PENDAHULUAN
Masalah Low Back Pam ( LBP ) adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia
dengan prevalensi global 7,2 % , mempengaruhi 4 dari 5 orang dalam hidup mereka
( Shebib , 2019 ) . Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) telah
mengidentifikasi LBP adalah salah satu dari tiga masalah kesehatan teratas yang menjadi
target pengawasan di dalam WHO . LBP mempengaruhi siapa saja , dari jenis kelamin
apapun , ras atau latar belakang ekonomi , LBP memiliki substansial lampak pada
kesejahteraan finansial dan keseluruhan individu dan masyarakat ( Morris , L.D. 2018 ) .
Insiden LBP ditemukan di Eropa ( 5,7 % ) dan Afrika ( 2,4 % ) ( Ravindra , 2018 )
( Harahap et al . , 2019 )
Secara umum prevalensi LBP diperkirakan satu tahunnnya adalah 38,0 % E 19,4 %
dan lebih tinggi pada populasi lansia ( Ikeda , 2019 ) . LBP paling banyak terjadi pada
usia 40-80 tahun dan meningkat dengan bertambahnya usia menyebabkan kondisi diskus
intervertebralis berubah . Seringkali , degenerasi diskus adalah penyebab nyeri punggung
pada orang lanjut usia . Secara umum , usia adalah faktor risiko untuk penyakit
degeneratif , oleh karena itu usia yang lebih tua dikaitkan dengan risiko degenerasi yang
lebih tinggi dalam LBP ( Pratama et al , 2019 ) . Angka kejadian pasti dari LBP di
Indonesia diperkirakan bervariasi antara 7,6 % sampai 37 % ( Widiyanti , E.C. L. 2009
dalam Rohmawan , E.A 2017 ) . ( Harahap et al . , 2019 )
2. 2.
2. Skala nyeri numerik Skala
ini digunakan sebagai pengganti alat deskripsi kata . Pasien diminta untuk menilai
nyeri menggunakan skala 0-10 . Digunakan efektif untuk mengkaji penurunan nyeri
sebelum dan setelah dilakukan intervensi , dikarenakan selisih antara penurunan dan
peningkatan nyeri lebih mudah diketahui
1. Skala analog visual
Suatu garis lurus yang mewakili penurunan nyeri yang terus menerus dan
pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya . Skala ini meminta pasien secara bebas
mengidentifikasi tingkat keparahan nyeri yang dialami
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan memiliki
gejala yang tidak dapat terdeteks
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif pasien mendesis , menyeringai , dapat menunjukkan
lokasi nyeri , dapat mendeskripsikannya , dapat mengikuti perintah dengan baik . Memiliki
karateristik adanya peningkatan frekuensi pernafasan , tekanan darah , kekuatan otot , dan
dilatasi pupil.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respon terhadap tindakan , dapat menunjukkan lokasi nyeri , tidak dapat
mendeskripsikannya , tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi .
Memiliki karateristik muka pasien pucat , kekakuan otot , kelelahan dan LBP
10 Nyeri sangat berat: Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul .
2.1.3 . Konsep LBP
2.1.2.1 . Definisi LBP
LBP atau LBP merupakan nyeri pada punggung bagian bawah , bukan merupakan penyakit
atau diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan nyeri yang dirasakan di area yang
terkena bervariasi lama terjadinya nyeri ( WHO , 2013 ) . LBP merupakan nyeri di sekitar
lumbosakral dan sakroiliakal yang disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki . Mobilitas
punggung bawah yang sangat tinggi , berfungsi sebagai menyangga beban tubuh dan
sekaligus berdekatan dengan jaringan lain yaitu traktus digestivus dan traktus urinarius yang
bila mengalami perubahan patologik tertentu dapat menimbulkan nyeri yang dirasakan di
daerah punggung bawah . ( Harsono , 2015 ) . ( Sidemen & Claudia , 2016 )
Nyeri punggung adalah nyeri yang berkaitan dengan bagaimana tulang , ligamen dan
otot punggung bekerja , hal ini biasanya terjadi sebagai akibat gerakan mengangkat ,
membungkuk , atau mengejan , dan dapat hilang timbul ( Bull & Archard , 2007 ) . Dapat
disimpulkan bahwa LBP merupakan perasaan nyeri pada area pinggang bawah yang dapat
menjalar sampai ke tungkai atau kaki yang dapat dialami oleh setiap orang , yang bila tidak
ditangani akan menimbulkan kecacatan
2.1.2.2 Anatomi Fisiologi
Tulang punggung adalah tulang yang tersusun tidak beraturan serta membentuk
punggung yang saling berhubungan dengan kokoh satu sama lainnya . Akan tetapi dapat
membentuk sebuah gerakan seperti membungkuk dll . Tulang punggung merupakan
penyangga utama bagi kepala dan bagian tubuh dimana dapat melindungi saraf tulang
belakang atau medulla spinalis dan membuat posisi tubuh dapat tegak saat duduk dan berdiri
( Imelda , 2015 ) . Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra yang dihubungkan oleh
diskus intervertebralis dan beberapa ligamentum , Tulang columna vertebralis terdiri dari
tujuh vertebra servikalis , dua belas vertebra torakalis , lima vertebra lumbalis , sakrum dan
vertebra coccygeac ( Gibson , 2015 )
1. Vertebra dan Sendi Tipikal
Vertebra menunjukkan perbedaan berdasarkan pola yang umum . ( Gibson , 2015 )
1) Corpus lempeng tulang yang tebal , agak melengkung di permukaan atas dan
bawah .
2) Arcus vertebrae : terdiri dari Pediculus di bagian depan ( bagian tulang yang
berjalan ke arah bawah dari corpus , dengan lekukan pada vertebra di
dekatnya membentuk foramen intervertebralis ) dan Lamina di bagian
belakang ( bagian tulang yang pipih berjalan ke arah belakang dan ke dalam
untuk bergabung dengan pasangan dari sisi yang berlawanan ) .
3) Foramen Vertebrale : Lubang besar yang dibatasi oleh corpus di bagian
depan , pediculus di bagian samping dan lamina dibagian samping dan
belakang
4) Foramen Invertebrale lubang pada bagian samping , diantara dun vertebra
yang berdekeatan dilalui oleh nervus spinalis yang sesuai .
5) Processus Articularis superior dan inferior membentuk persendian dengan
processus yang sama dengan vertebra diatas dan dibawahnya .
6) Spina : penonjolan yang mengarah ke belakang dan bawah
7) Diskus Intervertebralis yaitu cakram yang melekat pada permukaan corpus
dua vertebrae yang berdekatan . Terdiri dari annulus fibrosus ( cincin
jaringan fibrokartilaginosa pada bagian luar ) dan nucleus pulposus ( zat semi
cair yang mengandung sedikit serat dan tertutup didalam annulus fibrosus )
2. Ligamentum Terdapat sejumlah ligamentum yang menghubungkan vertebra , antara
lain : ligamentum longitudinalis anterior ( berjalan ke bawah dan kedepan corpus
vertebra ) , ligamentum longitudinalis posterior ( berjalan kebawah dan kebelakang
corpus vertebra , yaitu di dalam canalis vertebralis ) dan ligamentum - ligamentum
pendek yang menghubungkan processus tranversus dan spina , serta mengelilingi
sendi pada processus artikularis . ( Gibson , 2015 )
3. Vertebra Cervikal Struktur umum tulang cervical memiliki bentuk tulang yang kecil
dengan spina atau tonjolan tulang yang memanjang dan procesus spinosus ( bagian
seperti sayap pada belakangnya ) yang pendek , terdiri dari 7 tulang cervikal yang
berfungsi sebagai menahan kepala agar stabil , menggerakkan kepala ke kiri , kanan ,
atas , bawah , dll ( Imelda , 2015 ) , Vertebra cervicalis kecil memiliki corpus yang
tipis dan memiliki processus transversus , dibedakan dengan adanya foramen ( yang
dilalui oleh arteri vertebralis ) dan juga dua ruberkel ( Gibson , 2015 ) . Semua
vertebra sekviks memiliki foramina transversal untuk lintasan arteri vertebra .
Vertebra serviks pertama ( atlas ) dan vertebra serviks kedua ( aksis ) untuk
menyangga dan menggerakkan kepala ( Ethel Sloane 2003 ) .
4. Vertebra Thoracica Vertebra ini menjadi lebih besar dari atas ke arah bawah karena
harus menopang berat badan yang semakin besar . Vertebra ke dua belas merupakan
vertebra massif yang menyerupai vertebra lumbalis . ( Gibson , 2015 ) Vertebra
thoracica atau toraks memiliki prosesus spinosa panjang , yang mengarah ke bawah
dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus yang digunakan untuk
artikulasi tulang iga ( Ethel Sloane , 2003 ) .
5. Vertebra Lumbalis Tulang pinggang atau lumbal merupakan tulang yang yang paling
tegap konstruksinya dan menanggung beban paling berat daripada yang lainnya .
Lumbal berfungsi melindungi spinal cord ( Imelda , 2015 ) . Vertebra lumbalis
merupakan tulang yang masif dengan processus lateralis dan spinosus yang kuat
Canalis Vertebra dibentuk oleh sambungan foramen vertebrale dan oleh discus
intervertebralis dan ligamentum yang menghubungkannya Canalis ini berisi medulo
spinalis , nervus spinalts . pembuluh darah dan meningen Sakrum dibentuk oleh lima
vertebra yang berfusi menjadi satu ( Gibson , 2015 ) . Vertebra lumbal merupakan
vertebra terpanjang dan terkuat . Prosesus spinosanya pendek dan tebal serta
menonjol hamper searah garis horizontal ( Sloane , 2003 ) .
6. Os Sacral Tulang sacral adalah tulang belakang yang tehubung langsung dengan
tulang pelvis yang membentuk dorsal panggul pada manusia ( Imelda , 2015 ).
7. Os Coccygeus Os Coccygeus merupakan tulang kecil berbentuk segitiga , dibentuk
dari empat os coccygeus yang bergabung satu Tulang ini berartikulasi dengan sacrum
dan membentuk sebagian tulang posterior pelvis ( Gibson , 2015 ) , Koksiks atau
tulang ekor menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum , yang kemudian
membentuk sendi dengan sedikit pergerakan ( Sloane , 2003 ).
8. Gerakan Columna Vertebralis Columna vertebralis dapat melakukan fleksi , ekstensi ,
rotasi dan gerakan lateral . Gerakan ini dapat disebabkan karena adanya gerakan -
gerakan kecil diantara vertebra yang berdekatan dan perubahan pada diskus
intervertebralis yang dapat dikontrol dan diperlebar . Nyeri punggung sering
diakibatkan asimetri minor columna vertebralis , terutama region lumbosakral . Bila
terjadi pada region lumbalis , pasien mengalami nyeri punggung bawah ( lumbago )
atau nyeri menjalar ke tungkai ( sciatica ) ( Gibson , 2015 ) .
2.1.2.3 . Patofisiologi LBP
Pada kasus LBP mekanik , aktivasi nosireseptor disebabkan oleh rangsang mekanik ,
yaitu penggunaan otot yang berlebihan ( overuse ) . Pengunaan otot yang berlebihan
dapat terjadi pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur yang salah
dalam jangka waktu yang cukup lama di mana otot - otot di daerah punggung akan
berkontraksi untuk mempertahankan postur tubuh yang normal , atau pada saat aktivitas
yang menimbulkan beban mekanik yang berlebihan pada otot - otot punggung bawah ,
misalnya mengangkat beban - beban yang berat dengan posisi yang salah ( tubuh
membungkuk dengan lutut lurus dan jarak beban ke tubuh cukup jauh ) . Penggunaan
otot yang berlebihan menyebabkan iskemia dan inflamasi . Setiap gerakan otot akan
menimbulkan nyeri sekaligus akan menambah spasme otot . Karena terdapat spasme otot
, sehingga lingkup gerak punggung bawah menjadi sedikit dan terbatas . Mobilitas
lumbal menjadi terbatas , terutama untuk gerakan membungkuk ( fleksi ) dan memutar
( rotasi )
Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut menggunakan otot - otot
punggungnya untuk melakukan gerakan pada lumbal . Selanjutnya akan menyebabkan
perubahan fisiologis pada otot - otot tersebut , yaitu berkurangnya massa otot dan
penurunan kekuatan otot . Akhirnya individu akan mengalami penurunan tingkat
aktivitas fungsionalnya . Kontruksi punggung yang unik memungkinkan terjadinya
fleksibilitas dan memberi perlindungan terhadap sumsum tulang belakang . Otot - otot
abdominal berperan pada aktivitas mengangkat beban dan sarana pendukung tulang
belakang . Obesitas , masalah struktur , peregangan berlebihan pada sarana pendukung
ini menyebabkan nyeri punggung Perubahan degenerasi diskus intervetebra akibat usia
menjadi fibrokartilagu yang padat dan tidak teratur merupakan penyebab nyeri punggung
binsų , 1-4 - L5 dan L5 - S1 mengalami stress mekanis dan menekan sepanjang radiks
saraf tersebut Keluhan nyen punggung bawah dan keterbatasan aktivitas menimbulkan
keluhan dan masalah pada pasien yang mengalami nyeri punggung bawah ( Muttaqin
2012 )
2.1.2.4 . Klasifikasi LBP
LBP dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor berdasarkan kelainannya atau
jaringan yang mengalami kelainan tersebut . Macnab menyusun klasifikasi LBP sebagai
berikut : viserogenik , neurogenik , vaskulogenik , psikogenik dan spondilogenik Adams
& Victor menggolongkan sifat nyeri ke dalam lima golongan , yaitu : nyeri lokal , nyeri
acuan atau reffered pain , nyeri radikuler , nyeri spasme otot , dan nyeri yang tidak
diketahui sifat atau asalnya .
Mahar Mardjono menggolongkan LBP sebagai berikut : LBP mekanik yang dibagi
menjadi akut dan kronik , LBP organik yang dibedakan atas osteogenik , diskogenik , dan
neurogenik , LBP acuan dan LBP psikogenik . Selain klasifikasi tersebut , terdapat
klasifikasi patologi yang klasik yaitu trauma , infeksi , neoplasma , degenerasi dan
kongenital ( Harsono , 2015 ) .
2.1.2.5. Karakteristik LPB
2.3 Hipotesis
Hipotesis didalam penelitian merupakan jawaban sementara penelitian yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut ( Nursalam , 2011 ) . Hipotesis
alternatif pada penelitian ini adalah Ha Ada pengaruh terapi bekam kering terhadap
intensitas nyeri pada pasien dengan LBP
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Prosedur Teknis
1. Setelah mendapatkan ijin dari pihak Praktek Perawat Dawan Usadha untuk
melakukan penelitian , terlebih dahulu peneliti menunggu pasien yang datang
kemudian peneliti melakukan penyeleksian pasien sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi . Setelah pasien setuju menjadi responden , selanjutnya
akan diberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan , serta
menandatangani informed consent ( persetujuan ) sebagai subjek penelitian .
2. Penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang peneliti pendamping dimana
sebelumnya dilakukan pelatihan dan penyamaan persepsi antara peneliti dan
peneliti pendamping pada tanggal 1 Nopember 2020 .
3. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan bekerja sama dengan
perawat di Praktek Perawat Dawan Usadha , serta pasien yang datang dengan
keluhan LBP . Responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan tentang manfaat dan tujuan penelitian serta resiko yang dialami .
Apabila responden menyatakan bersedia secara sukarela untuk ikut sebagai
subjek penelitian , maka responden diminta menandatangani informed consent
dan jika menolak menjadi responden maka peneliti tidak memaksa untuk
menghormati hak pasien .
4. Peneliti melakukan wawancara kepada responden dengan mengisi lembar
wawancara yang berisikan tentang biodata responden ( inisial nama , usia ,
jenis kelamin ) dan pengukuran intensitas nyeri dengan mengunakan intensitas
nyeri numerik . Wawancara akan dilakukan kepada responden sebelum
diberikan terapi bekam kering dan sesudah diberikan terapi bekam kering .
5. Terapi bekam kering hanya diberikan satu kali dimana pasien yang telah
memenuhi kriteria insklusi selama 5 menit dan kemudian dilakukan
pengukuran intensitas nyeri kembali 10 menit setelah diberikan terapi bekam
kering
6. Data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi ke dalam matriks
pengumpulan data yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan kemudian
dilakukan analisis data.
3.6.3 . Instrumen Pengumpul Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih
mudah diolah ( Tanzeh & Arikunto , 2004a ) .
Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan menggunakan embar
wawancara untuk mengukur intensitas nyeri berupa Skala Nyeri Numerik ( Numerical Rating
Scale , NRSS ) dengan skor 0-10 untuk mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah terapi
. Intensitas ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah
intervensi terapeutik . Pengukuran ini lebih mudah dipahami pasien baik bila diberikan secara
lisan atau mengisi form kuesioner ( Tanzeh & Arikunto , 2004b ) ,
Lembar wawancara yang digunakan pada penelitian ini berisi inisial nama , umur ,
jenis kelamin dan pertanyaan yang diajukan mengenai intensitas nyeri yang akan ditanyakan
sebelum dilakukan terapi bekam kering dan sesudah dilakukan terapi bekam kering
3.7 . Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 . Pengolahan Data
Menurut Riyanto ( 2009 ) pengolahan data merupakan suatu cara mengolah
sedemikian rupa data yang masih mentah ( raw data ) sehingga menjadi informasi yang
akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian . Agar analisis menghasilkan
informasi yang benar , ada empat tahapan dalam mengolah dala , yaitu :
1. Editing
Merupakan mengumpulkan semua hasil pengukuran dan mengecek
kelengkapan data pada lembar wawancara 2.
2. Coding .
Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka / bilangan agar mempermudah pada saat analisis data dan juga pada saat
entry data . Adapun kode yang digunakan yaitu pada pedoman lembar wawancara
antara lain :
1) Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur , kode 1 untuk
kelompok umur 26-35 tahun , kode 2 untuk kelompok umur 36-45
tahun , kode 3 untuk kelompok umur 46-55 tahun .
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin , kode 1 untuk laki
laki dan kode 2 untuk perempuan.
3. Entry
Merupakan upaya memasukkan data kedalam program Statistikal Package for
the Social Sciens ( SPSS ) untuk selanjutnya dilakukan analisis
4. Cleaning
Data yang telah di entry dicocokkan dan diperiksa kembali dengan data yang
didapatkan pada wawancara apakah sudah benar atau belum . Kemudian data yang
didapat disajikan dalam bentuk tabel .
3.7.2 . Analisis Data
Tehnik analisa data yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
1. Analisis univariat
Analisis yang dilakukan adalah univariat ( deskriptif ) , yaitu analisis yang dilakukan
pada tiap tabel dari hasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat
menghasilkan mean , range standar deviasi , distribusi frekuesi dari tiap variabel . Analisis
ini dimaksudkan untuk megetahui distribusi dari variabelvariabel yang diamati sehingga
dapat mengetahui gambaran tiap variabel . Adapun data yang dianalisis secara univariat
meliputi : ( a ) biodata pasien yang terdiri dari umur dan jenis kelamin ( b ) Intensitas
Nyeri sebelum diberikan terapi bekam kering , dan ( c ) Intensitas Nyeri setelah diberikan
terapi bekam kering .
2. Analisis bivariat
Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji variabel - variabel
penelitian yaitu variabel independen dengan variabel dependen . Hal ini berguna
untuk membuktikan atau menguji hipotesis yang telah dibuat . Untuk mengetahui
adanya pengaruh terapi bekam kering terhadap intensitas nyeri pada pasien LBP .
Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data . Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan Shapiro - wilk didapatkan hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data yang telah terkumpul diolah dengan teknik analisa data yaitu
mempergunakan uji parametrik . Penelitian ini menggunakan uji normalitas data
dengan menggunakan uji Shapiro Wilk . Data dikatakan berdistribusi normal apabila
nilai p > 0,05 . Dalam penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas pre test ( 001 ) dan
post test ( , 003 ) sehingga p value < dari a 0,05 maka disimpulkan data tidak
berdistribusi normal . Karena data tidak berdistribusi normal maka analisis data
menggunakan uji Wilcoxon signed ranks test dengan tingkat kepercayaan 95 % ( α =
0,05 ) .
3.8 . Etika Penelitian
Permasalahan dalam etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia
menjadi isu sentral yang berkembang saat ini . Pada penelitian di Ilmu Keperawatan ,
hamper 90 % subjek yang digunakan adalah manusia , oleh karena itu peneliti harus
memahami prinsip - prinsip etika penelitian ( Nursalam , 2017 ) . Secara umum
prinsip etika dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bagian , yaitu prinsip
manfaat , prinsip mengharga hak - hak subjek dan prinsip keadilan ( Syafri , Edi ;
Endrizal , 2017 ).
Sebelum melakukan penelitian , peneliti mengajukan permohonan ke praktek
perawat Dawan Usadha Klungkung untuk memberikan ijin dalam melakukan studi
pendahuluan dengan memberikan surat keterangan studi pendahuluan sebagai lahan
penelitian . Langkah - langkah yang dilakukan untuk memenuhi etika penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Autonomity ( Hak untuk menjadi responden )
Autonomity adalah mebagikan lembar pengantar kuesioner kepada subjek
penelitian yang bertujuan bahwa subjek mengetahui identitas peneliti , maksud dan
tujuan , serta manfaat dari penelitian . Subjek penelitian yang akan dijadikan
responden harus menandatangani lebar peersetujuan ( informed consent ) , tetapi jika
subjek tidak bersedia terlibat didalam penelitian maka peneliti tidak boleh
memaksakan karena subjek mempunyai hak untuk tidak bersedia terlibat dalam
penelitian ( Hidayat , 2014 ) . Dalam penelitian ini tidak ada responden yang menolak
dijadikan subyek penelitian
2. Informed consent ( lembar persetujuan )
Lembar persetujuan penelitian diberikan sebelum penelitian dilakukan .
Tujuannya adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
yang diteliti selama pengumpulan data . Jika subjek bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan . Jika subjek menolak untuk diteliti maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya ( Nursalam , 2016 ) .
3. Anonimity ( Tanpa nama )
Dalam menjaga kerahasiaan responden , peneliti tidak mencantumkan nama pada
lembar pengumpulan data dan hanya mencantumkan inisial nama nama dari
responden pada lembar pengumpulan data . Kerahasiaan yang dilakukan peneliti
merpakan upaya untuk melindungi setiap identitas responden dan semua data yang
dibutuhkan dalam lingkup penelitian ( Hidayat , 2014 ) ,
4. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah -
masalah lainnya . Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin erahasiaannya
oleh penelitian ( Sugiono , 2016 )
DAFTAR PUSTAKA
Bourdieu , P. , Education , L , Albright , J. , Luke , A. , Abingdon , E. , Routledge , E. ,
Grenfell , M. , Post - postmodernisme , I. E. , Monjelat Implicada , P. , La , E. N ..
Fairstein , G. A. , Monjelat , N. , Monjelat , A. , Daniela , U. De , Sociales , C. ,
Virtual , C .. Motivación , C. , Sociales , C. , Bello Garcés , S. , ( 2018 ) . Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Low Back Pain dengan Pemberian Akupresure . 15 ( 2 ) ,
Motivaci , I .. Director , 2017-2019 .
https://www.uam.es/gruposinv/meva/publicaciones jesus capitulos espanyol_jesus /
2005_motivacion para el aprendizaje Perspectiva alumnos.pdf % 0Ahttps :
//www.researchgate.net/profile/Juan Aparicio7 / public ation / 253571379 Los
estudios sobre el cambio_conceptual
Galih , M. A. ( 2009 ) . Teknik Bekam . 8-45 .
Harahap , hap . P. S. , Marisdayana , R. , & Al Hudri , M. ( 2019 ) . Faktor - faktor yang
berhubungan dengan keluhan Low Back Pain ( LBP ) pada pekerja pengrajin batik
tulis di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2018 Risel Informasi Kesehatan , 7
( 2 ) , 147. https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.157
Hikmatun , L. , Fatmawati , V. & Imania , D. R. ( 2019 ) . Hubungan Pekerjaan Dengan
Keluhan Low Back Pain Pada Lansia Di Puskesmas Gamping 1 .
III , B. A. B. ( 2013 ) . Metode Penelitian Analisa Data . E Tesis UIN , 38 50 .
Istichomah , C. ( 2011 ) . Perbedaan Efektivitas Analgesia Terapi Bekam Dengan
Akupunktur Pada Nyeri Leher . 1-21 . http://eprints.ums.ac.id/14884/
Karjoyo , J. , Pangemanan , D. , & Onibala , F. ( 2017 ) . Pengaruh Senam Kegel Terhadap
Frekuensi Inkontinensia Urine Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tumpaan Minahasa Selatan . Jurnal Keperawatan UNSRAT , 5 ( 1 ) . 107046 .
Kesehatan , F. I. ( 2019 ) . Hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan low back pain di
puskesmas gamping 1 sleman yogyakarta .
Lestari , N. K. Y. N. E. S. ( 2019 ) . Pengaruh terapi bekam kering terhadap keluhan nyeri
punggung bawah pada pengerajin wanci di desa bresela kecamatan payangan . 3 ( 2 )
https://ejournal.upnvj.ac.id/index.php/Gantari/article/download/1044/pdf
Permenkes . ( 2544 ) . Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ( Permenkes )
Nomor HK.02.02 / MENKES / 148 / 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat .
Ramananda , G. ( 2014 ) . Pengaruh Terapi Terapi Bekam Kering Terhadap Intensitas Nyeri
Pasien Dengan Low Back Pain . COPING NERS ( Community of 1 Publishing m
http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/10772
S. C. Smeltzer dan B. G. Bare . ( 2002 ) . Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan
Suddarth ( Agung Waluyo ( ed . ) ) .
Sidemen , S. , & Claudia , C. ( 2016 ) . Manajemen Nyeri Pada Low Back Pain ( p . 14 ) .
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ale5496f4ae4b5cdf5