Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS JURNAL

FAMILY CENTERED CARE


Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap Keterampilan Orang
Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur

Oleh :
Kelompok 4
Kade NIM. 162310101309
Badiatul Mahbubah NIM. 162310101310
Sisilia Tantri NIM. 162310101307

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 KampusTegalBotoJemberTelp. /Fax (0331) 323 450
ANALISIS JURNAL
FAMILY CENTERED CARE
Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap Keterampilan Orang
Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak di

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

Oleh :
Kelompok 4
Kade NIM. 162310101309
Badiatul Mahbubah NIM. 162310101310
Sisilia Tantri NIM. 162310101307

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 KampusTegalBotoJemberTelp. /Fax (0331) 323 450
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Analisis
Jurnal Family Centered Care Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap
Keterampilan Orang Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Anak. Selain itu tujuan kami dalam menulis makalah ini adalah
untuk menjelaskan tentang Analisis Jurnal Family Centered Care Penerapan
Family Centered Care (FCC) Terhadap Keterampilan Orang Tua Dalam
Perawatan Bayi Prematur
Dalam menyelesaikan makalah ini kami sebagai penulis banyak menemui
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber yang kami peroleh
dari perpustakaan dan kurangnya pengetahuan kami tentang Family Centered
Care dalam Keperawatan Anak. Namun berkat bimbingan dan dukungan berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan, kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak, Ns. Lantin


Sulistyorini, S.Kep., M.Kes
2. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung dan tidak
langsung

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak

Jember , 06 September 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Manfaat. ................................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Family Centered Care. ............................................................3
2.2 Konsep Family Centered Care. .................................................................5
2.3 Elemen Family Centered Care. .................................................................5
2.4 Manfaat penerapan Family Centered Care. ..............................................6
2.5 Alasan dilakukan Family Centered Care. .................................................7
BAB 3 ANALISIS JURNAL
3.1 Pencarian Jurnal...............................................................................8
3.2 Judul Penelitian..............................................................................8
3.3 Nama Peneliti.................................................................................8
3.4 Tempat Penelitian...........................................................................8
3.5 Pendahuluan..................................................................................8
3.6 Metode penelitian .........................................................................8
3.7 Hasil dan Keterbatasan Penelitian..................................................9
3.8 Implikasi ......................................................................................10
3.9 Kesimpulan Jurnal........................................................................12
3.10 Kelebihan Penelitian..............................................................12
3.11 Kekurangan Penelitian...........................................................12
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................13
4.2 Saran..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman orang tua ketika anak dirawat dirumah sakit merupakan
pengalaman yang menegangkan. Proses penyakit pada anak juga dapat
membuat trauma yang mempengaruhi keluarga maupun anak. Fenomena
perpisahan dan pengalaman anak yang dirawat dirumah sakit menunjukkan
bahwa saat anak dirawat dirumah sakit mereka mengalami perubahan status
emosional, begitu juga pada orang tua. Fenomena tersebut menyebabkan anak
berperilaku kurang baik, seperti menangis, agresif, menarik diri dan hipoaktif
(Presley, dalam Dwi, 2012)
Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Di
rumah sakit anak menghadapi lingkungan yang asing dengan pemberi asuhan
yang tidak dikenalnya. Anak juga seringkali mengalami prosedur yang
menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak
diketahui. Kejadian dan respon anak terhadap pengalaman selama dirumah
sakit selalu diasumsikan sebagai pengalaman yang kurang baik sehingga
secara tidak langsung mempengaruhi tingkat perkembangan anak (Dwi, 2012)
Orang tua perlu memberi dukungan kepada anak dan bekerja sama dengan
perawat untuk mengembangkan rencana terbaik untuk perawatan anak.
Keluarga merupakan sumber utama dukungan yang memberikan stabilitas
terhadap trauma yang akan dialami seorang anak. Kehadiran keluarga selama
prosedur kesehatan secara signifikan dapat mengurangi kecemasan terhadap
anak dan orang tua (Neff, dalam Salemba, 2008)
Konsep Family-Centered Care sebagai filosofi dalam memberikan
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit merupakan pendekatan yang dapat
dilakukan karena dalam hal ini terjadi hubungan timbal balik antara penyedia
pelayanan, pasien, dan keluarga sehingga akan meminimalkan konflik yang
selama ini timbul sebagai akibat kurangnya informasi dan komunikasi.
Family-centered care dapat diaplikasikan tidak hanya untuk keluarga dengan
anak usia pra sekolah saja melainkan segala tahap usia dan berbagai macam
latarbelakang (Kusumaningrum, 2010)
1.2 Tujuan
Untuk menganalisa pengaruh penerapan Family Centered Care (FCC)
terhadap keterampilan orang tua dalam perawatan bayi prematur
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan

Mengetahui lebih jelas tentang teori dan praktik penerapan Family

Centered Care

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menjadikan tambahan ilmu dan bekal bagi mahasiswa keperawatan

tentang Family Centered Care


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Family Centered Care.

Anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan


sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan individualnya. Lingkungan yang
mendukung tersebut salah satunya adalah keluarga (Supartini, 2004).
Sebagai suatu sistem, keluarga dipandang sebagai satu sistem yang
berinteraksi secara berkelanjutan. Interaksi dalam keluarga merupakan hal
yang sangat penting sehingga perubahan salah satu anggota dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Jenis interaksi yang tertutup
terhadap lingkungan luar dan tidak mampu beradaptasi menyebabkan
gangguan dalam sistem keluarga, sehingga dalam hal ini penerapan asuhan
keperawatan harus berfokus pada keluarga. Perawat harus mengenal
hubungan dalam keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dan
kelebihan keluarga untuk membantu keluarga beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi (Wong 2008, Friedman 1998).
Menurut Wong (2008), perubahan dalam anggota keluarga yang
bisa mempengaruhi anggota keluarga yang lain adalah stres. Misalnya,
saat anak berada dalam kondisi sakit sehingga terjadi perubahan dalam
keluarga. Stres dalam keluarga dapat diminimalkan dengan cara
melibatkan keluarga dalam perawatan anak. Keterlibatan keluarga dalam
perawatan anak diterapkan dalam asuhan keperawatan yang dikenal
dengan konsep Family Centered Care (perawatan yang berfokus pada
keluarga)
Menurut Hanson dalam Fretes (2012), konsep Family Centered
Care diawali pada abad ke 19. Pada saat itu, perawatan isolasi sedang
berkembang untuk perawatan penyakit menular. Orang tua dengan anak
yang menjalani perawatan karena penyakit menular tidak diijinkan untuk
mengunjungi anak dan membawa barang-barang atau mainan kerumah
sakit. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 1940, tindakan isolasi ini
ternyata menimbulkan stres pada anak. Stres dan gelisah yang dialami
anak tersebut turut membuat orang tua merasa stres. Oleh karena itu,
orientasi asuhan keperawatan pada anak berubah dari perawatan isolasi
menjadi rooming in, yaitu orang tua dapat mendampingi anak selama
perawatan dirumah sakit.
Family Centered Care atau disebut juga perawatan yang berpusat
pada keluarga, didefinisikan sebagai filosofi yang mengakui keluarga
sebagai konstanta dalam kehidupan anak. Family centered care meyakini
tentang adanya dukungan individu, menghormati, mendorong, dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga (Johnson, Mcgonigel
dan Kaufmann, 1989 dalam Wong, 1998).
Family Centered Care menurut Hanson (1997, dalam Dunst dan
Trivette, 2009), sebagai suatu pendekatan inovatif dalam merencanakan,
melakukan, dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
kepada anak didasarkan kepada manfaat hubungan antara perawat dan
keluarga yaitu orang tua.
Menurut Stower (1992, dalam Fretes, 2012), Family Centered
Care merupakan suatu pendekatan yang holistik. Pendekatan family
centered care tidak hanya memfokuskan asuhan keperawatan kepada anak
sebagai klien atau individu dengan kebutuhan biologis, psikologis, sosial
dan spriritual tetapi juga melibatkan keluarga sebagai bagian yang konstan
dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak.
Asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan family
centered care menekankan pada pembuatan kebijakan, perencanaan
program perawatan, perancangan fasilitas kesehatan, dan interaksi harian
antara klien dengan tenaga kesehatan yang melibatkan keluarga. Dalam
hal ini keluarga diberikan kewenangan untuk terlibat dalam perawatan
klien. Memberikan kewenangan pada keluarga berarti membuka jalan bagi
keluarga untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan keluarga dalam
merawat anak, sehingga dalam hal ini perawat harus memberikan
perhatian kepada kebutuhan keluarga dan anak untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dalam perawatan (Fitriansari, 2012).
Selain itu, family centered care juga bertujuan untuk
meminimalkan trauma selama perawatan anak dirumah sakit dan
meningkatkan kemandirian sehingga peningkatan kualitas hidup dapat
tercapai (Robbins, 1991 dalam Fretes 2012).
2.2 Konsep Family Centered Care
Berdasarkan Hockenberry (2009, dalam Fitriansari 2012) terdapat empat
konsep inti dari family centered care, yaitu:
1. Martabat dan kehormatan
Praktisi kesehatan dapat mendengarkan dan menghormati pandangan
dan pilihan klien. dalam hal ini pengetahuan, nilai, kepercayaan dan
latar belakang budaya klien dan keluarga menjadi dasar dalam
pembuatan rencana dan intervensi.
2. Berbagi informasi
Praktisi kesehatan harus dapat berkomunikasi dengan keluargadan
memberitahukan informasi yang berguna, lengkap dan akurat bagi
klien dan keluarga, sehingga berguna dalam hal pengambilan
keputusan.
3. Partisipasi
Dalam hal ini praktisi kesehatan menciptakan suasana yang dapat
membuat klien dan keluarga termotifasi untuk berpartisipasi dalam
perawatan ataupun pengambilan keputusan sesuai dengan kesepakatan.
4. Kolaborasi
Praktisi kesehatan berkolaborasi dengan klien dan keluarga dalam
pengambilan kebijakan dan pengembangan program, implementasi,
dan evaluasi, desain fasilitas dan terutama pemberian perawatan.
2.3 Elemen Family Centered Care
Menurut Shelton (1987, dalam Fretes 2012), terdapat beberapa elemen
dasar Family Centered Care, yaitu:
1. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam
kehidupan anak, sementara sistem layanan dan anggota dalam sistem
tersebut berfluktuasi.
2. Memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan perawat di semua tingkat
pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan
program, pelaksanaan dan evaluasi serta pembentukan kebijakan.
3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial ekonomi
dalam keluarga.
4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperlihatkan
perbedaan mekanisme koping dalam keluarga.
5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orang tua secara
berkelanjutan dengan dukungan penuh.
6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.
7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap
perkembangan bayi, anak, remaja, dan keluarga mereka ke dalam
sistem perawatan kesehatan.
8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program yang
memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
9. Merancang sistem perawatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan
mudah dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.
2.4 Manfaat penerapan family centered care
Penerapan family centered care menurut Saleeba (2008, dalam Fitiansari
2012) bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama yang optimal pada
keluarga dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari
keluarga sehingga proses kolaborasi dan hubungan tenaga kesehatan
dengan keluarga lebih kuat dalam peningkatan kesehatan dan juga
perkembangan anak. Perawat diharapkan memiliki pemahaman yang baik
terhadap kemampuan dan kekuatan keluarga sehingga dapat memberikan
perawatan yang baik dan sesuai untuk anak dan keluarga.
Manfaat penerapan family centered care menurut American Academic of
Paediatric (2003) antara lain:
1. Menguatkan hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi
yang lebih baik dan proses kolaborasi.
3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan yang
berkolaborasi dengan keluarga.
4. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga
dan kapasitas pemberi pelayanan.
5. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga
profesional lebih efisien dan efektif.
6. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan
7. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif
8. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan
tenaga profesi lainnya dalam pelatihan.
9. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.
10. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan
yang diterima.
2.5 Alasan dilakukan Family Centered Care
1. Membangun sistem kolaborasi daripada kontrol
2. Berfokus pada kekuatan dan sumber-sumber keluarga dari pada
kelemahan keluarga.
3. Mengakui keahlian keluarga dalam merawat anak seperti
sebagaimana profesional
4. Membangun pemberdayaan daripada ketergantungan
5. Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan pasien,
keluarga, dan pemberi pelayanan daripada informasi hanya
diketahui profesional saja.
6. Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku saat
melakukan tindakan keperawatan.
BAB 3

ANALISA JURNAL

3.1 Pencarian Jurnal


Penelusuran jurnal dilakukan dengan keyword: Jurnal keperawatan tentang

family centered care, dengan menggunakan Google scoolar.

3.2 Judul Penelitian


Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap Keterampilan Orang
Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur
3.3 Nama Peneliti
Anafrin Yugistyowati
3.4 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Ruang Perinatologi RSUD Saras Husada
Purworejo Pada bulan Oktober sampai dengan November.
3.5 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perbedaan keterampilan
sebelum dan setelah diterapkan FCC.
3.6 Pendahuluan
Prevalensi BBLR di Indonesia yaitu 7-14% bahkan di beberapa kabupate
mencapai 16% dan sebanyak 18 provinsi mempunyai prevalensi BBLR
diatas prevalensi nasional 11,1%. Hospitalisasi dan pengalaman rawat inap
bayi prematur menimbulkan kecemasan tingkat tinggi dan gejala depresi
pada orang tua, kehilangan kepercayaan diri dalam pengasuhan bayi,
pengasuhan yang over protektif bagi bayinya, dan berdampak pada
masalah kemunduran perkembangan dan tingkah laku bayi.
3.7 Metode penelitian
Peneliti menggunakan desain penelitian quasi-eksperimental pre test dan
post tes nonequivalent control group design. Dengan sampel penelitian
adalah orang tua yang memiliki bayi prematur yang sedang menjalani
perawatan diruang perinatologi RSUD Saras Husada Purworejo. Kriteria
inklusi adalah orang tua yang: 1) mempunyai bayi prematur (umur gestasi
< 37 minggu tanpa memperhitungkan BB lahir), bukan perawatan
kunjungan ulang; 2) mempunyai pengalaman menunggu bayinya di ruang
perinatologi minimal 3 hari; 3) mampu berkomunikasi dengan baik; dan 4)
bersedia menjadi responden penelitian. Metode sampling yang digunakan
dalam penelitian adalah non probability sampling dengan metode
consecutive sampling dengan jumlah sampel minimal 36 responden.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi tindakan orang tua
dalam merawat bayi prematur. Uji validitas lembar observasi
menggunakan uji validitas isi (content validity) dan uji reabilitas
menggunakan metode inter-rater realibility dan Cohens Kappa pada 7
responden kelompok kontrol di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smimov
dan uji homogenesis menggunakan uji Levenes test. Analisis data
penelitian menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank.
3.8 Hasil dan Keterbatasan Penelitian
a. Distribusi responden menurut usia didapatkan hasil rerata usia orang tua
pada kelompok kontrol adalah 37,28 tahun dengan standar deviasi 9,32
tahun. Usia orang tua pada kelompok kontrol 95% berada antara 32,65
tahun sampai dengan 41,9 tahun. Usia termuda pada kelompok kontrol
adalah 20 tahun dan usia tertua adalah 55 tahun. Sedangkan pada
kelompok perlakuan rerata usia adalah 34,68 tahun dengan standar deviasi
6,84 tahun. Usia orang tua pada kelompok perlakuan 95% berada antara
31,26 tahun sampai dengan 38,07. Usia termuda pada kelompok perlakuan
adalah 20 dan usia tertua 48 tahun. Hasil responden dan sample
menunjukkan usia dewasa menengah, menurut teori Erikson pada usia ini
seseorang berfokus pada pemberian dukungan, dengan cara berperan
sebagai orang tua yang mengayomi dan memberikan perlindungan pada
anak.
b. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan dan informasi yang
pernah didapat sebelumnya adalah sebagian besar berpendidikan SMU
(55,6%) dan hanya 25% yang mempunyai latar belakang pendidikan
tinggi. Proporsi pada dua kelompok menunjukkan 8,3% dengan latar
belakang pendidikan tinggi pada kelompok kontrol dan 16,7% pada
kelompok perlakuan. Sedangkan untuk variabel informasi didapatkan
bahwa sebagian besar (69,4%) pernah mendapatkan informasi
sebelumnya. Proporsi kedua kelompok menunjukkan bahwa sebesar 41,7
lebih banyak orang tua yang mendapatkan informasi pada kelompok
kontrol dan 27% pada kelompok perlakuan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perawatan diri seseorang adalah tingkat pendidikan,
semakin tinggi latar pendidikan seseorang maka pemahaman dan sikap
terhadap informasi menjadi lebih positif sehingga mampu membuat
keputusan yang tepat untuk anak dan juga meningkatkan keterampilan
merawat anak.
c. Hambatan pasien dan keluarga mendapatkan informasi merupakan faktor
perbedaan keterampilan responden sebelum diberi intervensi.
d. Dalam penelitian menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan keterampilan
signifikan sebelum dan sesudah intervensi.
e. Perbedaan responden pada kelompok perlakuan di RSUD Saras Husada
Purworejo terdapat peningkatan keterampilan setelah di lakukan
intervensi.
f. Penerapan family centered care membutuhkan waktu 18-224 hari agar
mendapatkan hasil maksimal.
3.9 Implikasi
Adanya penerapan family center care untuk keluarga anak membantu
keluarga dalam peningkatan keterampilan perawatan bayi premature. Perawat
sebagai profesi yang bertugas untuk memberikan asuhan keperawatan
memiliki peran yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup bayi/anak
selama proses perawatan. Perawat juga sangat berperan penting dalam
memfasilitasi orang tua untuk mengoptimalkan family centered care melalui
pemberian pendidikan kesehatan dan pendampingan yang berkelanjutan dari
awal masuk rumah sakit hingga persiapan pulang. Hal ini juga bertujuan untuk
memfasilitasi orang tua untuk dapat terampil dalam merawat bayinya.
American Academy of Pediatrics (AAP) dan American College of emergency
Physicians (ACEP) mendukung dalam keterlibatan keluarga untuk 1)
mempromosikan martabat pasien, kenyamanan, dan otonomi, 2) mengakui
pasien dan keluarga sebagai pengambil keputusan dalam perawatan medis
pasien, 3) mengakui pengalaman pasien dan perspektif dengan budaya, 4)
mengakui saling ketergantungan antara anak dan orang tua, 5) menghadirkan
anggota keluarga yang disenangi pasien, 6) memberikan informasi kepada
keluarga selama intervensi, 7) mendorong kolaborasi dengan profesional
kesehatan lain 8) mendorong kebijakan lembaga untuk penerapan family
centered care (Merisdawati dkk, 2015).
Inti dari teori perawatan sendiri adalah agar seseorang memperoleh
pengetahuan, sehingga mampu dalam melakukan tindakan perawatan secara
terus menerus. Apabila seseorang tidak memiliki bekal pengetahuan yang
cukup tentang kesehatan maka orang tersebut tidak akan dapat melaksanakan
tanggung jawabnya untuk memelihara kesehatan. Supportive-educative system
merupakan salah satu variasi dasar sistem keperawatan dalam melakukan
pelayanan. Sistem ini dilakukan ketika orang tua mampu melakukan
perawatan diri, namun masih membutuhkan pendidikan pendukung misalnya
dukungan, bimbingan, serta pengajaran yang didapat dari perawat.
Media pembelajaran dapat mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.
Pendidikan kesehatan yang disampaikan dalam bentuk gambar dan
menggunakan media seperti booklet dan leaflet biasanya akan lebih mudah
diterima oleh orang tua. Penelitian tentang program pendidikan kesehatan
yang berpusat pada keluarga dengan pemberian intervensi berupa booklet pada
pasien anak penerima transplantasi jantung didapatkan hasil bahwa
keterampilan anak dan orang tua meningkat setelah diberikan intervensi.
Dengan adanya penelitian semacam ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan pertimbangan bagi penyedia layanan kesehatan agar dapat lebih
mengoptimalkan family centered care dalam proses keperawatan, melibatkan
keluarga dalam perawatan serta pengambilan keputusan, serta pemanfaatan
media pendidikan yang ada. Tidak hanya itu dengan ini berarti perawat juga
harus meningkatkan kompetensi serta kemampuan agar perawat mampu
mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam hal perawatan serta
pengambilan keputusan untuk anak.
3.10 Kesimpulan jurnal
Terjadi perbaikan keterampilan responden kelompok kontrol daripada
kelompok perlakuan namun tingkat perbedaan signifikan tidak terjadi.
Berbanding terbalik dengan kelompok kontrol. Dimana terdapat stagnasi
dalam perbaikan ketrampilan perawatan anak, namun terjadi peningkatan
signifikan dalam peningkatan kemmpuan.
3.11 Kelebihan Penelitian.
a. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hasil yang bermakna dalam
peningkatan ketrampilan dalam perawatan bayi prematur
b. Uraian metode penelitian sangat jelas, dengan keterangan responden,
tempat serta penerapan intervensi.
3.12 Kekurangan Penelitian.
a. Waktu yang digunakan kurang sehingga menjadi hambatan peneliti tidak
mendapatkan hasil optimal dalam penerapan family centered care
b. Tidak menguraikan tujuan umum dan khusus
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penerapan family centered care efektif dalam perawatan bayi


prematur, dengan waktu yang diperlukan 18-224 hari. Penerapan family
center care dilakukan dengan pendidikan kesehatan dengan tetap
melakukan pendampingan pada keluarga. Hambatan perbedaaan
kemampuan keluarga dalam perawatan anak, diakibatkan kurangnya
sumber informasi dan fasilitas kesehatan.

4.2 Saran
4.2.1 Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan diharapkan mampu mengoptimalkan program promosi
kesehatan dan lebih mengaktifkan family centered care melalui
pendampingan keluarga dalam pelayanan kesehatan sehingga pelayanan
menjadi maksimal.
4.2.2 Orang Tua
Diharapkan orang tua mau dan mampu terlibat lebih aktif saat anak dalam
masa perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriansari, Asih. (2012). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Anak Dan


Tingkat Kepuasan Keluarga Yang Anaknya Menjalani Hospitalisasi Di
Rsud Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat. Tesis FIK Universitas Indonesia.
Diakses pada tanggal 06 September 2016.

Fretes, Fiane. (2012). Hubungan Family Centered Care Dengan Efek Hospitalisasi
Pada Anak Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Diakses
pada tanggal 06 September 2016.

Kusumaningrum, Arie. (2009). Aplikasi dan Strategi Konsep Family Centered


Care Pada Hospitalisasi Anak Pra Sekolah. (Online). Diakses pada tanggal
06 September 2016.

Merisdawati dkk. (2015). Studi Fenomenologi: Hambatan dan Kebutuhan Perawat


Dalam Melibatkan Keluarga pada Perawatan Kegawatdaruratan Anak di
Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh. Jurnal
Medika Respati (Online). Diakses pada tanggal 09 September 2016.

Yugistyowati, Anafrin. (2016). Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap


Keterampilan Orang Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur. Media Ilmu
Kesehatan Vol.5 (Online). Diakses pada tanggal 10 September 2016.

__________________. (2016). Penerapan Family Centered Care (FCC) Terhadap


Perilaku Orang Tua Dalam Perawatan Bayi Prematur. Media Ilmu
Kesehatan Vol.5 (Online). Diakses pada tanggal 10 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai