Lampiran 32
TUGAS
Oleh:
I Komang Arjana, S.Kep
NIM 162311101296
BAB 1. PENDAHULUAN
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti hipertensi,
stroke, sakit kepala atau pusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes. Perubahan-perubahan
akubat proses penuaan seperti penurunan pendengaran, pengelihatan, status mental,
lambatnya pergerakan, hidup sendiri, kelemahan otot kaki bawah, gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan. Faktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang,
benda benda di lantai (tersandung karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat
buang air yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang
tidak tepat (Susiani, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Senin tanggal 20 Maret 2018
terhadap lansia Mbah S. di Wisma Seruni 1 UPT PSTW Bondowoso Kabupaten
Bondowoso diketahui bahwa Mbah S. mengalami resiko jatuh karena gangguan visual.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan pendidikan kesehatan dan
mendemonstrasikan bagaimana caranya terapi keseimbangan dalam berdiri dan berjalan
antara lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang terapi keseimbangan dalam berdiri dan
berjalan;
2. Menambah keterampilan klien dalam terapi keseimbangan dalam berdiri dan
berjalan dengan tepat di UPT PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso;
3. Membantu lansia agar dapat menjaga keseimbangan tubuh untuk dapat melakukan
aktivitas sehari hari seperti naik turun tangga, mampu berjalan di jalan yang tidak
sejajar dan mampu berjinjit untuk meraih barang di tempat yang tinggi;
4. Mencegah klien jatuh saat berdiri dan berjalan.
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri orang tersebut
misalnya dari lingkungan sekitar. Faktor internal salah satunya aialah usia dimana usia
mempengaruhi risiko jatuh dari seseorang, dimana usia atau umur erat kaitannya dengan
proses pertumbuhan dan proses penuaan. Pada lansia yang telah mengalami proses
penuaan, terjadi penurunan fisiologis pada tubuhnya, dan proses penuaan tersebut
berlangsung secara terus menerus.
Gaya berjalan adalah suatu usaha komplek yang bergantung pada fungsi normal dari
kerja berbagai sistem yang terkoordinasi dan terintegrasi. Kerusakan dari suatu fungsi
dapat mengubah sistem, kondisi-kondisi kronis seperti masalah penglihatan, kelemahan
otot dapat mempengaruhi gaya berjalan. Gangguan berjalan adalah a slowing of gait
speed or deviation in smoothness, symmetry, or synchony of body movement, penurunan
kesecapatan berjalan atau berkurangnya kehalusan gerakan, simetris dan kesatuan
gerakan tubuh.
: Sasaran : Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, menunjukkan bahwa terdapat perubahan
pemahaman pada Mbah. S pada saat sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dan demonstrasi terapi keseimbangan dalam berdiri dan berjalan. Setelah
dilakukan kegiatan, Mbah. S mampu mengikuti pemateri saat membacakan dan
memperagakan serta melakukan terapi keseimbangan dalam berdiri dan berjalan. Mbah S.
adalah salah satu lansia yang ada di UPT PSTW Bondowoso. Beliau tinggal di wisma
Seruni I UPT PSTW Bondowoso yang merupakan tempat bagi lansia mandiri. Mbah S.
memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan sering merasa pusing dan linu
pada persendian serta mata kiri tidak bisa melihat dan mata kanan hanya melihat secercah
cahaya. Hasil pengukuran tekanan darah pada Mbah S. ketika pengkajian adalah 160/90
mmHg. Berdasarkan keluhan Mbah S. dan pengukuran tekanan darah pada Mbah S.yang
masuk dalam kategori hipertensi dan gangguan visual maka mahasiswa melakukan
implementasi latihan keseimbangan.
Berkurangnya fungsi keseimbangan merupakan penyebab tingginya resiko jatuh (fall
risk) pada lansia. Latihan keseimbangan ini dapat membantu meningkatkan kesimbangan
pada lansia. Jatuh dapat mengakibatkan cedera serius pada lansia, antara lain patah tulang
sendi panggul, patah tulang belakang, patah tulang pergelangan tangan dan cedera kepala.
Waktu yang digunakan sekitar 30 menit.
6.2 Saran
a. Bagi Sasaran
Diharapkan Mbah S. dapat mengontrol resiko jatuh dengan dilakukannya latihan
keseimbangan sehingga komplikasi yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat atau teman sewisma dengan Mbah S. mampu ikut andil dalam
memberikan dukungan dan motivasi kepada Mbah S. untuk selalu percaya diri dan
semangat menjalani hidup.
c. Bagi Petugas UPT PSTW Bondowoso
Diharapkan petugas bisa mengaplikasikan kepada para lansia yang mempunyai resiko
jatuh, sehingga resiko jatuh pada lansia dapat dicegah. Petugas UPT PSTW
Bondowoso sebagai salah satu tenaga kesehatan diharapkan memiliki keterampilan,
kemampuan dan pengetahuan untuk mengimbangi masalah kesehatan yang ada di
UPT PSTW Bondowoso, dapat melakukan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan mengajak lansia berperan aktif dalam
segala kegiatan yang berkaitan dengan peningatan status kesehatan.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis
Kozier Erb. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth.8th Ed. Jakarta: EGC.
Stuart, G. W. & Laraia. 2005. Principles and Practice of Phychiatric Nursing. Edisi 8.
Missouri: Mosby Years Book.
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan
Pemateri,
I Komang Arjana
NIM 162311101296
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
BERITA ACARA
Pada hari ini Senin, tanggal 26 Bulan Maret tahun 2018 jam 10.00 s/d 10.30 WIB bertempat di
Wisma Seruni 1 UPT PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan dan Demonstrasi Terapi Keseimbangan oleh I Komang
Arjana Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh 2 orang (daftar hadir terlampir)
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan dan Demonstrasi Terapi Keseimbangan oleh I Komang Arjana
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini Senin, tanggal
26 Bulan Maret tahun 2018 jam 10.00 s/d 10.30 WIB bertempat di Wisma Seruni 1 UPT PSTW
Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Provinsi Jawa Timur.
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
F. Kep Universitas Jember
Lampiran 3: SAP
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Wisma Seruni 1 dan kamar mandi Seruni 1 UPT PSTW Bondowoso
A. Latar Belakang
Jumlah lanjut usia (lansia) dari tahun ke tahun di Indonesia cenderung meningkat.
Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) pada tahun 2020 perkiraan
penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan Usia Harapan Hidup
sekitar 71,1 tahun (Kemensos, 2010).
Jumlah lansia yang terus meningkat, mendapat perhatian dari pemerintah yang ingin
meningkatkan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dicapai salah satunya dengan
pencegahan masalah yang akan terjadi pada lansia. Jatuh merupakan salah satu problem yang
dihadapi lansia. Saat lansia jatuh akan terjadi penurunan kemandirian lansia, meningkatnya biaya
hidup lansia bahkan kematian, sehingga perlu ada usaha pencegahan jatuh dengan
mengidentifikasi berbagai resiko jatuh pada lansia (Susiani, 2014).
Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti hipertensi,
stroke, sakit kepala atau pusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes. Perubahan-perubahan akubat
proses penuaan seperti penurunan pendengaran, pengelihatan, status mental, lambatnya
pergerakan, hidup sendiri, kelemahan otot kaki bawah, gangguan keseimbangan dan
gaya berjalan. Faktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, benda benda di lantai
(tersandung karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air yang terlalu rendah,
lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang tidak tepat (Susiani, 2014).
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan Mbah S. untuk mengurangi resiko
jatuh di Wisma Seruni 1 UPT PSTW Bondowoso.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
C. Subpokok Bahasan
1. Pengertian latihan keseimbangan
2. Tujuan latihan keseimbangan;
3. Manfaat latihan keseimbangan;
4. Langkah-Langkah latihan keseimbangan.
D. Kegiatan penyuluhan
Tindakan Waktu
Proses
Kegiatan Terapis Kegiatan Sasaran
Pendahuluan a. Memberikan salam, Memperhatikan dan menjawab 5 Menit
memperkenalkan diri, dan salam
membuka penyuluhan
b. Menjelaskan materi secara umum Memperhatikan
dan manfaat bagi sasaran
c. Menjelaskan TIU dan TIK
d. Memberikan kesempatan kepada Memperhatikan
sasaran untuk bertanya Bertanya dan
menanggapi
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
E. Model Pembelajaran:
1. Jenis model pembelajaran : ceramah perorangan dan praktek
2. Landasan teori: Konstruktivisme
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
F. Persiapan
Penyuluh mencari materi tentang teknik latihan keseimbangan untuk mengurangi resiko jatuh
pada lansia.
G. Evaluasi
1. Apakah pengertian dari latihan keseimbangan?
2. Sebutkan manfaat dari latihan keseimbangan?
3. Bagaimana langkah-langkah melakukan latihan keseimbangan?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
Lampiran 4: Materi
LATIHAN KESEIMBANGAN
Latihan keseimbangan adalah latihan khusus yang ditujukan untuk membantu meningkatkan
kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan sistem vestibular/kesimbangan
tubuh. Organ yang berperan dalam sistem keseimbangan tubuh adalah balance perception. Latihan
keseimbangan sangat penting pada lansia (lanjut usia) karena latihan ini sangat membantu
mempertahankan tubuhnya agar stabil sehingga mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia.
Latihan keseimbangan ini sangat berguna untuk memandirikan para lansia agar
mengoptimalkan kemampuannya sehingga menghindari dari dampak yang terjadi yang disebabkan
karena ketidakmampuannya. Otak, otot dan tulang bekerja bersama-sama menjaga keseimbangan
tubuh agar tetap seimbang dan mencegah terjatuh. Ketiga organ ini merupakan sasaran yang
terpenting dan harus dioptimalkan pada latihan keseimbangan, untuk itu program latihan integrasi
yang lengkap harus dipersiapkan oleh perawat atau fisioterapis. Dasar untuk menciptakan program
latihan keseimbangan yaitu pada awalnya adalah latihan penguatan kemudian latihan penguatan
tersebut dimodifikasikan dengan latihan keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki atau
memejamkan mata.
Sensitivitas sensor proprioseptif berfungsi mengatur keseimbangan tubuh, inilah yang
membuat kita menyadari posisi tubuh sedang berdiri, duduk atau sedang melakukan aktivitas apapun
sehingga tidak terjatuh atau tubuh oleng ketika berdiri. Proprioseptif dapat ditemukan pada beberapa
bagian tubuh seperti sekujur kulit, otot dan sendi. Degenerasi fungsi proprioseptif merupakan awal
gangguan keseimbangan yang sering terjadi ketika mulai memasuki usia ke 50 tahun. Proses alamiah
tersebut akan menyebabkan metabolisme otot menurun, sehingga lemak mudah mengumpul dan
timbunan lemak ini yang membuat otot kehilangan kekuatan, akibatnya keseimbangan tubuh juga
semakin berkurang.
Latihan keseimbangan bertujuan untuk mengasah sensitivitas sensor proprioseptif. Prinsip
gerakan latihan keseimbangan cukup mudah hanya dengan duduk kemudian berdiri yang dilakukan
berulang - ulang, tetapi dapat menjadi sulit bagi mereka yang keseimbangannya terganggu akan
merasa seperti jatuh ketika berdiri.
A. Keseimbangan 1
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
1. Lakukan pemanasan terlebih dahulu selama 2 menit dengan memutar telapak kaki searah jarum
jam dan sebaliknya. Lakukan hal yang sama pada kaki lainnya;
2. Lakukan gerakan fleksi tumit kaki/plan;tar sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar
3. Lakukan gerakan fleksi paha sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
4. Lakukan gerakan ekstensi paha sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
5. Lakukan gerakan fleksi lutut sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
6. Lakukan gerakan angkat kaki ke samping sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
7. Lakukan gerakan mata ke atas dan ke bawah sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
8. Lakukan gerakan mata ke arah samping kiri dan kanan sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan
sebentar;
9. Lakukan gerakan mata yang difokuskan pada ujung jari sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan
sebentar;
10. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi kepala sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan sebentar;
11. Lakukan gerakan menolehkan kepala ke arah kiri dan kanan sebanyak 8-15 kali, lalu istirahatkan.
B. Keseimbangan 2
1. Duduk di kursi dengan badan tegak kemudian berdiri dan tahan satu detik. Untuk permulaan
ketika berdiri dapat berpegangan pada kursi. Lakukan 3 sampai 5 set dengan satu set 10 hitungan.
Selanjutnya klien tanpa berpegangan kursi, istirahatkan sebentar;
2. Klien berdiri di depan kursi. Angkat kaki setinggi 20 cm, pertahankan kaki selama 10 detik /
hitungan dan ulangi gerakan ini dengan kaki satunya;
3. Klien berdiri di depan kursi. Angkat kaki ke samping setinggi 20 cm, pertahankan kaki selama
10 detik / hitungan dan ulangi gerakan ini dengan kaki satunya;
4. Klien berdiri di depan kursi. Angkat kaki kebelakang dengan lutut tanpa ditekuk setinggi 20 cm,
pertahankan kaki selama 10 detik / hitungan dan ulangi gerakan ini dengan kaki satunya;
5. Klien berdiri di depan kursi. Angkat kaki depan dengan lutut lurus setinggi 20 cm, pertahankan
kaki selama 10 detik / hitungan dan ulangi gerakan ini dengan kaki satunya;
6. Klien istirahat duduk di kursi.
C. Keseimbangan 3
1. Berdiri tegak dan berjalan lurus perlahan dengan langkah kaki rapat, tumit menyentuh ujung ibu
jari kaki. Tempuh perjalanan ke dan dari kamar mandi (± 30 meter).
2. Berdiri tegak dan berjalan dengan langkah biasa disertai dengan menghitung langkah demi
langkah sehingga ketika sampai ditujuan didapat total jumlah langkahnya.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
Terapi keseimbangan dilakukan perminggu selama 150 menit atau 25 menit perhari.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
Lampiran 4 : SOP
Latuhan Keseimbangan 1
1. Lakukan pemanasan terlebih dahulu selama 2 menit dengan
memutar telapak kaki searah jarum jam dan sebaliknya.
Lakukan hal yang sama pada kaki lainnya;
2. Lakukan gerakan fleksi tumit kaki/plan;tar sebanyak 8-15 kali,
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – F.Kep Universitas Jember 2018
Latihan Keseimbangan 2
satunya;
5. Klien berdiri di depan kursi. Angkat kaki depan dengan lutut
lurus setinggi 20 cm, pertahankan kaki selama 10 detik /
hitungan dan ulangi gerakan ini dengan kaki satunya;
6. Klien istirahat duduk di kursi
Latihan Keseimbangan 3
1. Berdiri tegak dan berjalan lurus perlahan dengan langkah kaki
rapat, tumit menyentuh ujung ibu jari kaki. Tempuh perjalanan
ke dan dari kamar mandi (± 30 meter).
2. Berdiri tegak dan berjalan dengan langkah biasa disertai
dengan menghitung langkah demi langkah sehingga ketika
sampai ditujuan didapat total jumlah langkahnya.
Terapi keseimbangan dilakukan perminggu selama 150 menit atau
25 menit perhari.