Anda di halaman 1dari 6

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

PREPLANNING RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA TERAPI


AKTIFITAS KELOMPOK DI WISMA MINAK JINGGO PUTRI UPT PSTW
BANYUWANGI TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Ayu Wulandari, S.Kep NIM 192311101127
Fitri Al Vianita, S.Kep NIM 192311101122
Riska Indah P, S.Kep NIM192311101124

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp/Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lanjut usia atau lansia merupakan suatu kondisi dimana kondisi fisiologis yang
dialami oleh setiap manusia yang mempunyai usia Panjang (> 60 tahun). Menua bukan
merupakan suatu penyakit, namun merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari
dan terjadi secara alamiah kepada semua individu dan merupakan proses ninnatullah
yang tidak dapat dihindari (Nugroho, 2000). Usia harapan hidup lansia di Indonesia
yaitu 67 tahun untuk perempuan dan 63 tahun untuk laki-laki (Depkes RI, 2010).
Di Indonesia pada tahun 2006 jumlah penduduk lansia sebesar kurang lebih 19 juta,
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, diperkirakan pada tahun 2010 sebesar 23,9 juta
(9,77%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan diperkirakan pada tahun 2020
sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Peningkatan usia
harapan hidup mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah lansia di Indonesia (BPS,
2015). Usia lanjut ditandai dengan adanya penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi
(Efendi dan Mahfudli, 2009). Penurunan fungsi tubuh pada lansia menyebabkan
terjadinya proses degenerative pada tubuh lansia (Muhith dan Siyoto, 2016). Proses
degenerative pada lansia menyebabkan lansia rawan untuk terserang berbagai penyakit
khususnya penyakit kronis seperti diabetes millitus, asam urat, hipertensi, stroke, gagal
ginjal dan jantung (Sunaryo dkk, 2015).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat terjadi pada semua
usia termasuk juga pada lansia (Danada dan Lisiswanti, 2016). Hipertensi merupakan
kondisi tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Usia lanjut merupakan salah satu
factor resiko terjadinya hipertensi (Baradero, M dkk. 2005).
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Jember pada 4 September 2019 di Wisma Minak Jinggo Putri UPT PSTW
Banyuwangi sebagian besar memiliki masalah hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam kegiatan yang
akan dilakukan adalah terapi aktivitas kelompok relaksasi otot progresif pada lansia di
Wisma Minak Jinggo Putri UPT PSTW Banyuwangi.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi aktivitas kelompok ini bertujuan untuk meningkatkan rasa
nyaman dan relaks lansia di Wisma Minak Jinggo UPT PSTW Banyuwangi.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan terapi aktivitas fisik relaksasi otot progresif diharapkan
1. Lansia merasa rileks dan nyaman
2. Lansia mengalami penurunan ketegangan otot

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan terapi aktivitas fisik relaksasi otot
progresif antara lain:
1. Menambah pengetahuan lansia tekait relaksasi otot progresif
2. Menambah keterampilan dalam pelaksanaan relaksasi otot progresif
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu proses yang tidak
dapat dihindari dan akan terjadi secara alamiah kepada semua individu dan merupakan
proses sannatullah yang tidak dapa dihindari. Perubahan fisiologis ini akan muncul saat
seseorang telah memasuki masa lanjut usia (Nugroho, 2000). Penurunan fungsi tubuh
pada lansia menyebabkan terjadinya proses degenerative pada tubuh lansia (Muhith
dan Siyoto, 2016). Proses degenerative pada lansia menyebabkan lansia rawan untuk
terserang berbagai penyakit khususnya penyakit kronis seperti diabetes millitus, asam
urat, hipertensi, stroke, gagal ginjal dan jantung (Sunaryo dkk, 2015).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat terjadi pada semua
usia termasuk juga pada lansia (Danada dan Lisiswanti, 2016). Hipertensi merupakan
kondisi tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Usia lanjut merupakan salah satu
factor resiko terjadinya hipertensi (Baradero, M dkk. 2005).

Relaksasi otot progresif (ROP) dilakukan untuk memberikan perasaan rilaksasi


secara fisik. Berdasarkan latar belakang diatas, kami tertarik untuk melakukan terapi
aktivitas kelompok (TAK) relaksasi otot progresif (ROP).

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah adalah melalui relaksasi otot progresif. Terapi
tersebut merupakan salah satu terapi yang dapat dugunakan untuk menurunkan
ketegangan otot, memberikan rasa rileks pada lansia dan dapat menurunkan tekanan
darah. Hipertensi jika tidak ditangani dengan baik dapat menjadi faktor resiko utama
untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti infark miokard, stroke dan komplikasi

Pemateri mendemonstrasikan dan mengajarkan relaksasi otot progresif

Lansia dapat mengikuti instruksi yang diberikan

Berikan pujian positif dan penghargaan seperti bersalaman, mengacungkan


jempol atau bertepuk tangan pada lansia setelah melakukan latihan

Evaluasi kemampuan dan berikan pujian positif


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Relaksasi otot progresif merupakan relaksasi yang memberikan rasa nyaman
dan rileks selama proses pembelajaran. Terapi ini akan diberikan pada lansia di Wisma
Minak Jinggo Putri untuk menurunkan tekanan darah yang dialami oleh lansia

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran merupakan lansia dengan hipertensi di Wisma Minak Jinggo
UPT PSTW Banyuwangi

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran: konstruktif
2. Landasan teori: demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menjelaskan pentingnya relaksasi otot progresif bagi lansia
b. Memberikan kesempatan kepada lansia untuk bertanya
c. Mendemonstrasikan relaksasi otot progresif
d. Minta lansia untuk melakukan relaksasi otot progresif
e. Mengevaluasi hasil latihan

: sasaran

:pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

DAFTAR PUSTAKA

Badan Puast Statistik. 2015. Statistik Penduduk Lansia 2014. November. Jakarta: BPS
Jakarta-Indonesia

Depkes RI. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan I.
Jakarta

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran


EGC

Efendi, F. dan Mahfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Muhith, A. dan S. Siyoto 2016. Pendidikan Keperawatn Gerontik. Edisi Pertama.


Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Sunaryo., R. Wijayanti., M. M. Kuhu., T Sumedi., E. D. Widayanti., U. A. Sukrillah.,


S. Riyadi., dan A. Kuswanti. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Danada, D. N. A., dan R. Lisiswanti. 2016. Upaya Pencegahan Hipertensi.


Majority. 5(3): 50-54

Baradero, M., dkk. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: Seri Asuhan


Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai