Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

JURNAL UTAMA
PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA
LANSIA DI SEMARANG

JURNAL PEMBANDING
MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG
MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19
TERHADAP STRES LANSIA

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Ayunda Padmasari Wibowo (2004072)
Diah Karmini (2004076)
Janicka Jacklyn Wowe (2004080)
Lidyana Puspitawati (2004085)
Luciana Renata (2004088)
Patricia Yunita Dwi Ariyani (2004092)
Yulia Friska Ardhiani (2004096)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL UTAMA
PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA
LANSIA DI SEMARANG

JURNAL PEMBANDING
MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG
MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19
TERHADAP STRES LANSIA

DISETUJUI OLEH:

Pembimbing

(Daning Widi I., S.Kep., Ns., MSN)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul laporan presentasi jurnal. Makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas pada mata kuliah Keperawatan Gerontik pada Program Studi
Pendidikan Profesi Ners di STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN., selaku Ketua Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Ethic Palupi., S.Kep., Ns., MNS. Selaku Ka. Prodi Profesi Ners STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Indrayanti, S.Kep., Ns., MNS. Selaku koordinator pembimbing praktik
stase Keperawatan Gerontik
4. Ibu Daning Widi I., S.Kep., Ns., MSN selaku dosen pembimbing kelompok 4.
5. Teman-teman kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Yogyakarta, Agustus 2021

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit COVID-19 (Corona virus Disease-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh evere acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2). Para lansia adalah salah satu kelompok yang paling beresiko
tinggi untuk terkena dampak COVID-19. Tingkat kematian pasien COVID-
19 yang berusia 60 tahun ke atas adalah 15.93%. Hal ini disebabkan oleh
karena penurunan daya tahan tubuh seiring dengan bertambahnya usia (Bhat
et al., 2020). Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan
lansia lebih banyak mengalami infeksi virus corona yang berdampak infeksi
berat dan kematian dibandingkan pada balita. Kerentanan lansia pada
pandemi Covid-19 disebabkan penurunan daya tahan dan penyakit komorbid
pada lansia yang akan meningkatkan risiko kematian Informasi dampak
Covid-19 menimbulkan dampak psikologis bagi lansia (Indarwati Retno,
2020).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), di Indonesia sendiri


prevalensi penduduk yang mengalami stres adalah 6%, dengan angka
tertinggi di provinsi Sulawesi Tengah (11,6%), provinsi Jawa Barat (9,3%),
dan terendah di provinsi Lampung (1,2%), dari 6% penduduk Indonesia yang
mengalami stres, prevalensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.
Adapun prevalensi stres pada lansia yang menjalani perawatan di panti
sebesar 30%. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) prevalensi kejadian stres
pada lansia yang tinggal bersama keluarga di indonesia mencapai 8,34%.

Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,


perubahan, dan ketegangan emosi. Sedangkan menurut Saam dan Wahyuni
(2012), stres merupakan reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan
lingkungan kepada seseorang. Reaksi tubuh terhadap stres misalnya
berkeringat dingin, nafas sesak, dan jantung berdebar-debar. Reaksi psikis
terhadap stres misalnya frustasi, tegang, marah , dan agresi.
Stres yang terjadi pada lansia berhubungan dengan kematian pasangan, status
sosial ekonomi rendah, penyakit fisik yang menyertai, isolasi sosial, tempat
dimana lansia tinggal dan spiritual. Perubahan kedudukan, pensiun, serta
menurunnya kondisi fisik dan mental juga dapat mengakibatkan stres pada
lansia. Stress yang terjadi pada lansia bermula dari stressor kehidupannya
baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun social yang muncul dari situasi
dan kondisi dimana lansia berada. (Santosa, 2017) Stres pada lansia juga bisa
dipicu oleh adanya relasi sosial atau kondisi lingkungan yang buruk.
Lingkungan sekitar, yang akan membuat lansia merasa tidak nyaman atau
nyaman Namun, sumber stress dapat berubahubah sesuai dengan
perkembangannya karena tergantung dengan koping yang dimilikinya,
sehingga dukungan dan interaksi yang akrab antara lansia dapat mengurangi
stres yang dialami lansia.( Santosa, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisis pengaruh terapi berjalan terhadap pada lansia di
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang?
2. Bagaimana analisis pengaruh Swedish massage pada lansia yang
mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covic-19 terhadap tingkat
stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati?
3. Bagaimana analisis perbandingan kedua jurnal tersebut dalam analisis
PICO?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui analisis pengaruh terapi berjalan terhadap pada lansia di
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang.
2. Mengetahui analisis pengaruh Swedish massage pada lansia yang
mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covic-19 terhadap tingkat
stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati.
3. Mengetahui analisis pengaruh terapi berjalan dan Swedish massage
terhadap lansia dalam analisis PICO.
BAB II
JURNAL TERKAIT

A. JUDUL I
PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS
PADA LANSIA DI SEMARANG
Penulis : Sonhaji, Eka Putri Agesti
Tahun Terbit : 2021
Abstrak :
Lansia rentang mengalami stress dikarenakan dari faktor lingkungan, pola
tidur yang buruk, isolasi sosial. Cara melakukan aktivitas sehari-hari ataupun
olahraga ringan seperti berjalan pagi. Berjalan bentuk aktivitas fisik yang
memiliki potensi untuk mengurangi stress. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi berjalan terhadap tingkat stress pada lansia di
rumah pelayanan sosial lanjut usia di Pucang Gading Semarang. Desain
penelitian pre ekperimental design menggunakan one group pre-post test
design, dengan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah lansia dengan stress sampel sebanyak 30 orang. Analisa data
menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi berjalan nilai rata-rata/mean
sebesar 28.200 dan setelah dilakukannya terapi berjalan nilai rata-rata/mean
berubah menjadi 19.433. Hasil anilisa data diperoleh hasil p value sebesar
0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
terapi berjalan terhadap tingkat stress pda lansia di Rumah Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Pucang Gading, Semarang.

B. JUDUL II
MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG
MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19
TERHADAP STRES LANSIA.
Penulis : Naomi Parmila Hesti Savitri, Wiwit Desi Intarti
Tahun Terbit : 2021
Abstrak :
Kecemasan yang terjadi pada lansia karena adanya peningkatan kasus di masa
pandemic Covid-19 berdampak pada perubahan fisik, ketegangan dan tanda-
tanda vital. Upaya mandiri yang dilakukan lansia adalah rutin mengkonsumsi
olahan TOGA sebagai upaya peningkatan imunitas. Meskipun terdapat
manfaat dari konsumsi olahan TOGA namun tidak signifikan mengatasi
keluhan fisik dan kecemasan pada lansia sehingga diperlukan upaya agar
lansia tetap rileks dan bugar melalui asuhan Swedish massage. Metode
penelitian merupakan eksperimen lapangan dengan rancangan penelitian one
group pretest posttest design. Analisis data menggunakan uji paired sample t-
test pada CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan dari uji paired samples test
Thitung systol =8,004 > Ttabel 2,093; Thitung diastol = 11,159 > Ttabel
2,093; Thitung nadi=6,676 > Ttabel 2,093; Thitung respirasi=6,257>Ttabel
2,093 nilai signifikansi 2-tailed (p < 0.05). Teknik Swedish massage
merupakan teknik pemijatan yang akan merangsang saraf eferen untuk
melepaskan histamine dan asetilkolin sehingga memberikan reflek
vasodilatasi vena, arteriol dan mengurangi aktivitas saraf simpatis sehingga
terjadi penurunan resistensi vaskuler perifer yang berdampak pada penurunan
tekanan darah dan denyut nadi. Simpulan penelitian adalah terdapat manfaat
Swedish massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat
pandemi covid-19 terhadap stress lansia.

BAB III
PEMBAHASAN DENGAN PICO

A. PROBLEM
No Kriteria Jawab Pembenaran & Criitical Thinking
1 P Ya 1) Jurnal Utama
Proses penuaan yang terus berlangsung
akan menyebabkan perubahan dan
penurunan berbagai fungsi tubuh,
termasuk di dalamnya perubahan fisik,
mental, dan sosial. Hal tersebut akan
membuat lansia lebih rentan terhadap
munculnya berbagai penyakit salah
satunya stress.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
peneliti pada lansia di Rumah Pelayanan
Sosial Pucang Gading Semarang diperoleh
10 orang lansia di dapati bahwa terdapat 2
orang lansia tidak mengalami stress, 4
orang lansia mengalami stress ringan dan
4 orang lansia stress sedang.
Populasi penelitian merupakan lansia di
Rumah Rumah Pelayanan Sosial Pucang
Gading Semarang.

2) Jurnal Pendukung
Lanjut usia menghadapi risiko yang
signifikan terkena penyakit virus Corona
ini, karena mereka mengalami gangguan
kesehatan seiring dengan penurunan
kondisi fisiologi. Banyaknya data yang
menyebutkan tentang peningkatan kasus
Covid-19. menyebabkan kondisi
kecemasan dan stress pada kelompok
lansia. Stress lansia disebabkan karena
adana kecemasan rentan terserang
berbagai penyakit termasuk yang
disebabkan oleh virus Corona.
Populasi penelitian merupakan lansia yang
terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Desa
Blaru di Kabupaten Pati.

Critical Thinking
Usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat
berbeda dengan kelompok umur lainnya
(Depkes RI, 2018). Menurut rumusan WHO,
batasan lanjut usia sebagai berikut: Usia
pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45
– 59 tahun, Lanjut usia (elderly) yaitu antara
usia 60 – 74 tahun, Lanjut usia tua (old) yaitu
antara usia 75 – 90 tahun, Usia sangat tua
(very old) yaitu di atas usia 90 tahun (Depkes
RI, 2018).

Proses penuaan yang terus berlangsung akan


menyebabkan perubahan dan penurunan
berbagai fungsi tubuh, termasuk di dalamnya
perubahan fisik, mental, dan sosial (Indriana,
2010). Hal tersebut akan berakibat lansia
menjadi lebih rentan terhadap munculnya
berbagai penyakit. Lanjut usia menghadapi
risiko yang signifikan terkena penyakit virus
Corona, karena mereka mengalami gangguan
kesehatan seiring dengan penurunan kondisi
fisiologi (WHO, 2020).

Respon yang muncul salah satunya adalah


stress. Menurut Wahyuningsih, dkk (2011)
stres terjadi apabila stresor tersebut dirasakan
dan dipersepsikan sebagai ancaman sehingga
menimbulkan kecemasan yang merupakan
awal dari gangguan kesehatan fisik dan
psikologis. Stresor adalah variabel yang dapat
diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya
stres. Sumber stres dapat berasal dari dalam
tubuh dan luar tubuh. Salah satu jenis stresor
adalah stresor biologic yang dapat berupa
bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan
berbagai macam makhluk hidup yang dapat
mempengaruhi kesehatan. Stres mengacaukan
hormon di dalam tubuh, membuat cemas, dan
mudah marah. Jika stres dibiarkan maka akan
membuat beban fisik ikut terpengaruh karena
adanya penurunan imunitas.

Stres lansia tidak boleh terjadi terlalu lama.


Stres dalam bentuk kecemasan yang dialami
lansia bisa menimbulkan kondisi penurunan
status fungsional, serangan akut, gejala
hipertensi, gejala ulkus lambung, bahkan
sampai kondisi iritabilitas usus. Oleh karena
itu perlu segera dilakukan berbagai hal
menyenangkan untuk mengatasinya.

B. INTERVENTION
No Kriteria Jawab Pembenaran & Criitical Thinking
2 I Ya 1) Jurnal Utama
Untuk mengetahui tingkat stress lansia di
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading
Semarang dilakukan intervensi terapi
berjalan. Terapi jalan dilakukan dengan
cara jalan kaki di pagi hari dan dilakukan
selama kurang lebih 10 menit. Pengukuran
stress dilakukan pada lansia sebelum
dilakukan terapi berjalan sebagai pre-test
dan sesudah terapi berjalan sebagai post
test.

2) Jurnal Pembanding
Untuk mengetahui tingkat stress lansia di
Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten
Pati dilakukan intervensi Swedish
massage pada lansia yang mengkonsumsi
olahan TOGA saat pandemi covic-19.
Prosedur swedish massage yaitu pemijatan
dilakukan dengan posisi berbaring dan
dimulai dari kaki lalu berlanjut ke paha,
pinggang, punggung, tangan, bahu, leher,
kepala dan wajah. Pemijatan dilakukan
peneliti selama 30 menit menggunkan
hand and body lotion dan minyak zaitun
serta minyak penghangat aromatic untuk
pelicin saat memijat dan menghangatkan
badan. Pengukuran stress dilakukan pada
lansia sebelum melakukan swedish
massage sebagai pre-test dan sesudah
melakukan swedish massage sebagai post-
test.

Critical Thinking :
Aktivitas jalan kaki bentuk aktivitas fisik
sedang untuk lansia yang dapat memiliki
pengaruh pada keadaan fisik lansia yang
mengalami stress dapat mempengaruhi
fisiologis tubuh seperti meningkatnya denyut
jantung dan tekanan darah (Hapsari &
Khotimah, 2020). Aktivitas jalan kaki ringan
atau jalan kaki cepat memiliki pengaruh dalam
menurunkan tekanan darah dalam stress yang
terjadi pada lansia (Aryawan, 2018).
Swedish massage adalah manipulasi pada
jaringan tubuh mulai dari kaki sampai ke
punggung dengan teknik khusus untuk
mempersingkat waktu pemulihan dari
ketegangan otot (kelelahan), meningkatkan
sirkulasi darah tanpa meningkatkan beban
kerja jantung, meregangkan otot ligament dan
tendon sekaligus menenangkan pada saat yang
bersamaan serta menstimulasi kulit dan saraf
(Ritanti & Sari, 2019).

C. COMPARATION
No Kriteria Jawab Pembenaran & Criitical Thinking
3 C Ya 1) Jurnal Utama
Desain penelitian ini menggunakan pre-
eksperimental design menggunakan one-
group pre-post test design yaitu dilakukan
satu kelompok saja tanpa kelompok
kontrol. Teknik sampling yang digunakan
adalh non probability sampling dengan
teknik purposive sampling dengan jumlah
sampel 30 orang. Metode analisa data
menggunakan analisa univariat dan analisa
bivariat menggunakan uji korelasi Uji
Wilcoxon Signed Ranks Test.

2) Jurnal Pembanding
Desain penelitian ini menggunakan one
group pretest & posttest design. Sampel
dalam penelitian ini dilakukan secara acak
dengan teknik random sampling jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 54
ibu lansia yang rutin mengkonsumsi
olahan TOGA minimal satu minggu
sekali. Uji statistik yang digunakan adalah
uji paired sample t-test dengan tingkat
kepercayaan 95% dimana taraf
signifikansi sebesar 0,05.

Critical Thinking :
Pada kedua jurnal di atas terdapat perbedaan
populasi dan sample penelitian, pada terapi
berjalan menggunakan populasi lansia di
Rumah Pelayanan Sosial Pucang Gading
Semarang. Teknik sampling yang digunakan
adalah non probability sampling dengan teknik
purposive sampling dengan jumlah sampel 30
orang (perempuan&laki-laki).

Terapi Swedich Massage 124 lansia


perempuan terkonfirmasi Covid-19,
pengambilan sampel dengan random sampling
dengan krteria rutin mengkonsumsi olahan
TOGA minimal satu minggu sekali selama
masa pandemi Covid-19 dan jumlah sampel
yang didapat 54 lansia. Alat ukur stress yang
digunakan pada Swedich Massag adalah
dengan pengukuran tanda vital : tekanan darah,
nadi dan pernafasan.

D. OUTCOME
No Kriteria Jawab Pembenaran & Criitical Thinking
4 O Ya 1) Jurnal Utama
Berdasarkan perhitungan menggnakan
analisis Univariat, lansi sebelum
melakukan terapi berjalan memiliki
tingkat stress dengan rerata 28,20 dan
setelah dilakukan terapi berjalan, turun
menjadi 19.43. Berdasarkan analisa
bivariat dengan menggunakan uji korelasi
uji Wilcoxon Signed Ranks Test maka
didapatkan hasil p value sebesar 0,000 <
0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterimaartinya ada Pengaruh Terapi
Berjalan terhadap tingkat stress pada
lansia di rumah pelayanan sosial lanjut
usia Pucang Gading Semarang.
2) Jurnal Pembanding
Dari hasil intervensi yang dilakukan,
pasien mengalami penurunan keluhan
fisik, insomnia, dan kecemasan. Pasien
juga mengalami perbaikan pemeriksaan
tekanan darah, perhitungan nadi dan juga
pernafasan setelah dilakukan intervensi.
Dari hasil perhitungan nilai Thitung>
Ttabel 2,093 dengan taraf signifikansi (2-
tailed) adalah 0,000 (p<0,05) maka H0
ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat
perbedaan tekanan darah systole dan
diastole, nadim dan pernafasan sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi Swedish
massage terhadap stress lansia.

Critical Thinking :
Efektivitas untuk menurunkan stress salah
satunya dengan melakukan terapi berjalan
dengan waktu kurang lebih selama 10 menit
yang dilakukan setiap harinya pada saat pagi
hari karena udara pagi yang masih baik dengan
lingkungan hidupnya yang bersih itu lebih
efektif(Junaidi, 2011). Aktivitas jalan kaki
bentuk aktivitas fisik sedang untuk lansia yang
dapat memiliki pengaruh pada keadaan fisik
lansia yang mengalami stress, dimana stress
dapat mempengarui fisiologis tubuh seperti
meningkatnya denyut jantung dan tekanan
darah.(Hapsari & Khotimah, 2020). Aktivitas
jalan kaki baik jalan kaki ringan atau jalan
kaki cepat memiliki pengaruh dalam
menurunkan tekanan darah dalam penelitian
ini stress yang terjadi pada lansia. (Wayan
Budi Aryawan, 2018).

Swedish Massage adalah manipulasi pada


jaringan tubuh mulai dari kaki sampai ke
punggung dengan teknik khusus untuk
mempersingkat waktu pemulihan dari
ketegangan otot (kelelahan), meningkatkan
sirkulasi darah tanpa meningkatkan beban
kerja jantung, meregangkan otot ligament dan
tendon seklaigus menenangkan pada saat yang
bersamaan serta menstimulasi kulit dan
jaringan saraf (Ritanti, 2019). Hasil penelitian
menyebutkan bahwa melakukan pemijatan
untuk membuat tubuh tenang dan rileks dapat
mencegah terjadinya hipertensi. Hal tersebut
dapat dilakukan melalui pijat kaki dan
punggung selama 10-15 menit selama 3 hari
yang dapat mempengaruhi penurunan tekanan
darah systole dan diastole melalui mekanisme
dari mekanoreseptor tubuh yang mengatur
tekanan sentuhan dan kehangatan menjadi
mekanisme relaksasi. Mekanoreseptor
merupakan sel yang menyampaikan sinyal ke
system saraf pusat dan mentransduksi
rangsangan mekanik (Alikin dkk, 2014).
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Stres merupakan reaksi tubuh dan psikis terhadap tuntutan-tuntutan
lingkungan kepada seseorang. Reaksi tubuh terhadap stres misalnya
berkeringat dingin, nafas sesak, dan jantung berdebar-debar. Reaksi psikis
terhadap stres misalnya frustasi, tegang, marah , dan agresi. Stres yang terjadi
pada lansia berhubungan dengan kematian pasangan, status sosial ekonomi
rendah, penyakit fisik yang menyertai, isolasi sosial, tempat dimana lansia
tinggal dan spiritual. Perubahan kedudukan, pensiun, serta menurunnya
kondisi fisik dan mental juga dapat mengakibatkan stres pada lansia. Stress
yang terjadi pada lansia bermula dari stressor kehidupannya baik dari kondisi
fisik, psikologis, maupun social yang muncul dari situasi dan kondisi dimana
lansia berada.
Kedua jurnal ini sama-sama memiliki pengaruh untuk menurunkan stress
pada lansia pada masa pandemic Covid-19 dengan p value sebesar 0,000 <
0,05 tetapi dari kedua jurnal tersebut yang paling efektif dalam menurunkan
stress pada lansia yaitu terapi berjalan karena lebih mudah dilakukan tanpa
bantuan orang lain untuk melakukannya. Sedangkan Swedish massage
memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan teknik pemijatan.
Berjalan merupakan bentuk aktivitas fisik yang memiliki potensi untuk
mengurangi stress dengan berjalan di luar ruangan dan mata memandang
lingkungan sekitar memiliki efek restorative dapat mengurangi tingkat stress.

B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangkan
pengembangan intervensi keperawatan menurunkan stress pada lansia
di masa pandemic Covid-19.
2. Bagi tempat penelitian
Tindakan yang sangat aman sehingga dapat membantu menurunkan
stress pada lansia di masa pandemic Covid-19.
3. Bagi peneliti
Observasi menurunkan stress pada lansia di masa pandemic Covid-19
perlu ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alikin, A., Nuraeni, A., dan Supriyono, M. (2014). Pengaruh Back Massage
dengan Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Lansia Hipertensi di Desa Kedungasri Kecamatan Ringinarum. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan.
Aryawan, B. A. N. 2018. Perbandingan Peningkatan Kecepatan Berjalan, Massa
dan Kekuatan Otot pada Pemberian Terapi Berjalan Metode Fartlek dan
Habitual Gait Speed Wanita Lanjut Usia di Panti Wredai. Universitas
Airlangga.
Hapsari, S & Khotimah, S. N. K. 2020. Pengaruh Brisk Walking Exercise
Terhadap Tekanan Darah pada Lansia. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad
Indarwati Retno. (2020). Indonesian Journal Of Community Health Nursing
(Jurnal Keperawatan Komunitas). Vol. 5, No. 1. Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga, Indonesia. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2021
pukul 17.05 WIB
Panduan Perlindungan Lanjut Usia Berperspektif Gender Pada Masa Covid-
19 Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
2020. melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/downlo
ad/Panduan_Perlindungan_Lanjut_Usia_Ber
perspektif_Gender_Pada_Masa_COVID19.pdf
Junaidi, S. (2011). Pembinaan fisik lansia melalui aktivitas olahraga jalan kaki.
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia
Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta: Kemenkes RI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
https://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf, Diakses Agustus 2021.
Ritanti R dan Sari A, 2019. Swedish Massage sebagai Inovasi dalam Menurunkan
Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi. Jurnal Aisyiyah Merdeka : Stikes
Aisyiyah Palembang
Ritanti R dan Sari A. (2019). Swedish massage sebagai Intervensi Keperawatan
Inovasi dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi. Jurnal
Aisyiyah Merdeka: Stikes Aisyiyah Palembang
Saam, Z dan Wahyuni, S. (2012). Psikologi Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Santosa, I. M. E. (2017). Pengaruh Teknik Manajemen Stress Terhadap
Penurunan Tingkat Stress Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha
Puspakarma Mataram. Prima: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
Wayan Budi Aryawan, N. (2018). Perbandingan Peningkatan Kecepatan
Berjalan, Massa Dan Kekuatan Otot Pada Pemberian Terapi Berjalan
Metode Fartlek Dan Habitual Gait Speedwanita Lanjut Usia Di Panti
Wreda. Universitas Airlangga.
LAMPIRAN
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669

MANFAAT ASUHAN SWEDISH MASSAGE PADA LANSIA YANG


MENGKONSUMSI OLAHAN TOGA DI SAAT PANDEMI COVID-19
TERHADAP STRES LANSIA

Naomi Parmila Hesti Savitri1), Wiwit Desi Intarti2)


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Graha Mandiri Cilacap
Email: naomisavitri@gmail.com

ABSTRAK
Kecemasan yang terjadi pada lansia karena adanya peningkatan kasus di masa
pandemic Covid-19 berdampak pada perubahan fisik, ketegangan dan tanda-tanda vital.
Upaya mandiri yang dilakukan lansia adalah rutin mengkonsumsi olahan TOGA sebagai
upaya peningkatan imunitas. Meskipun terdapat manfaat dari konsumsi olahan TOGA namun
tidak signifikan mengatasi keluhan fisik dan kecemasan pada lansia sehingga diperlukan
upaya agar lansia tetap rileks dan bugar melalui asuhan Swedish massage. Metode penelitian
merupakan eksperimen lapangan dengan rancangan penelitian one group pretest posttest
design. Analisis data menggunakan uji paired sample t-test pada CI 95%. Hasil penelitian
menunjukkan dari uji paired samples test Thitung systol =8,004 > Ttabel 2,093; Thitung diastol =
11,159 > Ttabel 2,093; Thitung nadi=6,676 > Ttabel 2,093; Thitung respirasi=6,257>Ttabel 2,093 nilai
signifikansi 2-tailed (p < 0.05). Teknik Swedish massage merupakan teknik pemijatan yang
akan merangsang saraf eferen untuk melepaskan histamine dan asetilkolin sehingga
memberikan reflek vasodilatasi vena, arteriol dan mengurangi aktivitas saraf simpatis
sehingga terjadi penurunan resistensi vaskuler perifer yang berdampak pada penurunan
tekanan darah dan denyut nadi. Simpulan penelitian adalah terdapat manfaat Swedish
massage pada lansia yang mengkonsumsi olahan TOGA saat pandemi covid-19 terhadap
stress lansia.
Kata kunci: TOGA, Stres lansia, Swedish massage

ABSTRACT
Anxiety that occurs in the elderly due to an increase in cases during the Covid-19 pandemic
has an impact on physical changes, tension and vital signs. Independent efforts made by the elderly
are routinely consuming processed TOGA as an effort to increase immunity. Although there are
benefits from consuming processed TOGA, it is not significant in overcoming physical complaints and
anxiety in the elderly so that efforts are needed to keep the elderly relaxed and fit through Swedish
massage care. The research method is a field experiment with a one group pretest posttest design.
Data analysis used paired sample t-test at 95% CI. The results showed that from the paired samples
test Tcount systolic = 8.004 > Ttable 2.093; Tcount diastolic = 11,159 > Ttable 2,093; Pulse
count=6,676 > Ttable 2,093; Tcount respiration=6,257>Ttable 2,093 2-tailed significance value (p <
0.05). The Swedish massage technique is a gentle massage technique starting from the blood of the
legs to the back and head that will stimulate the efferent nerves to release histamine and acetylcholine
so as to provide reflex vasodilation of veins, arterioles and reduce sympathetic nerve activity resulting
in a decrease in peripheral vascular resistance which has an impact on decreasing blood pressure.
and pulse. The conclusion of the study is that there are benefits of Swedish massage for the elderly
who consume TOGA preparations during the covid-19 pandemic on elderly stress.
Keywords: TOGA, Elderly stress, Swedish massage

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 39


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
(elderly) yaitu antara usia 60 – 74 tahun,
PENDAHULUAN
Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90
Penyakit COVID-19 (Corona virus
tahun, Usia sangat tua (very old) yaitu di atas
Disease-19) adalah penyakit menular yang
usia 90 tahun.
disebabkan oleh evere acute respiratory
WHO menyebutkan, lebih dari 95%
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
kematian akibat Virus Corona terjadi pada
Berbagai aspek kehidupan telah terdampak
penduduk usia lebih dari 60 tahun. Lebih dari
dengan adanya Pandemi COVID-19 ini.
50% dari semua kematian melibatkan terjadi
Ancaman penyakit semakin meningkat
pada mereka yang berusia 80 tahun atau lebih.
karena banyak masyarakat yang belum
Menurut laporan WHO dapat dilihat bahwa 8
sadar akan bahaya yang dapat menyerang
dari 10 kematian terjadi pada individu dengan
siapa saja terutama pada kelompok umur
setidaknya satu komorbiditas, khususnya
tua atau lanjut usia. Lanjut usia
mereka dengan penyakit kardiovaskular,
menghadapi risiko yang signifikan terkena
hipertensi dan diabetes mellitus, tetapi juga
penyakit virus Corona ini, karena mereka
dengan berbagai kondisi kronis lainnya
mengalami gangguan kesehatan seiring
(Kemenpemberdayaan perempuan dan
dengan penurunan kondisi fisiologi.
perlindungan anak RI, 2020).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Selain gangguan sistem imun, tidak
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016
sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis,
tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan
seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau
Lanjut Usia Tahun 2016-2019, bahwa
kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau
pemerintah memfasilitasi pengembangan
bahaya infeksi virus Corona. Dan komplikasi
kelompok lanjut usia serta berupaya
yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih
melakukan pemeliharaan kesehatan bagi
parah bila penderitanya sudah memiliki
lanjut usia bertujuan untuk menjaga agar
penyakit-penyakit tersebut bahkan bisa sampai
para lanjut usia tetap sehat, mandiri dan
menyebabkan kematian.
produktif secara sosial dan ekonomi.
Kabupaten Pati merupakan salah satu
Usia lanjut adalah seseorang yang
wilayah yang berada di Jawa Tengah dan
berusia 60 tahun atau lebih, yang secara
termasuk 8 (delapan) daerah yang dalam
fisik terlihat berbeda dengan kelompok
kondisi zona merah atau mempunyai tingkat
umur lainnya (Depkes RI, 2003). Menurut
resiko penularan virus Corona yang tinggi.
rumusan WHO, batasan lanjut usia sebagai
dengan kasus penyebarab Covid-19 sebanyak
berikut: Usia pertengahan (middle age)
175 warga Pati yang dirawat dan 444 warga
yaitu antara usia 45 – 59 tahun, Lanjut usia
Pati yang meninggal dunia selama kurun
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 40
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
waktu 2 bulan pada bulan Mei dan Juni kesehatan. Stres mengacaukan hormon di
2021, dan dalam kurun waktu 3 (tiga) hari dalam tubuh, membuat cemas, dan mudah
bisa mencapa belasan jenazah yang marah. Jika stres dibiarkan maka akan
dikuburkan per harinya (DKK Pati, 2021) membuat beban fisik ikut terpengaruh karena
Banyaknya data yang menyebutkan adanya penurunan imunitas.
tentang peningkatan kasus Covid-19. Kecemasan akan direspon pada
menyebabkan kondisi kecemasan dan beberapa perubahan pada tubuh terutama
stress pada kelompok lansia. Stress lansia perubahan tanda-tanda vital berupa
disebabkan karena adana kecemasan peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan
rentan terserang berbagai penyakit pernafasan. Jika terjadi kecemasan yang
termasuk yang disebabkan oleh virus terlalu berlebihn maka kerja jantung dan
Corona. Kecemasan adalah suatu kebutuhan oksigen juga akan meningkat
kekhawatiran atau ketegangan yang (American Heart Assosiation, 2015).

berasal dari sumber yang tidak diketahui Menurut data Organisasi Kesehatan
menurut Freud kecemasan adalah situasi Dunia (WHO), angka harapan hidup
yang tidak menyenangkan yang masyarakat Indonesia di tahun 2016 yaitu 60,4
menumbukkan perasaan yang tidak tahun untuk pria dan 63 tahun untuk wanita.
menyenangakan yang mana perasaan Populasi manusia lanjut usia (manula) secara
tersebut tidak dapat dipastikan namun statistik menunjukkan jumlah yang signifikan
dapat dirasakan (Intarti dan Savitri, 2021). dalam populasi penduduk di Indonesia. Jumlah
Menurut Wahyuningsih, dkk (2011) manula perempuan lebih banyak dibandingkan
stres terjadi apabila stresor tersebut dengan manula laki-laki. Makin bertambah
dirasakan dan dipersepsikan sebagai usia, makin besar kemungkinan seseorang
ancaman sehingga menimbulkan mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual,
kecemasan yang merupakan awal dari ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan
gangguan kesehatan fisik dan psikologis. yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah
Stresor adalah variabel yang dapat masalah kesehatan akibat proses degeneratif,
diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya hal ini ditunjukkan oleh data pola penyakit
stres. Sumber stres dapat berasal dari pada lanjut usia (WHO, 2020)
dalam tubuh dan luar tubuh. Salah satu Kondisi psikologi masa lansia antara
jenis stresor adalah stresor biologic yang laki-laki dan perempuan sangat berbeda
dapat berupa bakteri, virus, hewan, terutama dalam menghadapi masalah. Dalam
binatang, tumbuhan, dan berbagai macam menghadapi masalah, lansia perempuan lebih
makhluk hidup yang dapat mempengaruhi cenderung mudah depresi karena perempuan

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 41


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
cenderung memiliki pengetahuan yang rimpangan mempunyai fungsi untuk
lebih detail daripada laki-laki sehingga metabolisme tubuh, sebagai antiradang dan
justru berpengaruh pada tingkat kecemasan antiinflamsi yang terkandung dalam jahe
yang lebih besar dibanding lansia laki-laki berupa senyawa gingerol dan shogaol,
(Jahja Y, 2011) curcumin pada kunyit dan tumerol pada
Menurut BPS (2019) Angka Harapan temulawak. Bahan-bahan tersebut memiliki
Hidup Perempuan adalah 73,33 tahun. kandungan antioksidan yang tahan pemanasan
Salah satu hal yang mempengaruhi angka sehingga aman dikonsumsi (Suparmi dan
harapan hidup seseorang yaitu gaya hidup Wulandari A, 2012).
yang dijalani. Untuk memperpanjang Masyarakat sudah banyak mengenal
angka harapan hidup, ada beberapa gaya TOGA dan olahannya untuk mencegah
hidup sehat yang sebaiknya diterapkan penularan virus Covid-19 terutama lansia yang
dalam keseharian antara lain menjauhkan sudah melakukan kegiatan tersebut secara
diri dari stres, berolahraga, cukup istirahat, turun temurun. Berdasarkan studi pendahuluan
berhenti merokok, makan makanan bergizi yang dilakukan kepada 5 orang lansia
seimbang menyatakan bahwa mereka rutin
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) mengkonsumsi olahan TOGA karena
merupakan pengobatan olahan tradisional merupakan obat tradisional turun temurun.
yang digunakan sebagai pengobatan Namun kondisi pandemic Covid-19 tetap
alternative. Penggunaan TOGA yang membuat mereka cemas dan stress karena
merupakan hasil budidaya rumahan telah takut terkena penyakit yang berat sehingga
membawa khasiat sebagai obat untuk manfaat yang didapat setelah mengkonsumsi
upaya preventif dan promotif termasuk olahan TOGA masih merasakan keluhan
upaya kuratif. Dengan mengkonsumsi penyakit yang pernah dirasakan kadang
jamu rimpang-rimpangan bisa dijadikan kambuh.
alternative untuk meningkatkan imunitas Stres lansia tidak boleh terjadi terlalu
dalam mencegah virus Corona (Pertiwi lama. Stres dalam bentuk kecemasan yang
dkk, 2020). dialami lansia bisa menimbulkan kondisi
Bahan yang tersimpan dalam jamu penurunan status fungsional, serangan akut,
rimpang-rimpangan yang disarankan untuk gejala hipertensi, gejala ulkus lambung,
dikonsumsi sebagai upaya meningkatkan bahkan sampai kondisi iritabilitas usus. Oleh
imunitas adalah golongan zingibereceae karena itu perlu segera dilakukan berbagai hal
yang terdiri dari jahe, temulawak, kunyit, menyenangkan untuk mengatasinya. Cara
kencur dan lengkuas. Jamu rimpang- mengatasi stres yang dilakukan selain
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 42
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
memberikan olahan TOGA maka terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu
dilakukan dengan asuhan Swedish pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan
massage kepada lansia. pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
Menurut Ritanti dan Sari (2019) (Windaryanti dan Riska, 2019).
Swedish Massage adalah manipulasi pada Masalah stres para lansia membutuhkan
jaringan tubuh mulai dari kaki sampai ke pelayanan kesehatan, oleh karena itu perlu
punggung dengan teknik khusus untuk dikembangkan pelayanan kesehatan yang lebih
mempersingkat waktu pemulihan dari mengutamakan upaya pencegahan, dan
ketegangan otot (kelelahan), pemeliharaan kesehatan disamping upaya
meningkatkan sirkulasi darah tanpa penyembuhan dan pemulihan yang dapat
meningkatkan beban kerja jantung, dilakukan melalui asuhan komplementer yang
meregangkan otot ligament dan tendon aman.
seklaigus menenangkan pada saat yang Swedish massage merupakan salah satu
bersamaan serta menstimulasi kulit dan terapi komplementer yaitu cara
jaringan saraf. penanggulangan penyakit yang dilakukan
Hasil penelitian menyebutkan sebagai pendukung pengobatan medis
bahwa melakukan pemijatan untuk konvensional atau sebagai pengobatan pilihan
membuat tubuh tenang dan rileks dapat lain diluar pengobatan medis yang
mencegah terjadinya hipertensi. Hal konvensional. Prinsip dari terapi
tersebut dapat dilakukan melalui pijat kaki komplementer adalah terapi yang diberikan
dan punggung selama 10-15 menit selama sebagai pelengkap dari standar asuhan
3 hari yang dapat mempengaruhi pelayanan kebidanan yang berlaku.
penurunan tekanan darah systole dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
diastole melalui mekanisme dari mengetahui manfaat asuhan Swedish massage
mekanoreseptor tubuh yang mengatur pada lansia yang mengkonsumsi olahan
tekanan sentuhan dan kehangatan menjadi TOGA di saat pandemi Covid-19 terhadap
mekanisme relaksasi. Mekanoreseptor stress lansia di Desa Blaru Kecamatan Pati
merupakan sel yang menyampaikan sinyal Kabupaten Pati.
ke system saraf pusat dan mentransduksi
rangsangan mekanik (Alikin dkk, 2014). METODE PENELITIAN
Indonesia saat ini sedang Penelitian ini dilaksanakan di desa Blaru,
menerapkan upaya untuk meningkatkan kecamatan Pati yang merupakan salah satu
angka harapan hidup menggunakan asuhan wilayah yang terkonfirmasi kasus Covid-
komplementer. Asuhan komplementer
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 43
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
19 di Kabupaten Pati. Populasi dalam Prosedur asuhan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah seluruh kelompok adalah wanita lansia yang terpilih dilakukan
wanita lanjut usia di wilayah Desa Blaru tindakan Swedish massage. Pemijatan
yang terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten dilakukan dengan posisi berbaring dan
Pati sebanyak 124 lansia. Sampel dalam dimulai dari kaki lalu berlanjut ke paha,
penelitian ini dilakukan secara acak pinggang, punggung, tangan, bahu, leher,
dengan teknik random sampling dengan kepala dan wajah. Pemijatan dilakukan
kriteria rutin mengkonsumsi olahan TOGA peneliti selama 30 menit menggunakan hand
minimal satu minggu sekali selama masa and body lotion dan minyak zaitun serta
pandemic Covid-19., dan jumlah sample minyak penghangat aromatic untuk pelicin
dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 saat memijat dan menghangatkan badan.
ibu lansia. Pengukuran tekanan darah systole dan
Data penelitian merupakan data diastole, nadi dan pernafasan dilakukan
primer yaitu melalui intervensi asuhan dan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dan
observasi langsung sebelum dan sesudah hasil pengukuran dicatat dalam lembar
dilakukan Swedish massage, serta data observasi.
sekunder melalui kuesioner tentang Uji statistik yang digunakan adalah uji
frekuensi konsumsi olahan TOGA selama paired sample t-test untuk mengetahui ada
Pandemi Covid-19 dan manfaat setelah tidaknya perbedaan tekanan darah systole,
mengkonsumsi olahan TOGA yang diastole, nadi dan pernafasan sebelum dan
dirasakan lansia. sesudah dilakukan Swedish massage pada
Jenis penelitian merupakan tingkat kepercayaan 95% dimana taraf
penelitian eksperimen lapangan dengan signifikansi sebesar 0,05, sehingga bila
rancangan penelitian one group pretest ditemukan hasil analisis statistik p<0,05 maka
posttest design. Penelitian ini merupakan variabel di atas dinyatakan berhubungan
intervensi analitik untuk mengetahui secara signifikan.
manfaat Swedish massage pada lansia
yang mengkonsumsi olahan TOGA saat HASIL
pandemi covid-19 terhadap stress lansia. Hasil penelitian univariat menunjukkan
Asuhan Swedish massage dilakukan 2 kali karakteristik subyek penelitian seperti yang
seminggu selama 2 minggu kemudian disajikan pada tabel berikut ini.
dievaluasi perubahan stress melalui
pengukuran tanda-tanda vital.

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 44


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


No Karakteristik n %
1. Usia (tahun)
45-59 10 18
60-74 20 37
75-90 24 44
2. Penyakit yang diderita
Hipertensi 15 28
Diabetes Melitus 21 39
Asam Urat 18 33
3. Kejenuhan dengan sitausi pandemic
Jenuh 45 83
Tidak jenuh 9 17
4. Kegiatan sehari-hari
Berkebun 5 9
Social keagamaan 4 6
Berdiam diri 45 83
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan asam urat sebanyak 18 orang (33%). Untuk
karakteristik lansia berdasarkan usia yaitu kondisi kejenuhan lansia di masa pandemi
kelompok usia 45-59 tahun berjumlah 10 orang yaitu yang merasakan jenuh sebanyak 45 orang
(18%), kelompok usia 60-74 tahun berjumlah (83%) dan yang tidak jenuh sebanyak 9 orang
20 orang (37%) dan kelompok usia 75-90 (17%). Sedangkan kegiatn sehari-hari yang
tahun berjumlah 24 orang (44%). Jenis dilakukan lansia berupa berkebun sebanyak 5
penyakit yang diderita lansia menunjukkan orang (9%), social keagamaan sebanyak 4
lansia yang menderita hipertensi sebanyak 15 orang (6%) dan berdiam diri sebanyak 45
orang (28%), orang (83%).
diabetes mellitus sebanyak 21 orang
(39%),
Tabel 2. Frekuensi Lansia Mengkonsumsi TOGA selama Pandemi
No Frekuensi n %
1. Setiap hari 9 17
3 x / minggu 19 35
1 x/ minggu 26 48
Jumlah 54 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan setiap hari sebanyak 9 orang (17%), 3 kali
bahwa frekuensi mengkonsumsi olahan TOGA seminggu sebanyak 19 orang (35%) dan 1
selama pandemi yang dilakukan oleh lansia minggu sekali sebanyak 26 orang (48%).
Tabel 3. Distribusi Keluhan Lansia Sebelum dan Sesudah Swedish Massage.
No Karakteristik Sebelum Sesudah
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 43
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
n % n %
1. Keluhan Fisik
Cepat lelah 9 17 2 4
Kaku leher 11 21 3 6
Mudah flu 27 50 12 22
Nyeri ekstremitas 3 6 1 2
Tidak ada
keluhan 0 0 36 66
2. Insomnia
Sering gangguan 26 48 0 0
Kadang
terganggu 15 28 6 11

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 44


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
Tidak terganggu 13 24 49 91
3. Kecemasan psikis
terhadap kondisi
pandemi
Cemas 39 72 12 22
Tidak cemas 16 28 42 78

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan gangguan tidur atau Insomnia yang dialami


perbedaan prosentase bermakna sebelum dan lansia yaitu yang sering mengalami insomnia
sesudah dilakukan asuhan Swedish massage sebanyak 26 orang (48%), kadang-kadang
yaitu yang awalnya menyatakan cepat lelah terganggu sebanyak 15 orang (28%) dan tidak
sebanyak 9 orang (17%) berubah menjadi 2 mengalami insomnia sebanyak 13 orang (24%)
orang (4%), kaku leher sebanyak 11 orang meningkat menjadi 49 orang (91%).
(21%) menjadi 3 orang (6%), mudah Sedangkan untuk kondisi psikis lansia yang
flu mengalami kecemasan terhadap kondisi
sebanyak 27 orang (50%) menjadi 12 pandemi sebanyak 39 orang (72%) menjadi 12
orang orang (22%), dan yang tidak mengalami
(22%), nyeri ekstremitas sebanyak 3 orang kecemasan sebelumnya adalah 16 orang (28%)
(6%) menjadi 1 orang (2%) dan setelah menjadi 42 orang (78%).
dilakukan intervensi yang merasakan tidak ada
keluhan sebanyak 36 orang (66%). Untuk
keluhan
Tabel 4. Hasil analisis Paired Sample Statistic sebelum dan sesudah Swedish massage
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Systolsblm 132.78 54 18.162 2.472
Systolssdh 123.15 54 11.002 1.497
Diastolsblm 85.37 54 9.052 1.232
Diastolssdh 76.11 54 6.270 .853
Nadisblm 83.46 54 4.355 .593
Nadissdh 80.91 54 2.535 .345
RRsblm 24.93 54 2.441 .332
RRssdh 23.20 54 1.805 .246
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan yaitu rata-rata penurunan tekanan darah systole
bahwa terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan dan diastole adalah 10 mmHg, dan
dan sesudah dilakukan asuhan Swedish penurunan nadi dan respirasi.
massage
MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 44
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
Tabel 5. Hasil Analisis Paired Sample Correlation sebelum dan sesudah asuhan Swedish massage

N Correlation Sig.
Systolsblm & Systolssdh 54 .933 .000
Diastolsblm & Diastolssdh 54 .741 .000
Nadisblm & Nadissdh 54 .792 .000
RRsblm & RRssdh 54 .582 .000
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan hubungan kuat dan positif, serta tingkat
bahwa korelasi tekanan darah systole yaitu 0,9 korelasi pernapasan yaitu 0,5 yang
yang menunjukkan hubungan sangat kuat dan menunjukkan hubungan cukup kuat dan
positif, tingkat korelasi tekanan darah diastole positif. Keempat variabel diatas mempunyai
serta nadi yaitu 0,7 yang menunjukkan tingkat signifikan pada level < 0,01 artinya
sangat berhubungan
Tabel 6. Hasil Analisis Paired Sample Test Sebelum dan Sesudah Swedish massage
Paired Differences
Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval t df Sig. (2-tailed)
Deviation Mean of the Difference
Lower Upper
Systolsblm - 9.630 8.841 1.203 7.217 12.043 8.004 53 .000
Systolssdh
Diastolsblm 9.259 6.097 .830 7.595 10.923 11.159 53 .000

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 45


Diastolssdh
Nadisblm - 2.556 2.813 .383 1.788 3.323 6.676 53 .000
Nadissdh
RRsblm - RRssdh 1.722 2.023 .275 1.170 2.274 6.257 53 .000
Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan dapat memperparah kondisi penderita bahkan
tekanan darah systole dan diastole, nadi dan sampai mengakibatkan kematian (Intarti dan
pernapasan menunjukkan nilai Thitung> Ttabel Savitri, 2021).
2,093 dengan taraf signifikansi (2-tailed) Berdasarkan kejenuhan kelompok lansia
adalah 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha dengan suasana pandemi mzaka sebanyak 83%
diterima yaitu terdapat perbedaan tekanan lansia merasakan jenuh dan kegiatan sehari-hari
darah systole dan diastole, nadai dan yang dilakukan cenderung berdiam diri. Lansia
pernapasan sebelum dan sesudah dilakukan yang lebih banyak berdiam diri dengan minimal
asuhan Swedish massage terhadap stress lansia. aktifitas dapat menurunkan fungsi tubuh.
Orang yang mempunyai kesibukan sehari-
PEMBAHASAN hari yang cenderung aktif dan produktif maka akan
Berdasarkan karakteristik lansia yang memberikan kebugaran dan menghilangkan
telah mengkonsumsi olahan TOGA seperti kejenuhan sehingga pikiran tenang dan fresh.
yang tertera pada tabel 1 banyak ditemukan Aktivitas fisik akan memproduksi oksigen
pada kelompok lansia usia diatas 60 tahun. sehingga meningkatkan kerja mitokondria untuk
Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 menghasilkan energy yang dibutuhkan untuk
tahun atau lebih yang secara fisik berbeda kelangsungan hidup sel tubuh (Guyton & Hall,
dengan kelompok umur lainnya Semakin 2007)
bertambah usia maka kemungkinan seseorang Berdasarkan frekuensi konsumsi olahan
akan mengalami masalah fisik, jiwa, spiritual TOGA, oleh kelompok lansia pada tabel 2
dan sosial akibat dari proses degenerative yang menunjukkan bahwa frekuensi mengkonsumsi
ditunjukkan pada pola penyakit pada lansia. TOGA ada yang setiap hari sampai seminggu
Penyakit yang diderita kelompok lansia sekali. Konsumsi TOGA secara rutin dapat
dalam penelitian ini menderita hipertensi, DM membantu meningkatkan system imun tubuh
dan asam urat. Dalam kondisi lansia, sistem Jamu rimpang-rimpangan mempunyai fungsi
imun sebagai pelindung tubuh tidak bekerja untuk metabolisme tubuh, sebagai antiradang dan
semaksimal saat masih usia muda. Lansia yang antiinflamsi yang terkandung dalam jahe berupa
mempunyai penyakit kronis dapat senyawa gingerol dan shogaol, curcumin pada
meningkatkan resiko terpapar virus Corona kunyit dan tumerol pada temulawak. Bahan-
yang dapat menyebabkan gangguan fungsi bahan tersebut memiliki kandungan antioksidan
paru-paru dan organ tubuh yang lain sehingga yang tahan pemanasan sehingga aman

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 47


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
dikonsumsi (Suparmi dan Wulandari A, berfokus pada fleksibilitas dan gerakan sendi.
2012). Gerakan yang dilakukan pada pijatan ini berupa
Kondisi mengkonsumsi olahan TOGA gerakan ringan dengan cara kneading (meremas),
bukan untuk menyembuhkan penyakit namun friction (gesekan lembut), stretching
hanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh (peregangan), dan tapping (pukulan-pukulan
sebagai terapi penunjang (promotif) dan lembut) yang bertujuan memberikan kenyamanan
pencegahan (preventif) sehingga perlu dan relaksasi otot tubuh karena kelancaran
didukung adanya aktivitas fisik untuk sirkulasi darah. Gerakan pijatan ini berbeda
meningkatkan kebugaran (Nurlila dan Fua, dengan deep massage yang dapat meninggalkan
2020) rasa kaku pada tubuh (Ritanti dan Sari, 2019)
Berdasarkan hasil pada tabel 3 Teknik Swedish massage dilakukan selama
menunjukkan pada kondisi sebelum dan 30 atau 60 menit menyesuaikan kondisi tubuh
sesudah diberikan asuhan Swedish massage, kemudian dilakukan mengikuti gerakan dari
lansia mengalami kondisi keluhan fisik, system peredaran darah dengan melakukan usapan
insomnia dan kecemasan. Namun setelah lembut tubuh yang menuju ke jantung serta
dilakukan asuhan Swedish massage keluhan menghilangkan sisa metabolisme berupa asam
fisik, insomnia dan kecemasan mengalami laktat di anggota tubuh dengan melemaskan
penurunan secara signifikan. simpul otot atau jaringan tubuh yang disebut
Kondisi stress pada seseorang dapat adhesi sehingga pijatan ini juga dapat berperan
dibagi menjadi keluhan somatik, psikis dan dalam proses detoksifikasi (Widaryanti dan Riska,
gangguan psikomotor dengan atau tanpa 2019).
gejala psikotik. Keluhan somatik dapat Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
berupa nyeri dada atau jantung berdebar- terjadi perubahan rata-rata tekanan darah systole
debar, gangguan tidur (insomnia), nyeri otot, dan diastole , nadi dan pernafasan lansia setelah
sedih dan merasa bersalah, selalu tegang dan dilakukan asuhan Swedish massage. Kondisi stress
suka menyendiri. Sedangkan gangguan dapat mempengaruhi kerja jantung dengan
psikomotor dapat berupa kurang meningkatkan kerja hormone adrenalin sehingga
bersemangat, mudah lupa dan kurang terjadi peningkatan aliran darah dalam tubuh yang
konsentrasi (Intarti, dkk, 2018). berefek pada meningkatnya getaran pada
Swedish massage merupakan teknik pembuluh darah akibat kontraksi ventrikel kiri.
pijatan lurus memanjang pada otot yang Kondisi cemas akan dipersepsikan oleh indera ke

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 48


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
system limbic dan RAS (Reticular Activating perubahan systole,diastole denyut nadi dan
Sistem) yang dilanjutkan ke hipotalamus dan pernafasan.
hipofisis. Medulla kelenjar adrenal akan Kecemasan yang terjadi pada lansia salah
mensekresikan norepineprin dan epinefrin satunya ditandai dengan perubahan
yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh keseimbangan di dalam tubuh (homeostatis).
darah sehingga terjadi peningkatan denyut nadi Perubahan yang terjadi mengakibatkan
dan tekanan darah. (Supa’at dkk, 2013) terganggunya sirkulasi darah perubahan
Dalam kondisi kecemasan maka tekanan darah dan nadi. Ketika tekanan darah
peningkatan tekanan darah dan nadi hanya meningkat atau menurun itu merupakan suatu
bersifat sementara, selama hormone stress tanda dimana sirkulasi darah seseorang sedang
dapat dihilangkan maka tekanan darah dan bermasalah. Ketika sirkulasi darah menjadi
denyut nadi akan turun kembali mendekati tidak memadai lagi, maka system transport
normal. Oleh karena itu perlunya dilakukan oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil
asuhan Swedish massage yang berfungsi untuk metabolisme lainnya akan terganggu
melancarkan sirkulasi dengan membuat (Wahyuningsih dkk, 2011).
vasodiltasi pembuluh darah. System imunitas dimasa lansia tidak
Hasil analisis korelasi terhadap seoptimal saat masih muda, sehingga lansia
perubahan tekana darah, denyut nadi dan mudah terserang penyakit termasuk paparan
pernafasan berdasarkan tabel 5 menunjukkan virus covid-19. Upaya untuk menghilangkan
hubungan yang kuat dan positif dan sangat stress dan cemas salah satunya adalah dengan
bermakna. Hal tersebut bermakna bahwa memberikan terpai Swedish massage yang
pemberian asuhan Swedish massage sangat bertujuan selain membuat rileks juga dapat
berpengaruh pada penurunan tekana darah, membuat tubuh kembali bugar sehingga
denyut nadi dan pernafasan lansia. system imun akan meningkat.
Berdasarkan hasil perbedaan manfaat Teknik Swedish massage merupakan
sebelum dan sesudah pemberian asuhan teknik pemijatan lembut mulai dari darah kaki
Swedish massage pada tabel 6 dapat sampai dengan punggung dan kepala. Dengan
disimpulkan bahwa terdapat manfaat adanya pemijatan mulai dari daerah kaki dan
Swedish massage terhadap kecemasan punggung maka akan merangsang saraf eferen
lansia (p< 0,005) ditandai dengan adanya untuk melepaskan histamine dan asetilkolin
sehingga memberikan reflek vasodilatasi vena,

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 49


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
arteriol dan mengurangi aktivitas saraf yang ditandai dengan lansia semakin rilek dan
simpatis sehingga terjadi penurunan bugar yang ditunjukkan dengan perubahan tanda-
resistensi vaskuler perifer yang berdampak tanda vital mendekati normal.
pada penurunan tekanan darah (Supa’at
dkk, 2019). SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diharapkan untuk memberikan edukasi dan
Swedish Massage Therapy (SMT) pelatihan pada masyarakat tentang teknik Swedish
merupakan suatu metode pemijatan yang massage untuk menurunkan stress sehingga terjadi
dilakukan pada permukaan seluruh tubuh. peningkatan imunitas karena terbukti efektif
SMT efektif dalam penurunan tekanan terhadap penurunan tanda-tanda vital mendekati
darah pada ibu dengan hipertensi. Pada normal dan kecemasan.
tekanan darah sistole terjadi penurunan Peneliti berikutnya dapat
sebesar 12 mmhg dan penurunan diastole mengkombinasikan metode pemberian olahan
sebesar 5 mmhg (Intarti dkk, 2018). TOGA dan Swedish massage yang dilakukan oleh
keluarga atau orang terdekat pada kelompok lansia
SIMPULAN dengan frekuensi konsumsi yang telah ditentukan
Konsumsi olahan TOGA oleh lansia dan mengontrol pengaruh dari faktor lain.
meskipun sudah dilakukan secara rutin, namun
masih menimbulkan kondisi stress yang DAFTAR PUSTAKA
ditandai dengan adanya gangguan fisik, Alikin, A., Nuraeni, A., dan Supriyono, M.
kecemasan dan perubahan tanda-tanda vital. (2014). Pengaruh Back Massage dengan
Hal ini disebabkan karena olahan TOGA tidak Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan
untuk penyembuhan penyakit namun hanya Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di
membantu terapi sebagai upaya promotif dan Desa Kedungasri Kecamatan Ringinarum.
preventif ditambah dengan lansia cenderung Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
berdiam diri tanpa melakukan aktifitas American Heart Association. All About Heart
sehingga meningkatkan kejenuhan dan Rate (Pulse). American Heart Association;
menurunkan kebugaran. 2015.
Pemberian asuhan Swedish massage http://www.heart.org/HighBloodPressure/Rat
memberikan perbedaan manfaat sebelum dan ePulse_Article.
sesudah diberikan asuhan terhadap stress lansia

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 50


Jurnal ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan Volume 12 No 2, Hal 39 - 48, Juli 2021 P-ISSN 2087-4154
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati E-ISSN 2774-8669
Andria AR, 2018, Pengaruh Pijat kaki Covid-19 di Kelurahan Kadia Kota
dan Punggung terhadap Tingkat Kendari, Jurnal Mandala, 1(2): 54-61
Tekanan Darah pada Lansia di Panti Panduan Perlindungan Lanjut Usia
Wredha Daerah Surakarta, Skripsi Berperspektif Gender Pada Masa Covid-
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas 19 Deputi Bidang Perlindungan Hak
Muhammadiyah Surakarta Perempuan Kementerian Pemberdayaan
Badan Pusat Statistika. (2017). Statistik Perempuan Dan Perlindungan Anak
Penduduk Lanjut Republik Indonesia. 2020. melalui
Usia, https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dow
https://doi.org/10.1017/CBO9781107 nlo
415324. 004 ad/Panduan_Perlindungan_Lanjut_Usia_
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2021, Ber
Covid- 19.patikab.go.id perspektif_Gender_Pada_Masa_COVID-
Guyton & Hall. 2007. Buku ajar fisiologi 19.pdf
kedokteran. Edisi II. Jakarta : EGC. Pertiwi dkk, 2020, Pemanfaatan Tanaman Obat
Intarti WD, Puspita L, Oktaviani AS, Keluarga (TOGA) Meningkatkan Imunitas

2018, Efektifitas Swedish Massage Tubuh sebagai Pencegahan COVID-19,


Jurnal Ilmiah Pengembangan dan
Therapy (SMT) pada Ibu Lansia
Penerapan IPTEKS, 18(2): 110-118 DOI:
sebagai Upaya Penatalaksanaan
10.33369/dr.v18i2.12665
Hipertensi di Posyandu Lansia,
Ritanti R dan Sari A, 2019, Swedish
Jurnal Ilmiah Kebidanan Bidan
massage sebagai Intervensi Keperawatan
Prada, 2(9): 138-148
Inovasi dalam Menurunkan Tekanan
Intarti WD, Savitri NPH, 2021,
Darah pada
Manfaat Relaksasi Yoga dan
Swedish Massage terhadap
Stres Lansia saat Pandemi Covid- 19,
Jurnal Bina Cipta Husada: 1(17): 96-112
Jahja Y, 2011, Psikologi perkembangan.
Jakarta: Prenada Media.
Nurlila dan Fua, 2020, Jahe Peningkat
Sistem Imun Tubuh di Era Pandemi

MANFAAT ASUHAN… NAOMI, WIWIT 51


Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

Suparmi, & Wulandari, A. 2012.


Herbal Nusantara 1001
Ramuan Tradisional Asli
Indonesia. Yogyakarta: Andi
Offset.
Wahyuningsih Z, Nugroho S,
Mu’ah. Hubungan cemas
dengan peningkatan tekanan
darah pada pasien pre operasi
di Ruang Bourgenvil RSUD
DR.Soegiri Lamongan. Surya
2011; VIII(01): 53-9.
Windaryanti, R dan Riska, H.
2019. Terapi Komplementer
Pelayanan kebidanan
Berdasarkan Bukti Scientific
dan Empiris. Yogyakarta:
Deepublish.
World Health Organization.
Coronavirus. Centers for
Disease Control and
Prevention. 2020.
Coronavirus Disease 2019
(COVID- 19). People at Risk
for Serious Illness from
COVID-19.

1
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

PENGARUH TERAPI BERJALAN TERHADAP TINGKAT STRESS PADA


LANSIA DI SEMARANG

Sonhaji 1, Eka Putri Agesti 1


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada

Semarang email: soni_aji84@yahoo.com,

eka.putri@gmail.com

ABSTRAK

Lansia rentang mengalami stress dikarenakan dari faktor lingkungan, pola tidur yang buruk, isolasi
sosial. Cara melakukan aktivitas sehari-hari ataupun olahraga ringan seperti berjalan pagi. Berjalan
bentuk aktivitas fisik yang memiliki potensi untuk mengurangi stress. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh terapi berjalan terhadap tingkat stress pada lansia di rumah pelayanan sosial lanjut
usia di Pucang Gading Semarang. Desain penelitian pre ekperimental design menggunakan one group
pre-post test design, dengan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia
dengan stress sampel sebanyak 30 orang. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank
Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi berjalan nilai rata-rata/mean sebesar
28.200 dan setelah dilakukannya terapi berjalan nilai rata-rata/mean berubah menjadi 19.433. Hasil
anilisa data diperoleh hasil p value sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh terapi berjalan terhadap tingkat stress pda lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Pucang Gading, Semarang

Kata Kunci: terapi berjalan, stress, lansia

ABSTRACT

Elderly people experience stress due to environmental factors, poor sleep patterns, and social isolation.
How to do daily activities or light exercise such as walking in the morning. Walking is a form of physical
activity that has the potential to reduce stress. This study aims to determine the effect of walking therapy on
stress levels in the elderly in elderly social service homes in Pucang Gading Semarang. The pre-
experimental research design used one group pre-post test design, with a purposive sampling technique.
The population in this study were the elderly with a stress sample of 30 people. Data analysis used the
Wilcoxon Sign Rank Test statistical test. The results showed that before running therapy the mean value
was 28,200 and after running therapy the mean value changed to 19,433. The results of the data analysis
showed that the p value was 0.000 <0.05. Based on the above results it can be concluded that there is an
effect of walking therapy on stress levels in the elderly at the Pucang Gading Elderly Social Service Home,
Semarang.

2
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

Keywords: walking therapy, stress, the elderly


PENDAHULUAN masa lalu dan kondisi saat ini yang dialami.
Masa tua merupakan masa pasti Seseorang dikatakan stress bisa dilihat dari
dilewati setiap manusia dalam tingkatan stressnya, untuk tingkatan stress itu
kehidupannya. Proses membawa manusia sendiri mulai dari stress ringan,
dalam perubahan pada fisik dan fungsi sedang dan berat.(MOHAMAD, 2020)
fisiologis pada tubuhnya. (Santosa,
Olahraga merupakan salah satu
2017)Perubahan yang terjadi pada lansia
aktivitas fisik yang mudah dilakukan oleh
dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh
berbagai kalangan. (MOHAMAD,
serta mempengaruhi harapan hidup seiring
2020)Latihan berjalan merupakan
dengan peningkatan angka pertumbuhan
penduduk dalam hal ini adalah usia lanjut. latihan aerobik yang mudah dan murah

(Stainlay, M., & Beare, n.d.) untuk dilakukan, namun belum terdapat
penelitian mengenai efek latihan
Menurut Badan Pusat Statistik, pada
tersebut pada kecepatan berjalan, massa
tahun 2018 jumlah lansia sebesar
dan kekuatan otot lansia.(Wayan Budi
23.992.552 jiwa (9,77%) dan diperkirakan
Aryawan, 2018)
meningkat pada tahun 2020 sebesar
28.822.879 jiwa (11,34%). Peningkatan Berjalan menrupakan bentuk aktivitas
jumlah lansia ini tidak berbanding dengan fisik yang memiliki potensi untuk
peningkatan kesejahteraan hidupnya. mengurangi stress dengan berjalan di luar
(Depkes RI, 2018) Perubahan fisik dan ruangan dan mata memandang lingkungan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang sekitar memiliki efek restorative dapat
terjadi pada semua orang pada saat mereka mengurangi tingkat stress.(Hartmann, 2008)
mencapai usia tahap perkembangan Berjalan kaki secara harfiah dilakukan
kronologis tertentu. (Santosa, 2017) dengan alat gerak dilakukan menggunakan
alat gerak dominan yaitu kedua kaki kita
Proses penuaan yang terus berlangsung
yang diikuti dengan ayunan tangan kita dan
akan menyebabkan perubahan dan
bagian anggota tubuh yang lain secara
penurunan berbagai fungsi tubuh, termasuk
sinergis.(Khomarun et al., 2014)
di dalamnya perubahan fisik, mental, dan
sosial.(Y Indriana, 2008) Hal tersebut akan Berdasarkan hasil survei yang
membuat lansia lebih rentan terhadap dilakukan peneliti pada lansia di Rumah
munculnya berbagai penyakit salah satunya Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang
stress. Stres merupakan realitas kehidupan diperoleh 10 orang lansia di dapati bahwa
setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres terdapat 2 orang lansia tidak mengalami
disebabkan oleh perubahan yang stress, 4 orang lansia mengalami stress
memerlukan penyesuaian. (MOHAMAD, ringan dan 4 orang lansia stress sedang.
2020) Faktor yang mempengaruhi stress Berdasarkan hal tersebut, peneliti
bisa dari faktor genentik, pengalamann melakukan terapi jalan kaki kepada lansia
3
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

yang mengalami stress untuk mengurangi


tingkat stress yang dialami.
Tingka Max
N Mean SD Min
t stress
METODE Sebelum 30 28.20 7.331 18 39
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian pre eksperimental design,
yaitu eksperimen yang belum memenuhi Berdasarkan tabel di atas maka
persyaratan seperti cara eksperimen dapat diketahui bahwa tingkat stress
yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti lansia sebelum dilakukan terapi
peraturan-peraturan tertentu, yang berjalan mempunyai rata-rata/mean
digunakan untuk mengetahui pengaruh 28.20, std.deviasi 7.331 dan tingkat
terapi berjalan terhadap tingkat stress stress terendah18 dan tertinggi 39
lansia di Rumah Pelayanan Sosial 1.2 Tingkat stress lansia sesudah terapi
Pucang Gading Semarang. berjalan
Tabel 3.2. Rata tingkat stress lansia
Desain yang digunakan adalah one sesudah dilakukan terapi berjalan di
group pre-post test design, yaitu rumah pelayanan sosial lanjut usia
Pucang Gading Semarang
rancangan eksperimen yang dilakukan
pada satu kelompok saja tanpa Ma
Tingka Mea Mi
N S x
kelompok control. Penelitian ini untuk t stress n n
D
mengetahui hubungan sebab akibat dari Sesuda 3 19.4 4.86 13 27
h 0 3 8
perlakuan yang telah diberikan,sehingga
besarnya efek eksperimen dapat
diketahui dengan pasti. (Nursalam, Berdasarkan tabel di atas maka

2014) Teknik sampling yang digunakan dapat diketahui bahwa tingkat stress

dalam penelitian ini adalah non lansia sesudah dilakukan terapi berjalan

probability sampling dengan teknik mempunyai rata-rata/mean 19.43,

purposive sampling dengan jumlah std.deviasi 4.868 dan tingkat stress

sampel 30 orang. terendah13 dan tertinggi 27.

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Analisa Bivariat

1. Analisa Univariat Berdasarkan tabel di atas maka


1.1 Tingkat stress lansia sebelum
dapat diketahui bahwa tingkat stress
terapi berjalan
lansia sesudah dilakukan terapi berjalan
Tabel 3.1. Rata tingkat stress lansia
mempunyai rata-rata/mean 19.43,
sebelum dilakukan terapi berjalan di
rumah pelayanan sosial lanjut usia std.deviasi 4.868 dan tingkat stress

Pucang Gading Semarang terendah13 dan tertinggi 27.

4
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

Tabel 3.2 Pengaruh Terapi Berjalan Efektivitas untuk menurunkan


terhadap tingkat stress pada lansia di
rumah pelayanan sosial lanjut usia stress salah satunya dengan melakukan
Pucang Gading Semarang terapi berjalan dengan waktu kurang
lebih selama 10 menit yang dilakukan
Mean P
value setiap harinya pada saat pagi hari karena

Tingkat stress lansia


udara pagi yang masih baik dengan
sesudah dilakukan terapi 28.2000 lingkungan hidupnya yang bersih itu
berjalan - tingkat stress 0,000
lansia sebelum dilakukan 19.4333 lebih efektif.(Yeniar Indriana et al.,
terapi berjalan
2010)(Junaidi, 2011). Aktivitas jalan

Berdasarkan analisa bivariat dengan kaki bentuk aktivitas fisik sedang untuk

menggunakan uji korelasi uji Wilcoxon lansia yang dapat memiliki pengaruh

Signed Ranks Test maka didapatkan pada keadaan fisik lansia yang

hasil p value sebesar 0,000 < 0,05 maka mengalami stress, dimana stress dapat

Ho ditolak atau Ha diterimaartinya ada mempengarui fisiologis tubuh seperti

Pengaruh Terapi Berjalan terhadap meningkatnya denyut jantung dan

tingkat stress pada lansia di rumah tekanan darah.(Hapsari & Khotimah,

pelayanan sosial lanjut usia Pucang 2020) Aktivitas jalan kaki baik jalan

Gading Semarang. kaki ringan atau jalan kaki cepat


memiliki pengaruh dalam menurunkan
Stress yang terjadi pada lansia
tekanan darah dalam penelitian ini stress
bermula dari stressor kehidupannya baik
yang terjadi pada lansia. (Wayan Budi
dari kondisi fisik, psikologis, maupun
Aryawan, 2018)
social yang muncul dari situasi dan
kondisi dimana lansia berada. (Yeniar Aktivitas fisik yang sederhana

Indriana et al., 2010) Stres pada lansia untuk lansia untuk menurunkan terhadap

juga bisa dipicu oleh adanya relasi sosial tingkat stress, bahwa banyaknya stresor

atau kondisi lingkungan yang buruk. dapat menimbulkan stress pada diri

Lingkungan sekitar, yang akan membuat seseorang dan bukan karena stress yang

lansia merasa tidak nyaman atau disebabkan dari lingkungan saja tetapi

nyaman dan saling baur membaur lansia dari dalam diri individu.(Junaidi, 2011)

kemungkinan akan memiliki perasaan Namun, sumber stress dapat berubah-


positif terhadap sesuatu yang dikaitkan ubah sesuai dengan perkembangannya
dengan masalah sosialnya. (Yeniar karena tergantung dengan koping yang
Indriana et al., 2010) dimilikinya, sehingga dukungan dan
interaksi yang akrab antara lansia dapat
mengurangi stres yang dialami lansia.
5
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021, Halaman 1-6 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946

(Yeniar Indriana et al., 2010; Santosa, menanganani lansia yang mengalami


2017) stress dan cara managemen stress.
DAFTAR PUSTAKA
Jalan kaki merupakan aktivitas fisik
yang sangat hakiki dalam kehidupan Depkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar.

manusia. Jalan kaki atau berjalan kaki


Hapsari, S., & Khotimah, S. N. K.
merupakan salah satu bentuk aktivitas
(2020).
fisik yang juga merupakan olahraga,
PENGARUH BRISK WALKING
karena berjalan kaki merupakan
EXERCISE TERHADAP TEKANAN
serangkaian gerak yang dilakukan secara
DARAH PADA LANSIA.
sistematis dan fungsional juga, dalam
Jurnal
bentuk latihan low impact. (Junaidi,
Kesehatan Al-Irsyad, 13(1), 50–55.
2011) Jalan kaki dipagi hari dilakukan
dengan tujuan meningkatkan dan
Hartmann, T. (2008). Terapi Jalan Kaki.
mempertahankan denyut jantung pada
Penerbit Serambi.
zona latihan yang telah dianjurkan
selama 30 menit tanpa henti. Aktivitas
Indriana, Y. (2008). Gerontologi:
jalan kaki seperti ini organ tubuh lainnya
Memahami Kehidupan Usia
akan ikut diaktifkan. Secara teratur akan
Lanjut.
timbul perubahan bersifat adaptasi tubuh
UNIVERSITAS DIPONEGORO.
yang pada akhirnya akan meningkatkan
Indriana, Yeniar, Kristiana, I. F., Sonda, A.,
taraf kesehatan.
& Intanirian, A. (2010). Tingkat stres
SIMPULAN
lansia di panti wredha “pucang
Kesimpulan penelitian ini terlihat
gading” semarang. Jurnal Psikologi
dari Tingkat stress lansia sebelum
Undip, 8(2).
dilakukan terapi berjalan mempunyai
rata-rata/mean 28.00, std.deviasi 7.331 Junaidi, S. (2011). Pembinaan fisik lansia
melalui aktivitas olahraga jalan kaki.
dan tingkat stress terendah18 dan
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia,
tertinggi 39 tingkat stress lansia sesudah
1(1).
dilakukan terapi berjalan mempunyai
rata-rata/mean 19.43, std.deviasi 4.868
dan tingkat stress terendah13 dan
tertinggi 27. Latihan Jalan Kaki ini
memiliki pengaruh terhadap perubahan
tingkat stress pada lansia. Latihan jalan
kaki ini diharapkan mampu
6
Khomarun, K., Nugroho, M. A., & Wahyuni,
E. S. (2014). Pengaruh aktivitas fisik jalan pagi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi stadium I di Posyandu Lansia Desa Makamhaji. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2).

MOHAMAD, R. B. U. (2020). PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN STRES PADA


LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI DESA PUCANGRO KECAMATAN
KALITENGAH KABUPATEN
LAMONGAN. Universitas Muhammadiyah Lamongan.

Nursalam. (2014). Managemen Keperawatan : Aplikadi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika.

Santosa, I. M. E. (2017). Pengaruh Teknik Manajemen Stress Terhadap Penurunan Tingkat Stress Pada Lansia
Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 2(2).

Stainlay, M., & Beare, G. (n.d.). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. EGC.

Wayan Budi Aryawan, N. (2018). PERBANDINGAN PENINGKATAN KECEPATAN BERJALAN, MASSA


DAN KEKUATAN OTOT PADA PEMBERIAN TERAPI BERJALAN METODE FARTLEK DAN
HABITUAL GAIT SPEEDWANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDA. Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai