Anda di halaman 1dari 25

HOSPITALISASI DALAM KEPERAWATAN ANAK

Disusun Oleh:
1. Alfayu Putri T (P27820820002)
2. Bella Dama Shinta (P27820820008)
3. Dhian Tiara Sari (P27820820013)
4. Fitri Solichah (P27820820019)
5. Is Inatun Hasanah (P27820820026)
6. Wahyu aji Widodo (P27820820050)
PENDAHULUAN

Ansietas atau kecemasan merupakan suatu respon dari


makhluk hidup yang tidak menyenangkan yang terjadi pada setiap
individu dalam kehidupan sehari hari, khususnya pada anak usia pra
sekolah yang mengalami hospitalisasi (perawatan di Rumah Sakit). Hal
ini disebabkan karena anak mengalami separationanxiety atau kece-
masan perpisahan karena anak harus berpisah dengan lingkungan yang
dirasakan aman, nyaman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan
seperti
lingkungan rumah (Ardiningsih, 2006, dalam Dayani, 2015).
Hospitalisasi merupakan alasan yang direncanakan akibat
keadaan darurat yang mengharuskan anak untuk menjalani perawatan
dan terapi di Rumah Sakit hingga kondisi kembali membaik. Terapi
bermain serta perilaku caring dalam petugas Kesehatan sangat
diperlukan sehingga anak tidak takut maupun strees dalam menjalani
pengobatan selama di rumah sakit dan meningkatkan kesembuhan.
JURNAL 1
• JUDUL
Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
Usia Prasekolah
Akibat Hospitalisasi Di Ruangan Anak Di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung

• PENELITI
Debilly Boyoh, Elisa Magdalena (2018)

• ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
Email: debily.boyoh@unai.edu
• RINGKASAN JURNAL
Anak adalah individu yang bergantung pada orang dewasa dan lingkunganya, dimana anak membu-
tuhkan lingkungan yang dapat menfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya memerlukan per-
awatan dirumah sakit atau dikenal dengan nama hospitalisasi. Anak sakit yang dengan hospitalisasi ser-
ing
mengartikan sebagai hukuman, kemudian muncul rasa malu, takut, hal ini menjadikan anak bersikap
agresif, marah, berontak, sering bertanya, tidak mau makan, tidak kooperatif hingga kehilangan con-
trold dan terbatasnya aktifitas yang membuat perawatan dirumah sakit bisa terhambat. Dampak hospi-
talisasi pada anak dapat di kurangi dengan terapi bermain dengan mewarnai. Terapi bermain mewarnai
sangat membantu anak mengatasi tingkat kecemasan yang sangat berlebihan dan sangat baik untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan suasana teman baru bahkan dengan team medis dalam
pemberian obat..

• TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan anak usia
prasekolah akibat hospitalisasi di ruangan anak di rumah sakit Advent BandarLampung

• KELEBIHAN
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan total sampling, Sampel penelitian ini adalah
15 anak usia pra sekolah yang di hospitalisasi.

• KEKURANGAN
Sampel penelitian ini adalah 15 anak usia prasekolah yang di hospitalisasi, berdasarkan kuotawaktu,
seharusnya tidak usah menggunakan kuota waktu dalam arti semua pasien anak yang MRS di rumah
sakit terkait.
METODE PICO
• PROBLEM
Anak sakit yang dengan hospitalisasi sering mengartikan sebagai hukuman, kemudian
muncul rasa malu, takut, hal ini menjadikan anak bersikap agresif, marah, berontak, sering
bertanya, tidak mau makan, tidak kooperatif hingga kehilangan controld dan terbatasnya
aktifitas yang membuat perawatan dirumah sakit bisa terhambat. Dampak hospitalisasi pada
anak dapat di kurangi dengan terapi bermain dengan mewarnai. Terapi bermain mewarnai
sangat membantu anak mengatasi tingkat kecemasan yang sangat berlebihan dan sangat
baik untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan suasana teman baru bahkan
dengan team medis dalam pemberian obat. Terapi bermain mewarnai sangat mudah untuk
dilakukan dan tidak terlalu banyak memerlukan biaya. Sampel dalam penelitian ini diambil
dari 15 anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di RS Advent Bandar Lampung.

• INTERVENTION
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi eksperimen dengan teknik pengambilan
sampel yang menggunakan metode total sampling dan kuota waktu. Kemudian data analisis
dengan menggunkan uji Mann Whitney. Subjek yang di teliti merupakan anak usia
prasekolah (3-6 Tahun), yang sedang mengalami kecemasan di hospitalisasi, atas seijin orang
tua bersedia untuk menerima terapi bermain mewarnai gambar, atas seijin orang tua yang
mau menandatangani infromed concent dan tidak memakai subjek yang sedang mengalami
buta warna, total care selama perawatan di rumah sakit dan orang tua yang tidak mau
mendatangani infromed concent. Melakukan tes sebelum dilakukan terapi dan sesudah
terapi mewarnai.
• COMPARATION
 Peneliti : Marni, Retno Ambarwati, Fitria Nindya. (2018)
 Judul : Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia
 Prasekolah
 Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kecemasan tingkat kecemasan sebelum terapi
bermain mewarnai yaitu berat sekali sebanyak 1 responden (3%), berat sebanyak 15
responden (50%), sedang sebanyak 13 responden (43%), ringan sebanyak 1 responden
(3%), dengan nilai rata-rata 28,66667. Sedangkan setelah dilakukan terapi bermain
kategori cemas berat sebanyak 1 responden (3%), sedang sebanyak 10 responden (33%),
ringan sebanyak 18 responden (60%), tidak mengalami kecemasan sebanyak 1 responden
(3%), dengan nilai rata-rata 20,1. Dari hasil analisa Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai
p value = 0,000 (<0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat penurunan kecemasan dengan terapi bermain mewarnai.

• OUTCOME
Tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain adalah 3,20 Dan masuk kedalam kategori
tingkat kecemasan Berat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka tingkat kecemasan sesu-
dah melakukan terapi bermain mewarnai gambar adalah 0.73 Dan masuk kedalam kategori tingkat
kecemasan Ringan. Ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah
sebelum dan sesudah melakukan terapi bermain mewarnai gambar pada pasien di Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung. Dari total keseluruhan jumlah responden 15 anak usia prasekolah yang
dirawat di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05)
sehingga ada pengaruh terapi bermain pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruangan
anak Rumah Sakit Advent Bandar Lmapung.
JURNAL 2
• JUDUL
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Stres Hospitalisasi pada
Anak Usia Toddler di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh

• PENELITI
Sri Gustini , Tri Mulyono , Maryono (2020)

• ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL


Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Email: sri.caring74@gmail.com, maryonoakpermbo@gmail.com
• RINGKASAN JURNAL
Perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal
dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang dalam menjalankan fungsi
dan perannya. Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dan pada saat yang
sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik harus didasarkan pada perilaku caring
(Morrison, 2009). Keperawatan anak merupakan salah satu ruang lingkup pelayanan keperawatan,
dimana perawat menjalankan fungsi dan perannya untuk memberikan asuhan keperawatan secara
holistic kepada pasien anak yang juga perlu didasarkan pada perilaku caring .Pasien akan mengeluh
apabila perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan. Kepuasan pasien merupakan
salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan, oleh karenanya perilaku caring perawat sangat
dibutuhkan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien dalam hal ini anak
(Nursalam .2011). Anak yang menjalani perawatan di rumah sakit akan mengalami kecemasan dan
stres

• TUJUAN
Untuk mengetahui Hubungan perilaku caring perawat dengan stress hospitalisasi pada usia balita anak
di Ruang Perawatan Anak RS Cut Nyak Dhien Meulaboh.

• KELEBIHAN
Pada jurnal ini sudah membahas bagaiman perilaku caring perawat untuk mengatasi stress hospitalisasi
pada pasien, serta aspek mana yang perlu ditingkatakan dalam perilaku caring

• KEKURANGAN
Pada jurnal ini untuk abstrak tidak ditambahkan terjemhan yang bahasa Indonesia Pengambilan sampel
terlalu sedikit
METODE PICO
• PROBLEM
Penyebab stress dan kecemasan pada anak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya perilaku yang
ditunjukkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya), pengalaman hospitalisasi
anak, support system atau dukungan keluarga yang mendampingi selama perawatan. Faktor-faktor
tersebut dapat menyebabkan anak menjadi semakin stress dan hal ini dapat berpengaruh terhadap
proses penyembuhan. Poopulasi dalam penelitian ini adalah Jumlah Pasien yang di Rawat di Ruang
Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh bulan Januari sampai Desember 2018
sebanyak 396 orang, sedangkan jumlah perawat yang bertugas sebanyak 20 orang dengan tingkat
pendidikan, D-III, D-IV, S-1 dan Ners. Selain petugas kesehatan dan pasien ada keluarga yang
mendampingi klien di Ruang Rawat Anak Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 orang dengan Teknik dalam
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Acidental sampling.

• INTERVENTION
Data dikumpulkan dari responden melalui pengisian kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner dengan pertanyaan tertutup sebanyak 10 pernyataan tentang perilaku caring perawat, dan
responden hanya perlu memberikan jawaban, adapun pilihan jawaban terdiri dari 2 katagori yaitu “Ya”
dan “Tidak”. Selanjutnya untuk mengukur stres hospitaliasi pada anak dengana cara mengajukan per-
tanyaan
kepada orang tua tentang gejala fisiologis dan perilaku sebanyak 15 pertanyaan dan responden hanya
perlu memberikan jawaban ya atau tidak. Lalu data dianalisisnya menggunakan uji bivariat dengan uji
chi square.
• COMPARATION
 Peneliti: Suparno, Saprianto (2019)
 Judul : Hubungan Carring Perawat Dengan Stress Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra
 Sekolah Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja
 Hasil : Responden yang sedang dirawat lebih banyak yang tidak mengalami stress
hospitalisasi dengan ditunjukkannya adanya hubungan perilaku caring perawat dengan
stress hospitalisasi pada anak prasekolah yang dirawat di Ruang rawat Inap
RSUD Dr.Ibnu Soetowo Baturaja.

• OUTCOME
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Caring perawat berada pada kategori baik, yaitu
sebanyak 52,3% dari 44 responden yang diteliti. Sedangkan Stres hospitalisasi yang
dialami anak kebanyakan berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 52,3% dari 44
responden yang diteliti. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
caring perawat dengan stres hospitalisasi dimana dari 23 responden yang menyatakan
caring perawat baik, 65,2% memiliki stres pada kategori ringan. Sedangkan dari 21 re-
sponden yang menyatakan caring perawat kurang, 71,4% merasakan stres pada kategori
sedang. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,033 (p<0,05). Artinya ada hubungan
yang signifikan antara caring perawat dengan stres hospitalisasi. Terdapat hubungan yang
signifikan antara caring perawat dengan stres hospitalisasi pada anak todler di Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dengan nilai p=0,033 (p<0,05).
JURNAL 3
• JUDUL
Terapi Bermain Origami Untuk Menurunkan Kecemasan Anak Usia Prasekolah
Selama Hospitalisasi

• PENELITI
Gratsiana Florensiana Da silva, Natalia R. Yulianti, Apolonia A. Ina (2020)

• ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL


Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes St. Elisabeth Semarang
STIKes St. Elisabeth Semarang
Korespondensi penulis: natalia.r.yulianti@gmail.com
• RINGKASAN JURNAL
Kecemasan merupakan salah satu distres psikologis ketika anak dirawat di rumah sakit. Terapi bermain
dapat diberikan untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu terapi bermain yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah adalah kegiatan origami. Penelitian
membuktikan kegiatan origami dapat menurunkan tingkat kecemasaan anak usia pra sekolah yang
mengalami hospitalisasi, namun masih diperlukan pembuktian selanjutnya dengan menambahkan
jumlah sampel dan dengan uji statistik yang berbeda Data dianalisis dengan menggunakan uji
alternatif Wilcoxon dengan hasil p value < 0,001. Disimpulkan bahwa terapi bermain origami dapat
menurunkan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi. Perawat dapat
menerapkan terapi bermain origami pada anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan saat
dirawat di rumah sakit dengan melibatkan orang tua.

• TUJUAN
Untuk menganalisis pengaruh terapi bermain origami untuk menurunkan kecemasan pada anak usia
pra sekolah

• KELEBIHAN
Penelitian ini dilakukan di dua rumah sakit daerah di Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan Juli 2
019.

• KEKURANGAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Experiment dengan rancangan one group pretest-
postest. Hipotesis penelitian ini adalah H1: Ada pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi. H0: Tidak ada pengaruh terapi bermain origami
terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.
METODE PICO
• PROBLEM
Sampel penelitian ini adalah pasien anak usia pra sekolah sebanyak 70 orang yang
mengalami kecemasan dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive sampling. Kecemasan anak diukur sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain origami menggunakan Preschool Anxiety Scale (PAS). Data
dianalisis dengan menggunakan uji alternatif Wilcoxon.

• INTERVENTION
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan
one group pretes-post test yang dilakukan di dua rumah sakit daerah di Jawa Tengah.
Sampel penelitian ini adalah pasien anak usia pra sekolah sebanyak 70 orang yang
mengalami kecemasan dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive sampling. Kecemasan anak diukur sebelum dan sesudah
dilakukan terapi bermain origami menggunakan Preschool Anxiety Scale (PAS)
• COMPARATION
 Peneliti : Mathew & H, 2018; Al- ihsan, Santi, & Setyowati, 2018; Kodiriya, Munir,
Kholisotin, Fauzi, & Wahid, 2019; & Juwita, 2019).
 Judul : Tidak tercantum
 Hasil : Terapi origami pada anak mampu menurunkan kecemasan anak pada
saat di rawat di rumah sakit, dapat mengurangi stress dan juga membebaskan anak
dari tekanan.

• OUTCOME
Penelitian ini kembali membuktikan bahwa terapi bermain origami mampu menurunkan
kecemasan anak usia prasekolah selama hospitalisasi. Oleh karenanya perawat dapat
menggunakan terapi ini dengan melibatkan orang tua selama perawatan anak di rumah
sakit. Penelitian selanjutnya dapat mengukur keefektifan terapi bermain origami dengan
menambahkan kelompok kontrol dengan jumlah sampel yang lebih banyak
JURNAL 4
• JUDUL
Hubungan Family Centered Care Dengan Dampak Hospitalisasi Pada Anak
Pra Sekolah Di Ruang Baji Minahasa RSUD Labuang Baji Makassar

• PENELITI
Sunarti (2020)

• ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL


Prodi Keperawatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
• RINGKASAN JURNAL
Proses hospitalisasi merupakan proses perawatan yang dijalani anak selama berada dirumah sakit.
Hospitalisasi anak usia 3-6 tahun merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena anak
mengalami hal-hal yang menimbulkan steres seperti kehilangan kendali, cedera fisik dan lingkungan
yang asing. Sebab itu, dibutuhkan lingkungan yang mendukung agar mengurangi dampak hospitalisasi
pada anak. Keterlibatan orang tua dalam mengambil keputusan dan kerjasama yang baik dengan
perawat merupakan bentuk asuhan keperawatan dengan pendekatan family centered care.

• TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan family centered care (penyampaian informasi kepada keluarga, partisipasi
orang tua dalam pengambilan keputusan dan kerjasama antara orang tua dan perawat) dengan
dampak hospitalisasi pada anak prasekolah di ruang Baji Minasa RSUD Labuang Baji Makassar.

• KELEBIHAN
Penelitian bersifat survey analitik dengan pedekatan bersifat cross sectional, populasi dalam penelitian
sebanyak 119 anak dengan sampel 53 anak, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling, penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri atas 2 bagian, yaitu kuesioner family
centered care yang terdiri dari 25 pertanyaan tertutup dan kuesioner dampak hospitalisasi anak yang
terdiri dari 12 pertanyaan tertutup. Pertanyaan disusun menggunakan Skala Gutman, data dianalisis
secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan taraf signifikan α= 0,005
atau tingkat kepercayaan 95%.

• KEKURANGAN
Penelitian dilakukan selama 1 bulan lebih (1 Juni sampai dengan 7 Juli 2015).
METODE PICO
• PROBLEM
Pada proses hospitalisasi, anak cenderung mengalami kecemasan karena takut terhadap lingkungan
rumah sakit, prosedur tindakan atau bahkan kematian, perpisahan, keterbatasan privasi dan melakukan
kegiatan rutinitas, (Wong, 2009). Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang
terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit (Edi
Novriadi, 2012 dikutip dari Hudriyah, 2013). Di Indonesia jumlah anak usia prasekolah (3-5 tahun)
berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2014 sebesar 4% dari jumlah total penduduk Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, dapat diperkirakan 25 per 100 anak mengalami hospitalisasi (CDC, 2015).
Rasa cemas, nyeri ataupun ketidak nyamanan lainnya yang dialami anak saat berada di rumah sakit
merupakan reaksi yang membutuhkan pendampingan dari orang tua, sehingga memberi rasa nyaman
pada anak dalam menjalani proses hospitalisasi, terutama ketika anak mendapat terapi pemberian cairan
intravena dan injeksi obat-obatan lainnya (Wong, 2009).

• INTERVENTION
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di ruang perawatan Baji’ Minasa RSUD Labuang Baji Makassar pada tanggal 1 Juni sampai
dengan 7 Juli 2015. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia prasekolah (usia 3
sampai 6 tahun) yang menjalani hospitalisasi yaitu sebanyak rata-rata 119 anak setiap bulannya di RSUD
Labuang Baji Makassar selama bulan Januari hingga April 2015. Penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 53 anak.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri atas 2 bagian, yaitu kue-
sioner family centered care yang terdiri dari 25 pertanyaan tertutup dan kuesioner dampak hospitalisasi
anak yang terdiri dari 12 pertanyaan tertutup.
• COMPARATION
 Peneliti : Fiane de Fretes (2012)
 Judul : Hubungan Family Centered Care Dengan Efek Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah Di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2012
 Hasil : Hasil penelitian menjelaskan bahwa gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3-6
tahun menurut 14 orang tua berada dalam kategori sedang, sedangkan 20 orangtua menyatakan efek
hospitalisasi pada anak dinilai rendah. Sedangkan penerapan Family Centered Care oleh perawatan
yang dinilai oleh orang tua sebanyak 31 orang atau 98,18% menyatakan bahwa pelaksanaan Family
Centered Care dinilai baik, sedangkan 3 orang atau 8,82% menyatakan bahwa pelaksanaan Family
Centered Care dinilai cukup.

• OUTCOME
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan penyampaian informasi dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,00, ada hubungan partisipasi keluarga dengan
dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,03, dan ada hubungan kerja sama
keluarga dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dengan nilai ρ=0,001. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara Family Centered Care (penyampaian infor-
masipartisipasi keluarga, dan kerjasama keluarga) dengan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah
di RSUD Labuang Baji Makassar.
JURNAL 5
• JUDUL
Pengaruh Aromaterapi Rosemary (Rosmarinus Officinalis) Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi

• PENELITI
Annis Pertiwi, Antarini Idriansari, Arie Kusumaningrum (2016)

• ALAMAT INSTITUSI/PENERBIT JURNAL


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Jurnal Keperawatan Sriwijaya
• RINGKASAN JURNAL
Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai rentang usia tiga sampai enam tahun. Pada masa usia
prasekolah terjadi perkembangan aktivitas jasmani yang semakin bertambah dan meningkatnya
keterampilan dan proses berpikir serta emosional. Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses
dikarenakan suatu alasan yang berencana dan darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan sampai sehat dan pulang kembali lagi ke rumah.
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang terjadi pada anak. Apabila seorang anak
dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut mudah mengalami krisis karena kecemasan dan stres.
Perasaan ini muncul karena anak sebelumnya berada pada lingkungan rumah yang aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan. Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah akan berdampak sangat
serius.

• TUJUAN
untuk mengetahui pengaruh aromaterapi rosemary terhadap penurunan tingkat kecemasan akibat
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di IRNA Anak RSUD Kayuagung OKI.

• KELEBIHAN
penelitian ini menggunakan metode preeskperimen yaitu dengan melakukan intervensi 22 responden.

• KEKURANGAN
dalam penelitian ini seharusnya dilakukan dengan metode penelitian eksperimen. Karena masih jarang
sekali penelitian mengenai pengaruh aroma terapi rosemary terhadapkecemasan anak selama
hospitalisasi. Sehingga dari hasil penelitian dapat menjadi referensi dalam memberikan aroma terapi di
ruang perawatan anak.
METODE PICO
• PROBLEM
Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah akan berdampak sangat serius. Hal ini dikarenakan oleh
lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan, ruang rawat, peralatan medis, bau-bauan yang khas
seperti obat dan lain-lain, serta pakaian petugas kesehatan yang identik dengan warna putih dan jarum
suntik yang akan menyakiti mereka sehingga menyebabkan kecemasan dan traumatik.
Mengkombinasikan terapi dengan menggunakan aroma terapi rosemary dapat menghilangkan depresi,
stres, ketegangan metal dan lesu. Populasi dalam penelitian ini diambil dari populasi bulan terakhir yaitu
bulan Maret terdapat 28 anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di RSUD Kayuagung. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik
purposive sampling. Sehingga didapatkan sampel 22 responden

• INTERVENTION
Penelitian ini menggunakan metode preeksperimen dengan rancangan one group pretest posttest design.
Sampel pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan didap-
atkan sampel sebanyak 22 orang. Analisis data menggunakan uji statistik paired t test. Aromaterapi rose-
mary
diberikan secara inhalasi dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, siang dan sore, sebanyak 1
tetes selama 4 menit setiap perlakuan.
• COMPARATION
 Peneliti : Umi Solikhah (2016)
 Judul : Efektifitas Lingkungan Terapetik Terhadap Reaksi Hospitalisasi Pada Anak
 Hasil : Hasil penelitian diperoleh lingkungan terapetik efektif untuk meminimalkan
reaksi hospitalisasi. Reaksi hospitalisasi ditunjukkan dengan angka signifikansi dari
variabel reaksi hospitalisasi yang meliputi kecemasan anak (p-value=0,004), sikap
kooperatif (p-value=0,000), respon anak (p-value=0,000), mood anak (p-value=0,000),
dan sikap penerimaan pada petugas (p-value=0,000).

• OUTCOME
Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya karakteristik responden meliputi usia anak
dengan ratarata 3,27±1,162 (mean±SD) tahun, sebagian besar merupakan anak laki-laki
dengan persentase 63,6%. Terdapat perbedaan skor kecemasan yang bermakna antara
sebelum diberikan aromaterapi rosemary yaitu 36,05±3,97 dan setelah diberikan
aromaterapi rosemary menjadi 25,45±5,8 dengan p value = 0,00 dan α = 0,05. Dapat
disimpulkan dari penelitian ini bahwa pengaruh aroma terapi rosemary dapat
menurunkan kecemasan anak dan penelitian ini dapat digunakan referensi untuk
efektifitas dalam menurunkan kecemasan anak ruang inap anak dirumah sakit.
KESIMPULAN
Ansietas atau kecemasan merupakan suatu respon dari makhluk hidup yang tidak menye-
nangkan yang terjadi pada setiap individu dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada anak usia
prasekolah yang mengalami hospitalisasi (perawatan di Rumah Sakit). Hal ini disebabkan karena
anak mengalami separation anxiety atau kecemasan perpisahan karena anak harus berpisah dengan
lingkungan yang dirasakan aman, nyaman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan seperti
lingkungan rumah (Ardiningsih, 2006, dalam Dayani, 2015). Hospitalisasi pada anak merupakan
proses yang dikarenakan suatu alasan yang berencana atau darurat sehingga mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke
rumah (Rusmariana, Faridah & Aryani, 2013). Untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi
maka membutuhkan suatu media untuk menurunkan rasa cemas anak sehingga anak kooperatif
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, salah satunya yaitu dengan terapi bermain
(Sujatmiko, 2013, dalam Dayani, 2015). Selain terapi bermain, untuk mengurangi rasa cemas, nyeri
ataupun ketidak nyamanan lainnya yang dialami anak saat berada di rumah sakit merupakan reaksi
yang membutuhkan pendampingan dari orang tua, sehingga memberi rasa nyaman pada anak dalam
menjalani proses hospitalisasi, keterlibatan keluarga dalam perawatan anak sakit disebut sebagai
family centered care (Wong, 2009). Perilaku caring dari perawat dapat mengurangi rasa kecemasan
sehingga timbul rasa nyaman selama perawatan, dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian
akan mempercepat proses penyembuhan anak
SARAN
Perawat lebih meningkatkan perilaku caring dalam memberikan
asuhan keperawatan pada anak, perawat lebih meningkatkan keterlibatan
keluarga dalam perawatan anak yang sakit (family centered care), dan perawat
lebih aktif untuk melalukan terapi bermain sehingga anak tidak takut maupun
strees dalam menjalani pengobatan selama di rumah sakit dan meningkatkan
kesembuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai