Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perubahan gaya hidup modern yng dianut oleh sebagian besar
masyarakat kita membawa dampak yang kurang baik. Kecenderungan gaya
hidup masyarakat sekarang ini lebih banyak berdiam diri, duduk terlalu lama
didepan smartphone atau laptop. Hal ini jika dilakukan dalam waktu yang
lama akan mengakibatkan ganguan pada sistem otot rangka.
Gangguan otot sistem rangka yang sering dikeluhkan adalah nyeri
pada punggung bawah atau lebih sering dikenal dengan istilah Low back pain
(LBP). LBP dapat muncul saat beraktivitas atau ketika istirahat. Bahkan
keluha LBP juga sering diutarakan setelah bangun tidur, batuk atau mengejan.
Nyeri pada kondisi LBP dapat bersifat terlokalisir atau menyebar di area
punggung bawah. Kondisi nyeri ini juga kadang dijumpai pada area pantat
sampai lipat pantat (Hendrawan & Lestari, 2017).
Nyeri punggung bawah merupakan gangguan pada otot yang paling
sering kita jumpai di antara gangguan otot lainnya. Nyeri punggung bawah
akut telah menduduki urutan ke-5 di Amerika Serikat dari penyebab
terbanyak ang berobat kepada pelayanan kesehatan. Sembilan dari 10 orang
dewasa pernah mengalami nyeri punggung bawah selama hidupnya dan 5 dari
10 orang mengalami setiap tahun (Lusianawaty, 2013). Word Health
Organization (WHO) juga mengatakan bahwa setiap negara industri tercatat
2%-20% pertahun penderita yang mengalami LBP atau nyeri punggung
bawah. National safety council juga melaporkan bahwa sakit akibat kerja
dengan frekuensi kejadian terus-menerus yang menduduki data paling tinggi
adalah nyeri/sakit punggung bawah, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus. Data
statistik Amerika Seikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20%
pertahunnya. Didapatkan data sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan
disebabkan oleh adanya kelainan organik, melainkan disebabkan oleh
kesalahan posisi tubuh

1
Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
dalam kerja, misalnya kesalahan posisi saat duduk, posisi saat mengangkat
beban berat (Kardina Hayati, 2020).
Prevalensi nyeri punggung bawah berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 7,30% tertinggi di Aceh (13,26%),
sedangkan terendah di Sulawesi Barat sebesar 3,16%) (RISKESDAS, 2018).
Prevalensi nyeri punggung bawah di Jawa Barat pada tahun 2018
menduduki urutan ke-5, sebagai provinsi dengan kasus nyeri punggung
bawah yaitu sebesar 8,86% setelah Papua yaitu sebesar 10,43%
(RISKESDAS, 2018).
Prevalensi nyeri punggung bawah berdasarkan rekapitulasi 10 besar
penyakit klinik saraf di RSUD kelas B Cianjur tahun 2015 menduduki urutan
ke-5 yaitu sebesar 5,78% (BPSKAB.CIANJUR, 2016)
Nyeri punggung bawah yang dirasakan ini tentunya dapat menjadi
masalah jika menggangu aktivitas sehari-hari. Nyeri ini tentu akan
menggangu dan mengurangi produktifitasnya. Apabila LBP ini dibiarkan dan
tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius
seperti hilangnya kontrol menahan buang air kecil atau besar, sakit saat batuk
atau bersin, kelemahan yang semakin memperberat pada kedua atau salah
satu sistem ekstremitas bawah, hingga kelumpuhan (Cik Imah Widiyaningsih,
2015). Mengurangi nyeri dapat dilakukan menggunakan terapi farmakologis
ataupun menggunakan terapi non farmakologis. Metode cryotherapy yang
dapat digunakan yaitu ice massage. Penanganan dengan menggunakan ice
massage dilihat dari proses trauma atau cedera pada jaringan lunak. Aplikasi
dengan menggunakan ice massage dapat memberikan perubahan pada kulit,
jaringan subkutan, intramuskular dan suhu pada persendian (Hayati & Devi,
2020).
Ice massage adalah tindakan pemijatan dengan menggunakan es pada
area yang sakit, tindakan ini merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan
untuk menghilangkan nyeri. Pembeian ice massage dilakukan selama 5
sampai 10 menit. Hal ini sesuai dengan penelitian arif hermawan tahun 2017
yang berjudul pijat es dan penguluran metode fasilitas propiocepic

2
Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
neuromuskular dalam mengurangi derajat nyeri pada nyeri punggung bawah
miogenik yang menyatakan bahwa terapi ice massage dapat menurunkan
derajat nyeri pada pasien low back pain.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
membuat karya tulis ilmiah dan melakukan “aplikasi terapi ice massage
terhadap nyeri pada pasien low back pain di wilayah kerja puskesmas
sindangbarang kabupaten cianjur”

1.2. Tujuan Penelitian


Penulis dapat memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawata
dengan menggunakan terapi ice massage.

1.3. Pengumpulan Data


Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
1.3.1. Observasi Pengamatan
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan fisik
dengan pendekatan IPPA: Insfeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi pada
sistem tubuh klien. Peneliti juga menggunakan metode pengumpulan
data observasi yang meninjau langsung keadaan responden.
Dalam hal ini peneliti dapat mengetahui kondisi, tempat
tinggal, status kesehatan dan keadaan psikologis responden.
1.3.2. Wawancara
Dalam metode ini peneliti melakukan anamnesis dengan fokus
pertanyaan: pengkajian identitas pasien, keluhan utama, riwayat
kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, serta pola aktivitas sehari-hari dan lain-lain.
1.3.3. Studi Pustaka
Penulis memperoleh sumber-sumber kepustakaan melalui
jurnal, buku, internet, yang memiliki hubungan dengan konsep dan
teori yang terkait dengan aplikasi terapi ice massage.

3
Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data mengenai
aplikasi terapi ice massage terhadap nyeri pasien low back pain Hasil
penelitian ini diharapkan dapat m enjadi informasi dasar untuk
menerapkan antara ilmu pengetahuan dan teori yang diperoleh selama
pekuliahan.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi perawat
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi perawat untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh
aplikasi terapi ice massage terhadap nyeri pasien low back
pain.
1.4.2.2. Bagi Puskesmas
Diharapkan institusi puskesmas khususnya perawat
dapat menerapkan terapi non farmakologi dengan aplikasi
terapi ice massage terhadap nyeri pasien low back pain
sehingga dapat menjadikan acuan baru untuk menemukan
tindakan praktis dan mudah dilakukan dan mengurangi
dampak negatif farmakologi dan obat-obatan.
1.4.2.3. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu
dan sebagai referensi bahan pembelajaran aplikasi terapi ice
massage terhadap nyeri pasien low back pain.
1.4.2.4. Bagi klien/keluarga
Menambah wawasan pengetahuan bagi keluarga
klien, membantu klien dan keluarga klien dalam penanganan
penyakitnya, khususnya pada pasien penderita low back pain.
dan dapat mengurangi biaya untuk pengobatan farmakologi.

4
Universitas Muhammadiyah
Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai