Anda di halaman 1dari 9

MATERI

SENAM ANTI STROKE

A. Definisi
Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan tanda
dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam,
disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke
hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,
atau kematian (Junaidi, 2011).

B. Penyebab
1. Stroke Iskemik
Beberapa penyebab stroke iskemik:
a. Emboli
Emboli adalah hambatan pada aliran pembuluh darah dapat berupa
gelembung udara atau darah yang menggumpal. Sumber embolisasi
dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis akan tetapi dapat juga
di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
1) Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis,
dapat berasal dari “plaque athersclerotique” yang berulserasi
atau dari trombus yang melekat pada intima arteri akibat trauma
tumpul pada daerah leher.
2) Embolisasi kardiogenik dapat terjadi pada:
a) Penyakit jantung dengan “shunt” yang menghubungkan
bagian kanan dengan bagian kiri atrium atau ventrikel;
b) Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang
meninggalkan gangguan pada katup mitralis;
c) Fibralisi atrium;
d) Infarksio kordis akut;
e) Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
f) Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endrokardial
jantung miksomatosus sistemik;
3) Embolisasi akibat gangguan sistemik dapat terjadi sebagai:
a) Embolia septik, misalnya dari abses paru atau bronkiektasis.
b) Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru.
4) Embolisasi lemak dan udara atau gas N
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun
dari right-sided circulation (emboli paradoksikal). Penyebab
terjadinya emboli kardiogenik adalah trombi valvular seperti
pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan), trombi mural
(seperti infark miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal
jantung kongestif) dan atrial miksoma. Sebanyak 2-3 persen
stroke emboli diakibatkan oleh infark miokard dan 85 persen di
antaranya terjadi pada bulan pertama setelah terjadinya infark
miokard.
b. Trombosis
Trombosis adalah proses koagulasi dalam pembuluh darah yang
berlebihan sehingga menghambat aliran darah, atau bahkan
menghentikan aliran tersebut. Tempat terjadinya trombosis yang
paling sering adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada
daerah distribusi dari arteri karotis interna. Adanya stenosis arteri
dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga
meningkatkan resiko pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi
plak), dan perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle
sel, defisiensi protein C, displasia fibromuskular dari arteri serebral,
dan vasokonstriksi yang berkepanjangan akibat gangguan migren.
Setiap proses yang menyebabkan diseksi arteri serebral juga dapat
menyebabkan terjadinya stroke trombotik (contohnya trauma, diseksi
aorta thorasik, arteritis).
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau
pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi
atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang
mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak akan
menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan
fungsi kontrol otak.
Penyebab stroke hemoragik sangat beragam, yaitu:
a. Perdarahan intraserebral primer (hipertensif)
b. Ruptur kantung aneurisma
c. Ruptur malformasi arteri dan vena
d. Trauma (termasuk apopleksi tertunda paska trauma)
e. Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP,
gangguan fungsi hati, komplikasi obat trombolitik atau anti koagulan,
hipofibrinogenemia, dan hemofilia.
f. Perdarahan primer atau sekunder dari tumor otak.
g. Septik embolisme, myotik aneurisma
h. Penyakit inflamasi pada arteri dan vena
i. Amiloidosis arteri
j. Obat vasopressor, kokain, herpes simpleks ensefalitis, diseksi arteri
vertebral, dan acute necrotizing haemorrhagic encephalitis.

C. Tanda dan Gejala


Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi
otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2012), antara lain:
1. Defisit Lapang Pandangan
a. Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan
b. Kesulitan menilai jarak
c. Diplopia
2. Defisit Motorik
a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang
sama).
b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama).
c. Ataksia (Berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki.
d. Disartria (Kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung
jawab untuk menghasilkan bicara.
e. Disfagia (Kesulitan dalam menelan)
3. Defisit Sensorik : kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
4. Defisit Verbal
a. Afasia ekspresif (Tidak mampu membentuk kata yang dapat
dipahami)
b. Afasia reseptif (Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan)
c. Afasia global (kombinal baik afasia reseptif dan ekspresif)
5. Defisit Kognitif
a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Perubahan penilaian
6. Defisit Emosional
a. Kehilangan kontrol diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi

D. Deteksi Dini Stroke


Metode FAST merupakan singkatan dari kata Facial drooping, Arm weakness,
Speech difficulties dan Time.
1. Face drooping
Facial drooping adalah wajah yang tertarik ke satu sisi atau ke bawah dan
sulit untuk digerakkan. Misalnya, daerah wajah terlihat seperti “terjatuh”
pada satu bagian.
2. Arm weakness
Arm weakness adalah ketika seseorang mengalami kesulitan untuk
menggerakan lengan tangannya. Pada beberapa kejadian penderita
mengalamai mati rasa atau sensasi kebas meskipun masih bisa
menggerakkan tangan.
3. Speech difficulties
Sesuai dengan namanya, speech difficulties artinya kesulitan berbicara.
Pada tahap ini, penderita berbicara dengan tidak jelas dan cenderung sulit
dipahami.
4. Time
Terakhir, bila terjadi hal-hal di atas, maka waktu respons. Jadi, waktu
amatlah penting bagi seseorang yang terkena serangan stroke. Semakin
cepat memperoleh pertolongan, maka akan semakin banyak sel otak yang
dapat diselamatkan.

E. Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer & Bare (2012) meliputi:
1. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah
adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan hemoglobin serta hemotokrit pada tingkat dapat
diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
2. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena)
harus menjamin penurunan vesikositas darah dan memperbaiki aliran
darah serebral. Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu perlu dihindari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi
atrium atau dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan
aliran darah keotak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.

F. Manfaat Senam Anti Stroke


1. Memperlancar proses pembentukan sel baru karena perubahan usia
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya
terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit.

G. Senam Anti Stroke


SOP Senam Pencegahan & Penanggulangan Stroke:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SENAM PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN STROKE

1. PENGERTIAN Senam pencegahan dan penanggulangan stroke


merupakan latihan atau gerakan pada tonus otot,
gerak motorik, sensorik, dan keseimbangan.
Senam ini dirancang sedemikian rupa untuk
memberikan rangsangan pada beberapa reseptor
yang akan dibawa ke otak, selanjutnya diproses
dan menghasilkan gerakan yang terkoordinasi.

2. TUJUAN a. Melatih koordinasi otot


b. Menunjang tercapainya tujuan program
fisioterapi khusus dan rehabilitasi pada
umumnya
c. Memberikan motivasi baru bagi klien stroke
dalam bentuk terapi latihan dan terapi
relaksasi
d. Meningkatkan kebersamaan antara sesame
klien dengan terapis, klien dengan keluarga,
dan keluarga dengan terapis.
3. INDIKASI a. Klien stroke dalam masa rehabilitas,
b. Klien dengan resiko stroke

4. KONTRAINDIKASI a. Klien stroke dalam fase akut dan kritis


5. PERSIAPAN a. BHSP
PASIEN b. Berikan penjelasan mengenai senam
pencegahan stroke
6. PERSIAPAN ALAT a. Baju training yang tidak terlalu sempit dan
menyerap keringat
b. Lingkungan sekitar cukup kondusif untuk
digunakan sebagai sarana untuk melakukan
senam pencegahan dan penanggulangan
stroke.
7. CARA KERJA a. Posisi badan berdiri lurus menghadap kedepan
b. Lakukan gerakan jalan ditempat 1 x 8
c. Lakukan gerakan tepuk tangan 4 x 8
d. Lakukan gerakan tepuk jari 4 x 8
e. Lakukan gerakan jalin tangan dengan
menjalin kedua tangan 4 x 8
f. Lakukan gerakan silang ibu jari dengan
gerakan bergantian kiri dan kanan 4 x 8
g. Lakukan gerakan dengan mengadu sisi
kelingking
2x8
h. Lakukan gerakan dengan mengadu sisi
telunjuk
2x8
i. Lakukan gerakan ketok pergelangan tangan
bergantian kiri dan kanan 2 x 8
j. Lakukan gerakan ketok nadi dengan tangan
sisi kelingking bergantian kiri dan kanan 2 x 8
k. Lakukan gerakan dengan saling menekan jari
jari dan menggerakkan kedepan dan
kebelakan 2 x 8
l. Lakukan gerakan mengepal dan membuka
tangan 2 x 8
m. Lakukan gerakan menepuk punggung tangan
secara bergantian kanan dan kiri 4 x 8
n. Lakukan gerakan menepuk lengan sampai
bahu bergantian kiri dan kanan 4 x 8
o. Lakukan gerakan menepuk pinggan 2 x 8
p. Lakukan gerakan menepuk paha 4 x 8
q. Lakukan gerakan samping betis 2 x 8
r. Lakukan gerakan jongkok dan berdiri 2 x 8
s. Lakukan gerakan dengan menepuk perut 2 x 8
t. Lakukan gerakan menjinjit kaki 2 x 8

8. HASIL a. Respon verbal


Klien akan mengungkap perasaan rileks yang
dirasakan baik secara fisik maupun
psikologis, merasa senang telah menunjukkan
peningkatan kemampuan dalam melakukan
gerak motorik, tidak mengalami ketegangan
otot, dan dapat beristirahat
b. Respon non verbal
Klien tampak lebih rileks, menunjukkan
peningkatan kemampuan gerak motorik, dan
segar.
9. HAL-HAL YANG a. Tekanan darah dan status tanda vital klien
PERLU b. Tingkat kelelahan klien
DIPERHATIKAN: c. Kepatuhan klien terhadap gerakan
DAFTAR PUSTAKA

Arya W.W. (2011). Strategi Mengatasi & Bangkit dari Stroke. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI.
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai