskan waktunya dengan gadget akan lebih emosional,
pemberontak karena merasa sedang diganggu saat asyik bermain
game. Malas mengerjakan rutinitas sehari-hari. Bahkan untuk
makanpun harus disuap, karena sedang asyik menggunakan
gadgetnya. Lebih mengakhawatirkan lagi, jika mereka sudah tidak
tengok kanan kiri atau mempedulikan orang disekitarnya,bahkan
menyapa kepada orang yang lebih tuapun enggan. Sesuai dengan hasil
seminar pada tanggal 25 september 2016 oleh Suwarsi ada beberapa
perilaku anak terkait dengan gadget ini yang harus diwaspadai guru
maupun orang tua yaitu:
a. Ketika keasyikan dengan gadget anak jadi kehilangan minat
dalam kegiatan lain.
b. Anak tidak lagi suka bergaul atau bermain diluar rumah dengan
teman sebaya.
c. Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada
upaya untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games.
d. Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu untuk bermain
gadget.
Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bahwa mereka sedang
membutuhkan bantuan dalam menghentikan aktifitasnya dengan
kecanduan bermain gadget. Meskipun sebenarnya bermain gadget
memiliki beberapa manfaat untuk membentuk sikap cekatan, melatih
fokus, serta meningkatkan kecakapan dalam berbahasa inggris.
Ada beberapa dampak negatif karena berlebihan dalam
penggunaan gadget pada perkemebangan anak yang membuat anak
menjadi ketagihan atau kecanduan. Diantaranya adalah:
Waktu terbuang sia-sia.
a) Anak-anak akan sering lupa waktu ketika sedang asyik bermain
gadget. Mereka membuang waktu untuk aktifitas yang tidak
terlalu penting, padahal waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk
aktifitas yang mendukung kematangan berbagai aspek
perkembangan pada dirinya.
b) Perkembangan otak. Terlalu lama dalam penggunaan gadget
dalam seluruh aktifitas sehari-hari akan menganggu
perkembangan otak. Sehingga menimbulkan hambatan dalam
kemampuan berbicara (tidak lancar komunikasi), serta
menghambat kemampuan dalam mengeskpresikan pikirannya. c)
c) Banyaknya fitur atau aplikasi yang tidak sesuai dengan usia anak,
miskin akan nilainorma, edukasi dan agama.
d) Menganggu kesehatan. Semakin sering menggunakan gadget akan
menganggu kesehatan terutama pada mata. Selain itu akan
mengurangi minat baca anak karena terbiasa pada objek
bergambar dan bergerak.
e) Menghilangkan ketertarikan pada aktifitas bermain atau
melakukan kegiatan lain. Ini yang akan membuat mereka lebih
bersifat individualis atau menyendiri. Banyak dari mereka diakhir
pekan digunakan untuk bermain gadget ketimbang bermain dengan
teman bermain untuk sekedar bermain bola dilapangan.

Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak akan


berdampak negatif karena dapat menurunkan daya konsentrasi
dan meningkatkan ketergantungan anak untuk dapat
mengerjakan berbagai hal yang semestinya dapat mereka
lakukan sendiri. Dampak lainnya adalah semakin terbukanya
akses internet dalam gadget yang menampilkan segala hal yang
semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak. Banyak
anak yang mulai kecanduan gadget dan lupa bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya yang berdampak psikologis
terutama krisis percaya diri juga pada perkembangan fisik anak.

Anda mungkin juga menyukai