Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN IMPLEMENTASI TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK LATIHAN SLOW DEEP BREATHING UNTUK


MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA BP. S
DI KELURAHAN TERBAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN
KABUPATEN YOGYAKARTA

Oleh:
Ni Putu Ira Sudiantari
2004054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
Hari : Selasa
Tanggal : 22 Maret 2021
Jam : 10.00 WIB

I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan kepada Bp. S pada hari
Sabtu, 13 Maret 2021 didapatkan data bahwa Bp. S mengatakan memiliki
riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan saat pengkaji Bp. S
mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, namun setelah dilakukan
pengukuran tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah 180/100 mmHg.
Bp. S mengatakan tidak mengetahui banyak terkait penyakit hipertensi.
Diagnosis keperawatan utama yang muncul pada Bp. S adalah risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hipertensi.
Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh, penulis tertarik untuk
memberikan Terapi Aktivitas Kelompok tentang latihan Slow Deep
Breathing. Berdasarkan hasil literature riview dari berbagai jurnal penelitian
yang dilakukan oleh penulis terkait latihan Slow Deep Breathing dinyatakan
bahwa efektif untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Slow Deep
Breathing adalah suatu aktivitas untuk mengatur pernapasan secara lambat
dan dalam yang aktivitasnya disadari oleh pelakunya, korteks serebri
mengatur pengendalian pernafasan secara sadar dan medulla oblongata
mengatur pernapasan secara spontan atau automatik Tarwoto (2011) dalam
(Septiawan, 2018). Slow Deep Breathing merangsang sekresi
neurotransmitter endorphin pada sistem syaraf otonom yang berefek pada
penurunan kerja syaraf simpatis dan meningkatkan kerja syaraf parasimpatis
yang efeknya dapat mempengaruhi denyut jantung menjadi lebih lambat dan
terjadiya vasodilatasi pada pembuluh darah Mahtani et al. (2016) dalam
(Septiawan, 2018). Slow Deep Breathing juga efektif dalam menurunkan
tekanan arteri rata-rata atau Mean Arterial Pressure (MAP) serta
meningkatan Heart Rate Variability Nagarajan, 2014 dalam (Septiawan,
2018).
II. RENCANA KEPERAWATAN
A. Diagnosis Keperawatan Gerontik
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
hipertensi
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
3. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan latihan Slow Deep Breathing, diharapkan Bp. S
mampu mendemonstrasikan latihan Slow Deep Breathing dan takanan
darah Bp. S mengalami penurunan.
C. Tujuan Khusus
Setelah satu kali pertemuan selama 30 menit, Bp. S mampu:
1. Menjelaskan definisi latihan Slow Deep Breathing
2. Menjelaskan tujuan latihan Slow Deep Breathing
3. Mampu menjelaskan indikasi latihan Slow Deep Breathing
4. Mampu menjelaskan kontraindikasi latihan Slow Deep Breathing
5. Mampu mendemonstrasikan latihan Slow Deep Breathing

III. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


A. Hari/tanggal : Selasa/ 22 Maret 2021
B. Waktu : 10.00 WIB
C. Tempat : Rumah Bp. S
D. Topik : Latihan Slow Deep Breathing
E. Metode : Ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab
F. Media : Video

IV. KRITERIA EVALUASI


A. Struktur
1. Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan dengan
pembimbing minimal 1 hari sebelum supervisi
2. Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi mengenai Slow
Deep Breathing untuk pasien dengan hipertensi
3. Bp. S telah menyepakati waktu pelaksanaan latihan Slow Deep
Breathing
4. Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan minimal 2 hari
sebelum supervisi
B. Proses
1. Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu demonstrasi latihan
Slod Deep Breathing
2. Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati dengan Bp. S
3. Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan latihan Slow Deep
Breathing
4. Bp. S aktif selama proses implementasi dan interaksi dengan
mahasiswa
5. Alat dan media dapat digunakan
C. Hasil
1. 70% Bp. S mampu menjelaskan definisi latihan Slow Deep
Breathing
2. 70% Bp. S mampu menjelaskan tujuan latihan Slow Deep Breathing
3. 70% Bp. S mampu menjelaskan indikasi latihan Slow Deep
Breathing
4. 70% Bp. S mampu menjelaskan kontraindikasi latihan Slow Deep
Breathing
5. 70% Bp. S mampu mendemonstrasikan latihan Slow Deep
Breathing
6. Disepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

V. LAMPIRAN
A. Materi
1. Definisi
Slow Deep Breathing ialah salah satu bagian dari latihan relaksasi
dengan teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar. Slow
Deep Breathing merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar
untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat. Terapi
relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
dapat mengatasi berbagai masalah, misalnya stress, ketegangan otot,
nyeri, hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain. Relaksasi
secara umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi,
dan perilaku (Andarmoyo, 2013).
2. Manfaat dan Tujuan Latihan pernapasan
a. Melatih cara bernapas yang benar
b. Melenturkan dan memperkuat otot pernapasan
c. Melatih ekpektorasi yang efektif
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Mempercepat asma yang terkontrol
f. Mempertahankan asma yang terkontrol
g. Kualitas hidup lebih baik
3. Kontraindikasi
Latihan asma tidak boleh dilakukan
a. Tidak dalam serangan asma
b. Sesak dan batuk
c. Tidak dalam serangan jantung
d. Tidak dalam stamina menurun akibat flu, kurang tidur, dan baru
sembuh.
4. Langkah-langkah melakukan latihan Slow Deep Breathing yaitu
sebagai berikut:
a. Atur pasien dengan posisi duduk atau berbaring.
b. Kedua tangan pasien diletakkan di atas perut.
c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui
hidung dan tarik napas selama tiga detik, rasakan perut
mengembang saat menarik napas.
d. Tahan napas selama tiga detik.
e. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan napas
secara perlahan selama enam detik. Rasakan perut bergerak ke
bawah.
f. Ulangi langkah a sampai e selama 15 menit.
g. Latihan Slow Deep Breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu
pagi dan sore hari.
Tarwoto (2011) dalam (Septiawan, 2018)

B. SOP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengumpulkan data tentang klien
b. Menciptakan lingkungan yang nyaman membuat rencana
pertemuan tindakan keperawatan
c. Melakukan verifikasi tindakan pemberian Slow Deep
Breathing
d. Menyiapkan alat dan bahan (jika diperlukan)
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada klien dengan menyapa nama
pasien dan perawat memperkenalkan diri
b. Menjelasakan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien
c. Melakukan kontrak waktu dan tempat kepada klien
d. Menanyakan persetujuan dan persiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
Langkah-langkah melakukan latihan slow deep breathing yaitu
sebagai berikut:
a. Atur klien dengan posisi duduk atau berbaring
b. Kedua tangan pasien diletakkan di atas perut
c. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam
melalui hidung dan tarik napas selama tiga detik, rasakan
perut mengembang saat menarik napas.
d. Tahan napas selama tiga detik.
e. Kerutkan bibir, keluarkan melalui mulut dan hembuskan
napas secara perlahan selama enam detik. Rasakan perut
bergerak ke bawah.
f. Ulangi langkah a sampai e selama 15 menit.
g. Latihan slow deep breathing dilakukan dua kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari.
4. Tahap Terminasi
a. Merapikan klien.
b. Evaluasi setelah pemberian tindakan.
c. Kontrak tindak lanjut
d. Salam
e. Dokumentasi hasil tindakan

C. Gambar setting dan tempat TAK

Mahasiswa Media

Pendamping
Bp. S
BP. S

Pembimbing Institusi Mahasiswa

(Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep) (Ni Putu Ira
Sudiantari)

VI. REFERENSI
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Septiawan, T. (2018). Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing Terhadap
Nilai Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan.
Retrieved from
https://journals.umkt.ac.id/index.php/jik/article/view/171

VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai