Disusun Oleh:
(PO71202220011)
12
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Karena anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara fisiologis maupun
psikologis – asuhan keperawatan pediatric merupakan fenomena yang spasial. Untuk
menghadapi tantangan berespons terhadap kebutuhan anak, banyak fasilitas asuhan
keperawatan dewasa ini diperlengkapi dengan unit pediatrik terpisah, sehingga perawat dan
staf asuhan keperawatan profesional lainnya dapat memberikan terapi berdasarkan kebutuhan
individual pasiennya masing-masing. Namun, pada kenyataannya banyak fasilitas asuhan
kesehatan tidak memiliki ruangan berstandar tinggi seperti yang dimaksud. Sebagai
konsekuensi yang harus dipikul dalam penataan ruangan tersebut, anak-anak yang menderita
penyakit akut kadang-kadang tidak menerima perhatian khusus serta perawatan yang mereka
inginkan yang sepatutnya harus mereka dapatkan.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak bagian dari
keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, kehidupan dan
kesehatan anak juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga.
Hal ini dapat telihat bila dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan
perkembangan anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik, maka anak
akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat menggangu psikologis anak (Hidayat,
2005).
Anak dipandang sebagai individu yang unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan
berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak bukanlah miniature orang dewasa, melainkan individu
yang sedang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik.
Sepanjang rentang sehat-sakit, anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat terus berjalan. Orangtua diyakini
sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan pada anak,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik dalam perawatan anak
sehat, maupun saat anak sakit. Keluarga dengan anak yang sedang sakit di rumah menuntut
keluarga itu sendiri untuk memberi perawatan yang optimal pada anak.
12
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui filosofi keperawatan anak ( asuhan berpusat pada keluarga
dan asuhan atraumatik )
Untuk mengetahui prinsip-prinsip keperawatan anak
Untuk mengetahui paradigma keperawatan anak
Untuk mengetahui lingkup praktik keperawatan anak
Untuk mengetahui program kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan anak
Untuk mengetahui sistem perlindungan anak
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan
terapeutik dapat diberikan kepada anak dan keluarga dengan
mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang
diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari tindakan
keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk
12
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan
oleh perawat antara lain:
Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari
keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan
kecemasan pada anak sehingga menghambat proses
penyembuhan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak.
Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak dapat meningkatkan kemandirian anak dan anak akan
bersikap waspada dalam segala hal.
Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri
(dampak psikologis).
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan
secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai
tenik misalnya distraksi, relaksasi dan imaginary. Apabila
tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri
akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan
psikologis yang sangat berarti dalam kehidupan anak, yang
dapat menghambat proses kematangan dan tumbuh
kembang anak.
Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat
meningkatkan keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak
sehingga anak selalu berkembang dan merasa nyaman
dilingkungan.
12
2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak
Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam asuhan
keperawatan anak adalah:
a) Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan anak
sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan menuju proses kematangan.
b) Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang
sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi
kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi,
istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual.
c) Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan
peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
d) Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak
dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis,
seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga
dari peran keluarga.
e) Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan
kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian dai
keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam hal ini
harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
f) Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi
atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk
biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat.
g) Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari
aspek kehidupan anak.
12
3. Paradigma Keperawatan Anak
Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam penerapan ilmu
keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri atas empat komponen.
Komponen paradigma keperawatan anak :
Manusia (anak )
Keperawatan
a. Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak,anak
diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/ todler (1-2,5
tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun), remaja (11-18
tahun).
b. Sehat dan Sakit
Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan
yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal.
Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat
dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak
membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung,
seperti apabila anak berada pada rentang sehat maka upaya perawat untuk
meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf sejahtera baik fisik,
sosial maupun spritual.
c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah
lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam status kesehatan
anak.
12
1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis kelamin,
intelektual,emosi dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.
2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara kandung,
kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status
sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik/biologis baik rumah
maupun sanitasi di sekililingnya.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari lingkungan
eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan penuh kasih sayang.
d. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan
dan upaya dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak.
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan
keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapetik.
Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan keluarga adalah pemberian
dukungan, pemberian pendidika kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga
kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
kebutuhan anak.
12
b) Kebutuhan Asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau
memperbaiki psikologi anak.
c) Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai
dengan usia tumbuh kembang.
Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
Pemberi perawatan
Sebagai advokat keluarga
Pencegahan penyakit
Pendidikan
Konseling
Kolaborasi
Pengambilan keputusan etik
Peneliti
12
adalah sebagai berikut : “ meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi,
dan anak sampai usia 6 tahun menjaga dan mencegah jangan sampai
ketiga subyek ini tergolong dalam “vulnerable group”( golongan
terancam bahaya,). Sehubungan hal terebut diatas, pemerintah
melakukan usaha-usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan
pertumbuhan anak yang sempurna, serta lingkungan masyarakat dan
keolahragaan.
BKIA sendiri adalah balai kesehatan ibu dan anak, merupakan
wadah untuk usaha-usaha KIA. BKIA berada dibawah kordinasi dinas
KIA departemen kesehatan. KIA adalah Kesejahteraan ibu dan anak
yang didirikan pada tahun 1952 di Yogyakarta sebagai ibukota RI pada
saat itu, dan merupakan salah satu bagian dari Departemen Kesehatan.
12
Untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan advokasi oleh anak,
tidak semua anak di bawah usia 18 tahun (batasan usia anak menurut
KHA) bisa berperan di situ. Ada persyaratan kematangan dan
kecakapan yang diperlukan yang hanya bisa dipenuhi anak usia belasan
tahun.
Advokasi oleh anak merupakan kegiatan tahap lanjut yang
sebelumnya diawali pemberdayaan yang bersifat menggugah kesadaran
kritis anak terhadap persoalan di lingkungan sekitar dan menggali
potensi kepemimpinan dari anak.
Gerakan advokasi oleh anak saat ini bukan lagi merupakan
fenomena di tingkat nasional, tetapi sudah menjadi fenomena
internasional. Mengingat cukup kuatnya landasan hukum untuk anak
melakukan advokasi serta kuatnya desakan dari LSM anak di tingkat
internasional, pada Mei 2002-dalam Sidang Umum PBB-untuk pertama
kali dalam sejarah PBB digelar sesi khusus untuk anak, yang diikuti
lebih dari 400 anak yang merupakan delegasi dan peserta aktif di setiap
pertemuan formal dan sesi pendukung lain. Pada sidang PBB itu
akhirnya berhasil dirumuskan berbagai komitmen yang tersusun dalam
millenium development goals, serta pernyataan anak-anak yang dikenal
dengan dokumen Dunia yang Layak bagi Anak (World Fit for
Children), dengan tujuan dan targetnya yang harus dipenuhi.
Makin banyaknya kasus kenakalan yang menjurus pada prilaku
kriminal di kalangan anak, menjadi alasan mendesak perlunya di
bentuk UU dan lembaga yang bisa menyelesaikan permasalahan anak
dengan hukum.
Rencana UU perlindungan Anak (RUUPA), akan di tetapkan
sebagai UU, akan menjadi landasan hukum guna melindungi
kepentingan dan hak anak. Materi RUUPA menyangkut pemenuhan
hak dan kewajiban anak tanggung jawab negara, perwalian anak , kuasa
asuh, dan pengangkatan anak, ketentuan pidana, dan perlindungan
anak, yang meliputi bidang kesehatan, agama, pendidikan dan sosial.
RUUPA juga memberikan perlindungan khusus, yaitu anak yang
berhadapan denagan hukum, kelompok minoritas, anak korban
eksploitasi ekonomi dan sexual, anak yang diperdagangkan, anak
12
korban kerusushan, anak yang menjadi pengungsi, serta anak dalam
situasi konflik bersenjata.
Perlindungan pada anak berdasarkan prinsip :
§ Non dikriminasi
§ Kepentingan bagi anak.
§ Penghargaan terhadap pendapat anak.
§ Hak untuk hidup.
§ Kelangsungan hidup.
§ Perkembangan.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan menetapkan UU No 23 tahun
2002 :
Perlindungan anak
Harmonisasi hukum dan perundangan.
Mengembangkan data dan profil anak.
Mengembangkan model intervensi.
Mengembangkan pusat kajian bagi kesejahteraan dan
perlindungan anak di perguruan tinggi.
Meningkatkan kemitraan dengan seluruh pemangku
kepentingan anak menjadi upaya yang dapat mempercepat
peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.
III. Organisasi perlindungan anak.
Perlindungan anak di indonesia di lakukan melalui :
UU No 23 tahun 2002
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Penyusunan peraturan pemerintah tentang tata cara perwalian anak.
Bimbingan dan pengawasan terhadap pengangkatan anak dan
sosialisasi terhadap penegak hukum.
Upaya penyelenggara perlindungan anak di bidang agama, kesehatan
dan pendidikan.
Lembaga Advokasi Anak Indonesia
Terdiri dari komisi :
§ Tenaga kerja.
§ Guidance dan konseling
12
§ Hak asazi manusia
§ Pendidikan dan latihan
§ Penelitian dan pengembangan.
§ Hukum wanita.
§ Lingkungan hidup.
Program kerja :
Investigasi
Monitoring
Lobi dan dialog
Penerbitan publikasi
Penelitian
Penanganan kasus anak di pengadilan
Mitra dari LAAI
NGO, Locxal, nasional dan Internasional.
Instansi pemerintah
Praktisi hukum
Jurnalis
Peneliti
Pemerhati masaalah anak
Badan-badan PBB.
IV. Pola kesehatan anak.
A. penyakit yang lazim terjadi :
Kelainan kongenital
Pneumonia.
Influenza
Varicella
Morbili
TBC
DPT
DBD
Malaria
ISPA
Parotitis
12
Gaky
Malnutrisi
Diare
B.Usaha.Promotif.
Penyuluhan kesehatan masyarakat
Promosi kesehatan melalui media komunikasi
Pembinaan peran serta masyarakat
Pembinaan gizi masyarakat
C. Usaha Preventif
Sasaran :
§ Mengurangi penyebab atau peranan penyebab
§ Mengatasi atau memodifikasi lingkungan
§ Meningkatkan daya tahan tubuh
Tindakan pencegahan
Imnunisasi
Control lingkungan atau sanitasi lingkungan
Pemberantasasn vector penyakit
Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
Pengawasan obat dan makanan
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Perbaikan pemukiman
D. Sistem pemberian pelayanan kesehatan.
Sistem pemberian pelayanan kesehatan anak terintegrasi dengan program-
program yang ditetapkan departemen kesehatan, dalam hal ini dilaksanakan
oleh dinas kesehatan dalam bentuk pelayanan KIA.
Pelaksanaan usaha KIA dilakukan dalam bentuk kegiatan kegiatan :
(1) Pemeriksaan bayi sampai umur 1 tahun
(2) Pemeriksaan ibu hamil
(3) Pemeriksaan anak sampai umur 6 tahun(termasuk taman
kanak-kanak
(4) Pertolongan persalinan diklinik klinik bersalin/BKIA/ rumah
sakit baik fasilitas dari pemerintah maupun dari swasta.
(5) Pemberian suntikan imunisasi dasar dan ulangan
12
(6) Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu, bayi, dan
balita
(7) Pemberian pendidikan kesehatan masyarakat antara lain
pelatihan dukun bayi
(8) Pencegahan dehidrasi pada anak diare
(9) Kunjungan rumah
(10). Pelayanan keluarga berencana
(11). Pembina partisipasi masyarakat
12
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014,
dimana pada Pasal 73a menyatakan bahwa:
(1) Dalam rangka efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak,
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
perlindungan anak harus melakukan koordinasi lintas sektoral dengan
lembaga terkait,
(2) Koordinasi dilakukan melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan perlindungan anak.
Pada pasal 74 menyatakan bahwa :
(1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan
penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini
dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat
independen,
(2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat membentuk
Komisi Perlindungan Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis
untuk mendukung pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak di
daerah. Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan
kejahatan seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual
banyak dilakukan oleh orang yang dikenal oleh anak. Cara
melindunginya yaitu dimulai dengan:
1. Bangun komunikasi dengan anak.
Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak
setuju.
Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya
membahayakan, tanyakan anak bagaimana mereka
menghindari bahaya tersebut.
Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak.
Jangan cepat mengkritik atau mencela cerita anak.
12
Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat
berbicara kepada Anda atau orang dewasa yang dapat
dipercaya.
Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak
melakukan apapun yang salah. Yang bersalah adalah
orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.
Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan
fisik.
Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya
bagaimana menolong anak tersebut.
Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak
menjadi rumor yang akan menjadi beban dan
penderitaan mental anak. Dalam undang-undang hak
anak: anak yang menjadi korban kejahatan seksual
berhak untuk dirahasiakan namanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
12