Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

KELOMPOK 3

FAMILY CENTERED CARE PADA ANAK

Disusun oleh :

Nadya Fitri P27820820033


Nobia Esa P27820820038
Putri Alvianita P27820820043
Refi Ardian Syah P27820820045
Vika Fatimah P27820820049

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Family Centered Care pada Anak” dengan baik.
Hasil makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan hasil makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca serta tim penulis sendiri.

Surabaya, Oktober 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3
2.1 Analisa Jurnal 1...................................................................................................... 3
2.2 Analisa Jurnal 2...................................................................................................... 5
2.3 Analisa Jurnal 3...................................................................................................... 7
2.4 Analisa Jurnal 4...................................................................................................... 9
2.5 Analisa Jurnal 5...................................................................................................... 11
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 14
3.2 Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16
LAMPIRAN

iii
BAB 1

1.1 Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan proses yang mengharuskan anak untuk tinggal dan dirawat
di rumah sakit dan harus menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali
ke rumah (Purmailani, 2014). Stres hospitalisasi dapat menyebabkan anak mengalami
efek negatif jangka pendek maupun jangka panjang umumnya dalam bentuk perilaku
menyerang, kelesuan, ketakutan, gangguan tidur terutama bagi anak-anak usia dibawah tujuh
belas tahun (Hockenberry, 2011).
Anak akan mengalami stres karena lingkungan yang asing bagi anak Sakit dan
dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang
anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena
anak mengalami stres akibat perubahan yang dialaminya. Perubahan tersebut dapat
berupa perubahan status kesehatan anak, lingkungan, maupun perubahan kebiasaan
sehari-hari (Eni Mulyatiningsih, 2014)
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2018 bahwa 3%-10%
pasien anak yang di rawat di Amerika Serikat mengalami stress selama hospitalisasi.
Sekitar 3%-7% dari anak usia sekolah yang di rawat di Jerman juga mengalami hal yang
serupa, 5%-10% anak yang di hospitalisasi di Kanada dan Selandia Baru juga mengalami
tanda stress selama di hospitalisasi.
Angka kesakitan anak di Indonesia mencapai lebih dari 45% dari jumlah
keseluruhan populasi anak di Indonesia (Kemenkes RI, 2018). Sehingga didapat
peningkatan hospitalisasi pada anak menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2018 angka rawat inap atau hospitalisasi anak di Indonesia naik sebesar 13%
dibandingkan tahun 2017. (Badan Pusat Statistik., 2018).
Keluarga dianggap sebagai mitra dalam perawatan anak. Konsep Family centered
care merupakan filosofi dalam keperawatan anak yang mengakui peran keluarga sebagai
bagian yang penting selama anak sakit (Hokenberry. 2011). Familly centered care
merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi anak yang didasarkan pada kolaborasi
antara anak, dan profesional lainnya dalam perawatan klinis yang berdasarkan pada
perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan kesehatan (American Academy of
pediatric, 2012). Familly centered care digambarkan sebagai sebuah pendekatan
kemitraan untuk pembuatan keputusan perawatan kesehatan. Sebagai falsafah perawatan,

1
family centered care telah diakui oleh banyak tenaga medis dan sistem perawatan
kesehatan (Institute of Medicine, 2012).
Manfaat konsep family centered care menurut penelitian dari academy of pediatric
(2003) antara lain : membangun kerjasama antara perawat dan orangtua untuk
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak, meningkatkan pengambilan
keputusan klinis, membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan
berkolaborasi dengan keluarga, meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang
dimiliki keluarga, penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga
kesehatan dan waktu tenaga profesional lebih efisien dan efektif, persaingan pemasaran
pelayanan kesehatan yang kompetitif, meningkatkan kepuasan profesional, dan
mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.
Penerapan konsep Family centered care dalam pemberian asuhan keperawatan anak
dapat memberikan kepuasan bagi rumah sakit dan tenaga kesehatan (perawat) dan juga
memberikan manfaat bagi keluarga (American Academy of Pediatric, 2012).
Pelaksanaan Family-Centered Care pada rumah sakit anak di negara - negara maju
sudah sudah terstandar dengan baik, namun di Indonesia kemungkinan dapat diterapkan
tetapi untuk mewujudkanya secara ideal tidak mudah, karma banyak petugas kesehatan
terutama perawat yang belum memahami Family Centered Care. Kondisi ini
mengakibatkan asuhan keperawatan sering terjebak dalam kegiatan rutinitas di rumah
sakit. (Purmailani, 2014).
Berdasarkan uraian diatas penerapan Family Centered Care telah banyak diterapkan
di negara maju, oleh karena itu penulis ingin membahas dan menganalisis tentang
“Familiy Centered Care pada Keperawatan Anak”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari Family Centered Care?
1.2.2 Bagaimana penerapan Family Centered Care pada Keperawatan Anak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tentang Family Centered Care
1.3.2 Untuk mengetahui penerapam Familiy Centered Care pada Keperawatan Anak.

2
BAB 2

2.1 ANALISA JURNAL 1


A. RINGKASAN JURNAL
1. JUDUL
Family Centered Care Pada Perawatan Anak di RSUD SOE Timor Tengah
Selatan.
2. PENELITI
Gito Hardani Tanaem, Mariana Dary, dan Emi Istiarti
3. ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL
Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 21-27
4. RINGKASAN JURNAL
Family centered care merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi anak yang
mengharuskan anak untuk tinggal dan dirawat di Rumah Sakit dan harus
menjalani perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Keluarga
dianggap sebagai mitra dalam perawatan anak. Konsep Family centered care
merupakan filosofi dalam keperawatan anak yang mengakui peran keluarga
sebagai bagian yang penting selama anak sakit. Peran orang tua atau keluarga
sebagai mitra bagi perawat yaitu untuk menentukan pemenuhan kebutuhan anak
dalam bentuk asuhan keperawatan anak yang berpusat pada keluarga. Family
centered care meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.
5. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan konsep family centered
care dari tenaga kesehatan ke keluarga di ruang melati di RSUD SOE, NTT.
6. KELEBIHAN/KEKURANGAN
a. Kelebihan
Data diperoleh secara langsung dengan teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview)
b. Kekurangan
Instrumen penelitian yang digunakan untuk wawancara masih belum diketahui
validitasnya.

3
B. ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO
1. PROBLEM
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Soe Timur Tengah Selatan dengan
melibatkan 7 orang perawat/tenaga kesehatan yang bersedia menjadi partisipan
penelitian. Terdapat 3 tema dalam penelitian ini yaitu perawat melibatkan
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak hanya secara lisan, bahasa dan
inisiatif keluarga menjadi kendala penerapan FCC, penerapan FCC bermanfaat
pada kepuasan klien dan efisiensi asuhan keperawatan.
2. INTERVENTION
Dalam penelitian ini, partisipan ditentukan dengan teknik purposive sampling,
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
wawancara mendalam (in-depth interview). Dalam penelitian kualitatif, sejak awal
dan selama proses penelitian, analisa data sudah dilakukan. Data yang sudah
diperoleh kemudian dikumpulkan dan diolah secara sistematis. Analisa data yang
digunakan adalah model Miles dan Huberman. Dalam penelitian ini analisa data
dimulai dari tahap redukdsi data dengan mengumpulkan data yang kemudian
diberi kode dan dibuat kata kunci. Dari kata kunci yang sudah ada, akan dibuat
matrix kejenuhan kata kunci sehingga didapatkan data jenuh kemudian
dikategorikan untuk dianalisa menjadi subtema dan menghasilkan sebuah tema.
Tahap selanjutnya dilakukan penyajian data dan konfirmasi.
3. COMPARATION
Peneliti : Endang Nurul Mukmin, Ilhamsyah, Edison, 2019. Judul : Pendekatan
Family Centered Care dengan Kepuasan Kerja Perawat di RSUD H.A.
Sulthan DG. Radja.
Hasil : Terdapat hubungan antara pendekatan Family Centered Care pada
pasien anak dengan kepuasan kerja perawat di ruang perawatan mawar
RSUD. H. A. Sulthan Daeng Radja Kabupaten Bulukumba Tahun
2019.
4. OUTCOME
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemahaman
perawat mengenai FCC sudah cukup baik dimana perawat mengetahui bahwa
selama proses asuhan keperawatan selalu melibatkan keluarga dan penerapan

4
FCC yang dilakukan perawat di RSUD Soe melibatkan keluarga dalam proses
asuhan keperawatan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar yang
disampaikan secara lisan kepada anggota keluarga. Selain itu bahasa dan inisiatif
keluarga menjadi faktor dan kendala penerapan FCC. Disamping itu FCC sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan klien dan efesiensi asuhan
keperawatan.

2.2 ANALISA JURNAL 2


A. RINGKASAN JURNAL
1. JUDUL
Efektifitas Penerapan Metode Family-Centered Care terhadap Pasien Anak
dengan Stress Hospitalisasi
2. PENELITI
Y.M.W Hadi, Z. Munir, dan W.N Siam
3. ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL
Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 2020, p-ISSN: 2087-2240;
e-ISSN: 2655-0792
4. RINGKASAN JURNAL
Konsep Family-Centered Care sebagai filosofi dalam memberikan pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit merupakan pendekatan yang bisa dilakukan karena
dalam pendekatan ini terjadi hubungan timbal balik antara penyedia pelayanan,
pasien dan keluarga sehingga akan meminimalkan konflik yang selama ini timbul
sebagai akibat kurangnya informasi dan komunikasi. Family- Centered Care dapat
dipraktekkan dalam segala tahapan usia dan berbagai macam latar belakang.
Orang tua kurang memahami dan cenderung mempercayakan sepenuhnya
kesembuhan anak mereka pada perawat dan dokter yang menanganinya.
5. TUJUAN
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penerapan metode Family-
Centered Care terhadap pasien anak dengan stress hospitalisasi di Puskesmas
Prajekan Bondowoso.
6. KELEBIHAN/KEKURANGAN
a. Kelebihan
Penyajian hasil penelitian dalam jurnal singkat dan jelas.
b. Kekurangan

5
- Tidak adanya kelompok kontrol yang digunakan sebagai pembanding
dalam penelitian ini.
- Tidak disebutkan dan dijelaskan instrumen pengukuran stress
menggunakan apa
B. METODE PICO
1. PROBLEM
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, bersifat pre-eksperimental dengan
pendekatan one group pre test- post test. Sampel yang dipergunakan dalam
penelitian ini sebanyak 35 keluarga pasien anak yang mendapat tindakan medis di
Puskesmas Prajekan Bondowoso tahun 2019. Pengambilan sampel menggunakan
teknik sampling jenuh.
2. INTERVENTION
Analisa pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisa bivariat. Analisis
univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, tujuan dari
analisis ini hanya untuk menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap
variabel. Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkolerasi. Uji statistik yang digunakan untuk melihat dan
membuktikan Efektifitas penerapan metode Family-Centered Care(independen)
terhadap pasien anak dengan stress hospitalisasi (dependen) di Puskesmas
Prajekan Bondowoso. Penelitian ini analisis menggunakan uji Paired t test dengan
taraf signifikansi 5 % atau α ≤ 0,05.
3. COMPARATION
Peneliti : Sarjiyah, Endar Timiyatun, Sri Hariyanti, 2018. Judul : Hubungan
Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan Stress Orangtua
Selama Hospitalisasi Bayi.
Hasil : Ada hubungan antara penerapan family centered care oleh perawat
dengan stres orangtua selama proses hospitalisasi bayi di RSUD
Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta. Asuhan keperawatan yang
berpusat pada keluarga/orangtua dan anak memberikan banyak
manfaat salah satunya adalah menurunkan stres yang dialami oleh
orangtua.
4. OUTCOME
Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired t-tes menunjukkan bahwa rata-rata
stres sebelum dan sesudah diberi perlakuan mengalami penurunan yaitu dari 66,11

6
menjadi 47,83, dilihat dari uji statistik t hitung > t tabel (11,219 > 2,03) dan ρ
value (0,000<0,05), maka hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
penerapan metode Family- Centered Care terhadap pasien anak dengan stress
hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Bondowoso.

2.3 ANALISA JURNAL 3


A. RINGKASAN JURNAL
1. JUDUL
Hubungan Family Centered Care dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak Pra
Sekolah di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.
2. PENELITI
Sunarti
3. ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020.
4. RINGKASAN JURNAL
Proses hospitalisasi merupakan proses perawatan yang dijalani anak selama
berada di rumah sakit. Hospitalisasi anak usia 3-6 tahun merupakan kondisi yang
tidak menyenangkan karena anak mengalami hal-hal yang menimbulkan stres
seperti kehilangan kendali, cedera fisik dan lingkungan yang asing. Sebab itu,
dibutuhkan lingkungan yang mendukung agar mengurangi dampak hospitalisasi
pada anak. Keterlibatan orang tua dalam mengambil keputusan dan kerjasama
yang baik dengan perawat merupakan bentuk asuhan keperawatan dengan
pendekatan Family Centered Care.
5. TUJUAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Family Centered
Care (penyampaian informasi kepada keluarga, partisipasi orang tua dalam
pengambilan keputusan dan kerjasama antara orang tua dan perawat) dengan
dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji Minasa RSUD Labuang
Baji Makassar.
6. KELEBIHAN/KEKURANGAN
a) Kelebihan
Penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional
study.
b) Kekurangan

7
Tidak dicantumkan hasil validitas kuesioner penelitian

B. ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO


C. PROBLEM
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia
prasekolah (usia 3 sampai 6 tahun) yang menjalani hospitalisasi yaitu sebanyak
rata-rata 119 anak setiap bulannya di RSUD Labuang Baji Makassar selama bulan
Januari hingga April 2015. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 53 responden.
D. INTERVENTION
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri atas
2 bagian, yaitu Kuesioner Family Centered Care yang terdiri dari 25 pertanyaan
tertutup dengan pembagian sub pokok pertanyaan yaitu penyampaian informasi
kepada keluarga sebanyak 10 pertanyaan, Kuesioner partisipasi orangtua dalam
pembuatan keputusan sebanyak 4 pertanyaan, Kuesioner kerjasama dengan orang
tua dan perawat sebanyak 11 pertanyaan. Pertanyaan disusun menggunakan skala
Gutman (ya : 1; tidak : 0). Jawaban ya jika sesuai dengan keadaan responden dan
tidak jika tidak sesuai dengan keadaan responden. Kuesioner dampak hospitalisasi
anak yang terdiri dari 12 pertanyaan tertutup. Pertanyaan disusun menggunakan
skala Gutman (ya : 1; tidak: 0). Jawaban ya jika sesuai dengan keadaan responden
dan tidak jika tidak sesuai dengan keadaan responden. Penelitian ini menggunakan
analisis univariat dan bivariat dengan Uji statistik chi square, dengan taraf
signifikan α= 0,005 atau tingkat kepercayaan 95 %.
E. COMPARATION
Peneliti : Arie Kusumaningrum, 2010. Judul : Aplikasi dan Strategi Konsep
Family Centered Care Pada Hospitalisasi Pada Anak Pra Sekolah.
Hasil : Penerapanan family centered care dalam perawatan pra-sekolah
melibatkan semua aspek dari kebijakan, fasilitas dan perawat (staf)
menjadi satu-kesatuan sinergi dalam perawatan anak. Proses perubahan
dalam perawatan anak melibatkan semua aktivitas perawatan dari
prosedur penerimaan pasien, minimalkan kecemasan perpisahan,

8
minimalkan kehilangan kontrol, minimalkan injuri dan nyeri, kaji
pengalaman positif terkait dengan hospitalisasi.

F. OUTCOME
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan penyampaian informasi
dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,00, ada
hubungan partisipasi keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah
dengan nilai ρ=0,03, dan ada hubungan kerja sama keluarga dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,001. Kesimpulan penelitian
ini adalah ada hubungan signifikan antara Family Centered Care (penyampaian
informasi, partisipasi keluarga, dan kerjasama keluarga) dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah di RSUD Labuang Baji Makassar.

2.4 ANALISIS JURNAL 4


A. RINGKASAN JURNAL
1. Judul
Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan Stres Orang tua
Selama Hospitalisasi Bayi

2. Peneliti
Sarjiyah, Endar Timiyatun, Sri Hariyanti

3. Ringkasan jurnal
Hospitalisasi pada bayi dapat menyebabkan stres pada orang tua. Stres yang
dialami orang tua selama hospitalisasi bayi menimbulkan dampak negatif.
Beberapa dampak yang muncul akibat stres orangtua antara lain permasalahan
fisik (kelelahan, insomnia, gastritis, sakit kepala, anoreksia), dan masalah
psikososial (frustasi, depresi, menyalahkan diri-sendiri, emosional dan tidak
kooperatif). Salah satu pelayanan yang dapat meminimalkan stres orangtua yaitu
dengan penerapan family centered care. Menurut American Academy of
Pediatrics, family centered care merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi
anak yang didasarkan pada kolaborasi antara anak, orangtua, dokter anak,
perawat anak, dan profesional lainnya dalam perawatan klinis yang berdasarkan
pada perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan kesehatan

9
4. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan antara penerapan family centered care oleh perawat
dengan stres orangtua selama hospitalisasi bayi di Ruang Perinatologi RSUD
Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta

5. Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan
Metode pengambilan datanya menggunakan wawancara langsung dengan
kuesioner yang dijadikan acuan dan observasi stres orang tua selama
hospitalisasi bayi. Subjek dalam penelitian ini adalah orangtua yang bayinya
dirawat inap di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul,
Yogyakarta.. Peneliti menggunakan metode non-eksperimental dengan
menggunakan rancangan cross-sectional.

b. Kekurangan
Pada teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

B. ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO


1. Populasi/ Patient/ Problem
populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi yang sedang dirawat inap di
Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 95
responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi kendall tau

2. Intervention
Wawancara kepada 95 responden orangtua yang bayinya dirawat inap di Ruang
Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta

3. Comparation
Judul : Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan Stres
Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi

Peneliti : Sarjiyah, Endar Timiyatun, Sri Hariyanti

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan Semakin baik penerapan family centered
care,maka akan semakin rendah tingkat stres orangtua

4. Outcome

10
Dari hasil penelitian didapatkan Asuhan keperawatan yang berpusat pada
keluarga/orangtua dan anak memberikan banyak manfaat salah satunya adalah
menurunkan stres yang dialami oleh orangtua. Tidak hanya perawat, mahasiswa
yang melakukan praktek asuhan keperawatan juga perlu didorong untuk
menguasai dan menerapkan prinsip asuhan family centered care guna menurunkan
stres pada orangtua. Anggota keluarga yang lain sebagai support

2.5 ANALISIS JURNAL 5


A. RINGKASAN JURNAL
1. Judul
Family-Centered Care Model untuk Menurunkan Dampak Hospitalisasi Anak
dengan Penyakit Kanker di Medan, Sumatera Utara
2. Peneliti
Dewi Elizadiani Suza
3. Ringkasan jurnal

Kanker adalah penyebab utama kematian pada anak dimana setiap tahun angka
kejadian terus meningkat. Penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi
orangtua dan perawat anak tentang family-centered care (FCC) untuk pasien anak
dengan kanker di Medan. Terkait dengan hal ini, pengembangan family-centered
care model adalah kunci penting untuk mengurangi dampak dari anak-anak
dirawat di rumah sakit khususnya anak-anak dengan kanker. Model ini dapat
digunakan sebagai pedoman bagi anak perawat untuk mengurangi dampak dari
hospitalisasi anak dengan kanker dan meningkatkan kualitas standar asuhan
pelayanan kesehatan khususnya di Medan, Sumatera Utara.

4. Tujuan penelitian
untuk mengetahui adakah hubungan Family-Centered Care Model untuk
Menurunkan Dampak Hospitalisasi Anak dengan Penyakit Kanker di Medan,
Sumatera Utara
5. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
Metode pengambilan datanya menggunakan wawancara langsung dengan
kuesioner yang dijadikan acuan dan observasi dampak hospitalisasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah orangtua dan perawat anak yang terlibat di unit

11
perawatan anak di Rumah Sakit Umum, Medan, Sumatera Utara. Peneliti
menggunakan metode Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner dianalisis
menggunakan statistic deskriptif dan independent t-test.

b. Kekurangan
Teknik sampling Desain action research tidak dijabarkan secara rinci seperti
apa penerapannya untuk pengambilan sampel pada penelitian ini.

B. ANALISIS JURNAL DENGAN METODE PICO


1. Populasi/Problem/Patient
Sumber data penelitian ini adalah orang tua dan perawat anak yang terlibat di unit
perawatan anak di Rumah Sakit Umum, Medan, Sumatera Utara

2. Intervention
Partisipan dengan mengisi lembar informed consent. Instrumen pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi: 1) kuesioner data demografi, 2) family-centerd care
instrument, dan 3) pedoman wawancara family-centered care. Metode
mengumpulan data yang digunakan adalah focus group discussion dan in-depth
interview. Analisis data kualitatif menggunakan software computer Weft- QDA.
Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner dianalisis menggunakan statistic
deskriptif dan independent t-test

3. Comparation
Judul : Family-Centered Care Model untuk Menurunkan Dampak Hospitalisasi
Anak dengan Penyakit Kanker di Medan, Sumatera Utara
Peneliti : Dewi Elizadiani Suza
Hasil : Mayoritas dari partisipan memberikan dukungan untuk pelaksanaan
family-centered care, hanya 5 orang dari partisipan yang menyatakan
keberatan. Partisipan menyatakan bahwa family- centered care
merupakan inti dari keperawatan anak meliputi orangtua/keluarga dalam
perawatan yang diberikan kepada anak. Namun, terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaanya disebabkan 1) perbedaan persepsi terkait
dengan konsep hospitalisasi, dampak hospitalisasi, dan konsep family-
centered care, 2) pengetahuan orang tua, perawat, dan dokter anak, 3)
pendidikan kesehatan, 4)pelatihan, dan 5) kepercayaan budaya.

12
4. Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan family-centered care model
diperlukan beberapa persiapanseperti 1) kerjasama antara anak, orangtua, staf, dan
pengelola rumah sakit, 2) menjelaskan konsep yang terkait dengan family-
centered care, 3) seminar untuk anak, orangtua, staf, dan pengelola rumah sakit,
dan 3) pelatihan yang terkait dengan kebutuhan orangtua, perawat, dan dokter
anak dalam menerapkan family-centered care.

13
BAB 3

3.1 Kesimpulan
A. Familly centered care merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi anak yang
didasarkan pada kolaborasi antara anak, dan profesional lainnya dalam perawatan
klinis yang berdasarkan pada perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan
kesehatan.
B. FCC sangat bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan klien dan efesiensi asuhan
keperawatan.
C. Penerapan FCC memiliki pengaruh terhadap pasien anak dengan stres hospitalisasi
yang menunjukkan terjadinya penurunan tingkat stres pada anak.
D. Pentingnya memberikan informasi pada orang tua tentang kondisi kesehatan anak
melalui pendekatan FCC dapat mempengaruhi tingkat stres orang tua akibat dampak
hopitalisasi anak
E. Partisipasi orang tua dalam penerapan FCC sangat dibutuhkan karena dapat
meminimalisisr terjadinya dampak negatif hospitalisasi pada anak dan dapat
menunjang keberhasilan dalam perawatan anak di Rumah sakit.
F. Terdapat beberapa kemungkinan kendala yang dapat terjadi dalam penerapan FFC
yaitu perbedaan persepsi terkait dengan konsep hospitalisasi, dampak hospitalisasi,
dan konsep FCC; pengetahuan orang tua, perawat dan dokter anak; pendidikan
kesehatan; pelatihan; dan kepercayaan budaya.

3.2 Saran
Bagi perawat penerapan family-centered care model diperlukan beberapa persiapan
seperti kerjasama antara anak, orangtua, staf, dan pengelola rumah sakit, menjelaskan
konsep yang terkait dengan family-centered care, seminar untuk anak, orangtua, staf, dan
pengelola rumah sakit, dan pelatihan yang terkait dengan kebutuhan orangtua, perawat,
dan dokter anak dalam menerapkan family-centered care. Bagi Rumah Sakit diharapkan
untuk menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, dan
keterampilan perawat dalam melaksanakan Family Centered Care serta memotivasi

14
perawat untuk memperhatikan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan memperhatikan peran perawat

15
DAFTAR PUSTAKA

Hadi,dkk. 2020. Efektifitas Penerapan Metode Family Centered Care terhadap Pasien
Anak dengan Stress Hospitalisasi. Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka
Belitung.

Kusumaningrum, A. 2010. Aplikasi dan Strategi Konsep Family Centered Care pada
Hospitalisasi Anak Pra Sekolah. PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Mukmin, E.N, dkk. 2019. Pendekatan Family Centered Care dengan Kepuasan Kerja
Perawat di RSUD H.A. Sulthan DG. Radja. Jurnal Kesehatan Panrita Husada.

Sarjiyah, dkk. 2018. Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan
Stress Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi. Health Sciences and Pharmacy Journal.

Sunarti. 2020. Hubungan Family Centered Care dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak
Pra Sekolah di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal
Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020.

Tanaem, G.H, dkk. 2019. Family Centered Care Pada Anak di RSUD SOE Timor Tengah
Selatan. Jurnal Riset Kesehatan.

16
Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 21 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

Jurnal Riset Kesehatan

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk

FAMILY CENTERED CARE PADA PERAWATAN ANAK DI RSUD SOE


TIMOR TENGAH SELATAN

Gito Hardani Tanaem*) ; Mariana Dary ; Emi Istiarti

Jurusan Keperawatan ; Universitas Kristen Satya Wacana


Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Kota Salatiga, 50711

Abstrak

Family centered care merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi anak yang mengharuskan anak
untuk tinggal dan dirawat di Rumah Sakit dan harus menjalani perawatan sampai pemulangannya
kembali kerumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan konsep
family centered care dari tenaga kesehatan ke keluarga di ruang melati di RSUD SOE, NTT. Penelitian
ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
teknik wawancara mendalam (in-depth interview). Analisa data yang digunakan dimulai dari tahap
reduksi data dengan mengumpulkan data yang kemudian diberi kode dan dibuat kata kunci.
Kemudian dibuat matrix kejenuhan dari kata kunci sehingga didapatkan data jenuh selanjutnya
dikategorikan untuk dianalisa menjadi subtema dan menghasilkan sebuah tema. Hasil yang
didapatkan tiga tema yaitu perawat melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak
hanya secara lisan, bahasa dan inisiatif keluarga menjadi faktor kendala penerapan FCC, penerapan
FCC bermanfaat pada kepuasan klien dan efisiensi asuhan keperawatan.

Kata kunci : Family centered care ; Perawatan anak ; Hospitalisasi anak

Abstract

[FAMILY CENTERED CARE OF CHILDREN IN RSUD SOE, TIMOR TENGAH SELATAN] Family
centered care is the most important thing in hospitalization of children that requires children to stay
and be hospitalized and have to undergo treatment until their return to home. The purpose of this
study was to describe how the application of the family centered care concept from health workers to
families in the melati room in SOE Hospital, NTT. This study used a qualitative method of research
using in-depth interviews as a technique to collect data. Analisys data are collected from data
reduction stage by collecting data are then coded and made keywords. Then created a matrix of
saturation from of keywords is made so that saturated data can be obtained and then categorized to be
analyzed as a sub-theme and produce a theme. The results were three themes:, nurses are involving
families in fulfilling the basic needs of children only verbally, language and family initiatives are
obstacles to the implementation of the FCC, the application of FCC is beneficial to client satisfaction
and efficiency of nursing care.

Keywords: Family centered care ; Child care ; Hospitalization of children

1. Pendahuluan menjalani terapi dan perawatan sampai


pemulangannya kembali ke rumah
Hospitalisasi merupakan proses (Purmailani, 2014). Stres hospitalisasi
yang mengharuskan anak untuk tinggal dapat menyebabkan anak mengalami efek
dan dirawat di rumah sakit dan harus negatif jangka pendek maupun jangka

*) Gito Hardani Tanaem


Email : gitohardani@gmail.com

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 22 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

panjang umumnya dalam bentuk negara-negara maju, konsep family


perilaku menyerang, kelesuan, ketakutan, centered care sudah dilaksanakan dengan
gangguan tidur terutama bagi anak-anak baik dan terstandar di setiap rumah sakit
usia dibawah tujuh belas tahun anak (Purmailani, 2014).
(Hockenberry, 2011). Manfaat konsep family centered
Keluarga dianggap sebagai mitra care menurut penelitian dari academy of
dalam perawatan anak. Konsep Family pediatric (2003) antara lain : membangun
centered care merupakan filosofi dalam kerjasama antara perawat dan orangtua
keperawatan anak yang mengakui peran untuk meningkatkan kesehatan dan
keluarga sebagai bagian yang penting perkembangan setiap anak,
selama anak sakit (Hokenberry. 2011). meningkatkan pengambilan keputusan
Peran orang tua atau keluarga sebagai klinis, membuat dan mengembangkan
mitra bagi perawat yaitu untuk tindak lanjut rencana perawatan
menentukan pemenuhan kebutuhan anak berkolaborasi dengan keluarga,
dalam bentuk asuhan keperawatan anak meningkatkan pemahaman tentang
yang berpusat pada keluarga (Purmailani, kekuatan yang dimiliki keluarga,
2014). Family centered care meyakini penggunaan sumber-sumber pelayanan
adanya dukungan individu, menghormati, kesehatan dan waktu tenaga kesehatan
mendorong dan meningkatkan kekuatan dan waktu tenaga profesional lebih efisien
dan kompetensi keluarga. dan efektif, persaingan pemasaran
Familly centered care merupakan pelayanan kesehatan yang kompetitif,
hal terpenting dalam hospitalisasi anak meningkatkan kepuasan profesional, dan
yang didasarkan pada kolaborasi antara mempertinggi kepuasan anak dan
anak, dan profesional lainnya dalam keluarga atas pelayanan kesehatan yang
perawatan klinis yang berdasarkan pada diterima. Penerapan konsep Family
perencanaan, pemberian dan evaluasi centered care dalam pemberian asuhan
pelayanan kesehatan (American Academy of keperawatan anak dapat memberikan
pediatric, 2012). Familly centered care kepuasan bagi rumah sakit dan tenaga
digambarkan sebagai sebuah pendekatan kesehatan (perawat) dan juga
kemitraan untuk pembuatan keputusan memberikan manfaat bagi keluarga
perawatan kesehatan. Sebagai falsafah (American Academy of Pediatric, 2012).
perawatan, family centered care telah Dalam penerapan konsep family
diakui oleh banyak tenaga medis dan centered care harus melibatkan orang tua
sistem perawatan kesehatan (Institute of dalam pemberian asuhan keperawatan.
Medicine, 2012). Untuk membangun sebuah komunikasi
Konsep family centered care dan kerja sama antara tenaga kesehatan
awalnya dikembangkan di negara-negara dan keluarga untuk kelancaran
maju, karena keterlibatan orang tua penerapan family centered care, perawat
adalah sumber utama kekuatan dan harus mampu melibatkan orang tua
dukungan anak untuk memenuhi dengan menjelaskan pentingnya
kebutuhan psikososial dan keterlibatan keluarga dalam perawatan
perkembangan anak (American Academy of anak untuk mengurangi efek hospitalisasi
Pediatric, 2012). Konsep family centered care pada anak. Berdasarkan pembicaraan via
di Indonesia kemungkinan sudah di telepon dengan bapak R.S yang menjabat
terapkan di setiap rumah sakit yang ada, sebagai kepala tata usaha RSUD SOE,
tetapi tidak mudah untuk mengatakan bahwa konsep family cenyered
mewujudkannya secara ideal karena care sudah diterapkan di RSUD SOE.
masih banyak petugas kesehatan Penelitian ini bertujuan untuk
terutama perawat yang belum memahami mendeskripsikan bagaimana penerapan
konsep family centered care. Kondisi ini konsep family centered care dari tenaga
mengakibatkan asuhan keperawatan di kesehatan ke keluarga di ruang melati di
Indonesia sering terjebak dalam kegiatan RSUD SOE. Penelitian ini juga bermanfaat
rutinitas di rumah sakit. Berbeda dengan bagi Rumah Sakit, perawat dan peneliti

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 23 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

yaitu demi peningkatan penerapan 3. Hasil dan Pembahasan


konsep family centered care pada saat Penelitian ini dilaksanakan di
memberikan pelayanan kepada anak dan RSUD Soe Timur Tengah Selatan dengan
keluarga. Sebagai informasi bagi tenaga melibatkan tujuh orang perawat/tenaga
kesehatan tentang konsep family centered kesehatan yang bersedia menjadi
care agar dapat mengurangi efek partisipan penelitian. Berdasarkan hasil
hospitalisasi pada anak dengan wawancara mendalam dan analisa data
melibatkan peran keluarga, dan yang dilakukan dalam penelitian ini di-
menambah pengalaman bagi peneliti agar temukan tiga tema berdasarkan judul
mampu menangani masalah keperawatan penelitian Family centered care pada
anak di rumah sakit serta memperluas perawatan anak di ruang anak RSUD Soe,
pengetahuan peneliti tentang konsep TTS yakni sebagai berikut :
family centered care.
A. Perawat melibatkan keluarga dalam
2. Metode pemenuhan kebutuhan dasar anak
Penelitian ini menggunakan tipe hanya secara lisan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, Penelitian ini menunjukkan
partisipan ditentukan dengan teknik bahwa perawat di RSUD Soe menerapkan
purposive sampling, yaitu partisipan tidak konsep FCC dengan langsung melibatkan
diambil secara acak tetapi sesuai dengan keluarga pasien. Berikut kutipan
kriteria penelitian (Stange, dkk, 2010). wawancara:
Kriteria inklusi yang digunakan adalah: (1) “Melibatkan keluarga selama perawatan anak
Perawat yang bekerja di ruang melati sejak masuk sampai pulang keluarga selalu
(ruang perawatan anak) pada RSUD SOE, mendampingi anak dalam aktifitas anak diatas
TTS; (2) Sudah bekerja di ruang melati tempat tidur dan memberikan makanan” (P4).
lebih dari satu tahun; (3) Perawat/tenaga ”Iya Kita melibatkan keluarga. Seperti yang
kesehatan yang mau dan bersedia untuk sudah saya bilang tadi keluarga terlibat dalam
menjadi partisipan penelitan. Teknik pemberian obat dan personal hygine”(P1).
pengumpulan data yang digunakan Dalam penerapan FCC di RSUD
dalam penelitian ini adalah teknik Soe perawat tidak ikut secara langsung
wawancara mendalam (in-depth interview) mempraktikkan kepada pasien tetapi
(US Department of Human Services, 2012). perawat hanya menyampaikan secara
Dalam penelitian kualitatif, sejak lisan tindakan keperawatan kepada
awal dan selama proses penelitian, analisa keluarga pasien dan keluarga yang
data sudah dilakukan. Data yang sudah mempraktikkan kepada pasien seperti
diperoleh kemudian dikumpulkan dan memberikan kesempatan kepada
diolah secara sistematis. Analisa data keluarga untuk mengambil keputusan
yang digunakan adalah model Miles dan sebelum pemberian asuhan keperawatan
Huberman. Dalam penelitian ini analisa terapi bermain. Selain itu, perawat
data dimulai dari tahap redukdsi data menyampaikan kepada keluarga cara
dengan mengumpulkan data yang pemberian obat yang benar dan cara
kemudian diberi kode dan dibuat kata bagaimana memandikan anak selama
kunci. Dari kata kunci yang sudah ada, menjalani proses perawatan yang
akan dibuat matrix kejenuhan kata kunci dilakukan oleh keluarga. Pemahaman
sehingga didapatkan data jenuh perawat mengenai FCC sudah cukup baik
kemudian dikategorikan untuk dianalisa dimana perawat mengetahui bahwa
menjadi subtema dan menghasilkan peran keluarga sangat penting selama
sebuah tema. Tahap selanjutnya proses perawatan Berikut kutipan
dilakukan penyajian data dan konfirmasi wawancaranya:
(Moleong, 2008). Penelitian dilakukan di “Untuk keluarga terlibat dalam perawatan ini
RSUD Kota Soe, TTS, Provinsi Nusa hanya sebatas memberikan informasi supaya
Tenggara Timur pada tanggal 1 Mei keluarga dapat memutuskan tindakan
sampai dengan tanggal 31 Mei 2018 .

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 24 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

keperawatan yang akan di berikan sehingga Hasil penelitian ini menyatakan


kita bisa menindaklanjuti perawatan” (P7). bahwa terdapat kendala dalam penerapan
“Iya. Kita melibatkan keluarga seperti FCC seperti dalam berbahasa. Sebagian
pemberian obat dan makanan serta membantu orang tua pasien hanya bisa
anak dalam BAB dan BAK. Selain itu dalam menggunakan bahasa daerah sehingga
keputusan penting mengenai tindakan kurang terjalin sebuah komunikasi dan
keperawatan keluarga selalu dilibatkan selaku kerja sama antara tenaga kesehatan dan
pengambil keputusan”(P5). keluarga yang menyebabkan sering
Di RSUD Soe, dalam menerapkan terjadinya perbedaan persepsi antara
konsep family centered care perawat sudah keluarga dan tenaga kesehatan baik
melibatkan keluarga selama proses dalam tujuan keperawatan ataupun
perawatan anak di rumah sakit seperti pemberian asuhan keperawatan yang
pemenuhan kebutuhan dasar pada anak kemudian berdampak pada beberapa
contohnya memandikan, dan tindakan keperawatan yang seharusnya
memberikan obat. Hal ini sesuai dengan bisa dilakukan oleh keluarga akhirnya
penelitian oleh Nuraini pada tahun 2011 dikerjakan oleh perawat sendiri. Berikut
yang mengungkapkan bahwa kutipan wawancara:
pemberdayaan keluarga dalam perawatan “Kalau di sini kendalanya yaitu bahasa.
anak dapat berupa pemberian makan Kurang pemahaman.” (P6).
melalui NGT, pemberian obat, mengukur “Kendala yang dihadapi yang pertama itu dari
suhu dan mengkompres anak (Sutopo, orang tua mungkin karena SDMnya dan
2007). Dalam penelitian ini juga kedua bahasa atau komunikasi karena ada
ditemukan bahwa penerapan FCC orang tua atau keluarga tidak mengerti bahasa
perawat hanya menyampaikan tugas Indonesia tetapi mengerti bahasa daerah
perawatan anak secara lisan kepada sedangkan kita petugas tidak mengerti bahasa
keluarga tanpa terlibat langsung dalam daerah. Nah, jadi kesulitannya itu di
pelaksanaannya penelitian ini didukung komunikasi.”(P2).
oleh penelitian dari Yugistyowati pada Selain itu kendala lain adalah
tahun 2016 yang mengungkapkan bahwa inisiatif keluarga yang kurang melibatkan
penerapan FCC melalui pendampingan diri dalam perawatan anak. Kurangnya
keluarga dalam pemberian informasi inisiatif keluarga seperti membantu anak
dapat melalui media lisan dan tulisan dalam personal hygine, membantu dalam
(Miles, B.B, dan A.M. Humberman. 1992). pemberian obat ataupun berpartisipasi
Tetapi di samping itu perawat juga dalam pemberian asuhan keperawatan
mengaggap keluarga sebagi mitra selama dan hal ini disebabkan pandangan
proses perawatan anak selama di rumah keluarga bahwa seluruh tindakan
sakit. Perawat melihat keluarga memiliki keperawatan seperti pemberian obat dan
martabat dan kehormatan sehingga pemenuhan kebutuhan dasar anak
perawat dan keluarga bisa saling berbagi merupakan tugas dan tanggung jawab
informasi, agar keluarga dapat penuh oleh tenaga kesehatan. Berikut
berpartisipasi dalam proses keperawatan. kutipan wawancaranya:
Karena kolaborasi antara perawat dan “Respon keluarga sangat baik dan mau bekerja
keluarga sangat penting dalam proses sama dengan perawat dalam perawatan
keperawatan anak. Hal ini sesuai dengan anaknya supaya anaknya cepat sembuh dan
yang di ungkapkan oleh Kusumaningrum aktif dalam perawatan. Tetapi ada juga
2014, bahwa ada beberapa konsep penting keluarga yang kurang membantu karena
dari FCC yakni: martabat dan kehormatan, menganggap sudah kewajiban atau tugas
berbagi informasi, partisipasi, dan perawat untuk melakukan setiap tindakan
kolaborasi (Kusumaningrum, 2010). dalam perawatan.”(P5).
“Ada keluarga yang tidak mengerti maksud
B. Bahasa dan inisiatif keluarga menjadi yang dijelaskan dan ada juga keluarga yang
faktor kendala penerapan FCC takut untuk melakukan tindakan yang
sebenarnya bisa dilakukan oleh keluarga.”(P1).

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 25 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

Dalam penerapan FCC perawat kesehatan dapat menjadi lebih ringan


mengalami kendala yaitu dalam akibat dari kerja sama antara keluarga
berkomunikasi langsung dengan pasien dan pelayan kesehatan. Berikut kutipan
dimana terdapat beberapa pasien yang di wawancaranya:
rawat di RSUD Soe yang masih “Manfaatnya bagi perawat yaitu dapat
menggunakan bahasa daerahnya melakukan perawatan dengan baik karena
sehingga terjadi perbedaan persepsi mendapat persetujuan dari keluarga dan
antara perawat dan keluarga yang keluarga mau bekerjasama. Dan asuhan
menyebabkan informasi mengenai FCC keperawatan lanjutan dapat dilakukan oleh
tidak tersampaikan dengan baik hal ini keluarga. Pasien juga akan merasa senang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan dengan perawatan yang dapat dilakukan
oleh FB Prayogo tahun 2017 dimana dengan melibatkan keluarga.” (P4)
bahasa daerah menjadi salah satu “Manfaatnya yaitu setelah keluar dari rumah
hambatan berkomunikasi dalam proses sakit perawat dan keluarga dapat bekerja sama
perawatan (Nurhaeni, dkk, 2011). Dinda pasien untuk pemberian terapi. Agar keluarga
Piranti Arumsari dkk pada tahun 2016 bisa tau cara memberi obat sesuai dosis yang
di butuhkan. Selain itu dapat meningkatkan
dan Mutiara Syagitta dkk pada tahun
kepuasan klien yang diberi pelayanan
2017 yang mengatakan bahwa
kesehatan” (P6)
komunikasi yang efektif dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan Dalam penerapan FCC memiliki
asuhan keperawatan yang di berikan oleh kepuasan tersendiri bagi anak dan
perawat (Yugistyowati, 2016). Selain itu keluarga karena pelayanan kesehatan
inisiatif keluarga yang kurang juga yang diberikan sehingga perawat dapat
menjadi salah satu faktor yang berkolaborasi dengan keluarga dalam
mempengaruhi penarapan FCC dimana memberikan asuhan keperawatan kepada
dalam penerapannya sendiri FCC anak. Hal ini sesuai dengan penelitian
berpusat pada keaktivan keluarga dalam yang dilakukan oleh Nurlaila dkk pada
proses keperawatan sehingga jika tahun 2015 dan Anafrin Yugistyowati
keluarga kurang aktif dalam proses pada tahun 2016 yang mengatakan bahwa
perawatan penerapan FCC kurang FCC dapat membantu perawat dalam
berjalan dengan baik. Sejalan dengan memberikan asuhan keperawatan kepada
penelitian yang dilakukan oleh Amanda anak sehingga meningkatkan kepuasan
tahun 2015 dimana ia mengungkapkan klien di Rumah Sakit.
bahwa hambatan perawatan berfokus Hasil observasi peneliti
keluarga di RSUP dr. Sardjito menunjukkan bahwa perawat selalu
dipengaruhi oleh keengganan keluarga mengajak keluarga pasien berkomunikasi
dalam berpartisipasi proses perawatan terkait asuhan keperawatan apa yang
(Prayogo, 2017). akan diberikan kepada anak. Komunikasi
orang-tua dan pemberi pelayanan akan
C. Penerapan FCC bermanfaat pada meningkat, sehingga kepuasan terhadap
kepuasan klien dan efisiensi asuhan pelayanan terbentuk dari orang tua yang
keperawatan lebih merasa percaya diri, dan kompeten
Dalam penelitian ini juga dalam memberikan perawatan pada
menunjukkan bahwa penerapan konsep anaknya. Menurut Nasution (2009)
FCC sangat bermanfaat untuk komunikasi adalah salah satu faktor yang
meningkatkan kepuasan anak dan mempengaruhi kepuasan. Komunikasi
keluarga atas pelayanan kesehatan yang dalam hal ini juga termasuk perilaku,
diberikan karena keluarga dapat berperan tutur kata, keramahan petugas, serta
aktif dan merasa dihargai selama kemudahan mendapatkan informasi
perawatan dan dapat mengurangi trauma (Arumsari, dkk, 2017). Hasil penelitian
hospitalisasi, serta kefektifan dan efisiensi Haryoto (2014) menunjukkan bahwa ada
asuhan keperawatan dapat meningkat hubungan antara komunikasi perawat
dimana tugas pemberi pelayanan

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 26 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

dengan tingkat kepuasan orang tua hanya berfokus pada pandangan perawat
selama proses hospitalisasi anak (Amanda, saja peneliti selanjutnya dapat
dkk, 2015). Maka dari itu kepuasan yang mengembangkan penelitian ini dari sudut
tinggi didapatkan dari komunikasi pandang keluarga.
perawat yang baik pada keluarga pasien.
Selain itu, penerapan FCC 5. Ucapan Terima Kasih
memberikan peningkatan bagi efisiensi Terima kasih disampaikan
asuhan keperawatan dimana tugas kepada RSUD Soe, TTS yang telah
pemberi pelayanan kesehatan dapat menyetujui penulis untuk melaksanakan
menjadi lebih ringan akibat dari kerja penelitian dan juga kepada Poltekkes
sama antara keluarga dan pelayan Kemenkes Semarang yang telah
kesehatan seperti pada panelitian menerima karya tulis saya untuk
American Academy of Pediatric (2012) dipublikasikan.
bahwa FCC bermanfaat bagi perawat
dalam hal keefesienan dan keefektifan 6. DAFTAR PUSTAKA
waktu dalam proses perawatan dan Purmailani. (2014). Pengaruh pendekatan
meningkatkan kepuasan profesional family centered care terhadap
(Hockenberry, 2011). Maka dari itu penurunan kecemasan pasien anak
penerapan FCC lebih efektif dan toddler di Rumah Sakit Emanuel
kepuasan klien dan keluarga lebih Klampok Banjarnegara. Jurnal
meningkat. unversitas muhamadiyah purwokerto.
Hockenberry, M.J. & Wilson, D., 2011,
4. Simpulan dan Saran Wong’s Nursing Care of Infants
Dari hasil penelitian ini dapat and Children, 9th ed., Missouri:
ditarik sebuah kesimpulan bahwa Elseiver.
pemahaman perawat mengenai FCC American Academy of Pediatric. (2012).
sudah cukup baik dimana perawat Family Centered Care and The
mengetahui bahwa selama proses asuhan Pediatrican’s Role. Journal of
keperawatan selalu melibatkan keluarga American Academic of Pediatric.
dan penerapan FCC yang dilakukan Volume 112. Page 691 - 696
perawat di RSUD Soe melibatkan http://www.aappublications.org/egl/rep
keluarga dalam proses asuhan rint/pediatrics;112/3/691.pdf. Diakses
keperawatan khususnya dalam pada hari Jumat 20 November 2018
pemenuhan kebutuhan dasar yang Institute of Medicine. (2012). Crossing the
disampaikan secara lisan kepada anggota Quality Chasm: A New Health
keluarga. Selain itu bahasa dan inisiatif System for the 21st Century.
keluarga menjadi faktor dan kendala Washington, DC: The National
penerapan FCC. Disamping itu FCC Academies Press; 2001.
sangat bermanfaat untuk meningkatkan http://www.iom.edu/*/media/Fil
kepuasan klien dan efesiensi asuhan es/Report%20Files/2001/Crossing-
keperawatan. the-Quality-
Penerapan FCC dalam bidang Chasm/Quality%20Chasm%202001
keperawatan harus lebih ditingkatkan %20%20report%20brief.pdf.
tidak hanya secara lisan namun perawat Accessed 6 Jan 2018.
juga dapat mendampingi dan American Academy of Pediatrics
mempraktikkan langsung bersama Committee on Hospital Care.
keluarga selama proses asuhan perawatan (20012). Family-centered care and
sehingga terjadi proses asuhan the pediatrician’s role. Pediatrics,
keperawatan yang tertintegrasi. Bagi 112, 691–697.
bidang pendidikan keperawatan Stange, K. C., Nutting, P. A., Miller, W. L.,
penelitian ini dapat dijadikan sumber Jaen, C. R., Crabtree, B. F., Flocke, S.
penelitian selanjutnya mengenai FCC. A., et al. (2010). Defining and
Kekurangan dari penelitian ini adalah measuring the patient-centered

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 27 - 27
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3918

medical home. Journal of General Arumsari, D. P., Emaliyawati, E., & Sriati,
Internal Medicine, 25(6), 601–612. A. (2017). Hambatan komunikasi
US Department of Human Services. efektif perawat dengan keluarga
Healthy People 2020. pasien dalam perspektif
http://www.healthypeople.gov/h perawat. JURNAL PENDIDIKAN
p2020/Objectives/TopicArea.aspx? KEPERAWATAN INDONESIA, 2(2),
id=32&TopicArea=Maternal%2c?In 104-114.
fant?and?Child?Health. Accessed 6 Amanda, L. H. M., Haryanti, F., Kp, S., &
Jan 2011. Neti Nurani, S. A. K.
Moleong , lexy. J. 2008. Metode penelitian (2015). PERSEPSI PERAWAT DAN
kualitatif.remaja rosdakarya. ORANG TUA TENTANG
Bandung. PERAWATAN BERFOKUS
Sutopo. 2007. Metodologi penelitian KELUARGA DI RUANG RAWAT
Kualitatif. Surakarta: UNS BEDAH ANAK RSUP DR.
Miles, B.B, dan A.M. Humberman. 1992. SARDJITO
Analisa Data Kualitatif. UI Press YOGYAKARTA (Doctoral
Jakarta. dissertation, Universitas Gadjah
Nurhaeni, N., Sutadi, H., Rustina, Y., & Mada).
Supriyatno, B. (2011). Nasution, N. M. (2009). Analisa Tingkat
Pemberdayaan keluarga pada anak Kepuasan Pasien Pada Pelayanan
balita pneumonia di rumah sakit: Keperawatan Prima di Ruang rawat
Persepsi perawat anak dan Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji
keluarga. Makara Kesehatan, 2(15), Adam Malik Medan. Skripsi. Medan:
58-64. Universitas Sumatera Utara.
Yugistyowati, A. (2016). PENERAPAN Haryoto, D. (2014). Hubungan
FAMILY CENTERED-CARE (FCC) Komunikasi Perawat dengan Tingkat
PADA PROGRAM Kepuasan Orang Tua Selama Proses
PENDAMPINGAN KELUARGA Hospitalisasi Anak di Ruang Rawat
TERHADAP LENGTH OF STAY Inap Paviliun Melati RSU dr. H.
(LOS) PERAWATAN BAYI Koesnadi Bondowoso. Jember:
PREMATUR. Medika Respati. Universitas Jember.
Prayogo, F. B. (2017). Proses Komunikasi KUSUMANINGRUM, Arie. Aplikasi Dan
Interpersonal Antara Perawat Strategi Konsep Family Centered
Dengan Pasien Lanjut Usia (Lansia) Care Pada Hospitalisasi Anak Pra
di Rumah Usiawan Panti Surya Sekolah. Jurnal Kedokteran dan
Surabaya. Jurnal e-Komunikasi, 5(1). Kesehatan, 2010, 42.IV.

Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026


CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792

Efektifitas Penerapan Metode Family-Centered Care terhadap Pasien Anak dengan


Stress Hospitalisasi

1Y. M. W. Hadi, 2 Z. Munir, 3 W.N Siam


1,2,3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nurul Jadid
*Email Korespondensi: milayeni81@gmail.com

Abstrak
Kata kunci :
Family Centered Care, Orang tua kurang memahami dan cenderung mempercayakan sepenuhnya
Anak, kesembuhan anak mereka pada perawat dan dokter yang menanganinya. Tujuan
Stress Hospitalisasi, penelitian mengetahui efektifitas penerapan metode Family-Centered Care terhadap
pasien anak dengan stress hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Bondowoso. Desain
penelitian pola pre-eksperimental tipe one-group pretest- posttest dengan jumlah
Keywords :
sampel 35 responden dengan teknik sampling aksidental. Kemudian dianalisis
Family Centered Care,
Pediatric, dengan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan sesudah diberi perlakuan
Stress Hospitalization, mengalami penurunan, dilihat dari uji statistik ρ value (0,000<0,05). Disimpulkan
ada pengaruh penerapan metode Family-Centered Careterhadap pasien anak dengan
Info Artikel: stress hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Bondowoso.

Tanggal dikirim:
The Effectiveness of Applying The Family-Centered Care Method to
29 Agustus 2019
Pediatric Patients with Stress Hospitalization
Tanggal direvisi:
19 September 2019 Abstract

Tanggal diterima : Parents do not understand and tend to entrust fully the healing of their children to nurses
9 Oktober 2019 and doctors who handle them. The aim of the study was to determine the effectiveness
of applying the Family- Centered Caremethod to pediatric patients with stress
DOI Artikel: hospitalization at the Prajekan Bondowoso Health Center. The pre-experimental one-
10.33862/citradelima. group type pretest-posttest research design with a sample of 35 respondents with
v3i2.69 accidental sampling techniques. They are then analyzed by paired t-test. The results of
the study showed that after being treated, the treatment had decreased, seen from the
Halaman:106 - 109 statistical test ρ value (0,000 <0,05). It was concluded that there was an effect of the
application of the Family-Centered Caremethod to pediatric patients with stress
hospitalization at the Prajekan Bondowoso Health Center.

PENDAHULUAN

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang Anak akan mengalami stres karena lingkungan
karena suatu alasan yang berencana atau darurat, yang asing bagi anak Sakit dan dirawat di rumah sakit
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika
menjalani terapi dan perawatan sampai seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak
pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak
tersebut, anak dan orang tua harus dapat mengalami mengalami stres akibat perubahan yang dialaminya.
berbagai kejadian yang menurut beberapa ditunjukkan Perubahan tersebut dapat berupa perubahan status
dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh kesehatan anak, lingkungan, maupun perubahan
stress. (Wong, D.L. Hockenberry, Marylin J. 2009) kebiasaan sehari-hari (Eni Mulyatiningsih, 2014)

http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.2, Januari2020
(106)
CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792

Berdasarkan data WHO (World Health Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Organization) tahun 2018 bahwa 3%-10% pasien anak efektifitas penerapan metode Family- Centered
yang di rawat di Amerika Serikat mengalami stress Careterhadap pasien anak dengan stress hospitalisasi
selama hospitalisasi. Sekitar 3%-7% dari anak usia di Puskesmas Prajekan Bondowoso
sekolah yang di rawat di Jerman juga mengalami hal
yang serupa, 5%-10% anak yang di hospitalisasi di METODE
Kanada dan Selandia Baru juga mengalami tanda
stress selama di hospitalisasi. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif,
bersifat pre-eksperimental dengan pendekatan one
Angka kesakitan anak di Indonesia mencapai group pre test- post test. Sampel yang dipergunakan
lebih dari 45% dari jumlah keseluruhan populasi anak dalam penelitian ini sebanyak 35 keluarga pasien anak
di Indonesia (Kemenkes RI, 2018). Sehingga didapat yang mendapat tindakan medis di Puskesmas Prajekan
peningkatan hospitalisasi pada anak menurut Data Bondowoso tahun 2019. Pengambilan sampel
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 angka menggunakan teknik sampling jenuh.
rawat inap atau hospitalisasi anak di Indonesia naik
sebesar 13% dibandingkan tahun 2017. (Badan Pusat Analisa pada penelitian ini adalah analisa
Statistik., 2018). univariat dan analisa bivariat. Analisis univariat yang
dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian,
Menurut data yang diperoleh di Puskesmas tujuan dari analisis ini hanya untuk menghasilkan
Prajekan Bondowoso tahun 2018 menunjukkan ada distribusi dan persentase dari setiap variabel. Analisa
215 anak yang mendapatkan pelayanan medis dan bivariat yang dilakukan terhadap dua variable yang
82% dari mereka memperlihatkan penolakan dalam diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,
pemberian tindakan keperawatan dan medis yang 2010). Uji statistik yang digunakan untuk melihat
harus diterimanya. Hasil penelitian Mareta dan membuktikan Efektifitas penerapan metode
Akhriansyah (2018) untuk mengetahui pengaruh Family-Centered Care(independen) terhadap pasien
tingkat kecemasan anak usia sekolah saat dirawat di anak dengan stress hospitalisasi (dependen) di
rumah sakit menunjukkan bahwa sebagian besar Puskesmas Prajekan Bondowoso. Penelitian ini
responden mengalami cemas ringan. analisis menggunakan uji Paired t test dengan taraf
signifikansi 5 % atau α ≤ 0,05.
Pelaksanaan Family-Centered Carepada rumah
sakit anak di negara - negara maju sudah sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
terstandar dengan baik, namun di Indonesia
kemungkinan dapat diterapkan tetapi untuk Responden berjumlah 35 keluarga pasien anak
mewujudkanya secara ideal tidak mudah, karma yang mendapat tindakan medis berpartisipasi dalam
banyak petugas kesehatan terutama perawat yang penelitian ini.
belum memahami Family Centered Care. Kondisi ini
mengakibatkan asuhan keperawatan sering terjebak Tabel 5.5 Distribusi Frekwensi Stress Hospitalisasi
dalam kegiatan rutinitas di rumah sakit. (Purmailani, Pre Test
2014) Kategori Stress Hospitalisasi Pre Test
Frekuensi Presentase (%)
Konsep Family-Centered Care sebagai filosofi
dalam memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Ringan 0 0,0
Sakit merupakan pendekatan yang bisa dilakukan Sedang 24 68,6
karena dalam pendekatan ini terjadi hubungan timbal
balik antara penyedia pelayanan, pasien dan keluarga Berat 11 31,4
sehingga akan meminimalkan konflik yang selama ini Total 35 100
timbul sebagai akibat kurangnya informasi dan
komunikasi. Family- Centered Care dapat
dipraktekkan dalam segala tahapan usia dan berbagai Pada tabel 5.5 diperoleh dari 35 responden
macam latar belakang. Ternyata metode Family- dapat diketahui bahwa sebagian besar stres kategori
Centered Caredapat diterapkan untuk berbagai sedang sebanyak 24 responden (68,6 %), stres kategori
macama latar belakang. (Arie Kusumaningrum, 2017)

http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.2, Januari2020
(107)
CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792

berat sebanyak 11 responden (31,4 %) dan tidak ada DAFTAR PUSTAKA


stres kategori ringan.
American Academy of Pediatrics (AAP) (2016),
Tabel 5.6 Distribusi Frekwensi Stress Hospitalisasi Patient and Family-Centered Careand the
Post Test Pediatrican’s Role. 2

Kategori Stress Hospitalisasi Post Test Arie Kusumaningrum, (2017), Aplikasi Dan Strategi
Konsep Family Centered Carepada
Frekuensi Presentase (%) Hospitalisasi Anak Pra Sekolah, Artikel
Penelitian PSIK Fakultas Kedokteran
Ringan 18 51,4 Universitas Sriwijaya
Sedang 16 45,7
Badan Pusat Statistik., (2018), Statistik Indonesia
Berat 1 2,9
2018.https://www.bps.go.id/publication/2015
Total 35 100 /0 8/12/ /statistik-indonesia-2018.html

Brunner & Suddarth, (2013), Buku Ajar Keperawatan


Pada tabel 5.6 diperoleh dari 35 responden dapat
Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
diketahui bahwa sebagian besar stres kategori ringan
Jakarta EGC
sebanyak 18 responden (51,4 %), stres kategori sedang
sebanyak 16 responden (45,7 %) dan stres kategori berat
Dennis, C. & Elliott, M.R. (2012). A Multisite Study
sebanyak 1 responden (2,9 %).
of Health Professionals' Perceptions and
Practices of Family- Centered Care. Journal of
Tabel 5.7 Hasil Uji Statistik Paired t- test Penerapan
Family Nursing
Metode Family- Centered Care terhadap Pasien Anak
dengan Stress Hospitalisasi
Erwin Kurniasih,(2017), Hubungan Antara Peran
Rerata Sig (2- Orang Tua Dengan Tingkat Stres Hospitalisasi
Variabel Pre Pos t tailed) Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Di
Tes Tes Value Rsud Soeroto Ngawi, Jurnal. Sekolah Tinggi
Stress Ilmu Kesehatan Binawan
hospitali- 66,1 47,8 11,22 0,000
sasi Eni Mulyatiningsih, (2014), Pengaruh Orientasi
Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Pra
Hasil uji statistik pada tabel 5.7 dengan Sekolah Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bhakti
menggunakan Paired t-tes menunjukkan bahwa rata- Wira Tamtama Semarang, Jurnal Keperawatan,
rata stres sebelum dan sesudah diberi perlakuan No. 1, Vol 7
mengalami penurunan yaitu dari 66,11 menjadi 47,83,
dilihat dari uji statistik t hitung > t tabel (11,219 > Fiane de Fretes, (2012), Hubungan Family-Centered
2,03) dan ρ value (0,000<0,05), maka H1 diterima Caredengan efek hospitalisasi pada anak di
yaitu menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan Ruang Dahlian Rumah Sakit Panti Wilasa
metode Family- Centered Careterhadap pasien anak Citarum Semarang. Artikel Fakultas Kesehatan
dengan stress hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Universitas Kristen Satya Wacana.
Bondowoso.
Foster, R.L.R., Hunsberger, M.M., Anderson, J.J.T,
SIMPULAN (2009), Family-Centered Nursing Care of
Children. Philadelphia : W.B. Saunders
Ada pengaruh penerapan metode Family- Company.
Centered Care terhadap pasien anak dengan stress
hospitalisasi di Puskesmas Prajekan Bondowoso. Gordon B. K., T. Jaaniste , K. Bartlett , M. Perrin, A.
Jackson, A. Sandstrom , R.

http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.2, Januari2020
(108)
CITRA DELIMA : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240; e-ISSN: 2655-0792

Charleston, dan S. Sheehan, (2010), Child and Sugiyono, (2017), Metode Penelitian Kuantitatif,
parental surveys about prehospitalization Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,
information provision. Child: care, health and
development. Sunaryo, (2004), Psikologi Untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. (2008), Pengantar ilmu keperawatan
anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Supartini, Y. (2012), Konsep dasar keperawaatan
anak. Jakarta: EGC
Imam An-nawawi, Al-adzkar, Damaskus: Darul
Mapah, 1971 M/1391 HJ, 113 WHO, (2018),. Trivette D.CJ. (2009). Meta Analytic structural
Geneva : WHO Pers Kemenkes. RI. (2014). equation modeling of influences of famility
Angka kesakitan dan Kematian anak. centered care on parent and chil psychological
http:/kemenkes.go.id/ health. International Journal of Pediatrics.

Mareta Akhriansyah, (2018), Hubungan Pelaksanaan Wong, D.L. Hockenberry, Marylin J. (2009). Wong’s
Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat nursing care of infants and children. St Louis,
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Missouri: Mosby Inc
Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rsud
Kayuagung Tahun 2017, Jurnal Ilmiah Yuli Utami, (2014), Dampak Hospitalisasi Terhadap
Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1 Perkembangan Anak. Jurnal.Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Binawan.
Masulili, Fitria, (2011) Pengaruh Metode Bimbingan
Imajinasi Rekaman Audio Pada Anak Usia
Sekolah Terhadap Stres Hospitalisasi Di
Rumah Sakit Di Kota Palu. Tesis. Depok:
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Indonesia..

Mahboobeh Khajeh, (2017), Family- Centered Careof


hospitalized children: A hybrid concept
analysis in Iran. Health Promotion
Perspectives, 7(4), 210-215

Nursalam, (2017). Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed. 4.
Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo,(2014), Metodologi


Penelitian Kesehatan, Jakarta. Rineka Cipta

Purmailani, (2014), Pengaruh pendekatan Family-


Centered Careterhadap penurunan kecemasan
pasien anak toddler di Rumah Sakit Emanuel
Klampok Banjarnegara. Jurnal Unversitas
Muhamadiyah Purwokerto

Sarjiyah, (2018), Hubungan Penerapan Family-


Centered Careoleh Perawat dengan Stres
Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi, Health
Sciences and Pharmacy Journal, No. 3, Vol. 2
(Desember),88

http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.2, Januari2020
(109)
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

HUBUNGAN FAMILY CENTERED CARE DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI


PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG BAJI MINASA
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Sunarti
Prodi Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK

Proses hospitalisasi merupakan proses perawatan yang dijalani anak selama berada di
rumah sakit. Hospitalisasi anak usia 3-6 tahun merupakan kondisi yang tidak menyenangkan
karena anak mengalami hal-hal yang menimbulkan steres seperti kehilangan kendali, cedera fisik
dan lingkungan yang asing. Sebab itu, dibutuhkan lingkungan yang mendukung agar mengurangi
dampak hospitalisasi pada anak. Keterlibatan orang tua dalam mengambil keputusan dan
kerjasama yang baik dengan perawat merupakan bentuk asuhan keperawatan dengan pendekatan
Family Centered Care. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Family Centered
Care dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji Minasa. Metode penelitian
ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 53
responden. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan penyampaian informasi
dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,00, ada hubungan partisipasi
keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,03, dan ada
hubungan kerja sama keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai
ρ=0,001. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan signifikan antara Family Centered Care
(penyampaian informasi, partisipasi keluarga, dan kerjasama keluarga) dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah di RSUD Labuang Baji Makassar. Untuk itu diharapkan perawat
perlu untuk mempertahankan penerapan Family Centered Care untuk meningkatkan pelayanan
melalui asuhan keperawatan.

Kata kunci : Family Centered Care, hospitalisasi

ABSTRACT

Hospital is a process of care that a child goes through while in hospital.


Hospitalization of children aged 3-6 years is an unpleasant condition because children experience things that
cause stress such as loss of control, physical injury and an unfamiliar environment. Therefore, a supportive
environment is needed to reduce the impact of hospitalization on children. The involvement of parents in
making decisions and good cooperation with nurses is a form of nursing care with the Family Centered Care
approach. The purpose of this study was to determine the relationship of Family Centered Care with the
impact of hospitalization on preschool children in the Minasa Baji room. This research method uses analytic
survey with cross sectional approach, with a total sample of 53 respondents. The results showed that there was
a significant relationship between the delivery of information and the impact of hospitalization on preschool
children with a value of ρ = 0.00, there is a relationship of family participation with the impact of
hospitalization on preschool children with a value of ρ = 0.03 and there is a relationship of family cooperation
with the impact of hospitalization on preschool children with a value of ρ = 0.001. The conclusion of this study
is that there is a significant relationship between Family Centered Care (delivery of information, family
participation, and family collaboration) with the impact of hospitalization on preschool children in Labuang
Baji Hospital Makassar. For this reason it is hoped that nurses need to maintain the application of Family
Centered Care to improve services through nursing care.

124
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

Keywords: Family Centered Care; hospitalization

Alamat korespondensi: Jl.Urip Sumoharjo KM.5 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muslim
Indonesia, Makassar, Sulawesi Selatan
Email: sunarti83ners@gmail.com

PENDAHULUAN
Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat individual yang
dipengaruhi oleh kesehatan individu secara holistik. Sebagai suatu proses, pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara bertahap, artinya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu
tahap mempengaruhi tahap selanjutnya. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan dalam
setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan perlu adanya pemahaman tentang tumbuh dan
kembang sejak awal yaitu pada masa kanak–kanak. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
pada usia pra sekolah, dipengaruhi oleh status kesehatan yang baik. Status kesehatan yang baik
digambarkan dengan keadaan yang sehat dan bebas dari penyakit. Status kesehatan yang buruk,
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak dan berpengaruh hingga anak itu
dewasa. Dalam kondisi sakit, terkadang anak diharuskan untuk menjalani perawatan di rumah
sakit. Proses ini disebut dengan hospitalisasi, (Potter & Perry, 2005).
Pada proses hospitalisasi, anak cenderung mengalami kecemasan karena takut terhadap
lingkungan rumah sakit, prosedur tindakan atau bahkan kematian, perpisahan, keterbatasan
privasi dan melakukan kegiatan rutinitas, (Wong, 2009). Pengalaman hospitalisasi dapat
mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan barunya di rumah sakit (Edi Novriadi, 2012 dikutip dari Hudriyah, 2013).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) berdasarkan survey dari WHO
pada tahun 2012 hingga 2013, Tingkat rawat inap untuk anak-anak 0-4 tahun adalah 57,2 per
100.000 penduduk, sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan survey kesehatan ibu dan anak
tahun 2012 didapatkan bahwa dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi, dan 33,2%
diantaranya mengalami dampak hospitalisasi berat, 41,6% mengalami dampak hospitalisasi sedang,
dan 25,2% mengalami dampak hospitalisasi ringan. Di Indonesia jumlah anak usia prasekolah (3-5
tahun) berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2014 sebesar 4% dari jumlah total penduduk
Indonesia. Berdasarkan data tersebut, dapat diperkirakan 25 per 100 anak mengalami hospitalisasi.
(CDC, 2015)
Rasa cemas, nyeri ataupun ketidak nyamanan lainnya yang dialami anak saat berada di
rumah sakit merupakan reaksi yang membutuhkan pendampingan dari orang tua, sehingga
memberi rasa nyaman pada anak dalam menjalani proses hospitalisasi, terutama ketika anak
mendapat terapi pemberian cairan intravena dan injeksi obat-obatan lainnya. (Wong, 2009). Sesuai
dengan filosofi keperawatan anak yaitu Family Centered Care, yang melibatkan peran keluarga
dalam perawatan anak sakit. Dengan demikian memberi arti Pentingnya keterlibatan keluarga
dalam memberikan perawatan pada anak di rumah sakit, (Hidayat, 2005)
Dalam praktik keperawatan anak, asuhan keperawatan yang diterapkan berdasarkan pada
filosofi keperawatan anak. Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki oleh perawat untuk memberikan pelayanan kepada anak. (Hidayat, 2005).
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
oleh Hudriah (2013), menjelaskan bahwa dari 14 responden ada 8 responden yang menyatakan
mendapat dukungan keluarga dan tidak ada dampak hospitalisasi, sedangkan 6 responden
menyatakan kurang mendapatkan dukungan keluarga dan mengalami dampak hospitalisasi.
Sedangkan untuk lingkungan rumah sakit, dari 14 responden ada 7 responden menyatakan
lingkungan baik tetapi ada reaksi hospitalisasi dan 7 responden menyatakan lingkungan kurang
baik dan ada reaksi hospoitalisasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada

125
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

hubungan antara dukungan keluarga dengan reaksi hospitalisasi pada anak usia sekolah dan ada
hubungan antara lingkungan rumah sakit dengan reaksi hospitalisasi pada anak sekolah di RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, (Hudriyah, 2013).
Penelitian yang terkait lainnya adalah penelitian yang dilakukan di Panti Wilasa Citarum
Semarang oleh Fiane (2012), menjelaskan bahwa gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3-6
tahun menurut 14 orang tua berada dalam kategori sedang, sedangkan 20 orangtua menyatakan
efek hospitalisasi padak anak dinilai rendah. Sedangkan penerapan Family Centered Care oleh
perawatan yang dinilai oleh orang tua sebanyak 31 orang atau 98,18% menyatakan bahwa
pelaksanaan Family Centered Care dinilai baik, sedangkan 3 orang atau 8,82% menyatakan bahwa
pelaksanaan Family Centered Care dinilai cukup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
disimpulkan bahwa ada hubungan antara family centered care dengan efek hospitalisasi pada anak
prasekolah di Panti Wilasa Citarum Semarang. (Fiane, 2012.)
Berdasarkan studi kasus pendahuluan pada tanggal 20 April 2015 di RSUD Labuang Baji
Makassar melalui observasi dan wawancara dengan 5 orang tua didapatkan hasil bahwa untuk
dukungan keluarga terdapat 2 orang tua yang tidak ikut serta dalam proses perawatan anak, yaitu
dalam melakukan tindakan sebagian perawat tidak memberikan penjelasan tentang tindakan
keperawatan seperti pemberian obat dan memberikan informasi tentang kondisi anaknya yang
dirawat. Dari 6 orang tua, terdapat 4 orang tua mengatakan bahwa anaknya menangis ketika
disuntik, dipasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan laboratorium.
Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji merupakan rumah sakit tipe B yang terletak di
Kota Makassar. Di RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2014 terdapat 1465 anak dan
diantaranya sebanyak 344 anak usia prasekolah yang dirawat di RSUD tersebut., sedangkan pada
bulan Januari sampai April 2015 terdapat 568 anak dan diantaranya sebanyak 119 anak usia
prasekolah. Salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Labuang Baji Makassar adalah
perawat. Perawat anak memiliki tugas dan peran yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan
pada anak yang terjadi mulai dari masalah yang yang bersifat sederhana sampai yang kompleks
seperti memberi makan, dan memandikan, serta perawat juga bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dalam bentuk penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan yang dialami anak,
termaksud memfasilitasi keluarga dalam perawatan anaknya.

TUJUAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Family Centered Care
(penyampaian informasi kepada keluarga, partisipasi orang tua dalam pengambilan keputusan dan
kerjasama antara orang tua dan perawat) dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di
ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Penelitian ini dilakukan di ruang perawatan Baji’ Minasa RSUD Labuang Baji Makassar pada
tanggal 1 Juni sampai dengan 7 Juli 2015. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien anak
usia prasekolah (usia 3 sampai 6 tahun) yang menjalani hospitalisasi yaitu sebanyak rata-rata 119
anak setiap bulannya di RSUD Labuang Baji Makassar selama bulan Januari hingga April 2015.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel
sebanyak 119 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu; Keluarga yang memiliki
anak usia prasekolah (usia 3 sampai 6 tahun) yang menjalani proses hospitalisasi di RSUD
Labuang Baji Makassar minimal selama 1x24 jam; Anak prasekolah yang pernah melakukan
pemasangan infus berulang, Keluarga baik orang tua ataupun saudara dalam keadaan sehat
jasmani dan mental; Keluarga baik orang tua ataupun saudara yang dapat berkomunikasi secara
verbal atau lisan, Keluarga baik orang tua ataupun saudara yang dapat membaca dan menulis dan
Bersedia menjadi responden. Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian ini terdiri dari keluarga

126
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

dengan anak yang mengalami syndrome down, retardasi mental atau hiperaktif dan keluarga
dengan anak yang mengalami penyakit kronik.
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri atas
2 bagian, yaitu Kuesioner Family Centered Care yang terdiri dari 25 pertanyaan tertutup dengan
pembagian sup pokok pertanyaa yaitu penyampaian informasi kepada keluarga sebanyak 10
pertanyaan, Kuesioner partisipasi orangtua dalam pembuatan keputusan sebanyak 4 pertanyaan,
Kuesioner kerjasama dengan orang tua dan perawat sebanyak 11 pertanyaan. Pertanyaan disusun
menggunakan skala Gutman (ya : 1; tidak : 0). Jawaban ya jika sesuai dengan keadaan responden
dan tidak jika tidak sesuai dengan keadaan responden. Kuesioner dampak hospitalisasi anak yang
terdiri dari 12 pertanyaan tertutup. Pertanyaan disusun menggunakan skala Gutman (ya : 1; tidak
: 0). Jawaban ya jika sesuai dengan keadaan responden dan tidak jika tidak sesuai dengan keadaan
responden. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Uji statistik chi
square, dengan taraf signifikan α= 0,005 atau tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil

Karakteristik Responden
Karakteristik responden menggambarkan karakteristik keluarga dan karakteristik anak.
Karakteristik keluarga terdiri dari umur, status hubungan dengan pasien, pendidikam keluarga,
status pernikahan, dan penghasilan. Karakteristik anak terdiri dari jenis kelamin, umur pasien dan
lama perawatan.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, status Hubungan dengan Pasien,


pendidikan keluarga dan status pernikahan Keluarga yang Memiliki Anak Prasekolah
Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar
Jumlah
Umur
n %
20-29 tahun 22 41,5
30-39 tahun 25 47,2
≥ 40 tahun 6 11,3
Total 53 100,0
Status Hubungan
Ayah 14 26,4
Ibu 28 52,8
Lain-lain (Kakak, Nenek, tante) 11 20,8
Total 53 100,0
Pendidikan Keluarga
SD 5 9,4
SMP 5 9,4
SMA 31 58,5
Perguruan Tinggi 12 22,6
Total 53 100,0

Berdasarkan Table 1. Tentang karakteristik keluarga yang memiliki anak usia 3-6 tahun
berdasarkan umur menunjukkan bahwa dari 53 responden sebagian besar berumur 30-39 tahun
yaitu sebayak 22 (41,5%) dan sebagian kecil berumur 40 tahun yaitu 6 (11,3%). Keluarga yang
memiliki status hubungan sebagai ibu lebih banyak yaitu 28 (52,8%) dan yang berpendidikan SMA
jauh lebih banyak dibanding yang lainnya yaitu sebesar 31(58,5%).

127
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin, dan Lama Rawat pada Anak
Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar
Jumlah
Jenis Kelamin
n %
Laki-laki 35 66,0
Perempuan 18 34,0
Total 53 100,0
Lama Rawat
1-3 Hari 34 64,2
4-6 Hari 19 35,8
Total 53 100,0

Berdasarkan Tabel 2. Tentang karakteristik jenis kelamin menunjukkan anak laki-laki lebih
banyak dibanding anak perempuan yaitu 35 (66,0%), sedangakan anak dengan lama rawat 1-3 hari
lebih banyak dibanding anak dengan lama rawat 4-6 hari yaitu 34 (64,2%).

Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisa data yang meliputi variabel penelitian yaitu family
centered care, Penyampaian informasi, partisipasi keluarga, kerjasama keluarga dan dampak
hospitalisasi.

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Family Centered Care, Penyampaian Informasi,


Partisipasi Keluarga Kerjasama Keluarga dan Dampak Hospitalisasi pada Anak
Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar
Jumlah
Family Centered Care
n %
Baik 47 88,7
Kurang Baik 6 11,3
Total 53 100,0
Penyampaian Informasi
Baik 44 83,0
Kurang 9 17,0
Total 53 100,0
Partisipasi Keluarga
Aktif 51 96,2
Kurang Aktif 2 3,8
Total 53 100,0
Kerjasama Keluarga
Aktif 49 92,5
Kurang Aktif 4 7,5
Total 53 100,0
Dampak Hospitalisasi
Stres Ringan 43 81,1
Tidak Sedang 10 18,9
Total 53 100,0

128
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

Berdasarkan Tabel 3. Menunjukkan bahwa distribusi responden dengan family sentered care
didapatkan yang baik lebih banyak yaitu 47 (88,7%) dibanding yang kurang baik, Penyampaian
informasi yang baik juga lebih banyak yaitu 44 (81,1%) dibanding yang kurang, Partisipasi keluarga
yang aktif lebih banyak 51 (96,2%) dibanding yang kurang aktif, Kerjasama keluarga yang aktif
lebih banyak yaitu 49(92,5%) dibanding yang tidak aktif dan Dampak Hospitalisasi juga lebih
banyak yang stres ringan yaitu 43 (81,1%) dibanding yang stres sedang.

Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa data dengan menggunakan uji statistik Ci Square yang
melihat hubungan variabel penelitian yaitu hubungan Family cetered care (penyampaian informasi
kepada keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah, hubungan partisipasi orang
tua dalam pengambilan keputusan dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dan
hubungan kerjasama antara orang tua dan perawat dengan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah)

Tabel 4. Hubungan Family Centered care (Penyampaian Informasi kepada Keluarga) dengan
Dampak Hospitalisasi pada Anak Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji
Makassar
Family Centered care Dampak Hospitalisasi
(Penyampaian informasi kepada Stres Stres Total ρ=
Ringan Sedang Value
keluarga)
n % n % n %
Baik 39 88,6 5 11,4 44 100,0
Kurang Baik 4 44,4 5 55,6 9 100,0 0,000
Total 43 81,1 10 18,9 53 100,0

Berdasarkan table 4. menunjukkan bahwa penyampaian informasi kepada Keluarga cecara


baik dengan dampak hospitalisasi stres ringan lebih banyak 39 (88,6%) dibanding yang stres sedang
5(11,4%) anak prasekolah, sedngkan Penyampaian Informasi kepada keluarga secara kurang baik
dengan dampak hospitalisasi stres ringan sebanyak 4(44,4%) lebih sedikit dibanding yang stres
sedang yaitu 5(55,6%). Hasil uji statistik chi square di dapatkan bahwa ρ value = 0,00 lebih kecil dari
= 0,005 yang artinya ada hubungan signifikan antara penyampaian informasi kepada keluarga
dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji
Makassar.

Tabel 5. Hubungan Family Centered care (Partisipasi Keluarga) dengan Dampak Hospitalisasi
pada Anak Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji
Makassar
Family Centered care Dampak Hospitalisasi
Total ρ=
Stres Ringan Stres Sedang
(Partisipasi Keluarga) Value
n % n % n %
Aktif 43 84,3 8 15,7 51 100,0
Kurang Aktif 0 0,0 2 100,0 2 100,0 0,003
Total 43 81,1 10 18,9 53 100,0

Berdasarkan tabel 5. Menunjukkan bahwa partisipasi Keluarga cecara aktif dengan dampak
hospitalisasi stres ringan lebih banyak 43 (84,3%) dibanding yang stres sedang 8(15,7%) anak
prasekolah, sedngkan partisipasi keluarga yang kurang aktif dengan dampak hospitalisasi stres

129
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

ringan tidak ada dibanding yang stres sedang yaitu 2(100%). Hasil uji statistik chi square di
dapatkan bahwa ρ value = 0,003 lebih kecil dari = 0,005 yang artinya ada hubungan signifikan
antara Partisipasi keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji
Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.

Tabel 6. Hubungan Family Centered care (Kerjasama Keluarga) dengan Dampak Hospitalisasi
pada Anak Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji
Makassar
Family Centered care Dampak Hospitalisasi
Total ρ=
Stres Ringan Stres Sedang
(Kerja Sama Keluarga) Value
n % n % n %
Aktif 42 85,7 7 14,3 49 100,0
Kurang Aktif 1 25 3 75 4 100,0 0,001
Total 43 81,1 10 18,9 53 100,0

Berdasarkan tabel 6. Menunjukkan bahwa Kerja Sama Keluarga cecara aktif dengan dampak
hospitalisasi stres ringan lebih banyak 42 (85,7%) dibanding yang stres sedang 7(14,3%) anak
prasekolah, sedngkan Kerja Sama Keluarga yang kurang aktif dengan dampak hospitalisasi stres
ringan tidak ada dibanding yang stres sedang yaitu 2(100%). Hasil uji statistik chi square di
dapatkan bahwa ρ value = 0,001 lebih kecil dari = 0,005 yang artinya ada hubungan signifikan
antara Kerjasama keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji
Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.

PEMBAHASAN
Hubungan Family Centered care (Penyampaian Informasi kepada Keluarga) dengan Dampak
Hospitalisasi pada Anak Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar

Hasil uji statistik menunjukkan ρ value = 0,000 <  0,005 yang artinya ada hubungan
signifikan penyampaian informasi dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di Baji
Minasa RSUD Labuang Baji Makassar. Hal ini dikarenakan sebagian besar atau 88,6% keluarga
mengatakan hanya mengalami stress ringan setelah mendapakan penyampaian informasi dengan
baik dari petugas kesehatan diruang perawatan, dengan demikian dampak hospitalisasi cenderung
dapat diminimalisir oleh adanya penyampaian informasi secra baik dan benar. Menurut Lory
(2011) bahwa memberikan informasi kesehatan pada keluarga tentang kondisi kesehatan anak
dapat meningkatkan peran keluarga dan mengontrol perawatan anak selama hospitalisasi.
Hubungan yang baik dan saling percaya antara perawat dengan keluarga dapat menimbulkan rasa
nyaman dan dapat meminimalkan dampak hospitalisasi. (Lory, 2011).
Informasi dapat diberikan melalui komunikasi teraupetik. Komunikasi teraupetik yang
dimaksudkan antara perawat dan keluarga tidak hanya sebatas sebagai alat pembuat keputusan
atau pertukaran informasi untuk melengkapi proses keperawatan tetapi kualitas, keefektifan,
efisiensi komunikasi untuk menciptakan ekspektasi yang positif bagi perawat dan keluarga tua.
Selain itu, kewajiban perawat dalam melakukan intervensi keperawatan mandiri atau yang
didelegasikan harus menjalin dan mempertahankan hubungan saling percaya yang baik (rapport)
dengan pasien. Perawat harus memastikan bahwa keluarga dan anak memperoleh informasi
mengenai diagnose dan rencana tindakan, memberikan umpan balik terhadap setiap
perkembangan kondisi dan menunjukkan rasa kepedulian untuk mencegah rasa ketidakberdayaan
dan putus asa yang dirasakan oleh klien. (Fisher dkk, 2011).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardianingsih (2009),
didapatkan bahwa anak usia prasekolah yang mendapatkan penyampaian informasi baik, 0% yang
mengalami kecemasan tingkat tinggi, sedangkan 100 % mengalami kecemasan sedang. Anak yang

130
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

mendapatkan dukungan informasi kurang 50% yang mengalami kecemasan tingkat tinggi, 46,1%
mengalami kecemasan tingkat sedang dan 3,9% mengalami kecemasan tingkat rendah. Anak dan
keluarga sangat memerlukan penyampaian informasi, berbagai macam informasi diperlukan
keluarga dan perawat selama anak menjalani hospitalisasi. Penyampaian informasi dapat
membantu keluarga dan anak dalam membentuk koping selama hospitalisasi, (Ardianingsih,
2009). Penyampaian informasi kepada keluarga di rumah sakit, memungkinkan keluarga lebih
mengetahui perkembangan kondisi anak dirumah sakit dan menilai penerapan Family Centered
Care yang dilakukan oleh perawat di ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.
Semakin baik dan semakin lengkap penyampaian informasi kesehatan yang diberikan maka
dampak hospitalisasi anak akan semakin berkurang seiring bertambahnya informasi pada keluarga.
Informasi yang jelas sangat penting bagi klien atau keluarga untuk mengatasi dampak hospitalisasi
akibat kurangnya informasi. Tingkat dampak hospitalisasi berkurang bila diberikan informasi
kesehatan disbanding dengan tidak sama sekali, (Herliana, 2010).
Hal ini juga ditunjang oleh tingkat pendidikan keluarga yang memiliki anak usia 3-6 tahun
yang sedang menjalani perawatan di ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar yaitu 50 %
ibu berpendidikan SMA sehingga keluarga mudah menyerap informasi mengenai perawatan anak
di rumah sakit dan peran mereka dalam merawat anak. Informasi ini membantu keluarga untuk
bersikap dan bertindak melibatkan diri dalam merawat anak sehingga mengurangi dampak
hospitalisasi yang dialami oleh anak mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat, (Suriani, 2011).
Namun hasil lain tentang penerapan Family Centered Care dalam penyampaian informasi
didapatkan juga ada sebanyak 11,4 % anak prasekolah yang tetap mengalami stress sedang dari
dampak hospitalisasi walau penyampaian informasinya baik, ini dapat dikarenakan umur anak
prasekolah yang sedang menjalani perawatan di RSUD Labuang Baji Makassar yang sebanyak
67,9% berumur 3-4 tahun. Berdasarkan perkembangan kognitif menurut Piaget yang menyebutkan
pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) berada pada fase peralihan antara prakonseptual (3 sampai 4
tahun) dan intuitif (5 sampai 6 tahun) (Muscari, 2005). Semakin muda usia anak, maka akan
semakin sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal ini berhubungan dengan
system imun anak akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia anak, (Sacharin,
1996)

Hubungan Family Centered care (Partisipasi Keluarga) dengan Dampak Hospitalisasi pada Anak
Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar

Hasil uji statistik menunjukkan ρ value = 0,003 <  0,005 yang artinya ada hubungan
signifikan partisipasi keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di Baji Minasa
RSUD Labuang Baji Makassar. Hal ini dikarenakan sebagian besar atau 43 (84,3%) keluarga
berpartisipasi aktif dalam membantu proses pelayanan keperawatan. Cara untuk meminimalkan
dampak negatif dari hospitalisasi adalah perawat melibatkan keluarga dalam perawatan dan
mendorong peran serta dalam perawatan.
Penelitian ini didukung oleh peneliti sebelumya yaitu keluarga bisa berpartisipasi,
mendukung dan melindungi pasien untuk mampu beradaptasi dengan kondisi pasien yang
dirawat. Peran serta keluarga perlu ditingkatkan pada saat merawat anak di rumah sakit. Peran
keluarga tidak bisa maksimal jika tidak di dukung oleh perawat (Davidson, 2009).
Peran perawat dalam meminimalkan dampak hospitalisasi sangatlah penting. Salah satu
tindakan yang penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak hospitalisasi adalah
melibatkan keluarga untuk terlibat aktif dalam perawatan anak, salah satunya dengan
membolehkan keluarga untuk tinggal bersama anak selama 24 jam, hal ini merupakan salah satu
bagian dari pelayanan Family Centered Care, (Yupi, 2010). Hal ini juga ditunjang dengan tingkat
usia keluarga yang memiliki anak berumur 3-6 tahun sedang menjalani perawatan di ruang Baji
Minasa RSUD Labuang Baji Makassar yaitu hampir 50% adalah berusia diatas 30 tahun sehingga
dengan usia tersebut usia produktif dimana keluarga telah mengalami pengalaman hidup yang

131
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

banyak sehingga keluarga mampu melaksanakan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
yang lebih baik daripada orang-orang yang mempunyai usia dibawahnya.

Hubungan Family Centered care (Kerjasama Keluarga) dengan Dampak Hospitalisasi pada Anak
Prasekolah Di Ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar

Hasil uji statistik menunjukkan ρ value = 0,001 <  0,005 yang artinya ada hubungan
signifikan Kerjasama keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di Baji Minasa
RSUD Labuang Baji Makassar. Hal ini cenderung diakibatkan oleh sebagian besar keluarga mampu
bekerjasama dengan perawat secra aktif sehingga dampak hospitalisasi berupa stres sedang lebih
sedikit dibanding yang stres ringan saja yaitu 42 (85,7%).
Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara peran serta
keluarga dan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah. Keterlibatan keluarga dalam perawatan
membuat anak mampu mengembangkan diri secara pribadi dan memberikan sikap positif keluarga
sehingga perawatan pada anak lebih optimal. (Biyanti, 2012). Pelayanan Family Centered Care
memberdayakan kemampuan keluarga baik dalam aspek pengetahuan keterampilan, maupun
sikap dalam dalam melaksanakan perawatan anaknya dirumah sakit melalui interaksi yang
teraupetik dengan keluarga, (Yupi, 2010).
Perawat dalam melakukan perawatan anak harus mempertimbangkan untuk menghadirkan
keluarga pada saat dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri, (Hidayat, 2005). Setiap asuhan
pada anak yang dirawat dirumah sakit memerlukan keterlibatan keluarga. Untuk mencapai tujuan
dari pencegahan dan pengobatan pada anak yang dirawat di rumah sakit, sangat diperlukan kerja
sama antara tim kesehatan dan keluarga, serta asuhan pada anak yang paling baik adalah
dilakukan oleh keluarga. Terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa aman
apabila berada di samping keluarganya, terlebih lagi pada saat menghadapi situasi menakutkan
seperti dilakukan prosedur invasive, (Yupi, 2010). Lingkungan keluarga sangat menentukan
kehidupan anak, sehingga keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau
konstanta tetap dalam kehidupan anak. Keluarga adalah unsure yang paling dekat dengan anak
mengingat anak bagian dari keluarga, (Hidayat, 2005).
Menurut Supartini (2010) roomin in atau pendampingan keluarga selama menjalani
perawatan di rumah sakit akan membantu meminimalkan stress yang dialami oleh anak maupun
keluarga karena perpisahan. Hal ini sesuai dengan hasil peneliian bahwa adanya 75 % anak
prasekolah yang mengalami stress dari dampak hospitalisasi karena kerjasama keluarga yang
kurang aktif. Selain itu, keberadaan keluarga selama perawatan anak di rumah sakit bertujuan
untuk memberikan kesempatan pada keluarga untuk terlibat aktif dalam perawatan anak di rumah
sakit.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan anaknya,
menjadi perantara utama dalam perawatan langsung kepada anak, dan menyediakan akses untuk
pelayanan kesehatan. Sikap dan perilaku keluarga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan
psikologi anak. Sikap keluarga selama sakit, khususnya selam hospitalisasi dapat mempengaruhi
ketaatan anak dalam perawatan dan dampak penyakit, (Commodary, 2010)
Peran keluarga yang dipaparkan oleh Chen (2005) menjelaskan bahwa bentuk peran serta
keluarga selama anak dirawat di rumah sakit adalah dengan menjalin kolaborasi antara keluarga
dengan profesi kesehatan dan kehadiran keluarga yang dapat memberikan rasa nyaman pada anak.
Bentuk kolaborasi keluarga dan profesi kesehatan di wujudkan dengan adanya keterlibatan
keluarga dalam perawatan, memberikan support emosional kepada anak, ikut terlibat pada
tindakan sederhana, menjelaskan kepada anak tentang kondisi anak dan memenuhi kebutuhan
anak selama dirawat, (Chen, 2005). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa bahwa
ada hubungan antara Family Centered Care dengan dampak hospitalisasi. Efek hospitalisasi pada
anak di pengaruhi perkembangan usia, pengalaman dirawat di rumah sakit, dukungan dari
lingkungan sosial dan mekanisme koping. (Fiane, 2012.)

132
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang hubungan Family Centered
Care dengan Dampak Hospitalisasi pada Anak Prasekolah Di RSUD Labuang Baji Makassar maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyampaian informasi
dengan dampak hospitalisasi pada anak dengan hasil uji statistic diperoleh p value = 0,000 < 
0,005, ada hubungan yang signifikan antara partisipasi orang tua dengan dampak hospitalisasi
pada anak prasekolah dengan hasil uji statistic diperoleh p value = 0,003 <  0,005, dan ada
hubungan yang signifikan antara kerjasama orang tua dengan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah dengan hasil uji statistic diperoleh p value = 0,001 <  0,005.

SARAN
Saran diberikan kepada pihak-pihak yang mendapatkan manfaat penelitian agar melakukan
tindakan berdasarkan hasil dan bahasan penelitian, ditulis secara singkat dan jelas dengan huruf
Book Antiqua, font 11, spasi 1 dan ukuran kertas yang digunakan adalah a4, dengan margin top 1”,
bottom 1”, left 0,75” and right 0,75” (dalam satuan inchi), atau margin top 2,54 cm, bottom 2,54 cm,
left 1,90 cm dan right 1,90 cm (dalam satuan sentimeter).

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti


menyarankan kepada Perawat Agar tetap mempertahankan pendekatan Family Centered Care
yang telah dilakukan serta lebih meningkatkan dalam hal partisipasi keluarga dalam pengambilan
keputusan. selain itu, perlunya menambah wawasan dan mengevaluasi aplikasi pendekatan Family
Centered Care yang belum dan telah dilakukan melalui hasil-hasil penelitian yang terkait
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan. Bagi Rumah
Sakit diharapkan untuk menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan sikap, dan
keterampilan perawat dalam melaksanakan Family Centered Care serta memotivasi perawat untuk
memperhatikan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan
peran perawat. Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih mengembangkan penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dan eksperimen untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
efek hospitalisasi dan penanganan efek hospitalisasi yang dapat dilakukan untuk memberikan
pengaruh positif bagi perkembangan anak yang mengalami hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianingsih. (2009). Hubungan Dukungan Informasional Dengan tingkat Kecemasan Anak Usia
Prasekolah di RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman; 1 No 1, 1-.
CDC. (2015). Centers for Disease Control and Prevention. -: Summary of Weekly Flu View, 24.
Chen, W. L. (2005). Nurse’s and parent’s attitudes toward pain management and parental participation in
postoperative care of children. The Queensland: Thesis, Centre for Reseach The Queensland
University of Technology.
Commodary, E. (2010). Children Staying In Hospital: A Research On Psychological Stress Of
Caregivers. Italian Journal of Pediatrics, 36:40.
Davidson, J. E. (2009). Family Centered Care : Meeting the Needs of Patient Families ang Helping
Families Adapt to Critical Illnes. Critical Nurse, 28-34.
Fiane. (2012.). Hubungan Family Centered Care Dengan Hospitalisasi Pada Anak Di Ruang Dahlia Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang . Semarang: Skripsi. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana.
Herliana. (2010). Hubungan pendidikan kesehatan dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio
caesarea di ruang bersalin RS. Zahirah . Jakarta Selatan: -.

133
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol.4 No.2, September 2020

Hidayat, A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Ed I. Jakarta: Salemba Medika.


Hudriyah, E. S. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dan Lingkungan Rumah Sakit Dengan
Reaksi Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/8/e-library-stikes-na, 32-33.
Lory. (2011). Family Centered Care; Emla Cream and Application of Heat to Facilitate Peripheral Venous
Cannulation In Children. -: -.
Potter , & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sacharin, R. M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Suriani. (2011). HUbungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Hospitalisasi Pada
Anak Usia Sekolah di Ruang Perawatan Anak Paviliun DII & Paviliun V RS TNI AL. Dr.
Ramelan Kota Surabaya. Jurnal Infokes Stikes Insan Unggul Surabaya, 11-20.
Wong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.
Yupi, S. (2010). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Jakarta: EGC.

134
Health Sciences and Pharmacy Journal ISSN: 2599-2015 (Online)
Vol. 2, No. 3, Desember 2018, pp. 89-96 2622-1268 (Print)
http://journal.stikessuryaglobal.ac.id

Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan


Stres Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi
The Relationship between Implementation of Family Centered Care by Nurse with Parental Stress during Infant’s
Hospitalization

Sarjiyah1, Endar Timiyatun2, Sri Hariyanti2


1
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
2
Program Studi Ilmu Keperawataan STIKes Surya Global Yogyakarta

ABSTRACT

Hospitalization of infant causes stress of the parents. Stress which is experienced by parents during
infant’s hospitalization has a negative impact. Some of the effects of parental stress include
physical problems (fatigue, insomnia, gastritis, headaches, anorexia), and psychosocial problems
(frustration, depression, self-blame, emotional and uncooperative) One of the services that can
minimize parental stress is implementation of family centered care. The objective of this research
is to know the relationship between the implementation of family centered care by nurse with
parental stress during infant’s hospitalization in Perinatology Ward Panembahan Senopati
Hospital, Bantul,Yogyakarta.This research was a non-experimental, with a cross-sectional design.
The sampling technique was purposive sampling with a total of 95 respondents whose parents were
hospitalized in the Perinatology Ward of Panembahan Senopati Hospital, Bantul, Yogyakarta.
Data was perfomed by kendall tau test. Family centered care application carried out by nurses in
the Perinatology Ward of Panembahan Senopati Hospital Bantul, Yogyakarta, was in the majority
in the good category of 45 respondents (47.4%), and the stress experienced by parents in the low
stress category was 44 respondents (46.3%). Correlation test results p-value = 0.000 (p-value <
0.05)and r = 0.899.The conclussion was there was a relationship between the implementation of
family centered care performed by nurses with parental stress during infant’s hospitalization. The
better implementation of family centered care, the lower the stress level of parents.

Keywords: Family centered care, parental stress, infant’s hospitalization

ABSTRAK

Hospitalisasi pada bayi dapat menyebabkan stres pada orangtua. Stres yang dialami orangtua
selama hospitalisasi bayi menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak yang muncul akibat
stres orangtua antara lain permasalahan fisik (kelelahan, insomnia, gastritis, sakit kepala,
anoreksia), dan masalah psikososial (frustasi, depresi, menyalahkan diri-sendiri, emosional dan
tidak kooperatif). Salah satu pelayanan yang dapat meminimalkan stres orangtua yaitu dengan
penerapan family centered care.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua selama hospitalisasi bayi
di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian non-eksperimental, dengan rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah 95 responden orangtua yang bayinya dirawat
inap di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta. Analisis data
dilakukan menggunakan uji kendall tau.Penerapan family centered care yang dilakukan oleh
perawat di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta, mayoritas dalam
kategori baik yakni 45 responden (47.4%), dan stres yang dialami orangtua dalam kategori stres
rendah yakni sejumlah 44 responden (46.3%). Hasil uji korelasi didapatkan nilai p = 0.000 (nilai p
< 0.05) dan nilai r = 0.899. Kesimpulanya adalah terdapat hubungan antara penerapan family
centered care yang dilakukan perawat dengan stres orangtua selama hospitalisasi bayi. Semakin
baik penerapan family centered care,maka akan semakin rendah tingkat stres orangtua.

Kata Kunci: Family centered care, stres orangtua, hospitalisasi bayi

Korespondensi: Sarjiyah, RSUD Panembahan Senopati, Jln. DR. Wahidin Sudirohusodo No. 14 Bantul,
Yogyakarta, telp: 085742622611, email: sarjiyah46@gmail.com

89
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96

PENDAHULUAN aspek yang memunculkan stress pada orangtua saat


Hospitalisasi banyak dialami oleh anak, mulai bayinya menjalani hospitalisasi. Beberapa di antaranya
dari bayi sampai anak usia remaja. Sayangnya data adalah kekhawatiran yang muncul akibat orangtua
terbaru tentang jumlah bayi sakit dan dirawat tidak bisa memantau bayinya saat dilakukan tindakan
dirumah sakit sampai saat ini sulit didapatkan. Data medis (6). Secara umum respon orangtua terhadap
terbaru yang didapatkan antara lain terkait jumlah hospitalisasi anak antara lain: rasa tidak percaya,
bayi yang mengalami diare, pneumonia, dan tetanus marah, rasa bersalah, takut, cemas, stres, dan frustasi
neonatorum yang menjalani hospitalisasi. Data dari (3). Hal ini didukung oleh penelitian Fauziyah, yang
Kemenkes per Januari 2017 didapatkan jumalah bayi mendapatkan hasil bahwa tingkat stres orangtua
yang menjalani hospitalisasi akibat pneumonia usia sebagian besar mengalami stres ringan (68.0%) dan
0-4 tahun sebanyak 503.738 bayi (usia 0-1 tahun sebagian kecil stres berat (2.7%) (7).
sebanyak 169.183 bayi dan usia 1-4 tahun sebanyak Salah satu tindakan dalam perawatan anak
334.555 anak) dan yang meninggal sebanyak 551 yang menjalani hospitalisasi adalah melibatkan
anak (1). Berdasarkan hasil Survei Ekonomi Nasional orangtua dan keluarga dalam setiap tindakan
(SUSENAS) tahun 2014, angka kesakitan anak (morbidy perawatan anak. Dalam praktek keperawatan anak,
rate) didaerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4 asuhan keperawatan yang diterapkan harusnya
tahun 25.8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14.91%, usia berdasarkan pada filosofi keperawatan anak. Menurut
13-15 tahun sekitar 9.1%, usia 16-21 tahun sebanyak Hidayat, filosofi keperawatan anak merupakan
8.13% (2). keyakinan atau pandangan yang dimiliki oleh
Hospitalisasi yang harus dijalani bayi bisa perawat untuk memberikan pelayanan kepada anak,
berdampak negatif bagi bayi maupun orangtuanya. salah satunya adalah family centered care(8).
Bayi yang sedang mengalami hospitalisasi akan mengalami Family centered care menekankan pentingnya
kecemasan dan juga stres. Menurut Wong, terdapat keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan
beberapa akibat dari dampak hospitalisasi antara lain: pada anak di rumah sakit. Menurut American
merasa putus asa, menimbulkan reaksi protes, tidak Academy of Pediatrics, family centered care
kooperatif, serta depresi (3). Penyebab anak mengalami merupakan hal terpenting dalam hospitalisasi anak
kecemasan dan juga stres dipengaruhi beberapa yang didasarkan pada kolaborasi antara anak,
faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan orangtua, dokter anak, perawat anak, dan profesional
petugas kesehatan lainnya), lingkungan baru maupun lainnya dalam perawatan klinis yang berdasarkan
yang mendampingi selama perawatan (4). Wong, pada perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan
menyebutkan dampak hospitalisasi pada anak muncul kesehatan (9). Pelibatan orangtua dalam perawatan
akibat perpisahan, kehilangan kontrol, sakit/nyeri (3). anak dan pemberian informasi yang benar kepada
Orangtua juga mengalami stres, sama seperti orangtua terkait kondisi terkini anak dapat menurunkan
yang dialami oleh anak. Tingkat stres yang tinggi stres yang dialami orangtua dan anak (6). Tujuan
pada orangtua berkaitan dengan kondisi anak yang dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara
kritis. Majdalani dkk., menyatakan bahwa orangtua penerapan family centered care oleh perawat dengan
merasa cemas karena memikirkan keselamatan anak dan stres yang dialami orangtua saat hospitalisasi bayi.
melihat anak yang terpasang banyak alat serta
METODE DAN SAMPEL
dilakukan tindakan yang menyakitkan (5). Hasil dari
Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental
penelitianya Heidari dkk., menunjukkan beberapa
dengan menggunakan rancangan cross-sectional.

90
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua selama
hospitalisasi bayi

Subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi Tabel 1. Karakteristik usia, jenis kelamin,
pendidikan, lama kerja dan
yang sedang dirawat inap di Ruang Perinatologi
pengalaman pelatihan perawat di Ruang
RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Perinatologi RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
Karakteristik n %
sampling dengan jumlah 95 responden. Uji statistik Usia
< 20 tahun 0 0
yang digunakan adalah uji korelasi kendall tau.
20-29 tahun 7 24.1
30-39 tahun 17 58.6
HASIL 40-49 tahun 4 13.8
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk ≥ 50 tahun 1 3.4
Jenis kelamin
tabel-tabel antara lain tabel karakteristik perawat, Laki-laki 0 0
tabel karakteristik orangtua, tabel penerapan family Perempuan 29 100
Pendidikan
centered care, tabel stres orangtua selama proses D III Keperawatan 27 93.1
hospitalisasi bayi serta tabel hubungan antara D IV Keperawatan 1 3.4
S1 Keperawatan + Ners 1 3.4
penerapan family centered care dengan stres Lama Kerja
orangtua selama proses hospitalisasi bayi. ≤ 5 tahun 3 10.3
> 5 tahun 26 89.7
Pengalaman pelatihan
1. Karakteristik perawat di Ruang Perinatologi
Pernah 29 100
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Belum pernah 0 0
Total 29 100
Karakteristik yang digunakan untuk
menggambarkan perawat dalam penelitian 2. Karakteristik orangtua dari bayi yang menjalani
adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, lama hospitalisasi di Ruang Perinatologi RSUD
kerja dan pengalaman pelatihan. Karakteristik Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
perawat dapat dilihat pada Tabel 1. Karakteristik yang digunakan untuk
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa perawat menggambarkan orangtua dalam penelitian ini
di Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati adalah usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi
Bantul, Yogyakarta, mayoritas berusia antara sosial, pengalaman masuk rumah sakit, jumlah
30-39 tahun yakni sebanyak 17 (58.6%), berjenis anak, dukungan dari keluarga. Karakteristik responden
kelamin perempuan yakni sebanyak 29 perawat dapat dilihat dalam Tabel 2.
(100%), berpendidikan D III yakni sebanyak 27 Tabel 2 menunjukan bahwa mayoritas orang
perawat (93.1%), lama kerja perawat lebih dari tua bayi yang menjalani hospitalisasai di Ruang
5 tahun yakni sebanyak 26 perawat (89.7%), Perinatologi RSUD Bantul berusia antara 30-39
dan semua perawat mempunyai pengalaman tahun yakni sebanyak 52 responden (54.7%),
pelatihan yakni sebanyak 29 perawat (100%). berpendidikan SMA yakni berjumlah 49 responden
(51.6%), tidak bekerja yakni sebanyak 66 responden
(69.5%), penghasilan sama dengan atau di atas
UMR (Upah Minimal Regional) yakni sebanyak
49 responden (51.6%), pernah memiliki pengalaman
masuk rumah sakit yakni sebanyak 56 responden
(58.9%), memiliki anak sama dengan atau lebih
dari 2 yakni berjumlah 77 responden (81.1%),

91
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96

dan semua responden mendapatkan dukungan Tabel 3. Penerapan family centered care oleh
perawat di Ruang Perinatologi RSUD
dari keluarga yakni sebanyak 95 (100%).
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Penerapan family centered care n %
Tabel 2. Karakteristik orangtua berdasarkan Baik 45 47.4
usia, pendidikan, pekerjaan, status sosial- Cukup baik 32 33.7
ekonomi,pengalaman masuk rumah sakit, Kurang baik 18 18.9
jumlahanak dan dukungan keluarga di Ruang Total 95 100
Perinatologi RSUD Panembahan Bantul
Yogyakarta Berdasarkan Tabel3 terlihat bahwa mayoritas
Karakteristik n %
Usia responden menilai penerapan family centered
< 20 tahun 0 0 care yang dilakukan oleh perawatdi RSUD
20-29 tahun 36 37.9
30-39 tahun 52 54.7 Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta,dalam
40-49 tahun 7 7.4 kategoribaik yakni sebanyak 45 responden
≥ 50 tahun 0 0
Pendidikan (47.4%).
SD 13 13.7
SMP 22 23.2 4. Stres orangtua selama proses hospitalisasi bayidi
SMA 49 51.6
Perguruan Tinggi 11 11.6 RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Pekerjaan Hasil penilaian stres orangtua yang bayinya
Tidak Bekerja 66 69.5
Bekerja 29 30.5 menjalani hospitalisasi di Ruang Perinatologi
Status ekonomi RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat dilihat
sosial pada Tabel 4 berikut:
< 1.527.150,00 46 48.4
≥ 1.527.150,00 49 51.6
Pengalaman masuk Tabel 4. Stres orangtua selama proses
rumah sakit hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan
Belum Pernah 39 41.1 Senopati Bantul Yogyakarta
Pernah 56 58.9 Stres Orangtua n %
Jumlah anak Tinggi 9 9.5
1 18 18.9 Sedang 42 44.2
≥2 77 81.1 Rendah 44 46.3
Dukungan keluarga Total 95 100
Tidak 0 0
Iya 95 100 Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa mayoritas
Total 95 100 stres orangtua selama proses hospitalisasi bayi
3. Penerapan family centered care oleh perawatdi di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta,
Ruang Perinatologi RSUD Panembahan Senopati dalam kategori rendah yakni sejumlah 44
Bantul Yogyakarta responden (46.3%).
Hasil penilaian penerapanfamily centered 5. Hasil analisis hubungan antara penerapan
care yang dilakukan oleh perawat di Ruang family centered care dengan stres orangtua
Perinatologi RSUD Panembahan Senopati Bantul selama proses hospitalisasi bayi
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Hasil uji analisis korelasi antara penerapan
family centered care dengan stres orangtua
selama proses hospitalisasi bayi di Ruang
Perinatologi RSUD Panembahan Senopati,
Bantul, tersaji pada tabulasi silang berikut ini:

92
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua selama
hospitalisasi bayi

Tabel 5. Tabulasi silang antara penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua
selama proses hospitalisasi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Penerapan family Stres orangtua selama proseshospitalisasi bayi Nilai
Total Nilai
centered care oleh Tinggi Sedang Rendah
r p
perawat n % n % n % n %
Baik 0 0 1 1.1 44 46.3 45 47.4
Cukup 1 1.1 31 32.6 0 0 32 33.7 0.889 0.000
Kurang 8 8.4 10 10.5 0 0 18 18.9
Total 9 9.5 42 44.2 44 46.3 95 100.0
Hasil uji korelasi: Kendall tau

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa stres ringan (68.0%) dan sebagian kecil stres berat
penerapan family centered care dalam kategori (2.7%) (7). Banyak aspek kehidupan orangtua yang
baik akan membuat tingkat stres orangtua selama akan berubah selama berada di rumah sakit, termasuk
proses hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan kebutuhan sehari-hari, dan masalah sosial- ekonomi
Senopati, Bantul, Yogyakarta, semakin rendah yakni yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan bagi
sebanyak 44 responden (46.3%). Berdasarkan hasil orangtua. Faktor-faktor yang mempengaruhi stresor
uji Kendall tau didapati nilai p = 0.000 (nilai p keluarga saat anak sakit yaitu diagnosa penyakit,
< 0.05). Karena nilai p < 0.05, maka disimpulkan tindakan pengobatan atau perawatan, ketidaktahuan
terdapat hubungan antara penerapan family merawat penyakit anak, kurangnya sistem pendukung,
centered care dengan stres orangtua selama proses ketidak-mampuan menggunakan mekanisme koping
hospitalisasi bayi (Ha diterima dan Ho ditolak). dan kurangnya komunikasi pada keluarga (3). Beberapa
Nilai r=0.899, menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang menyebabkan stres orangtua disampaikan
hubungan yang sangat kuat dengan arah yang oleh Heidari dkk., yaitu kesalahan diagnostik, lamanya
positif antara penerapan family centered care diagnosis atau susahnya proses pendiagnosisan,
dengan stres orangtua selama proses hospitalisasi ketidakjelasan berapa lamanya bayi akan dirawat,
bayi. Arah positif menunjukkan bahwa semakin jam jenguk keluarga, dan batasan orangtua untuk
baik penerapan family centered care oleh perawat, bersama dengan bayinya (6).
maka semakin rendah stres yang dialami oleh Stres yang dialami oleh orangtua akibat perubahan
orangtua selama hospitalisasi bayi. peran orangtua, dan permasalahan yang muncul saat
anak dirawat. Permasalahan yang muncul antara
PEMBAHASAN
lain emosi anak, tidak tahu cara merawat anak, dan
Kondisi sakit anak yang mengharuskan anak
masalah financial (10). Rahayu, menyimpulkan bahwa
dirawat dirumah sakit berpengaruh pada orangtua.
stres yang dialami oleh orangtua selain akibat dari
Orangtua yang memiliki anak yang sedang di rawat
ketidaktahuan orangtua dalam merawat anak yang
di rumah sakit akan mengalami kecemasan, karena
sakit, juga akibat dari kurangnya support sistem, dan
orangtua sangat berperan penting dalam perawatan
kurangnya komunikasi dengan keluarga (11). Family
anak selama dirumah sakit. Orangtua sebagai orang
centered care merupakan salah satu cara yang dapat
utama pendamping anak, pasti akan berespon terhadap
dilakukan perawat kepada keluarga untuk mengurangi
penyakit dan hospitalisasi anak mereka. Reaksi
stres orangtua. Setelah peneliti melakukan penelitian
yang muncul antara lain: tidak percaya, marah atau
didapatkan hasil bahwa penerapan family centered
merasa bersalah, takut, cemas, dan frustasi hingga
care dapat mengurangi stres orangtua selama proses
depresi (3). Penelitian Fauziyah, mendapatkan hasil
hospitalisasi anak dan membantu orangtua dalam
bahwa tingkat stres orangtua sebagian besar mengalami
beradaptasi dengan stresor yang dialami orangtua

93
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96

selama anak dirawat di rumah sakit. Penerapan family terutama orangtua akan mengalami/merasakan penderitaan
centered care dalam kategori baik akan membuat terhadap penyakit yang diderita anak dan juga
tingkat stres orangtua selama hospitalisasi bayi berjuang untuk perawatan anak. Pelibatan orangtua
semakin rendah yakni sebanyak 44 responden dalam perawatan anak dan pengambilan keputusan,
(46.3%). Berdasarkan hasil uji Kendall tau didapati pemberian informasi tentang kondisi anak menjadi
nilai p = 0.000 (nilai p < 0.05). Karena nilai p < kunci dalam mengatasi stres yang dialami orangtua
0.05, maka disimpulkan terdapat hubungan antara dan anak (14). Turner dkk., menyampaikan bahwa
penerapan family centered care dengan stres orangtua kesempatan orangtua untuk memegang/menyentuh
selama proses hospitalisasi bayi (Ha diterima dan anak pengaturan tempat dan alat-alat medis, pelibatan
H0 ditolak). Nilai r = 0.899, menunjukkan bahwa terdapat orangtua dalam perwatan anak sangat diperlukan
hubungan yang sangat kuat dengan arah yang positif untuk mengatasi stres orang tua (15). Ditambahkan
antara penerapan family centered care dengan stres juga oleh Heidari dkk., bahwa dalam penerapan family
orangtua selama proses hospitalisasi bayi. Arah positif centered care, jawaban dan respon dari perawat
menunjukkan bahwa semakin baik penerapan family yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan dari orangtua
centered care, maka semakin rendah stres yang dialami tentang kondisi bayi menurunkan stres yang
oleh orangtua selama hospitalisasi bayi. (Tabel 5). sebagian besar dialami oleh orangtua (6).
Apabila stres pada orangtua tidak segera ditangani, Dalam perawatan pasien berpusat pada keluarga,
maka dapat berakibat pada timbulnya dampak yang pasien dan keluarga menentukan bagaimana mereka
lebih besar seperti perasaan takut dan cemas, perilaku akan berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan
isolasi diri, tidak kooperatif dengan petugas kesehatan keputusan. family centered care sebagai standar
dan perasaan frustasi (12). Sehingga diperlukan proses praktik yang dapat menghasilkan pelayanan berkualitas
perawatan yang menggunakan pendekatan perawatan tinggi. Penerapan family centered care memberikan
yang baik. Orangtua harus mendapatkan dukungan perawatan dengan didasarkan pada saling percaya,
keluarga, dan lingkungan perawatan yang teraupetik. kolaborasi atau kemitraan yang bekerja sama dengan
Dengan demikian perawat memiliki hubungan langsung keluarga dengan memperhatikan aspek (bio, psiko,
dengan orangtua selama perawatan anak, dan hubungan sosio, dan spiritual) menghormati keragaman dan
memiliki fungsi yang penting untuk mengatasi stres mengakui keluarga adalah sumber dalam kehidupan
pada orangtua. Ilda, dkk., mengatakan bahwa keterbukaan anak (9). Menurut The Royal Children’s Hospital,
ruangan perawatan terhadap kehadiran dan partisipasi penerapan family centered care memiliki beberapa
orangtua dengan penerapan konsep family centered prinsip yaitu merawat pasien bersama-sama dengan
care dapat meningkatkan kepercayaan diri orangtua. keluarga (16). Penelitian Dunst dan Trivette dalam
Ibu yang ikut berpartisipasi dalam perawatan bayi Wong, menunjukan penerapan family centered care
di rumah sakit menunjukkan tingkat stres yang dalam praktek keperawatan dilakukan dengan
lebih rendah (13). memperlakukan keluarga penuh perhatian,
Hal-hal yang terjadi pada anak selama menyampaikan informasi kepada keluarga agar
hospitalisasi dan reaksi anak terhadap hospitalisasi mereka memahami tentang kondisi dan perawatan
menjadi salah satu penyebab stres orangtua. Stres anak mereka, melibatkan partisipasi orangtua dalam
yang terjadi pada anak selama hospitalisasi menjadi pembuatan keputusan dan perawatan anak serta kerja
sumber stres yang dirasakan orangtua (3). Hal yang sama antara orangtua dan perawat (3).
sama juga disampaikan Hill dkk., bahwa keluarga

94
Sarjiyah, Endar Timiyatun, & Sri Hariyanti: Hubungan penerapan family centered care oleh perawat dengan stres orangtua selama
hospitalisasi bayi

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori system bagi anak dan orangtua disarankan memberikan
Wong dkk., yang menyatakan bahwa prinsip yang dukungan sehingga orangtua dapat mengatasi stres
harus diperhatikan dalam perawatan anak yaitu yang dialami selama proses hospitalisasi.
pertama, mencegah atau meminimalkan perpisahan anak
DAFTAR PUSTAKA
dan keluarganya dengan menggunakan family centered
1. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan
care. Kedua, meningkatkan kemampuan orangtua
Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan
dalam mengontrol perawatan anaknya. Pendidikan RI; 2017. Diunduhdari www.kemenkes.go.id
2. Badan Pusat Statistik. Survei Sosial Ekonomi
kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk
Nasional (susenas). Jakarta: BPS; 2014. Diunduh
menyiapkan orangtua sehingga terlibat aktif dalam dari http://microdata.bps.go.id
3. Wong, D.L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
perawatan anaknya. Ketiga, mencegah atau
Vol 1 Wong. Jakarta:EGC; 2009.
meminimalkan cidera tubuh atau nyeri, dan dampak 4. Nursalam RS, Utami S. Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
psikologis. Dan keempat, memodifikasi lingkungan
Jakarta: Salemba Medika; 2005.
fisik rumah sakit, dengan mendesain seperti dirumah 5. Majdalani, M.N., Doumit, M.A., Rahi, A.C.
The lived experience of parents of children
yaitu penataan dan dekorasi yang bernuansa anak (3).
admitted to the pediatric intensive care unit in
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila, Lebanon. International journal of nursing
studies. 2014 Feb 1;51(2):217-25
dkk., melalui penerapan family centered care, orang
6. Heidari, H., Hasanpour, M., & Fooladi, M.
tua menjadi yakin akan kemampuan untuk merawat 2015. An Exploration of the viewpoint of
parent and nurses on care provision in
bayi dan siap ketika membawa pulang bayi mereka
neonatal intensive care Unit. Iranian Journal
(17). Melalui tindakan atraumatik yang dilakukan of Neonatology. 2015. Vo. 6. No. 4
7. Fauziyah, G.S. Tingkat stres orangtua pada
oleh perawat saat merawat anak akan membuat perasaan
anak yang dihospitalisasi di Ruang Anak. (Skripsi).
orangtua tenang. Hal tersebutlah yang menurunkan Universitas Indonesia. 2014. Diunduh darihttp://
lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016_10/S57591_Ghin
stres yang dialami orangtua saat hospitalisasi anak.
a%Sonia%Fauziah
8. Hidayat, A.A. Pengantar ilmu keperawatan
SIMPULAN anak 1. Jakarta: Salemba Medika. 2005.
Ada hubungan antara penerapan family centered 9. American Academy of Pediatrics (AAP).
Patient and Family Centered Care and the
care oleh perawat dengan stres orangtua selama Pediatrican’s Role. 2012. Diunduh dari
proses hospitalisasi bayi di RSUD Panembahan http://pediatrics.aappublications.org/
10. Ames, K.E., Rennick, J.E., Baillargeon, S. A
Senopati, Bantul, Yogyakarta. Asuhan keperawatan qualitative interpretive study exploring
yang berpusat pada keluarga/orangtua dan anak parents’ perception of the parental role in the
paediatric intensive care unit. Intensive and
memberikan banyak manfaat salah satunya adalah Critical Care Nursing. 2011 Jun 1;27(3):143-
menurunkan stres yang dialami oleh orangtua. 50.
11. Rahayu, S. & Insani, A.N. Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Stres Orangtua pada
SARAN Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang di
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang langsung Rawat di Unit Perawatan Intensif Neonatus
RSUD DR. Moewardi di Surakarta. Jurnal
berhubungan dengan pasien dan keluarga perlu Keperawatan Global. 2016 Desember; 1 (2):
meningkatkan penerapan family centered care. 55-103.
12. Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar
Tidak hanya perawat, mahasiswa yang melakukan Keperawatan Anak Cetakan I. Jakarta: EGC.
praktek asuhan keperawatan juga perlu didorong 2014
13. Ilda, Z.A., Rustina, Y., Syahreni, E. Peningkatan
untuk menguasai dan menerapkan prinsip asuhan interaksi ibu-bayi dan kepercayaan diri ibu:
family centered care guna menurunkan stres pada Efek pelibatan ibu dalam perawatan bayi prematur
di ruang perinatologi. Jurnal Keperawatan
orangtua. Anggota keluarga yang lain sebagai support Indonesia. 2013 Nov 15;16(3):168-75.

95
Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, No. 3, Desember 2018: 89-96

14. Hill, C., Knafl, K.A., & Santacroce, S.J. 2017.


Family centered care from perspective of
parent of children cared for in a pediatric
intensive care unit: an integrative review.
Journal of Pediatric Nursing (2017)
15. Turner, M., Hansen, A.C., Winifield, H., &
Stanner, M. The assessment of parental stress
and support in the neonatal intensive care uni
using the parent stress scale-neonatal intensive
care unit. Women and Birth 419. 2015. pages 7.
16. The Royal Children's Hospital. Patient and
Family Centered Care. 2017. Diunduh dari
https://
www.rch.org.au/policy/public/Patient_and_Famil
y_Centred_Care/
17. Nurlaila, Sitaresmi, M.N., Lusmilasari, L.
Studi Eksplorasi Berpusat Pada Keluarga di
Ruang Peristi RSUD Kebumen. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan. 2015 Oct 1; 11(3).

96
Idea Nursing Journal Dewi Elizadiani Suza

Family-Centered Care Model untuk Menurunkan Dampak Hospitalisasi Anak


dengan Penyakit Kanker di Medan, Sumatera Utara

Family-Centered Care Model to Reduce Impact of Hospitalization Children with


Cancer in Medan, Sumatera Utara

Dewi Elizadiani Suza


Departemen Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Email: Elizadiani@hotmail.com

ABSTRAK
Kanker adalah penyebab utama kematian pada anak dimana setiap tahun angka kejadian terus
meningkat. Penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi orangtua dan perawat anak
tentang family-centered care (FCC) untuk pasien anak dengan kanker di Medan. Data dianalisis
dengan menggunakan content analysis dan independent t-test. Penelitian ini menemukan bahwa
orangtua merasa bahwa FCC memiliki lima tema utama adalah: 1) bekerja sama, 2)
menghormati praktik budaya, 3) memberikan informasi, 4) konsistensi dalam perawatan, dan 5)
dukungan. Sementara itu, perawat anak merasa bahwa FCC memiliki empat tema: 1)
keterlibatan orangtua, 2) perawatan holistik, 3 tugas dan peran, dan 4) mendidik keluarga. Dapat
disimpulkan bahwa, orangtua dan perawat anak memiliki pandangan yang berbeda terkait
dengan FCC dikarenakan memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, kurangnya
pemahaman tentang FCC keragaman budaya pasien, nilai-nilai, dan keyakinan. Oleh karena itu
dibutuhkan perbaikan pada aspek-aspek tertentu dari perspektif orangtua dan keluarga terkait
dengan keyakinan, nilai-nilai, dan latar belakang budaya dalam pelayanan kesehatan.

Kata kunci: family-centered care, persepsi orangtua rasakan, persepsi perawat anak

ABSTRACT
Cancer is the leading cause of death in children each year in which the incidence continues to
rise. This study was to explore parental and nurses pediatric perception of family-centered care
(FCC) for pediatric cancer patient in Medan. Data were analyzed using content analysis and
independent t-test.This study found that parents perceived that FCC had five main themes
emerged were: 1) work together, 2) respect cultural practice, 3) giving information, 4)
consistency of care, and 5) support. Meanwhile, nurse perceived that FCC had four themes: 1)
parental involvement, 2) holistic care, 3) tasks and roles, and 4) educating families. It can be
concluded that, parents and nurses had a different view of FCC, it caused they may have had
different educational background, lack of understanding of FCC, increasing in the cultural
diversity of patients, the values and beliefs. Therefore, it needs improvement in certain aspects
from the perspective of parents and families linked to the beliefs, values, and cultural
backgrounds in healthcare.

Key words: family centered care, parental perception, pediatric nurses perception

PENDAHULUAN Setiap tahun diperkirakan ada 100 kasus


Kanker adalah penyebab utama baru per 100.000 penduduk, 4.100 kasus
kematian pada anak dimana setiap tahun diantaranya kanker pada anak (Tuheteru,
angka kejadian terus meningkat. American 2015). Di Rumah Sakit Kanker Dharmais,
Cancer Society mendapatkan bahwa sekitar kasus kanker pada anak naik dari 51 kasus
11.630 kasus baru kanker akan terjadi pada tahun 2006 menjadi 63 kasus tahun 2010.
anak di bawah usia 14 pada tahun 2013 Kanker yang kerap terjadi pada anak adalah
(American Cancer Society, 2013). Di kanker darah, kanker mata, kanker kulit,
Indonesia, kasus kanker terus meningkat. kanker nasofaring, kanker kelenjar getah

15
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1

bening, kanker jaringan otot, kanker otak, signifikan dalam meningkatkan proses
dan kanker tulang belakang (Tuheteru, pertumbuhan pada anak bayi berat badan
2015). lahir rendah (Johnston et al., 2006). Family-
Anak dengan penyakit kanker akan centered care bermanfaat bagi perawat
mengalami nyeri yang terkait dari proses untuk 1) meningkatan pengambilan
penyakit dan pengobatan, efek samping keputusan klinis berdasarkan informasi
yang terlihat seperti rambut rontok, berat yang lebih baik dan proses kolaboratif, 2)
badan turun, cacat fisik, berdampak negatif meningkatan tindak lanjut ketika rencana
terhadap penyesuaian sosial, dan psikologis perawatan dikembangkan bersama-sama
anak (Barakat et al., 2000). Anak dengan dengan keluarga, 3) lebih efisien dan efektif
penyakit kanker yang selamat dari kematian waktu dalam proses perawatan, 4)
kemungkinan mengalami kecemasan yang meningkatan komunikasi antara anggota
sangat berat, menarik diri, masalah tim kesehatan, dan 5) meningkatkan
perilaku, keluhan somatik yang berlebihan, kepuasan profesional (American Academy
stress, frustrasi sekitarnya, kesulitan of Pediatrics, 2012).
hubungan dengan teman sebaya, dan Terkait dengan hal ini,
kekhawatiran tentang masa depan dalam pengembangan family-centered care model
kaitannya dengan karir (Barakat et al., adalah kunci penting untuk mengurangi
2000). dampak dari anak-anak dirawat di rumah
Program kemoterapi yang dialami sakit khususnya anak-anak dengan kanker.
oleh anak meningkatkan jumlah dan Model ini dapat digunakan sebagai
intensitas efek samping pada anak pedoman bagi anak perawat untuk
(Fochtman, 2006).Efek samping yang mengurangi dampak dari hospitalisasi anak
ditimbulkan meliputi gangguan fisik, dengan kanker dan meningkatkan kualitas
psikososial,dan spiritual yang standar asuhan pelayanan kesehatan
mengakibatkan meningkatkan kompleksitas khususnya di Medan, Sumatera Utara.
perawatan (Fochtman, 2006). Gibsonetal
(2005) mendapatkan bahwa anak yang METODE
menjalani perawatan intensif mengalami Desain action research digunakan
kelelahan. Kelelahan digambarkan sebagai untuk mengembangkan model aplikasi
kelelahan mutlak dan lengkap dialami family-centered care dalam hospitalisasi
setelah pengobatan (Gibson etal., 2005). pada anak. Metode action research yang
Kelelahan menyebabkan anak menjadi digunakan adalah metode yang
lemah, tidak aktif, tidak termotivasi, tidak dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
mampu berpartisipasi dalam kegiatan Taggart (1988). Para partisipan dalam
normal karena sakit, dan sakit pada anggota penelitian ini adalah orangtua dan perawat
badan (Gibson etal, 2005). anak yang terlibat di unit perawatan anak di
Family-centered care merupakan hal Rumah Sakit Umum, Medan, Sumatera
terpenting dalam hospitalisasi anak yang Utara dan bersedia menjadi partisipan
didasarkan pada kolaborasi antara anak, dengan mengisi lembar informed consent.
orangtua, dokter anak, perawat anak, dan Instrumen pengumpulan data dalam
profesional lainnya dalam perawatan klinis penelitian ini meliputi: 1) kuesioner data
yang berdasarkan pada perencanaan, demografi, 2) family-centerd care
pemberian dan evaluasi pelayanan instrument, dan 3) pedoman wawancara
kesehatan (American Academy of family-centered care. Metode
Pediatrics, 2012). Penerapan family- pengumpulan data yang digunakan adalah
centered care model yang terfokus pada focus group discussion dan in-depth
anak dan orangtua menunjukkan hasil yang interview. Analisis data kualitatif

16
Idea Nursing Journal Dewi Elizadiani Suza

menggunakan software computer Weft- Mayoritas dari perawat berjenis


QDA. Data kuantitatif yang diperoleh dari kelamin perempuan (100%), berusia dalam
kuesioner dianalisis menggunakan statistic rentang 40-49 tahun (60%), berpendidikan
deskriptif dan independent t-test. sarjana 10 orang (100%), pengalaman kerja
diatas 5 tahun (100%), dan lama masa kerja
HASIL di departemen anak di atas 5 tahun (100%).
Mayoritas dari partisipan berjenis
kelamin perempuan (80%), berusia dalam Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data
rentang 26-35 tahun (48%), beragama Islam Demografi Perawat Anak (n=5)
16 orang (64%), semua menikah (100%),
berpendidikan SMA 19 orang (76%), Karakteristik Frekuensi Persen
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga 22 Jenis Kelamin:
orang (88%), dan bersuku maindailing 1. Laki-laki -
sebanyak 12 orang (48%). 2. Perempuan 5 100
Usia:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data 1. 30 - 39 Tahun 2 40
Demografi Orang Tua (n= 25) 2. 40 - 49 Tahun 3 60
Tingkat Pendidikan:
Karakteristik Frekuensi Persen 1. Sarjana 10 100
Jenis Kelamin: Pengalaman Kerja:
1. Laki-laki 5 20 1. > 5 tahun 10 100
2. Perempuan 20 80
Usia:
1. 18-25 Tahun 3 12 Terdapat perbedaan untuk kebutuhan
2. 26-35 Tahun 12 48
yang diperlukan antara orangtua dan
3. 36-45 Tahun 10 40
Agama: perawat anak berdasarkan pengukuran
1. Islam 16 64 family-centered care instrument. Orangtua
2. Kristen 36 dan perawat anak memberikan prioritas
Usia anak: yang tinggi untuk menjamin kepastian dari
1. 1-4 Tahun 10 40
2. 5-12Tahun 13 52 kualitas pemberian dari perawatan anak.
3. >12 Tahun 2 8 Orangtua memberikan prioritas pada 1)
Status Perkawinan: kedekatan dengan anak, 2) informasi, 3)
1. Menikah 25 100
kenyamanan,dan 4) dukungan dari keluarga
Tingkat Pendidikan:
1. SMP 3 12 dan perawat anak selama anak menjalani
2. SMA 19 76 hospitalisasi. Sementara perawat anak
3. Sarjana 3 12 memberikan prioritas yang utama untuk 1)
Pekerjaan:
1. Ibu rumah 22 88 kenyamanan, 2) dukungan, 3) kedekatan,
tangga 3 12 dan 4) informasi.
2. Pegawai Independent t-test digunakan untuk
swasta melihat perbedaan prioritas dalam
Jenis penyakit yang
diderita anak: 18 72 memenuhi kebutuhan anak selama
1. Leukemia 2 8 menjalani hospitalisasi antara orangtua dan
2. William’s 3 12 perawat anak. Hasil menunjukkan ada
Tumor 2 8
perbedaan mean score dan perbedaan yang
3. Osteo
Sarkoma signifikan antara perawat anak
4. Brain Tumor dibandingkan dengan orangtua.

17
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1

Tabel 3. Perbadingan dari Mean (M) dan hospitalisasi dan family-centered care
Standard Deviation Family-Centered Care antara orangtua dan perawat anak.
dengan Independent t-test Perbedaan dalam pemahaman konsep
hospitalisasi pada anak dengan penyakit
Grup 45 Item Family-Centered Care kanker dan konsep family-centered care
Mean T P (1-tailed) dikarenakan baik orang tua dan perawat
(SD) anak kurang pengetahuan tentang konsep
Orang 142.92 -21.40 .000* hospitalisasi dan family-centered care
tua (4.86) merupakan suatu hal yang baru, selama ini
Perawat 149.90 perawat anak kurang melibatkan orangtua
anak (0.88) dalam proses perawatan dan pengobatan
*p<.05 pada anak. Sebahagian dari perawat anak
mempunyai persepsi bahwa keterlibatan
Berdasarkan dari hasil focus group orangtua dalam perawatan dan pengobatan
discussion terdapat beberapa perbedaan merupakan hal yang tidak penting.
pendapat dalam memahami konsep

Tabel 4. Perspektif orang tua dan perawat anak tentang family-centered care dalam hospitalisasi
pada anak

No Tema Kategori
1. Hospitalisasi pada anak
Orangtua 1) Sangat stres, 2) bersalah, dan 3) perbedaan
budaya

Perawat anak 1) Proses pengobatan, 2) kesedihan, dan 3)


penderitaan
2. Dampak dari hospitalisasi pada anak
Orangtua 1) Ketidakpastian tentang peran mereka saat
di rumah sakit, 2) tidak sepenuhnya terlibat
dalam pengobatan anak, dan 3) kesulitan
peran disebabkan nilai-nilai budaya yang
mereka percayai berbeda
Perawat anak 1) Regresi, 2) mudah menangis, 3) merintih,
4) mengisap ibu jari, 5) kurang kooperatif,
dan 6) menolak makan
3. Definisikan family-centered care
Orangtua 1) Bekerjasama dalam pengobatan anak, 2)
menghargai praktek budaya yang mereka
lakukan pada anaknya, 3) memberikan
informasi, dan 4) mendengarkan dan
menghormati anak dan orang tua
Perawat anak 1) Keterlibatan orangtua, 2) perawatan
holistik, 3) memenuhi kebutuhan anak dan
orangtua, 4) menghargai keputusan orangtua,
5) memberikan perawatan dan perlidungan,
dan 6) support

18
Idea Nursing Journal Dewi Elizadiani Suza

4. Menerapkan family-centered care


Orangtua 1) Bekerja sama, 2) hormat praktek budaya,
3) memberikan informasi, 4) konsisten
dalam perawatan, dan 5) mendukung
Perawat anak 1) Keterlibatan orangtua, 2) perawatan
holistik, 3) tugas dan peran, and 4)
mengajarkan keluarga.
5. Meningkatkan terlaksanakannya
family-centered care
Orangtua 1) Bekerjasama dengan staf, 2) pendidikan
untuk mendidik pasien dan orangtua, dan 3)
pelatihan untuk anak dan orang tua
Perawat anak 1) kerjasama, 2) caring kepada anak dan
orangtua, 3) workshop, 4) komunikasi
terbuka, dan 5) membina hubungan saling
percaya antara staf, orangtua dan anak
6. Barrier dan tantangan untuk anda
melaksanakan family-centered care
Orangtua 1) Keyakinan budaya, 2) nilai-nilai
keyakinan, dan 3) latar belakang pendidikan
Perawat anak 1) Tidak memahami keyakinan budaya
orangtua, 2) kurangnya pendidikan
pengetahuan tentang family-centered care
untuk orangtua dan staf, 3) perselisihan
antara orangtua dan satf, dan 4) menolak
kehadiran orangtua selama prosedur medis.

Berdasarkan hasil dari indepth- Orangtua


interview memperlihatkan adanya Saya sangat cemas, saya juga
perbedaan persepsi dan penekanan makna bingung, saya memikirkan apa yang akan
dari hospitalisasi dan family-centered care. terjadi pada anak saya. Saya takut akan
Orangtua hanya berorientasi pada anak ada efek dari kemoterapi yang dialami oleh
khususnya perasaan bersalah. Sementara anak saya. Saya melihat anak lain yang ada
perawat anak mempunyai persespi di sebelah tempat tidur anak saya. Anak
hospitalisasi merupakan proses pengobatan tersebut sangat menderita bibirnya pecah-
untuk menjadikan anak sembuh dari pecah, rambutnya rontok, dan kurus sekali
penyakit. Untuk konsep family-centered (Partisipan 2)
care orangtua dan perawat anak
mempunyai persamaan persepsi akan tetapi Semua yang terjadi pada anak saya
berbeda penekanan di sebabkan oleh saya. Karena saya tidak
memperhatikan anak saya saat dia sehat.
Hospitalisasi pada anak Saya tidak sanggup melihat
penderitaannya. Diam-diam saya sering
Tema: Bersalah menangis dan memperalahkan diri
saya.....mengapa bukan saya yang
terkena...dia terlalu kecil untuk merasakan
penderitaan ini (Partisipan 3)

19
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1

Tema: Proses Pengobatan Tema: Regresi

Perawat anak Perawat anak


Sebuah proses yang harus dijalani Bererapa dari anak mengalami
oleh anak agar bisa sembuh dari kemunduran dalam tumbuh dan kembang
penyakitnya. Sedih manakala melihat mereka. Mereka tidak bisa berjalan akibat
mereka harus menahan rasa sakit akibat dari terapi yang dialaminya. Selain itu
dari tindakan atau menjalani kemoterapi. anak jadi trauma jika melihat dokter atau
Apalagi jika melihat dampak dari perawat yang datang mendekati mereka....
pemberian kemoterapi... rambut mereka mereka menangis, berteriak, dan menolak
rontok, bibir pecah-pecah, nyeri, dan selera untuk diberi obat (Partispan 1)
makan menurun yang membuat mereka Mereka mengalami trauma yang
kurus (Partisipan 1) sangat dalam, ada beberapa dari anak
Sangat sedih.....sedih melihat masa selalu menangis jika melihat orang asing
depan dan juga penderitaan mereka. atau orang yang memakai baju putih.
Kadang perasaan saya seperti tersayat saat Kadang mereka bersembunyi dibalik tubuh
mendengarkan mereka menangis khususnya ibunya atau minta digendong oleh ibunya
setelah dilakukan pemeriksaan bone agar terlidungi dari ancaman orang asing
marrow. Karena pemeriksaan bone marrow (Partisipan 2)
sangat menyakitkan anak (Partisipan 2)
Definisikan family-centered care
Dampak dari hospitalisasi pada anak
Tema: Keterlibatan
Tema: Ketidakpastian tentang
peran Orangtua
Melibatkan saya secara
Orangtua keselurahan dalam perawatan anak selama
Saya bingung tidak tahu harus dirumah sakit. Jadi saya bisa tahu tentang
berbuat apa, saya tidak tahu apa yang kondisi anak saya dengan jelas. Sehingga
harus saya lakukan. Saya hanya bisa bisa mengurangi kecemasan dan ketakutan
menunggu dan menunggu informasi dari saya. Dengan saya ikut terlibat dalam
perawat atau dokter untuk menjelaskan merawat anak saya, maka saya bisa
kondisi anak saya. Selain itu apa yang memberikan perawatan yang terbaik sesuai
harus saya lakukan untuk anak saya dengan kemampuan saya. Harapan saya,
(Partisipan 1) anak saya bisa segera sembuh dan sehat
Saya ingin selalu mendampingi kembali (Partisipan 1)
anak saya setiap saat tetapi dokter dan
perawat tidak mengijinkan saya. Mereka Berbagi tugas dengan perawat dan
mengatakan anak saya harus diisolasi oleh dokter. Dokter dan perawat memberikan
karena itu mereka melarang saya untuk kesempatan saya untuk ikut merawat anak
berada di dekat anak saya. Mereka saya. Saya ingin selalu ada disamping anak
mengatakan pada saat ini daya tahan tubuh saya untuk memberikannya makan, minum,
anak saya sedang lemah jadi harus di memandikan, dan mengurut bagaian dari
isolasi untuk beberapa hari sampai tubuh anak saya yang sakit. Sekali-sekali
kondisinya membaik (Partispan 2) saya ingin memberikan madu dibibir anak
saya yang kering. Madu berkasiat untuk
melembutkan bibir anak saya, akan tetapi
perawat melarang saya (Partisipan 2)

20
Idea Nursing Journal Dewi Elizadiani Suza

Tema: Perawatan holistik menjelaskan secara rinci agar orangtua


memahami dan patuh dengan apa yang
Perawat anak saya jelaskan akan tetapi mereka tidak
Memberdayakan orangtua secara mematuhi apa yang saya jelaskan. Karena
keseluruhan bukan hanya untuk merawat saya tidak tahu budaya dan nilai-nilai yang
anak tapi juga mengajarkan kepada mereka yakini, mereka menganggap saya
orangtua bagiamana proses pengobatan tidak respek akan budaya dan nilai-nilai
yang harus dijalani oleh anaknya, efek yang mereka yakini oleh karena itu mereka
samping dari kemoterapi, dan kemungkinan tidak mendengarkan apa yang saya
kanker akan kambuh lagi walaupun proses jelaskan (Partisipan 2)
dari kemoterapi sudah selesai (Partisipan
5) Meningkatkan terlaksanakannya family-
centered care
Perawatan konsisten sangat
penting di family-centered care. Orangtua Tema: Bekerjasama
membutuhkan rasa nyaman saat dilibatkan
dalam perawatan anak. Orangtua punya Perawat anak
keterbatasan dalam bekerjasama merawat Melibatkan semua anggota tim,
anak dan mempertahankan konsistensi. baik orangtua, perawat, dokter, dan juga
Oleh karena itu kadang-kadang saya pimpinan rumah sakit. Tanpa adanya tim
melibatkan orangtua untuk melakukan yang baik family centerd care ini akan sulit
kompres guna menurunkan demam anak dilaksanakan (Partisipan 1)
(Partisipan 3)
Tema: workshop

Menerapkan family-centered care di Perawat anak


tempat bekerja Seminar dan pelatihan kepada
orangtua dan staf secara berkala agar
Tema: Bekerjasama pengetahuan orangtua dan staf meningkat.
Dengan adanya seminar dan pelatihan
Perawat anak dapat memberikan kepercayaan diri bagi
Bekerjasama antara staf dan orangtua dan staf pada saat terlibat dalam
orangtua. Ada beberapa tim yang terlibat merawat anak dengan kanker (Partisipan
akan tetapi orangtua sangat berperan 2)
penting dalam membuat keputusan.
Seorang anak tidak bisa membuat Barrier dan tantangan untuk anda
keputusan karena memiliki keterbatasan melaksanakan family-centered care
khususnya dalam usia dan pemahaman
mereka. Akan tetapi keputusan orangtua Tema:Budaya
harus di hargai dan dihormati walaupun
hal itu bertentangan dengan pengobatan Perawat anak
anak mereka (Partisipan 1) Banyak pasien yang datang dengan
bermacam-macam suku budaya dan agama.
Saya harus sensistif therhadap Oleh karena itu saya berusaha untuk
kebutuhan dari anak dan orangtua. Suatu memahami budaya mereka walaupun saya
hari saya mengajarkan kepada orangtua berasal dari budaya yang berbeda dari
agar tidak memberikan makanan yang mereka. Jika saya tidak mengerti dengan
dilarang untuk anak. Saya berusaha jelas budaya dan nilai-nilai yang diyakini

21
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1

oleh mereka maka saya tidak dapat keterlibatan orangtua, tenaga kesehatan
menerapkan family-centered care di tempat mengalami kesulitan untuk mengetahui apa
saya bekerja (Partisipan 1) yang dirasakan oleh anak (Holm et al.,
2003). Namun, orangtua sering merasa
Masalah bahasa merupakan salah kesulitan dalam membuat keputusan hal ini
satu tantangan dalam melaksanakan disebabkan orangtua memiliki keterbatasan
family-centered care. Karena rumah sakit pengetahuan pada prosedur tindakan yang
ini mempunyai fasilitas pengobatan untuk akan dijalani oleh anak mereka (Holm et
pasien kanker jadi banyak pasien yang al., 2003). Orangtua takut untuk
datang dari beberapa provinsi yang ada di menanyakan tentang hal-hal yang tidak
Sumatera. Beberapa dari orangtua kurang dimengerti oleh mereka (Holmet al., 2003).
lancar berbicara dalam bahasa Indonesia. Perawat dimana tempat anak dirawat yang
Jadi sangat sulit untuk melibatkan mereka melibatkan orangtua untuk bekerja sama
dalam pelaksanaan family-centered care dalam jangka waktu yang lama dan
dikarenakan mereka tidak mengerti apa melibatkan mereka dalam tim medis sangat
yang akan saya jelaskan (Partisipan 2) membantu keberhasilan pengobatan yang
dijalani oleh anak. Oleh karena itu, penting
PEMBAHASAN untuk menciptakan hubungan saling
Orang tua yang mempunyai dengan percaya diantara orangtua yang memiliki
anak penyakit kanker mengalami stres yang anak dengan kanker sehingga mereka dapat
panjang akibat dari bermacam-macam memberikan rasa nyaman untuk anak
tindakan dan pengobatan yang harus mereka.
dijalani oleh anak. Oleh karena itu Family-centered care penting untuk
kehadiran orang tua selama prosedur perawatan anak dengan kanker karena
kesehatan terkait dapat secara signifikan melibatkan anak dan orang tua (Mackay,
mengurangi kecemasan pada anak dan 2009). Filosofi dari family-centered care
orangtua (Neff, 2003). Penurunan mendorong perawat untuk memberikan
kecemasan dari anak dan orangtua perawatan yang melibatkan aspek
mengurangi stres pada perawat, positif emosional anak dan orang tua/keluarga.
mempengaruhi kemampuan mereka untuk Seperti ditunjukkan dalam penelitian, anak
memberikan pengobatan. Efek samping mampu pulih lebih cepat dan orang tua
yang ditimbulkan akibat dari pengobatan semakin kooperatif ketika dukungan
yang dialami oleh anak dapat emosional yang diberikan kepada orang tua
mempengaruhi fisik, psikososial,dan selama anak mereka rumah sakit (Pratt &
spiritual yang dapat meningkatkan Chitakis, 1998). Dengan demikian, prinsip-
kompleksitas proses perawatan (Fochtman, prinsip yang family-centered care
2006). Keganasan dari sifat kanker dengan membantu anak pulih lebih cepat karena
prognosis dan pengobatan yang sangat aspek emosional yang diberikan orang tua
menyakitkan anak sehingga dapat kepada anak mereka.
memberikan kontribusi untuk kerentanan Dari beberapa penelitian ditemui
dan ketidakberdayaan orang tua(Holm, beberapa barrier dan tantangan yang
Patterson, & Gurney, 2003). dihadapi oleh tenaga kesehatan seperti
Holm, Patterson, dan Gurney kurangnya pengetahuan staf dan orang tua
(2003) mendapatkan bahwa orangtua tentang family-centered care, beban kerja
berperan sangat penting untuk memberikan yang berlebihan, meningkatnya keragam
keputusan bagi anak mereka. Karena budaya, dan stres kerja (Mackay, 2009).
orangtua lebih mengetahui apa yang Tenaga kesehatan di rumah sakit harus
dialami oleh anak mereka, tanpa bekerja sama dengan orang tua dalam

22
Idea Nursing Journal Dewi Elizadiani Suza

membuat rencana perawatan bagi anak seperti 1) kerjasama antara anak, orangtua,
mereka. Orang tua sebagai yang lebih staf, dan pengelola rumah sakit, 2)
mengerti tentang anak dan tahu banyak menjelaskan konsep yang terkait dengan
tentang keadaan anak mereka maka dapat family-centered care, 3) seminar untuk
membantu secara aktif dalam proses anak, orangtua, staf, dan pengelola rumah
pengobatan. Orang tua juga sebagai sumber sakit, dan 3) pelatihan yang terkait dengan
utama bagi anak untuk memberikan kebutuhan orangtua, perawat, dan dokter
dukungan dalam mengurangi traumatis anak dalam menerapkan family-centered
dalam kehidupan seorang anak. care.
Coyne (2006) menemukan bahwa
pengalaman anak yang menjalani DAFTAR PUSTAKA
hospitalisasi meliputi pemisahan dari
American Academy of Pediatrics (2012).
keluarga danteman-teman, menjalani
Patient- and Family-Centered Care
perawatan yang menyakitkan, berada di and the Pediatrician’s Role.
lingkungan yang asing, dan kehilangan Pediatrics, 2, 394-404
kesempatan bermain. Temuan ini
mengkonfirmasi bahwa anak-anak dapat American Cancer Society (2013). American
mengalami kesulitan besar, ketika mereka Cancer Society. Retrieved 6 April,
tinggal di rumah sakit dan membutuhkan 2014, from
http://www.cancer.org/acs/groups/c
perawat untuk mengambil langkah-langkah
ontent/epidemiologysurveilance/do
untuk mengurangi tekanan tersebut. cuments
Family-centered care adalah konsep yang
memungkinkan perawat untuk memberikan Barakat, L. P., Kazak, A. E., Gallagher, P.
perawatan yang memenuhi kebutuhan anak R., Meeske, K.,&Stuber, M. (2000).
dan keluarganya sehingga mengurangi Post-traumatic stress symptoms and
stressful life events predict the
tekanan selama hospitalisasi
long-term adjustment of survivors
of childhood cancer and their
KESIMPULAN mothers. Journal of Clinical
Mayoritas dari partisipan Psychology in Medical Settings,
memberikan dukungan untuk pelaksanaan 7(4), 189-196.
family-centered care, hanya 5 orang dari
partisipan yang menyatakan keberatan. Coyne, J. C (2006). Children's experiences
Partisipan menyatakan bahwa family- of hospitalization. Journal of Child
Health Care, 10(4), 326-336.
centered care merupakan inti dari
keperawatan anak meliputi Fochtman, D. (2006). The concept of
orangtua/keluarga dalam perawatan yang suffering in children and
diberikan kepada anak. Namun, terdapat adolescents with cancer.
beberapa kendala dalam pelaksanaanya Journal of Pediatric Oncology
disebabkan 1) perbedaan persepsi terkait Nursing, 23(2), 92-102.
dengan konsep hospitalisasi, dampak
Gibson,F., Richardson. A., Hey. S.,
hospitalisasi, dan konsep family-centered Horstman, M., &O’Leary, C.
care, 2) pengetahuan orang tua, perawat, (2005). Listening to children and
dan dokter anak, 3) pendidikan kesehatan, young people with cancer.
4) pelatihan, dan 5) kepercayaan budaya. Unpublished report submitted to
Macmillan Cancer Relief.
Saran
Holm, K. E., Patterson, J. M., & Gurney, J.
Penerapan family-centered care
G. (2003). Parental involvement
model diperlukan beberapa persiapan and family-centered care in the

23
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1

diagnostic and treatment phases of April, 2014 fromURI:


childhood cancer: Results from a http://hdl.handle.net/10133/2483
qualitative study. Journal of
Pediatric Oncology Nursing, 20(6), Neff, J. M, Eichner, J. M, Hardy, D. R.,
301-313. &Klein, M. (2003). American
academy of pediatricscommittee on
Johnston, A. M., Bullock, C.E., Graham, J. hospitalcare, institute for family-
E., Reilly, M. C., Rocha, C., centered care policy statement:
Hoopes, R.D., Meid, V., Gutierrez. family-centered care and the
S., & Abraham,M.R. (2006). pediatrician's role. Pediatrisc
Implementation and case-study Journal, 112(3), 691.
results of potentially better
practices for family-centered care: Pratt, J. D., & Chitakis, M. (1998).
the family-centered care map. Affirming best practice in pediatric
Pediatrics, 118 (2), 108-114. nursing: report to royal children‟s
hospital foundation. Brisbane:
Kemmis, S. & Mc Taggart, R. (1988). The Royal Children‟s Hospital
Action Research Reader. Third Foundation
edition. Deakin University Press,
Victoria. Tuheteru, E.S. (2015). Gaya hidup sehat
tekan angka kesakitan. Retrieved 8
Mackay,L. J. ( 2009). Exploring family- April, 2015 from:
centered care amaong pediatric health.kompas.com/read/2013/04/1
oncology nurses. Retrieved 15 8/04160511/

24

Anda mungkin juga menyukai