M DENGAN
Disusun Oleh :
ANITA AYU SULISTYOWATI 2004070
AYUNDA PADMASARI WIBOWO 2004072
BAUN 2004074
ILUH SEKAR AYU DEA MUNARARSI 2004079
KATARINA OKTAVIANA DONGORAN 2004081
KENNY CHAIYONO 2004082
KRISTIN DWI RATNASARI 2004083
NONIE MEGA DINI 2004091
RUTH WIDYA PINASHTI 2004094
YULIA FRISKA ARDHIANI 2004096
Gastroenteritis Kronik
Gastroenteritis kronik diklasifikasikan:
3. Gastroenteritis sekresi, yaitu gastroenteritis dengan volume feses yang
banyak disertai gangguan elektrolit.
4. Gastroenteritis osmotic, terjadi bila ada partikel yang tidak dapat diaborbsi
sehingga osmolaritas meningkat dan air tertarik ke plsma.
5. Gastroenteritis eksudatif, inflamasi akan menyebabkan kerusakan mukosa.
Patofisiologi
Perubahan
Enterotoksin direabsobsi Nyeri akut
ke dalam darah
kapasitas usus BAB encer >
4x/hari Intervensi:
Gastroenteritis
Akut
Kehilangan cairan & Nadi lemah, pucat, Malnutrisi energi Kehilangan cairan
elektrolit (BAB berlebih dan
dan akral dingin dan protein
muntah
Asidosis metabolik
Mukosa bibir Resiko syok Defisiensi
kering, turgor Dehidrasi hipovolemik enzim
kulit kembali Renjatan Syok
sangat lambat Malabsorbsi
Kekurangan hipovolemik hipovolemik
Intervensi:
volume cairan
- Monitor nilai Enteropati Penurunan
Kerusakan laboratorium dengan pH darah kesadaran
integritas kulit Intervensi: (kadar asam laktat,
kehilangan menurun
pH)
- Monitor status hidrasi
protein
Albumin & Rangsangan pusat
- Berikan cairan
Intervensi: imunoglobulin pernafasan Kematian
- Monitor balance cairan kristaloid sesuai
- Berikan cairan dan kebutuhan hilang
- Berikan cairan
nutrisi yang adekuat Nafas cepat dan dalam
parenteral - Monitor TTV
- Identifikasi respon Ansietas
- Kolaborasi pemberian Ketidakseimbangan
alergi
cairan intravena, nutrisi kurang dari
- Ganti diapers secara pemasangan NGT, kebutuhan tubuh Gangguan pola Intervensi:
rutin douwer cateter dan nafas
pemeriksaan elektrolit - Ajarkan teknik
Intervensi: distraksi &
Intervensi:
relaksasi
- Jaga kepatenan
- Monitor asupan
jalan nafas - Beri rasa empati,
nutrisi, intake-
rasa aman &
output - Pemberian O2
nyaman
- Pemberian nutrisi sesuai kebutuhan
- Dampingi pasien
parenteral - Ajarkan teknik & keluarga
- Pemasangan NGT relaksasi nafas
dalam
Manifestasi klinis
Gejala umum
Anak cengeng dan gelisah.
Nafsu makan berkurang atau hilang
Mengeluarkan kotoran lembek dan sering merupakan gejala khas diare
Muntah
Demam
Mengalami gejala dehidrasi
Gejala spesifik
Vibrio cholera
disenteriform
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
2. Pemeriksaan darah
3. Duodenal intubation
Penatalaksanaan
1. Cairan per oral,
2. Cairan parenteral,
3. Pengobatan diuretic
4. Terapi A,B,C
5. Pemberian tablet zinc
Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan elektrodiagram).
Hipoglikemia.
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktase.
Kejang, terjaddi pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan gastroenteritis jika lama
atau kronik).